Monday, July 14, 2025

Konflik SARA di Media Sosial Ancaman Nyata bagi Integrasi Bangsa


 Oleh : Okta Salsabila (D04)


ABSTRAK

Konflik SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) di media sosial merupakan ancaman nyata bagi integrasi bangsa Indonesia. Di era digital, media sosial menjadi ruang utama penyebaran informasi, namun juga memudahkan penyebaran narasi kebencian dan isu SARA yang dapat memicu polarisasi, resistensi, bahkan konflik antar kelompok masyarakat. Penyebaran isu SARA di media sosial kerap kali tidak sesuai fakta, sehingga menimbulkan keresahan, ketakutan, dan kesalahpahaman di tengah masyarakat. Dampak negatif dari konflik SARA meliputi terjadinya kekerasan, diskriminasi, disintegrasi bangsa, hingga terhambatnya pembangunan dan rusaknya citra Indonesia di mata dunia. Selain itu, postingan SARA di media sosial dapat merusak hubungan antar individu maupun kelompok, memperkuat segregasi sosial, dan mengancam persatuan nasional. Untuk menghadapi ancaman ini, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan media untuk meningkatkan literasi digital, memperkuat narasi kebangsaan yang inklusif, serta menegakkan hukum terhadap penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. Dengan pengelolaan yang bijak, media sosial dapat berperan positif dalam menjaga persatuan dalam keragaman Indonesia.

Kata Kunci : SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan), Indonesia

 

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) menghadapi tantangan besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Keanekaragaman yang seharusnya menjadi kekuatan, justru kerap memicu gesekan dan konflik, terutama ketika isu SARA dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya media sosial, telah memberikan ruang baru bagi masyarakat untuk berinteraksi dan berbagi informasi secara cepat dan luas. Namun, kemudahan ini juga membawa dampak negatif, seperti maraknya penyebaran informasi yang mengandung unsur SARA, hoaks, dan ujaran kebencian yang dapat memicu ketegangan hingga perpecahan di tengah masyarakat.

Media sosial sering kali menjadi wadah bagi penyebaran isu SARA yang tidak terverifikasi, sehingga menimbulkan keresahan, prasangka, bahkan konflik di dunia nyata. Kurangnya literasi digital dan pemahaman etika bermedia sosial di kalangan masyarakat multietnis Indonesia memperparah situasi ini, sehingga konflik SARA di media sosial menjadi ancaman nyata bagi integrasi bangsa. Oleh karena itu, penting untuk memahami dinamika konflik SARA di media sosial serta upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi dampaknya demi menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

 

PERMASALAHAN

Konflik SARA di media sosial menimbulkan berbagai permasalahan yang sangat serius bagi integrasi bangsa Indonesia. Salah satu permasalahan utama adalah penyebaran hoaks dan ujaran kebencian yang sering kali mengandung unsur SARA, sehingga memicu prasangka dan permusuhan antar kelompok masyarakat. Selain itu, media sosial juga berpotensi memperkuat polarisasi dan perpecahan sosial, di mana masyarakat terbagi menjadi kelompok-kelompok yang saling bertentangan, sehingga mengancam rasa persatuan dan kebersamaan. Permasalahan lain yang tidak kalah penting adalah kurangnya literasi digital di kalangan pengguna media sosial, sehingga banyak orang mudah terprovokasi dan tanpa sadar ikut menyebarkan konten yang bersifat memecah belah. Konflik SARA yang bermula di dunia maya pun dapat meluas ke dunia nyata, menimbulkan kerusuhan dan tindakan kekerasan yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Dampak negatif ini juga merusak citra Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman, serta mengancam keutuhan bangsa yang selama ini telah dibangun dengan susah payah. Oleh karena itu, permasalahan konflik SARA di media sosial memerlukan perhatian serius dan penanganan yang tepat agar tidak semakin memperburuk kondisi persatuan nasional.

