Pendidikan
dan Identitas Nasional
KEWARGANEGARAAN
DOSEN PEMBIMBING:
Ir. Atep Afia Hidayat, MP
DISUSUN OLEH:
Ahmad Haris Maulana Hidayat
41221010053
PROGRAM
STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
MERCU BUANA
2024
Abstrak
Karakter
menjadi hal penting dalam kehidupan seseorang, karena karakter menjadi salah
satu penentu kesuksesan seseorang. Oleh karena itu, karakter yang kuat dan
positif perlu dibentuk dengan baik. Pendidikan tak cukup hanya untuk membuat
anak pandai, tetapi juga harus mampu menciptakan nilai-nilai luhur atau
karakter. Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan
dan kemampuan teknis saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang
lain (soft skill). Karakter masyarakat Indonesia belum sesuai dengan cita-cita
bangsa. Faktor yang menyebabkan rendahnya karakter bangsa adalah: (1) sistem
pendidikan yang kurang menekankan pembentukan karakter, tetapi lebih menekankan
pengembangan intelektual, (2) Kondisi lingkungan yang kurang mendukung pengembangan
karakter yang baik. Pembentukan karakter terutama peserta didik menjadi hal
yang urgen dan mendesak untuk segera direalisasikan dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang lebih baik, yaitu masyarakat yang dapat menghadapi tantangan
regional dan global. Tantangan regional dan global yang dimaksud adalah
bagaimana generasi muda kita tidak sekedar memiliki kemampuan akademis yang
menitik beratkan pada kemampuan kognitif saja, tetapi aspek afektif dan
moralitas juga tersentuh. Di sisi lain nilai-nilai dan semangat berbangsa dan
bernegara dapat menjadi inspirasi bagi penguatan identitas pendidikan karakter
bangsa dalam menghadapi krisis multidimensi. Pendidikan sebagai totalitas usaha
dan tindakan harus dijalankan melalui tiga lembaga pendidikan yaitu, keluarga,
sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan keterpaduan lembaga
pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan lembaga pendidikan masyarakat dalam
menyelenggarakan pendidikan karakter. Penguatan ketiga lembaga pendidikan
tersebut menunjukkan bahwa pendidikan karakter sangat diperlukan dalam rangka
mengantisipasi persoalan-persoalan dimasa depan yang semakin kompleks.
Pendahuluan
Pendidikan
adalah usaha sadar untuk mewujudkan peserta didik yang dapat mengembangkan
potensi dirinya, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, akhlak serta
akal budinya. Pembangunan pendidikan adalah upaya untuk mewujudkan tujuan
nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
alenea-4 yaitu “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia”. Berpijak pada amanat tersebut, maka
pendidikan merupakan hak setiap warga negara Indonesia untuk memperoleh
pendidikan yang diselenggarakan melalui sistem pendidikan nasional. Tujuan pendidikan
sebagaimana disebutkan di atas, tampaknya masih jauh dari harapan masyarakat
Indonesia. Sejak Indonesia merdeka, pelaksanaan pendidikan berjalan seadanya
dan telah berhasil mencetak manusia intelektual, alim tapi kurang bermoral.
Kenyataan menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sedang mengalami krisis moral baik
di tingkat penguasa maupun rakyat jelata (biasa). Pendidikan moral pada lembaga
pendidikan sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi sudah diberikan dan
diatur dalam kurikulum yang berlaku. Pendidikan moral yang diharapkan untuk
membentuk karakter individu telah diajarkan pada semua kalangan baik kalangan
pejabat tinggi negara (melalui Lemhanas), pegawai negeri (pada saat diklat
prajabatan) sampai pada kegiatan organisasi kemasyarakatan, ternyata gagal
membawa masyarakat kita ke arah yang lebih baik dalam hal membentuk karakter
bangsa. Maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), kejahatan seksual,
penggunaan obat-obat terlarang dan kegiatan menyimpang lainnya bukan dilakukan
oleh manusia yang tidak berpendidikan, akan tetapi sebagian besar pelakunya
adalah mereka yang berpendidikan bahkan berpendidikan tinggi. Lalu dimana peran
lembaga pendidikan dalam membangun dan mengembangkan karakter bangsa?
