Thursday, November 30, 2023

ANALISIS PANCASILA DAN PERTANIAN BERKELANJUTAN: MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

 ANALISIS PANCASILA DAN PERTANIAN BERKELANJUTAN: 

MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM.





  Disusun Oleh : Ahmad Rafif Nuralim
                                   ( @A39-AHMAD )


PENDAHULUAN

   Pembangunan pertanian berperan strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis tersebut ditunjukkan oleh perannya dalam pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara, dan sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui praktek usaha tani yang ramah lingkungan. Pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan menuju pembangunan pertanian yang berkelanjutan, sebagai bagian dari implementasi pembangunan berkelanjutan, Pembangunan pertanian (termasuk pembangunan perdesaan) yang berkelanjutan merupakan isu penting strategis yang menjadi perhatian dan pembicaraan di semua negara.

   Salah satu tantangan pembangunan pertanian ke depan adalah mempertahankan keberlanjutan untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Perspektif pertanian berkelanjutan perlu ditempuh mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar sementara sumberdaya alam sangat terbatas. Selain itu, pencapaian pertanian berkelanjutan sudah menjadi komitmen negara dalam rangka menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs).
 
PEMBAHASAN

A. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

      Pembangunan berkelanjutan dirumuskan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Pembangunan berkelanjutan mengandung makna jaminan mutu kehidupan manusia dan tidak melampui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya. Permasalahan muncul beberapa dekade proyek pembangunan berjalan banyak ketidaksesuaian dan ketimpangan yang muncul dalam pelaksanaannya. Kemiskinan, kelaparan dan kerusakan lingkungan serta kekerasan tetap menjadi bagian yang terus melekat pada negara-negara berkembang. Pembangunan yang seharusnya digunakan sebagai proses untuk membangun kesejahteraan umat manusia secara merata, ternyata berkembang menjadi sebuah proses pengonsentrasian kesejahteraan kepada sekelompok orang.

   Kelestarian sumberdaya lahan pertanian dan mutu lingkungan serta keberlanjutan sistem produksi merupakan hal yang kritikal bagi usaha pertanian di negara tropis, termasuk Indonesia. Curah hujan yang besar pada musim hujan berdampak terhadap kerusakan lahan sebagai akibat erosi permukaan, menjadikan lahan pertanian kehilangan lapisan olah dan hara tanah, terutama pada lahan brerbukit dan berlereng. Praktik usahatani yang sangat intensif juga menghalangi terjadinya proses pengembalian sisa tanaman dan bahan organik ke dalam tanah, disamping mengakibatkan terjadinya penambangan hara tanah.

    Penggunaan sarana agrokimia yang berdosis tinggi telah mengubah keseimbangan ekosistem, mencemarkan air dan tanah, serta meningkatkan intensitas gangguan hama- penyakit. Hal-hal tersebut mengancam kerberlanjutan sistem produksi pertanian. Pertanian modern (revolusi hijau) diakui telah membawa kemajuan pesat bagi pembangunan pertanian. Sistem ini telah berhasil merubah wajah pertanian dunia, tak terkecuali Indonesia. Dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi peningkatan produksi pertanian yang cukup signifikan sebagai hasil dari revolusi hijau. Di balik kesuksesannya, tidak dapat dipungkiri ternyata revolusi hijau juga membawa dampak negatif bagi lingkungan.

    Maraknya penggunaan pupuk anorganik, pestisida, herbisida dan intensifnya eksploitasi lahan dalam jangka panjang membawa konsekuensi berupa kerusakan lingkungan, mulai dari tanah, air, udara maupun makhluk hidup Penggunaan bahan-bahan kimia sintetis tersebut berimplikasi pada rusaknya struktur tanah dan musnahnya mikroba tanah sehingga dari hari ke hari lahan pertanian menjadi semakin kritis. Praktek- praktek pertanian modern yang dilakukan dengan tidak bijak mengakibatkan pencemaran lingkungan, keracunan, panyakit dan kematian pada makhluk hidup. yang selanjutnya dapat menimbulkan bencana dan malapetaka, terjadinya degradasi mutu sumberdaya pertanian dan kurang berkelanjutannya sistem produksi.
    
