Implementasi Pancasila sebagai Etika dalam Tindakan
Sosial Masyarakat
Abstrak
Artikel ini mengkaji implementasi
Pancasila sebagai landasan etika dalam tindakan sosial masyarakat Indonesia.
Pancasila, sebagai ideologi dan dasar negara, memiliki potensi besar untuk
menjadi panduan etis dalam menghadapi berbagai tantangan sosial kontemporer.
Melalui analisis literatur dan studi kasus, penelitian ini mengeksplorasi
bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan
sosial, termasuk pendidikan, ekonomi, politik, dan hubungan antar masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Pancasila sebagai etika sosial
dapat berkontribusi signifikan dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis,
adil, dan sejahtera. Namun, tantangan seperti interpretasi yang beragam dan
kurangnya internalisasi nilai-nilai Pancasila masih perlu diatasi. Artikel ini
menyimpulkan bahwa revitalisasi dan kontekstualisasi Pancasila sebagai etika
sosial sangat penting untuk menjawab dinamika sosial yang terus berubah di
Indonesia.
Kata Kunci : Pancasila, etika sosial, implementasi, masyarakat Indonesia, nilai-nilai luhur
Pendahuluan
Pancasila, sebagai fondasi ideologis
dan filosofis negara Indonesia, telah menjadi bagian integral dari identitas
nasional sejak proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945. Lima prinsip yang
terkandung dalam Pancasila - Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia - mencerminkan nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam perkembangan sejarah
Indonesia, Pancasila telah membuktikan daya tahannya sebagai ideologi pemersatu
di tengah keberagaman suku, agama, ras, dan golongan yang ada di negara ini.
Namun, seiring dengan perubahan zaman dan munculnya berbagai tantangan baru
dalam kehidupan sosial, relevansi dan implementasi Pancasila sebagai etika
dalam tindakan sosial masyarakat perlu dikaji ulang dan direvitalisasi.
Globalisasi, perkembangan teknologi
informasi, dan perubahan sosial yang cepat telah membawa dampak signifikan
terhadap cara masyarakat Indonesia berinteraksi dan memaknai nilai-nilai
tradisional. Di satu sisi, hal ini membuka peluang baru untuk kemajuan dan
kesejahteraan. Di sisi lain, muncul tantangan-tantangan baru seperti
meningkatnya individualisme, konsumerisme, dan erosi nilai-nilai komunal yang
selama ini menjadi ciri khas masyarakat Indonesia.
Dalam konteks ini, Pancasila
memiliki potensi besar untuk menjadi landasan etis yang relevan dalam menjawab
berbagai persoalan sosial kontemporer. Nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila tidak hanya bersifat abstrak atau idealistik, tetapi juga memiliki
dimensi praktis yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat.
Artikel ini bertujuan untuk
mengeksplorasi bagaimana Pancasila dapat diimplementasikan sebagai etika dalam
tindakan sosial masyarakat Indonesia. Pembahasan akan mencakup analisis
konseptual tentang Pancasila sebagai sistem etika, relevansinya dalam konteks
sosial kontemporer, serta contoh-contoh konkret implementasinya dalam berbagai
aspek kehidupan sosial.
Lebih lanjut, artikel ini juga akan
mengidentifikasi tantangan-tantangan yang dihadapi dalam upaya
mengimplementasikan Pancasila sebagai etika sosial, serta merumuskan
strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi tantangan tersebut.
Dengan demikian, diharapkan artikel ini dapat memberikan kontribusi dalam upaya
revitalisasi Pancasila sebagai panduan etis yang relevan dan aplikatif dalam
kehidupan sosial masyarakat Indonesia kontemporer.
Permasalahan
Implementasi Pancasila sebagai etika
dalam tindakan sosial masyarakat Indonesia menghadapi beberapa permasalahan
utama yang perlu diidentifikasi dan dianalisis:
- Interpretasi dan Pemahaman yang Beragam: Salah satu
tantangan utama adalah adanya interpretasi dan pemahaman yang beragam
tentang Pancasila di kalangan masyarakat. Perbedaan latar belakang
pendidikan, sosial, dan budaya menyebabkan munculnya tafsir yang berbeda-beda
tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila seharusnya diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat menimbulkan kebingungan dan bahkan
konflik dalam implementasinya.
