PENDIDIKAN DAN IDENTITAS NASIONAL: PERAN SEKOLAH DALAM MEMBENTUK KESADARAN BANGSA
Disusun Oleh :
Selina Lulu Arif (42322010139/C20; Prodi Desain Komunikasi Visual)
ABSTRAK
Kata kunci : Indonesia, identitas, nasional, identitas nasional, progres nasional,
kehidupan manusia, aspek dasar, edukasi, belajar, Sejarah, kebijaksanaan,
memperkuat, riset, multicultural, lokal, kepentingan.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan
usaha secara sadar untuk mewujudkan sesuatu pewarisan budaya dari satu generasi
ke generasi yang lain. Pendidikan diwujudkan dengan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan ini yang
sebenarnya diberikan amanat untuk menumbuhkan rasa emapati terhadap sesama
manusia, kepribadian maupun nilai moral dapat mendukung terjadinya toleransi
dalam kehidupan masyarakat. Dalam melakukan penyebaran pengetahuan dan wawasan
serta spirit bagi generasi kedepan supaya dalam kehidupanya berjalan dengan
baik (Isnaini, 2018: 45). Pendidikan sebagai salah satu pondasi di setiap
kehidupan manusia dan pendidikan tetap dibangun dari generasi terus menerus
yang harus melakukan pendidikan yang terbaik. Pada dasarnya pendidikan ini
sebagai proses dalam pembelajaran untuk menjadikan warga negara yang mampu
beradaptasi dalam kehidupanya baik bermasyarakat dan bernegara. Dalam Proses
pembelajaran, pengajaran, maupun pelatihan dan penelitian diharapkan peserta
didik bisa memiliki pengetahuan dan keterampilan dapat menjadikan warga negara
yang baik. Pendidikan sendiri merupakan kewajiban yang harus didapatkan bagi
setiap setiap orang, melalui pendidikan akan memberikan dampak bagi kemajuan
diri sendiri ataupun sebuah bangsa (Budiarto, 2020: 52). Tujuan pendidikan
sebagai sarana untuk menumbuhkan siswa maupun masyarakat yang berkuwalitas
setra mempunyai karakter dalam bertagung jawab. Pendidikan yang kecapaianya
dalam sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam perspektif biasanya
mempunyai kewajiban yang tidak bisa ditukar maupun tidak dapat di tawar juga
menggigat dalam perkembangan dan kemajuan dalam bidang teknologi ini akan
berdampak dalam perubahan dalam bidang pendidikan, sosio kultural dan politik
dan sebagainya (Damayanti dkk, 2018: 42).
Hakikatnya, sebagai
warga Negara yang baik seharusnya kita mengerti dan memahami arti serta tujuan
dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional. Identitas Nasional
merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain itu
pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di
sepakati bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan
berusaha memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa
dan Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang Hukum.
Seharusnya Hal – Hal yang seperti ini, Siapapun orang mengerti serta paham
Aturan – Aturan yang ada di suatu Negaranya, Tetapi tidak sedikit orang yang
acuh dan tidak perduli seolah – olah tidak mempermasalahkan kekliruan yang
terjadi di Negaranya, Dan yang paling memprihatinkan seolah – olah masyarakat
membiarkan dan bisa dikatakan mendukung, Pernyataan tersebut dapat dibenarkan
dan dilihat dari sikap dan tanggapan masyarakat dari kekeliruan di bidang hukum
di dalam Negara tercinta ini. Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah
penting untuk dipelajari hingga diterapkan pada kehidupan sehari – hari. Agar
Masyarakat di Negara tercinta ini dapat mengubah dan memperbaiki segala
kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara tercinta ini lebih baik lagi dari
sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri sebagai masyarakat yang ada
di Negara dan Bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan yang terjadi.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang pengertian dengan pendidikan?
2.
Apa tujuan
dari pendidikan di Indonesia?
3.
Apa
saja upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia?
4.
Apa pengertian
identitas nasional?
5.
Apa
saja faktor-faktor pembentuk identitas nasional?
6.
Bagaimana
sifat identitas nasional?
7.
Bagaimana
hubungan antara identitas nasional dengan karakter bangsa?
8.
Apa
hubungan antara pendidikan dan identitas nasional?
C.
Tujuan
dan Manfaat
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari pendidikan.
2.
Untuk
mengetahui tujuan dari pendidikan di Indonesia.
3.
Untuk
mengetahui upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
4.
Untuk
mengetahui pengertian identitas nasional.
5.
Untuk
mengetahui faktor-faktor pembentuk identitas nasional.
6.
Untuk
mengetahui bagaimana sifat identitas nasional.
7.
Untuk
mengetahui hubungan antara identitas nasional dengan karakter bangsa.
8.