 

PEMBAHASAN

Konflik SARA di media sosial menjadi persoalan yang sangat kompleks dan berpotensi mengancam integrasi bangsa Indonesia. Media sosial, yang sejatinya dapat menjadi sarana komunikasi dan penyebaran informasi positif, sering kali disalahgunakan untuk menyebarkan konten bernada SARA yang memicu ketegangan dan konflik antar kelompok masyarakat. Penelitian menunjukkan bahwa postingan SARA di media sosial tidak hanya berdampak pada hubungan pertemanan secara virtual, tetapi juga dapat menimbulkan sikap permusuhan dan pemutusan hubungan sosial di dunia nyata. Selain itu, media sosial menjadi arena utama penyebaran hoaks dan ujaran kebencian yang memperkuat polarisasi sosial, sehingga memperlemah persatuan bangsa. Rendahnya literasi digital dan kurangnya pemahaman etika bermedia sosial membuat masyarakat mudah terprovokasi dan ikut menyebarkan konten yang memecah belah. Dalam konteks politik, isu SARA kerap dimanfaatkan untuk memobilisasi massa dan memperkeruh suasana, terutama menjelang pemilu, sehingga menimbulkan konflik horizontal yang membahayakan stabilitas nasional. Oleh karena itu, diperlukan strategi terpadu yang melibatkan pemerintah, tokoh agama, masyarakat, dan pengguna media sosial untuk meningkatkan kesadaran beretika, menegakkan hukum terhadap penyebaran konten provokatif, serta mengedukasi masyarakat agar media sosial dapat berperan sebagai alat pemersatu dalam keberagaman Indonesia. Dengan demikian, pengelolaan media sosial yang bijak menjadi kunci penting dalam menjaga keutuhan dan persatuan bangsa di tengah tantangan konflik SARA.

 

KESIMPULAN

Konflik bernuansa SARA di media sosial merupakan tantangan serius bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, karena media sosial yang seharusnya menjadi sarana komunikasi dan penyebaran informasi positif justru sering disalahgunakan untuk menyebarkan hoaks, ujaran kebencian, dan konten provokatif yang mengandung unsur SARA. Hal ini memperkuat polarisasi sosial, memicu prasangka dan permusuhan antar kelompok, serta berpotensi meluas ke konflik nyata yang mengancam stabilitas dan keutuhan bangsa. Faktor utama yang memperparah kondisi ini adalah rendahnya literasi digital dan kurangnya pemahaman etika bermedia sosial di kalangan masyarakat multietnis Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan upaya terpadu yang melibatkan pemerintah, tokoh agama, masyarakat, dan pengguna media sosial untuk meningkatkan kesadaran beretika, menegakkan hukum terhadap penyebaran konten provokatif, serta mengedukasi masyarakat agar media sosial dapat berfungsi sebagai alat pemersatu dalam keberagaman Indonesia demi menjaga integrasi dan keutuhan bangsa.

 

DAFTAR PUSTAKA

Adri, A. (2024, May 7). Keributan di Tangsel dan Isu SARA di Media yang Meresahkan

Warga. kompas.id. https://www.kompas.id/baca/metro/2024/05/07/keributan-di-tangsel-dan-isu-sara-di-media-yang-meresahkan-warga

Liputan. (2024, December 14). Apa Itu SARA: Pengertian, Jenis, dan Dampaknya Terhadap

Masyarakat. liputan6.com. https://www.liputan6.com/feeds/read/5833892/apa-itu-sara-pengertian-jenis-dan-dampaknya-terhadap-masyarakat

Banua, M. (2023, November 23). Bahaya Politik SARA Terhadap Stabilitas dan Keharmonisan

Masyarakat. Mata Banua Online. https://matabanua.co.id/2023/11/23/bahaya-politik-sara-terhadap-stabilitas-dan-keharmonisan-masyarakat/

No comments:

Post a Comment

Pemilu Serentak: Solusi atau Bencana bagi Demokrasi Kita?

Pemilu Serentak: Solusi atau Bencana bagi Demokrasi Kita? Disusun oleh : Evanjel Joshua D09 Abstrak Pemilu serentak di Indonesia pertama kal...