- Kesenjangan antara Teori dan Praktik: Meskipun
Pancasila sering dikutip dan didiskusikan dalam wacana publik, masih
terdapat kesenjangan yang signifikan antara pemahaman teoretis dan
implementasi praktisnya. Banyak warga negara yang memahami Pancasila
secara konseptual, namun mengalami kesulitan dalam menerjemahkannya ke
dalam tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
- Pengaruh Globalisasi dan Modernisasi: Arus globalisasi
dan modernisasi telah membawa nilai-nilai baru yang terkadang bertentangan
dengan nilai-nilai tradisional yang terkandung dalam Pancasila. Misalnya,
meningkatnya individualisme dan materialisme dapat mengancam semangat
gotong royong dan keadilan sosial yang menjadi inti dari Pancasila.
- Kurangnya Internalisasi Nilai Pancasila: Meskipun
Pancasila diajarkan di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan, proses
internalisasi nilai-nilainya masih belum optimal. Banyak generasi muda
yang menganggap Pancasila hanya sebagai doktrin formal negara, bukan
sebagai panduan etis yang relevan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
- Politisasi dan Instrumentalisasi Pancasila: Sejarah menunjukkan
bahwa Pancasila sering kali dipolitisasi dan diinstrumentalisasi untuk
kepentingan kelompok tertentu. Hal ini dapat mengurangi kredibilitas
Pancasila sebagai landasan etis yang universal dan inklusif bagi seluruh
masyarakat Indonesia.
- Tantangan dalam Konteks Pluralisme: Indonesia adalah
negara yang sangat beragam dalam hal suku, agama, ras, dan golongan.
Mengimplementasikan Pancasila sebagai etika sosial yang dapat diterima dan
dijalankan oleh semua kelompok tanpa mengorbankan keunikan masing-masing
merupakan tantangan tersendiri.
- Perubahan Teknologi dan Dinamika Sosial: Perkembangan
teknologi yang pesat, terutama di bidang informasi dan komunikasi, telah
mengubah cara masyarakat berinteraksi dan berkomunikasi. Menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam konteks dunia digital dan media sosial
memerlukan pendekatan baru yang belum sepenuhnya terumuskan.
- Kurangnya Keteladanan dari Tokoh Publik: Banyak tokoh
publik, termasuk pemimpin politik dan pejabat negara, yang tidak
memberikan keteladanan dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
Hal ini dapat mengurangi motivasi masyarakat umum untuk menerapkan
Pancasila dalam kehidupan mereka sehari-hari.
- Tantangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial: Kesenjangan
ekonomi yang masih lebar dan berbagai permasalahan sosial seperti
kemiskinan dan pengangguran menjadi tantangan dalam mengimplementasikan
nilai-nilai keadilan sosial yang terkandung dalam Pancasila.
- Kurangnya Mekanisme Evaluasi dan Penegakan: Belum
adanya mekanisme yang jelas untuk mengevaluasi dan "menegakkan"
implementasi Pancasila sebagai etika sosial menyebabkan sulitnya mengukur
efektivitas dan kemajuan dalam penerapannya di masyarakat.
Identifikasi
permasalahan-permasalahan ini penting sebagai langkah awal dalam merumuskan
strategi yang efektif untuk mengimplementasikan Pancasila sebagai etika dalam
tindakan sosial masyarakat Indonesia. Dengan memahami tantangan-tantangan ini,
kita dapat mengembangkan pendekatan yang lebih komprehensif dan kontekstual
dalam menjadikan Pancasila sebagai panduan etis yang relevan dan aplikatif
dalam kehidupan sosial kontemporer.