Untuk
mengetahui hubungan antara pendidikan dan identitas nasional.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Dari Pendidikan
Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Dalam kajian dan
pemikiran tentang pendidikan, terlebih dahulu perlu di ketahui dua istilah yang
hampir sama bentuknya dan sering di pergunakan dalam dunia pendidikan, yaitu
pedagogi dan pedagoik. Pedagogi berarti “pendidikan” sedangkan pedagoik artinya
“ilmu pendidikan”. Kata pedagogos yang pada awalnya berarti pelayanan kemudian
berubah menjadi pekerjaan mulia. Karena pengertian pedagogi (dari pedagogos)
berarti seorang yang tugasnya membimbing anak di dalam pertumbuhannya ke daerah
berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
Dalam pengertian yang
sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai
dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan dan
budaya ada bersama dan saling memajukan.
Pendidikan tidak
hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilan
saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan,
kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi dan
sosial yang memuaskan, pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk
persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi untuk kehidupan anak sekarang yang
sedang mengalami perkembangan menuju ketingkat kedewasaannya. Pendidikan adalah
proses pembelajaran yang didapat oleh setiap manusia (peserta didik) untuk
dapat membuat manusia (peserta didik) itu mengerti, paham, dan lebih dewasa
serta mampu membuat manusia (peserta didik) lebih kritis dalam berpikir.
2.
Tujuan
Pendidikan Di Indonesia
UU Nomor 20 Tahun 2003 dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Indonesia
yaitu untuk mengembangkan potensi para pelajar dalam hal ini peserta didik agar
bisa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahas Esa.
Selain itu, siswa juga diharapkan dapat
mempunyai kepribadian yang berakhlak mulia, berilmu, mandiri, mulia, kreatif,
sehat, dan yang paling penting adalah membentuk pelajar menjadi warga negara
yang memiliki sikap demokratis dan juga bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan menurut
para ahli :
2.2. Prof. Dr. John Dewey
John Dewey sebagai pakar
pendidikan mengungkapkan tujuan pendidikan berdasarkan suatu proses pengalaman.
Menurutnya, pendidikan merupakan suatu proses pengalaman. Bagi John Dewey,
kehidupan adalah sebuah pertumbuhan, maksud dari pendapat tersebut menjadikan
pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha untuk membantu pertumbuhan batin
manusia tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan sendiri adalah proses
untuk menyesuaikan diri dengan setiap fase dengan menambah keterampilan dalam
perkembangan sebagai manusia.
2.3. Ki Hajar Dewantara
Menurut Ki Hajar
Dewantara, tujuan pendidikan adalah untuk mendidikan anak agar bisa menjadi
manusia yang memiliki kesempurnaan dalam hidup. Hidup yang sempurna bisa
dimaknai sebagai seseorang yang mempunyai kehidupan dan penghidupan yang
bersifat selaras dengan alam atau dengan kata lain sesuai dengan kodratnya, dan
juga selaras dengan masyarakat.
2.4. Aristoteles
Menurut filsuf asal
Yunani, Aristoteles, tujuan pendidikan adalah persiapan atau bekal untuk suatu
pekerjaan atau kegiatan yang layak. Pendidikan seharusnya diselenggarakan
berdasarkan pedoman pada hukum agar sesuai (koresponden) dengan hasil analisis
psikologis, dan juga mengikuti kemajuan secara bertahap, baik fisik (fisik)
maupun mental (batiniah atau ruh).
2.5. Al-Ghazali
Menurut filsuf asal Timur
Tengah, Al-Ghazali, tujuan pendidikan adalah proses menjadi manusia yang
sempurna. Proses tersebut adalah proses pembelajaran yang memanusiakan manusia
melalui berbagai ilmu yang disampaikan secara bertahap dari manusia itu muncul
hingga manusia itu meninggal. Proses pembelajaran sendiri merupakan tanggung
jawab orang tua dan masyarakat, dengan sikap mereka kepada Tuhan.
2.6. Umar Tirtarahardja dan La
Sulo
Kedua ahli ini mempunyai
pendapat bahwa seharusnya pendidikan adalah bentuk suatu tindakan yang objek
sasarannya atau ditujukan kepada peserta didik ketika berada dalam situasi dan
kondisi tertentu, dan juga pada waktu dan tempat tertentu, dengan menggunakan
suatu alat atau media yang juga tertentu.
Pendidikan sendiri harus dilaksanakan dan hanya
memungkinkan untuk direalisasikan, dengan catatan tujuan yang ingin dicapai
sudah dibuat lebih jelas atau eksplisit, bersifat konkret, dan juga mencakup
ruang lingkup kandungan yang terbatas.
3.
Upaya
Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Indonesia
Melihat kekurangan
tersebut upaya yang perlu dilakukan ialah mengadakan supervisi akademik.
