Thursday, April 24, 2025

Media Sosial dan Krisis Identitas di Kalangan Remaja



Oleh Dimas Abiwardana (D34)

Abstrak

Media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan remaja di seluruh dunia. Meskipun memberikan platform untuk mengekspresikan diri, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan krisis identitas di kalangan remaja. Artikel ini membahas pengaruh media sosial terhadap pembentukan identitas remaja, serta dampak psikologis yang ditimbulkan, seperti kecemasan, perasaan rendah diri, dan kebingungan identitas. Selain itu, artikel ini memberikan solusi berupa dukungan keluarga, literasi digital, dan cara-cara untuk mengatasi dampak negatif media sosial pada remaja. Dengan memahami dinamika ini, diharapkan dapat ditemukan cara untuk mengurangi dampak negatif media sosial pada perkembangan remaja.

Kata Kunci

Media sosial, krisis identitas, remaja, validasi sosial, perbandingan sosial, kesehatan mental, pembentukan identitas.

Pendahuluan

Masa remaja adalah periode yang penuh dengan pencarian identitas dan pemahaman tentang diri sendiri. Media sosial, dengan jutaan pengguna yang saling berinteraksi, telah menjadi tempat utama bagi remaja untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri. Meskipun demikian, penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dapat menciptakan krisis identitas, di mana remaja mulai meragukan siapa mereka sebenarnya. Banyak remaja yang cenderung membandingkan diri dengan apa yang mereka lihat di media sosial, dan ini seringkali membuat mereka merasa tidak cukup baik. Artikel ini mengulas pengaruh media sosial terhadap pembentukan identitas remaja serta memberikan solusi untuk mengatasi dampak negatifnya.

Permasalahan

Remaja seringkali merasa tertekan oleh standar sosial yang ditetapkan di media sosial. Beberapa masalah utama yang muncul adalah:

  1. Kecenderungan Membandingkan Diri dengan Orang Lain: Media sosial memberikan gambaran hidup yang tampak sempurna, yang dapat membuat remaja merasa hidup mereka kurang memadai.

  2. Tekanan untuk Tampil Sempurna: Remaja merasa bahwa mereka harus selalu menunjukkan sisi terbaik dari diri mereka di media sosial, baik dalam hal penampilan maupun pencapaian.

  3. Ketergantungan pada Validasi Sosial: Banyak remaja yang mengukur nilai diri mereka berdasarkan jumlah likes, komentar, dan followers, yang menyebabkan mereka merasa tidak berharga ketika tidak mendapatkan respons yang diharapkan.

Pembahasan

1. Perkembangan Identitas Remaja

Erikson, dalam teorinya, menjelaskan bahwa masa remaja adalah periode penting dalam pembentukan identitas. Remaja mencari tahu siapa mereka dan bagaimana mereka ingin diterima oleh masyarakat. Namun, media sosial seringkali memperumit proses ini dengan menyajikan versi ideal dari kehidupan, yang bisa menciptakan kebingungan antara identitas yang asli dan yang dipamerkan di dunia maya.

2. Pengaruh Media Sosial dalam Pembentukan Identitas

Media sosial memberikan peluang bagi remaja untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka, tetapi seringkali mereka terjebak dalam penciptaan citra digital yang tidak autentik. Remaja merasa bahwa mereka harus tampil sempurna untuk diterima oleh teman-teman mereka atau bahkan publik yang lebih luas. Ini membuat mereka kehilangan kontak dengan siapa mereka sebenarnya, dan mulai membangun identitas berdasarkan citra yang mereka tampilkan di media sosial.

3. Dampak Negatif dari Media Sosial

Ketergantungan pada media sosial dapat menyebabkan berbagai masalah psikologis pada remaja. Perasaan tidak cukup baik, cemas, dan rendah diri sering kali muncul karena perbandingan sosial yang terus-menerus dengan kehidupan orang lain yang tampaknya lebih sempurna. Dampak ini juga memperburuk krisis identitas, di mana remaja merasa bingung tentang siapa mereka sebenarnya, baik di dunia nyata maupun dunia maya.

4. Peran Orang Tua dan Sekolah

Pentingnya dukungan dari orang tua dan pendidik sangat besar dalam mengatasi krisis identitas ini. Dengan memberikan bimbingan, komunikasi terbuka, dan pemahaman mengenai penggunaan media sosial yang sehat, orang tua dapat membantu remaja untuk mengembangkan identitas yang lebih otentik. Selain itu, pendidikan tentang literasi digital di sekolah dapat membantu remaja untuk lebih kritis dalam mengonsumsi konten media sosial dan mengurangi dampak negatifnya.

Kesimpulan dan Saran

Media sosial memiliki peran besar dalam pembentukan identitas remaja, tetapi juga membawa risiko besar terhadap kesehatan mental mereka. Remaja yang terlalu bergantung pada media sosial untuk validasi sosial bisa mengalami krisis identitas, stres, dan kecemasan. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan pendekatan yang holistik yang melibatkan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Edukasi literasi digital, komunikasi terbuka, dan dukungan psikologis adalah langkah-langkah yang dapat membantu remaja menemukan keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata. Remaja harus dibimbing untuk mengenali bahwa kehidupan yang tampak sempurna di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan, dan bahwa nilai diri mereka tidak bergantung pada perhatian yang mereka terima di dunia maya.

Daftar Pustaka

  • Erikson, E. H. (1968). Identity: Youth and crisis. W. W. Norton & Company.

  • Kuss, D. J., & Griffiths, M. D. (2015). Social networking sites and addiction: Ten lessons learned. International Journal of Environmental Research and Public Health, 12(3), 1286–1306. https://doi.org/10.3390/ijerph120301286

  • Santrock, J. W. (2011). Adolescence (13th ed.). McGraw-Hill Education.

  • Twenge, J. M. (2017). iGen: Why today’s super-connected kids are growing up less rebellious, more tolerant, less happy—and completely unprepared for adulthood. Atria Books.

  • Yustina, R., & Pratiwi, H. D. (2021). Media sosial dan remaja: Antara eksistensi dan krisis identitas. Jurnal Psikologi Remaja, 5(2), 123–135

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

KUIS 13-2 (11 JULI 2025) SUSULAN

 D04,D05,D07,D09,D16,D18,D20,D46,D47