Pembentukan
Nilai-Nilai Karakter
Karakter
bangsa muncul melalui karakter individu warga masyarakat dan diperoleh melalui
pendidikan. Proses pendidikan karakter tidak dapat dilaksanakan secara instan,
karena pendidikan karakter harus dimulai sejak pendidikan usia dini oleh
lembaga pendidikan formal maupun pendidikan non formal yang terarah dan
terukur. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan
dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Oleh karena itu semua
komponen pendidikan harus mendapat perhatian diantaranya kurikulum, peserta
didik, pendidik, lingkungan pendidikan dan sarana pendidikan.
1.
Pendidikan Karakter:
Pasal 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 menyatakan bahwa
salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik dan mengembangkan akal, budi pekerti, dan akhlak mulia. Pendidikan
karakter ini membantu siswa memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai
kebangsaan serta memperkuat jati diri bangsa siswa.
2.
Peran Kepala Sekolah:
kepala sekolah memiliki peran penting sebagai pemimpin di sekolah dengan
kewenangan penuh dalam implementasi pembangunan karakter siswa sekaligus
bertanggung jawab atas keberhasilan sekolah dalam mengembangkan prestasi siswa.
3.
Peran Masyarakat: Jelas
terlihat bahwa lingkungan masyarakat luas mempunyai pengaruh besar terhadap
keberhasilan pendidikan nilai estetika dan etika untuk pengembangan karakter.
Selain
itu, tugas dan tanggung jawab negara ialah mewarganegarakan orang yang hidup
dalam negara tersebut. Hal tersebut sesuai dengan penduduk negara yang baik
(smart and good citizenship) agar dapat diimplementasikan diberbagai negara
lain. Seperti yang dijabarkan oleh Tuhuteru, L. (2017) bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu, pelajaran yang gunanya untuk memusatkan perhatian pada
bagaimana cara penjadian diri yang memiliki banyak perbedaan Theresia Damanik
et.al (Memahami Jati Diri Bangsa….) 113 Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan
Politik (JPKP) Vol. 1, No. 2, Desember 2023, page: 111-123 E-ISSN: 3025-9843
serta keberagaman seperti dari agama, sosial budaya, bahasa, usia, dan suku
bangsa untuk membentuk masyarakat yang cerdas, terampil, kreatif dan memiliki
karakter yang pantas dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Kesimpulan
Identitas
nasional dasarnya membentuk karakter siswa dalam hal ini pendidikan merupakan
salah satu hal yang menjadi pengaruh penting. Pendidikan pada hakikatnya
menjadi manusia yang bijaksana, cerdas, dan baik hal itu juga berpengaruh pada
siswa. Oleh karena siswa dapat merealitas permasalahan moral yang serius serta
menerapkan pendidikan karakter. Pendidikan memegang peranan penting dalam
pembentukan dan pengembangan jati diri bangsa Indonesia. Identitas nasional
dapat memengaruhi pembentukan karakter siswa melalui pengaruh budaya, nilai,
dan sejarah yang diterapkan dalam pendidikan. Pendidikan yang mencerminkan
identitas nasional dapat membantu membangun rasa tanggung jawab, patriotisme,
dan nilai-nilai positif pada siswa.
Aspek
pendidikan moral sebagai bagian dari pendidikan karakter menjadi sasaran utama
pencerdasan emosional anak yang harus dipertanggungjawabkan oleh orang tua,
guru dan masyarakat. Apabila moral tumbuh dan berkembang di dalam pribadi anak
akibat pendidikan keluarga, diharapkan agar pendidikan sekolah mengembangkan
melalui mata pelajaran yang relevan atau bahkan semua mata pelajaran diajarkan
dengan memasukkan nilai-nilai moral emosional sehingga selain memiliki
kecerdasan intelektual, anak juga matang dalam kecerdasan emosional.
Daftar
Pustaka
Setianingsih. 2009. Peran Keluarga dalam Pendidikan Emosional Anak.
https://insaniaku. files. wordpress. com/ 2009/06/5 .pdf. Diakses pada tanggal
8 Oktober 2016.
Astuti, Y. D. (2023). Profil Pelajar Pancasila Sebagai Upaya
Mewujudkan Identitas Nasional Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Pendidikan West
Science, 1(2), ss. 133-141.
Herdiani, S. (2021). Pengembangan Karakter Nasional Siswa. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 5(3), 7924-7930.
No comments:
Post a Comment