Pembahasan
Implementasi Pancasila sebagai etika
dalam tindakan sosial masyarakat Indonesia memerlukan pendekatan yang
komprehensif dan multidimensi. Berikut adalah pembahasan mendalam tentang berbagai
aspek implementasi tersebut:
- Pancasila sebagai Sistem Etika Sosial
Pancasila bukan sekadar ideologi
politik, tetapi juga merupakan sistem etika yang dapat dijadikan panduan dalam
berperilaku dan bertindak dalam konteks sosial. Setiap sila dalam Pancasila
memiliki implikasi etis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa:
Mengajarkan toleransi beragama dan penghormatan terhadap keyakinan yang
berbeda. b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menekankan penghargaan terhadap
hak asasi manusia dan perlakuan yang adil terhadap sesama. c. Persatuan
Indonesia: Mendorong semangat persatuan dalam keberagaman dan mengatasi
perbedaan-perbedaan primordial. d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Mengajarkan prinsip-prinsip
demokrasi dan musyawarah dalam pengambilan keputusan. e. Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia: Menekankan pentingnya pemerataan kesejahteraan dan
keadilan ekonomi.
- Kontekstualisasi Pancasila dalam Era Kontemporer
Untuk menjadikan Pancasila relevan
dalam konteks sosial kontemporer, diperlukan upaya kontekstualisasi:
a. Reinterpretasi Nilai-nilai
Pancasila: Melakukan penafsiran ulang terhadap nilai-nilai Pancasila agar
sesuai dengan tantangan zaman, tanpa menghilangkan esensinya. b. Integrasi
dengan Isu-isu Kontemporer: Mengaitkan nilai-nilai Pancasila dengan isu-isu
kontemporer seperti hak asasi manusia, lingkungan hidup, dan kesetaraan gender.
c. Adaptasi dalam Era Digital: Merumuskan bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat
diterapkan dalam interaksi sosial di dunia digital dan media sosial.
- Implementasi Praktis dalam Berbagai Aspek Kehidupan
Sosial
a. Pendidikan:
- Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum
pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
- Mengembangkan metode pembelajaran yang interaktif dan
reflektif untuk internalisasi nilai Pancasila.
- Menyelenggarakan program-program ekstrakurikuler yang
mempromosikan nilai-nilai Pancasila.
b. Ekonomi:
- Mendorong pengembangan sistem ekonomi yang berkeadilan
sosial, seperti ekonomi kerakyatan dan koperasi.
- Mengimplementasikan kebijakan-kebijakan ekonomi yang
memperhatikan pemerataan kesejahteraan.
- Mendorong praktik bisnis yang etis dan bertanggung
jawab sosial.
c. Politik:
- Menerapkan prinsip-prinsip demokrasi deliberatif dalam
pengambilan keputusan politik.
- Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses
politik dan pengawasan pemerintahan.
- Mempromosikan etika politik yang berlandaskan
nilai-nilai Pancasila.
d. Hubungan Antar Masyarakat:
- Mengembangkan program-program yang mempromosikan
toleransi dan harmoni sosial.
- Mendorong dialog antar agama dan antar budaya untuk
meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman.
- Memperkuat institusi-institusi sosial yang menjembatani
perbedaan dalam masyarakat.
- Strategi Implementasi
a. Pendekatan Top-down dan
Bottom-up:
- Mengkombinasikan kebijakan pemerintah (top-down) dengan
inisiatif masyarakat (bottom-up) dalam implementasi Pancasila.
- Mendorong partisipasi aktif masyarakat sipil, lembaga
pendidikan, dan sektor swasta dalam mempromosikan nilai-nilai Pancasila.
b. Keteladanan Pemimpin:
- Mendorong pemimpin di berbagai level untuk menjadi
teladan dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
- Mengembangkan sistem penghargaan dan sanksi yang
terkait dengan implementasi Pancasila dalam kepemimpinan publik.
c. Kampanye Publik dan Sosialisasi:
- Melakukan kampanye publik yang kreatif dan inovatif
untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila.
- Memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk
menyebarluaskan pemahaman tentang Pancasila.
d. Penelitian dan Pengembangan:
- Mendorong penelitian akademis tentang implementasi
Pancasila dalam konteks sosial kontemporer.
- Mengembangkan indikator dan metode evaluasi untuk
mengukur efektivitas implementasi Pancasila sebagai etika sosial.