Mengembangkan proses belajar mengajar akan lebih baik dengan dilakukannya
pembinaan kepada tenaga pendidik, hal ini merupakan tujuan dari supervisi
akademik menurut pendapat Yushak Baharuddin, selaku supervisi pendidikan. Untuk
meningkatkan profesi mengajarnya seperti : meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kegiatan belajar mengajar; menjamin berjalannya kegiatan sekolah
secara optimal sesuai dengan ketentuan yg telah ditetapkan; memperbaiki
kesalahan dengan memberikan bimbingan langsung.
Teknik supervisi, budaya organisasi pembelajaran dan
pelatihan merupakan salah satu upaya meningkatkan profesionalitas seorang
supervisor dengan seorang guru. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendekatan
tersebut harus dilakukan secara bersama, direktif dan empertimbangkan tingkat
kematangan konseptual serta komitmen semua guru.
Pendekatan budaya
organisasi dapat dilakukan dengan cara mengajak siswa untuk ikut dan aktif
dalam berorganisasi terutama organisasi yang diselenggarakan oleh sekolah. (SMP
Katolik Santo Petrus, 2020). Pemerintah sebenarnya sudah berupaya dengan
membuat berbagai program seperti; SM3T, MPMBS (Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah) (Kurniawan, 2019), dan Kurikulum yang bermuatan lokal atau
kedaerahan. Namun hal itu belum membuahkan hasil yang signifikan karena masih
ada beberapa faktor yang menjadi penghambat. Misalnya, SM3T cenderung bersifat
temporer dan tidak ada penugasan berkelanjutan, seperti program MPMBS tidak
ditemui pada daerah 3T (Trisna, 2019).
4.
Pengertian
Identitas Nasional
Identitas sendiri
memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang dimaksud sebagai
suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Sedangkan nasional atau
Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan
tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan. Identitas
nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki
suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
Identitas nasional
dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat istiadat, serta
karakter khas suatu negara. Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara
tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah
Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka
Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar)
negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat. Pahlawan – pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional
seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain.
Identitas nasional
merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan sebelumnya.
Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu
bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan
internasional.
5.
Faktor-Faktor
Pembentuk Identitas Nasional
Faktor primitif
seperti geografi, ekologi, dan demografi merupakan faktor bawaan suatu bangsa
yang mempengaruhi kehidupan demografi, ekonomi, sosial, dan budaya. Sedangkan
faktor kondisional adalah faktor subjektif, antara lain faktor sejarah, sosial,
politik, dan budaya yang mempengaruhi pembentukan masyarakat dan bangsa
Indonesia. Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang membentuk sebuah
negara bangsa. Kesamaan agama dan ideologi, seperti ideologi Pancasila, bisa
mempersatukan bangsa. Para pemimpin yang disegani, seperti Sukarno di
Indonesia, Nelson Mandela di Afrika Selatan, Mahatma Gandhi di India, dan Tito
di Yugoslavia, juga berkontribusi dalam pembentukan kewarganegaraan baru.
Persatuan dalam
kebhinnekaan sangat penting dalam pembentukan jati diri bangsa. Warga negara
tidak hanya setia pada negara dan pemerintahnya, tetapi juga pada suku, bangsa,
adat istiadat, ras, dan agamanya. Mereka menunjukkan kesetiaan yang lebih besar
terhadap kebersamaan bangsa-bangsa di bawah satu pemerintahan yang sah.
Kesadaran akan pentingnya persatuan dalam kebhinekaan sangat penting untuk
menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, prinsip yang berlandaskan kesantunan.
Sejarah memainkan
peran penting dalam menyatukan anggota masyarakat dan menumbuhkan solidaritas.
Pembangunan ekonomi, seperti industrialisasi, mengarah pada spesialisasi dan
saling ketergantungan di antara anggota, sehingga menghasilkan solidaritas dan
persatuan yang lebih besar. Solidaritas Organik, sebuah konsep yang
dikembangkan oleh Emile Durkheim, berlaku untuk masyarakat industri di kawasan
maju seperti Amerika Utara dan Eropa Barat.
6.
Sifat
Identitas Nasional
Identitas nasional
merupakan identitas dinamis dan khas yang digunakan suatu bangsa untuk mencapai
cita-cita dan tujuan bersama. Di era globalisasi, negara-negara menghadapi
tantangan berat dari kekuatan internasional di bidang ekonomi, sosial, budaya,
dan politik. Tanpa mempertahankan identitasnya, suatu bangsa bisa menjadi kacau
dan kesulitan mencapai tujuan hidup bersama. Oleh karena itu, identitas
nasional sangat penting bagi eksistensi dan keberhasilan suatu bangsa.
7.