B. Mengapa harus Pertanian Berkelanjutan?

      Ada banyak alasan mengapa harus pertanian berkelanjutan harus menjadi pilihan demi menjaga kehidupan yang berkualitas. Tuntutan untuk menerapkan pertanian berkelanjutan di Indonesia menjadi isu penting dalam pembangunan pertanian. Banyak pihak mendorong agar sistem pertanian berkelanjutan dapat diterapkan secara luas.
   
    Setidaknya ada 3 (tiga) hal yang menuntut pembangunan pertanian mampu menghasilkan produk-produk yang ramah lingkungan.

- Negara-negara dalam KTT Bumi sepakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan hidup melalui pengurangan limbah industri dan eksploitasi sumber daya alam secara bertanggung jawab,

- semakin sadar mengenai kualitas hidup yang lebih baik di dukung kualitas lingkungan yang sehat dan bersih.

- masyarakat semakin sadar akan arti kesehatan sehingga sangat memperhatikan kualitas produk makanan dan minuman yang dikonsumsi baik dari segi proses produksi maupun mutu kandungan gizi.

   Definisi pertanian berkelanjutan untuk Indonesia disarankan sebagai usaha pertanian yang mampu memberikan hasil panen secara optimal dari segi kuantitas dan kualitas, disertai upaya pelestarian mutu sumberdaya pertanian dan lingkungan agar sumberdaya pertanian tetap produktif dan mutu lingkungan terjaga bagi kehidupan generasi mendatang.

  Tujuan dari pertanian berkelanjutan untuk Menjaga atau dan meningkatkan keutuhan sumber daya alam lahan dan melindungi lingkungan, Menjamin penghasilan bagi petani, Menjamin konservasi energy, Meningkatkan produktivitas, Meningkatkan kualitas dan keamanan bahan pangan, dan Menciptakan keserasian antara petani dan faktor sosial ekonominya.

PENUTUP

    Kondisi Kemandirian pangan Indonesia masih rawan terutama jika dilihat dari komoditas tanaman pangan selain beras. Namun demikian potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia Indonesia diyakini dapat digerakkan dan dapat berpartisipasi penuh dalam upaya pencapaian kemandirian pangan. Memperhatikan kondisi lingkungan strategis baik domestik maupun internasional dimana Indonesia mempunyai sumber pangan yang beragam dan dalam jumlah yang besar ditambah dengan lingkungan internasional yang sangat kondusif bagi Indonesia seperti perkembangan negosiasi di WTO yang semakin menunjukkan adanya keberanian negara berkembang berbeda pendapat dengan negara-negara maju, adanya kemauan politik yang besar dari pemimpin bangsa dan berkembangnya demokratisasi di semua level masyarakat, kemandirian pangan merupakan prasyarat bagi
pembangunan nasional Indonesia. 

    Semakin berkembang teknologi budidaya dan pengolahan hasil diyakini akan mampu memberikan sumbangan yang berarti bagi peningkatan produktivitas dan kualitas hasil produksi sektor pertanian sebagai sektor strategis dalam perekonomian Indonesia. Dengan semakin profesionalnya kelembagaan perbankan dan semakin transparannya perencanaan pembangunan maka keberpihakan pada sektor pertanian akan jauh lebih besar. Kondisi ini diharapkan dapat memicu upaya pemantapan dan pencapaian kemandirian pangan sebagai pilar ketahanan nasional.

    DAFTAR PUSAKA

Khudori. 2008. Impor Pangan dan Hak Hidup Petani,
 Jurnal Nasional, 1 Februari 2008. Kompas. 2008.
 Krisis Pangan Gejala Dunia, Kompas, 25 Januari 2008.  
Kompas. 2008. Krisis Pangan Tekan Penerimaan, 
Kompas, 1 Januari 2008. Majalah Agro Observer. 2006.
 Hidoep Mati Pangan, Agro Observer No.2 th. 1, November± Desember 2006
Majalah Gatra. 2008. Indonesia Juara Impor, Gatra No.11 th. XIV, 24-30 Januari 2008.  
Majalah Media Komunikasi Petani. 2007.  
Petani Menggugat, Media Komunikasi Petani, edisi 3, September ± Oktober 2007.

No comments:

Post a Comment

Etika dan Moralitas dalam Pancasila: Panduan untuk Generasi Muda

   Etika dan Moralitas dalam Pancasila: Panduan untuk Generasi Muda Abstrak Pancasila, sebagai dasar negara Republik Indonesia, memuat nilai...