- Mengatasi Tantangan Implementasi
a. Mengatasi Kesenjangan Interpretasi:
- Mengembangkan forum-forum
b. Meningkatkan Internalisasi Nilai:
- Mengembangkan program-program pelatihan dan workshop
tentang implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam
kegiatan-kegiatan komunitas dan organisasi masyarakat.
c. Menangkal Pengaruh Negatif
Globalisasi:
- Mengembangkan strategi "glokalisasi" yang
mengadaptasi nilai-nilai global dengan tetap mempertahankan esensi Pancasila.
- Mendorong pengembangan konten media dan budaya yang
mempromosikan nilai-nilai Pancasila.
d. Mengatasi Tantangan Teknologi:
- Mengembangkan literasi digital yang berbasis
nilai-nilai Pancasila.
- Menciptakan platform digital yang mempromosikan
interaksi sosial positif berdasarkan prinsip-prinsip Pancasila.
- Evaluasi dan Pengukuran Implementasi
a. Pengembangan Indikator:
- Menyusun indikator-indikator kuantitatif dan kualitatif
untuk mengukur implementasi Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan
sosial.
- Melakukan survei dan penelitian berkala untuk menilai
tingkat pemahaman dan implementasi Pancasila di masyarakat.
b. Mekanisme Umpan Balik:
- Mengembangkan sistem pelaporan dan umpan balik dari
masyarakat tentang implementasi Pancasila dalam institusi publik dan swasta.
- Membentuk ombudsman khusus yang menangani isu-isu
terkait implementasi Pancasila.
c. Revisi dan Penyesuaian
Berkelanjutan:
- Melakukan evaluasi berkala terhadap strategi
implementasi Pancasila dan melakukan penyesuaian berdasarkan temuan-temuan
evaluasi.
- Mengadakan forum nasional tahunan untuk membahas
perkembangan dan tantangan dalam implementasi Pancasila.
- Peran Berbagai Stakeholder
a. Pemerintah:
- Merumuskan kebijakan dan regulasi yang mendukung
implementasi Pancasila.
- Mengalokasikan sumber daya untuk program-program
terkait Pancasila.
- Memberikan keteladanan dalam implementasi nilai-nilai
Pancasila.
b. Institusi Pendidikan:
- Mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang
efektif untuk penanaman nilai Pancasila.
- Melakukan penelitian dan pengembangan terkait
implementasi Pancasila.
c. Media:
- Menyebarluaskan informasi dan pengetahuan tentang
implementasi Pancasila.
- Mempromosikan nilai-nilai Pancasila melalui konten
media yang kreatif dan edukatif.
d. Organisasi Masyarakat Sipil:
- Melakukan advokasi dan pengawasan terhadap implementasi
Pancasila.
- Menginisiasi program-program grassroots untuk
internalisasi nilai Pancasila.
e. Sektor Swasta:
- Mengadopsi praktik bisnis yang sejalan dengan
nilai-nilai Pancasila.
- Mendukung program-program corporate social
responsibility yang mempromosikan implementasi Pancasila.
- Pancasila dalam Konteks Global
a. Diplomasi Nilai:
- Mempromosikan nilai-nilai Pancasila dalam forum-forum
internasional sebagai alternatif dalam mengatasi tantangan global.
- Mengembangkan kerjasama internasional berbasis
nilai-nilai Pancasila.
b. Kontribusi pada Perdamaian Dunia:
- Menggunakan prinsip-prinsip Pancasila sebagai landasan
dalam upaya resolusi konflik dan pembangunan perdamaian internasional.
- Mempromosikan model kerukunan antar agama dan budaya
Indonesia sebagai contoh bagi dunia.
Implementasi Pancasila sebagai etika
dalam tindakan sosial masyarakat Indonesia merupakan proses yang kompleks dan
berkelanjutan. Diperlukan komitmen dan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat
untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
pendekatan yang komprehensif dan adaptif, Pancasila dapat tetap menjadi
landasan etis yang relevan dan kuat dalam menghadapi berbagai tantangan sosial
kontemporer di Indonesia.
