10 - 16 Oktober 2025
Refleksi Observasi Sosial :
Keberagaman dan Persatuan dalam Lingkungan Lokalku
Bentuk Tugas: Esai Reflektif (600-800 kata)
Batas Waktu: 16 Oktober 2025
Tujuan: Melatih kepekaan sosial dan kemampuan analisis kontekstual
tentang realitas integrasi nasional di tingkat akar rumput.
Petunjuk Pengerjaan:
- Lakukan
Observasi:
Amati lingkungan sekitarmu (kampung, kampus, komplek perumahan, atau ruang digital seperti grup WhatsApp/Media Sosial warga) selama 1-2 minggu.
Fokus pada: - Interaksi
antarwarga yang berbeda latar belakang (suku, agama, usia, status
sosial).
- Kegiatan
bersama yang mempererat atau justru mengikis rasa persatuan.
- Penggunaan
simbol-simbol kebangsaan atau kearifan lokal yang menjadi pemersatu.
- Potensi
konflik atau ketegangan yang muncul akibat perbedaan.
- Struktur
Penulisan Refleksi:
a. Pendahuluan (1 paragraf) - Perkenalkan
lokasi observasi dan alasan memilih lokasi tersebut.
- Tuliskan
tujuan observasi dan kaitkan dengan konsep integrasi nasional.
b. Temuan Observasi (2-3 paragraf)
- Deskripsikan
peristiwa, percakapan, atau fenomena yang diamati.
- Sertakan
contoh konkret:
Contoh positif: Kerja bakti warga, perayaan hari besar agama yang melibatkan semua warga, dll.
Contoh negatif: Eksklusivisme kelompok tertentu, komentar SARA di media sosial, dll.
c. Analisis (2-3 paragraf)
- Kaitkan
temuan observasi dengan teori integrasi nasional yang telah dipelajari.
- Jelaskan
mengapa praktik-praktik positif dapat menjadi pemersatu.
- Analisis
akar masalah dari potensi konflik yang diamati (ekonomi, politik,
komunikasi, dll.).
d. Refleksi Diri & Pembelajaran (1-2 paragraf)
- Apa
yang Anda pelajari tentang diri sendiri dan lingkungan dari observasi
ini?
- Bagaimana
peran Anda sebagai generasi muda dalam memperkuat persatuan di lingkungan
tersebut?
e. Kesimpulan & Rekomendasi (1 paragraf)
- Ringkaskan
pembelajaran utama.
- Berikan
1-2 rekomendasi aksi nyata untuk meningkatkan integrasi di lingkungan
observasi.
- Format
Penilaian:
- Kedalaman
Observasi (30%): Ketajaman dalam mengamati dan mendokumentasikan
fenomena.
- Analisis
& Keterkaitan Teori (30%): Kemampuan menghubungkan fakta dengan
konsep integrasi nasional.
- Struktur
& Kualitas Refleksi (25%): Keruntutan gagasan dan kejujuran dalam
merefleksikan pembelajaran.
- Bahasa
& Tata Tulis (15%): Kejelasan, kelugasan, dan kesesuaian dengan
EYD.
CONTOH KERANGKA REFLEKSI
Judul:
Merajut Bhinneka di Gang Seruni: Cerita tentang Ibu Siti, Kang Joni, dan
Kebun Bunga Bersama
Lokasi Observasi:
Gang Seruni, Kelurahan Cempaka, Kota Bandung
Isi Refleksi (Ringkasan):
(Pendahuluan)
Saya memilih Gang Seruni sebagai lokasi observasi karena di gang kecil ini
hidup 30 kepala keluarga dari beragam suku (Sunda, Jawa, Batak, Tionghoa) dan
agama. Di tengah hiruk-pikuk isu polarisasi nasional, saya ingin melihat
bagaimana warga di tingkat paling dasar menjalani "Bhinneka Tunggal
Ika" dalam keseharian.
(Temuan Observasi)
Contoh Positif:
- Setiap
Minggu pagi, warga kerja bakti membersihkan gang tanpa memandang latar
belakang. Ibu Siti (Muslim) dan Ibu Lanny (Kristen) kerap memimpin
pembagian tugas.
- Saat
perayaan Imlek, warga Gang Seruni bergantian mencicipi kue keranjang yang
dibagikan keluarga Tionghoa. Kang Joni, ketua RT, selalu mengingatkan:
"Ini warisan budaya, kita hormati."
Contoh Negatif:
- Di
grup WhatsApp warga, sempat muncul komentar negatif tentang beda pilihan
politik yang nyaris memicu debat.
- Remaja
dari etnis berbeda cenderung membentuk kelompok bermain yang eksklusif.
(Analisis)
Praktik kerja bakti dan sikap Kang Joni mencerminkan integrasi
horizontal (Myron Weiner) yang terbangun melalui interaksi rutin dan
kepemimpinan yang inklusif. Sementara, ketegangan di grup WhatsApp
mengonfirmasi teori polarisasi politik (LIPI, 2020) yang
merambah hingga tingkat RT. Faktor pemersatu terkuat di sini adalah kedekatan
emosional dan kepentingan bersama (kebersihan,
keamanan lingkungan).
(Refleksi Diri)
Saya menyadari bahwa selama ini saya lebih sering menjadi "pengamat
pasif". Padahal, sebagai pemuda yang paham teknologi, saya bisa
menginisiasi grup diskusi remaja lintas etnis atau membuat konten positif
tentang kegiatan warga.
(Kesimpulan & Rekomendasi)
Integrasi nasional bukanlah abstraksi, melainkan praktik keseharian yang bisa
diperkuat dari lingkungan terkecil.
Rekomendasi:
- Mengadakan
"Festival Kuliner Nusantara" warga Gang Seruni untuk merayakan
keragaman.
- Membuat
pedoman komunikasi daring bagi warga untuk mencegah konflik di media
sosial.
Pengumpulan Tugas
Tugas Mandiri ini diposting di web-blog masing-masing,
dengan Label : Tugas Mandiri 4
Referensi:
- Weiner,
M. (1965). Political Integration and Political Development.
- LIPI.
(2020). Polarisasi Politik dan Dampaknya terhadap Kohesi Sosial.
No comments:
Post a Comment