Hubungan
Antara Identitas Nasional Dan Karakter Bangsa
Identitas nasional
mengacu pada kesatuan politik suatu bangsa, yang bisa homogen atau heterogen.
Hal ini dapat berasal dari negara lain atau dari beberapa negara-bangsa. Warga
negara harus mendukung identitas nasional untuk menyatukan mereka sebagai “satu
bangsa” di dalam negara. Para founding fathers Indonesia menyadari perlunya
sebuah negara yang dapat bersatu di antara berbagai kelompok dan faksi. Hal ini
memunculkan gagasan nasionalisme yang bertujuan untuk melepaskan diri dari
kolonialisme dan mendirikan negara bangsa untuk kemerdekaan dan masyarakat yang
adil.
Terbentuknya bangsa
Indonesia dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti penderitaan bersama pada masa
penjajahan, keinginan bersama untuk merdeka, adanya kesatuan tempat tinggal,
dan kesamaan cita-cita untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan. Kemerdekaan Indonesia
dicapai melalui perjuangan dan pengorbanan, bukan sekedar proklamasi. Empat
tahapan pembangunan negara di Indonesia adalah sebagai berikut: mengakui hak
setiap bangsa untuk memerdekakan diri, perjuangan bangsa Indonesia melawan
penjajahan, dan kemauan kolektif seluruh bangsa sebagai keinginan yang mulia.
Negara Indonesia
terbentuk melalui proses perjuangan dan pengorbanan, sebagaimana tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945. Wawasan kebangsaan berdasarkan Pancasila merupakan rahasia
nasional yang berdasarkan pada ketuhanan Yang Maha Esa, dengan landasan moral,
etika, dan spiritual. Pancasila merupakan falsafah dasar bangsa dan negara,
berdasarkan nilai-nilai budaya dan agama yang dimiliki bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara, dan
nilai-nilai tersebut ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pedoman
hidup. Proses formal perumusan materi Pancasila dilakukan pada sidang pertama
BPUPKI, sidang “Panitia 9”, dan akhirnya disahkan secara yuridis secara formal
sebagai landasan filsafat di Negara Republik Indonesia.
8.
Hubungan
Antara Pendidikan Dan Identitas Nasional
Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam budaya sekaligus sebagai ciri khas bangsa yang harus dilindungi dan dilestarikan. Melestarikan keanekaragaman budayaTidak cukup hanya belajar; Anda juga harus mengembangkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya serta bimbingan yang optimal dalam pendidikan. Identitas nasional yang mendalam. Konteks nasional cenderung mengacu pada budaya, adat istiadat, dan karakter suatu bangsa.negara. Sebagai bangsa dan negara yang mandiri dan berdaulat dalam pergaulan internasional, kita akan saling menghormati dan sejajar dengan bangsa dan negara lain apabila kita mampu mempertahankan jati diri bangsa. Menjaga jati diri bangsa merupakan kewajiban seluruh masyarakat Indonesia, termasuk lembaga pendidikan. Pendidikan merupakan wadah penting dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan pada peserta didik sehingga muncul karakter jati diri bangsa (Mardiani et al., 2021: 5).
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan adalah proses penting yang melibatkan
pembelajaran dan keterampilan, dengan pembelajaran sejarah berbasis
multikultural di Indonesia yang berfokus pada keanekaragaman budaya. Membentuk
karakter bangsa dan memperkokoh Bhinika Tunggal Ika Indonesia, bangsa yang
bersatu dan beradab. Identitas nasional adalah kepribadian atau jati diri
bangsa yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa lain, sering kali mencakup
budaya, adat istiadat, dan ciri khasnya. Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia
melibatkan pengawasan akademik, kemajuan teknologi, pelatihan guru, budaya
organisasi, pemrograman ulang kurikulum, dan insentif guru untuk meningkatkan
pendidikan generasi masa depan. Implementasi identitas nasional mengutamakan
kepentingan bangsa yang meliputi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan. Indonesia lebih mengutamakan keamanan nasional dibandingkan
kepentingan pribadi dan kelompok.
B.
Saran
Kami percaya bahwa dokumen yang kami kumpulkan akan
bermanfaat bagi pembaca. Penulisan ini menyadarkan kami betapa masih banyak hal
yang masih ada, dan kami sangat berharap agar makalah kami dapat diperbaiki
dengan saran, kesalahan, dan kritik Anda yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.upy.ac.id/1242/1/5.%20Ari%20Setiarsih.pdf
https://www.gramedia.com/literasi/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-di-indonesia/
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/8258/5796
https://jurnal.maarifnumalang.id/index.php/mjemias/article/view/3
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/20bb958d430cc7d21ef6c2b58d14da41.pdf
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/alurwatul/article/download/7757/4690
No comments:
Post a Comment