Kesimpulan
Implementasi Pancasila sebagai etika
dalam tindakan sosial masyarakat Indonesia merupakan aspek krusial dalam
membangun dan mempertahankan identitas nasional serta menjaga kohesi sosial di
tengah dinamika perubahan global. Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat
ditarik beberapa kesimpulan penting:
- Relevansi Berkelanjutan: Pancasila tetap memiliki
relevansi yang kuat sebagai landasan etika sosial dalam konteks Indonesia
kontemporer. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat diadaptasi
untuk menjawab berbagai tantangan sosial modern tanpa kehilangan
esensinya.
- Kebutuhan Kontekstualisasi: Diperlukan upaya
kontekstualisasi yang berkelanjutan untuk menjadikan Pancasila lebih mudah
dipahami dan diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan sosial. Ini
melibatkan reinterpretasi nilai-nilai Pancasila dalam konteks isu-isu
kontemporer.
- Pendekatan Multidimensi: Implementasi Pancasila sebagai
etika sosial membutuhkan pendekatan yang multidimensi, melibatkan berbagai
sektor seperti pendidikan, ekonomi, politik, dan hubungan antar
masyarakat.
- Peran Kritis Pendidikan: Sistem pendidikan memainkan
peran kunci dalam internalisasi nilai-nilai Pancasila. Pengembangan metode
pembelajaran yang efektif dan relevan sangat penting untuk membentuk
generasi yang memahami dan menghayati Pancasila.
- Tantangan Implementasi: Berbagai tantangan seperti
perbedaan interpretasi, pengaruh globalisasi, dan perubahan teknologi
perlu diatasi secara sistematis untuk memastikan implementasi Pancasila
yang efektif.
- Keteladanan dan Partisipasi: Keteladanan dari para
pemimpin dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat merupakan faktor
krusial dalam mewujudkan implementasi Pancasila dalam tindakan sosial
sehari-hari.
- Evaluasi Berkelanjutan: Diperlukan mekanisme evaluasi
dan pengukuran yang berkelanjutan untuk menilai efektivitas implementasi
Pancasila dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.
- Kontribusi Global: Pancasila memiliki potensi untuk
berkontribusi pada wacana global tentang etika sosial dan model kerukunan
dalam masyarakat yang beragam.
Implementasi Pancasila sebagai etika
dalam tindakan sosial bukan sekadar tugas pemerintah atau institusi formal,
melainkan tanggung jawab seluruh warga negara Indonesia. Dengan komitmen
bersama dan upaya yang berkelanjutan, Pancasila dapat terus menjadi panduan
etis yang kuat dalam membangun masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan
bermartabat di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
Saran
Berdasarkan pembahasan dan
kesimpulan yang telah diuraikan, berikut beberapa saran untuk meningkatkan
implementasi Pancasila sebagai etika dalam tindakan sosial masyarakat
Indonesia:
- Revitalisasi Pendidikan Pancasila:
- Mengembangkan kurikulum Pendidikan Pancasila yang
lebih interaktif dan relevan dengan konteks kehidupan sehari-hari.
- Melatih guru-guru untuk mengajarkan Pancasila dengan
metode yang lebih engaging dan reflektif.
- Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam seluruh
mata pelajaran, tidak hanya sebagai subjek terpisah.
- Program Nasional "Pancasila dalam Tindakan":
- Meluncurkan kampanye nasional yang memperlihatkan
implementasi konkret nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek
kehidupan.
- Menyelenggarakan kompetisi dan penghargaan untuk
individu, komunitas, atau organisasi yang berhasil mengimplementasikan
nilai-nilai Pancasila secara inovatif.
- Pemanfaatan Teknologi dan Media Sosial:
- Mengembangkan aplikasi mobile yang mempromosikan
pemahaman dan implementasi Pancasila.
- Melibatkan influencer media sosial dalam kampanye
#PancasilaDalamAksi untuk menjangkau generasi muda.
- Forum Dialog Nasional:
- Menyelenggarakan forum dialog nasional secara berkala
yang melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk membahas interpretasi
dan implementasi Pancasila.
- Membentuk tim ahli lintas disiplin untuk merumuskan
panduan praktis implementasi Pancasila yang dapat diadaptasi untuk
berbagai konteks.
- Penguatan Kelembagaan:
- Membentuk lembaga khusus yang bertanggung jawab untuk
monitoring dan evaluasi implementasi Pancasila di berbagai sektor.
- Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kode etik
dan standar operasional prosedur lembaga pemerintah dan swasta.
- Kerjasama Internasional:
- Menginisiasi forum internasional tentang etika sosial
berbasis Pancasila untuk berbagi pengalaman dengan negara-negara lain.
- Mengembangkan program pertukaran budaya yang mempromosikan
nilai-nilai Pancasila kepada komunitas internasional.
- Penelitian dan Pengembangan:
- Mendorong penelitian interdisipliner tentang
implementasi Pancasila dalam konteks sosial kontemporer.
- Mengembangkan indikator dan metode pengukuran yang
lebih komprehensif untuk menilai efektivitas implementasi Pancasila.
- Pemberdayaan Komunitas:
- Memberikan dukungan dan pendanaan untuk inisiatif
grassroots yang mempromosikan implementasi Pancasila di tingkat
komunitas.
- Mengembangkan program mentor Pancasila di mana
tokoh-tokoh masyarakat membimbing generasi muda dalam mengimplementasikan
nilai-nilai Pancasila.
- Integrasi dalam Kebijakan Publik:
- Mewajibkan analisis dampak Pancasila dalam setiap
perumusan kebijakan publik.
- Mengembangkan indikator kinerja berbasis Pancasila
untuk evaluasi program-program pemerintah.
- Revitalisasi Simbol dan Narasi:
- Melakukan redesain kreatif terhadap simbol-simbol
Pancasila agar lebih menarik dan relevan bagi generasi muda.
- Mengembangkan narasi baru tentang Pancasila yang lebih
inspiratif dan kontekstual dengan tantangan zaman.
Implementasi saran-saran ini
membutuhkan komitmen jangka panjang dan kerjasama dari berbagai pihak. Dengan
pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, diharapkan Pancasila dapat semakin
terinternalisasi dalam tindakan sosial masyarakat Indonesia, membentuk karakter
bangsa yang kuat dan mampu menghadapi tantangan global dengan tetap
mempertahankan identitas nasionalnya.
Daftar
Pustaka
- Asshiddiqie, J. (2011). Membudayakan Nilai-Nilai
Pancasila dan Kaedah-Kaedah Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945.
Jakarta: Konpress.
- Darmodiharjo, D., & Shidarta. (1995). Pokok-Pokok
Filsafat Hukum: Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
- Latif, Y. (2011). Negara Paripurna: Historisitas,
Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Morfit, M. (1981). Pancasila: The Indonesian State
Ideology According to the New Order Government. Asian Survey, 21(8),
838-851.
- Mubyarto. (1987). Ekonomi Pancasila: Gagasan dan
Kemungkinan. Jakarta: LP3ES.
- Nugroho, I. (2010). Nilai-Nilai Pancasila Sebagai
Falsafah Pandangan Hidup Bangsa Untuk Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia Dan Pembangunan Lingkungan Hidup. Jurnal Konstitusi, 3(2),
107-128.
- Oetomo, A. (2010). Pancasila Dalam Tinjauan Historis,
Yuridis dan Filosofis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
- Prasetyo, T., & Barkatullah, A. H. (2012).
Filsafat, Teori, & Ilmu Hukum: Pemikiran Menuju Masyarakat yang
Berkeadilan dan Bermartabat. Jakarta: Rajawali Pers.
- Rahardjo, S. (2006). Membedah Hukum Progresif. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas.
- Soekarno. (1964). Di Bawah Bendera Revolusi. Jakarta:
Panitya Penerbit Di Bawah Bendera Revolusi.
- Sudjito. (2014). Ideologi Pancasila dalam Implementasi
Ketatanegaraan. Mimbar Hukum, 26(3), 423-436.
- Suseno, F. M. (1992). Filsafat Sebagai Ilmu Kritis.
Yogyakarta: Kanisius.
- Weatherbee, D. E. (1985). Indonesia in 1984: Pancasila,
Politics, and Power. Asian Survey, 25(2), 187-197.
- Wibowo, I., & Priyono, B. H. (eds). (2006). Sesudah
Filsafat: Esai-esai untuk Franz Magnis-Suseno. Yog
No comments:
Post a Comment