Materi Pembelajaran 11:
1. Kompetensi yang Diharapkan
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan mampu:
- Memahami
Konsepsi: Mendeskripsikan dan memahami secara mendalam pengertian,
hakikat, sifat, dan konsepsi dasar Ketahanan Nasional (Geostrategi)
Indonesia.
- Menganalisis
Astragatra: Menganalisis peran dan interdependensi setiap aspek dalam
Astagatra (Gatra Alam dan Gatra Kehidupan) sebagai modal dasar dan faktor
penentu Ketahanan Nasional.
- Mengidentifikasi
Ancaman: Mengidentifikasi secara kritis anasir-anasir disintegrasi
bangsa, baik dari ancaman luar maupun dalam negeri.
- Merumuskan
Solusi: Merumuskan implikasi, solusi, dan strategi pembangunan yang
berkelanjutan untuk memperkuat Ketahanan Nasional di berbagai bidang
(politik, ekonomi, sosial, hukum).
2. Pendahuluan
Ketahanan Nasional (Tannas) adalah kondisi dinamis suatu
bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan, serta gangguan (TATHG), baik yang datang dari luar maupun dari dalam,
yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan mengejar tujuan
nasional.
Konsepsi Ketahanan Nasional di Indonesia berakar pada
pandangan Geostrategi Indonesia, yaitu suatu strategi dalam memanfaatkan
kondisi geografis negara kepulauan untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan
sarana umum demi mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.
Geostrategi ini kemudian dijadikan doktrin pembangunan dan diberi nama
Ketahanan Nasional, yang bertujuan membentuk keuletan dan ketangguhan bangsa
dan negara secara konsisten dan berkelanjutan. Indonesia harus memiliki daya
tangkal dan kemampuan untuk mengarahkan potensi nasionalnya.
3. Materi Inti: Konsepsi Astagatra
Ketahanan Nasional Indonesia didasarkan pada konsepsi
Astagatra (Delapan Gatra), yang merupakan sebuah model analitik yang memandang
bahwa kehidupan nasional suatu bangsa dipengaruhi oleh delapan aspek yang
saling berinteraksi dan interdependen (ketergantungan).
A. Gatra Alam (Trigatra)
Trigatra mencakup aspek-aspek alamiah yang bersifat statis
dan merupakan modal dasar nasional:
- Gatra
Geografi: Memanfaatkan kondisi geografis sebagai negara kepulauan
(Archipelagic State) yang strategis di antara Samudera Pasifik dan Hindia.
Konfigurasi wilayah ini menempatkan Indonesia pada posisi choke-points
(Alur Laut Kepulauan Indonesia/ALKI), yang memicu persaingan kepentingan
negara-negara besar.
- Konsepsi
Dasar: Wawasan Nusantara.
- Gatra
Sumber Daya Alam (SDA): Potensi hayati (hewani, nabati) dan non-hayati
(mineral). Pemanfaatannya harus berdasarkan tiga prinsip utama: Maksimal,
Lestari, dan Daya Saling (memperhatikan kebutuhan generasi
mendatang).
- Gatra
Kependudukan (Demografi): Meliputi jumlah, komposisi (usia, jenis
kelamin, pendidikan), dan distribusi penduduk. Kualitas SDM adalah faktor
kunci, di mana pendidikan, kesehatan, dan penguasaan ilmu pengetahuan
menjadi penentu kekuatan nasional (Human Development Index/HDI).
B. Gatra Kehidupan (Pancagatra)
Pancagatra mencakup aspek-aspek sosial kemasyarakatan yang
bersifat dinamis:
- Gatra
Ideologi: Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara. Ketahanan
ideologi berarti kemampuan bangsa untuk mengamalkan Pancasila dan
menangkal pengaruh ideologi lain yang bertentangan.
- Gatra
Politik: Sistem politik yang menjunjung tinggi nilai damai, adil,
jujur, tertib, dan demokratis. Ketahanan politik mencakup stabilitas dan
efisiensi sistem birokrasi, serta pelaksanaan politik luar negeri bebas
dan aktif.
- Gatra
Ekonomi: Sistem ekonomi kerakyatan yang bertujuan mewujudkan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat, menjamin ketersediaan pangan, sandang,
dan papan, serta menciptakan iklim investasi yang sehat, transparan, dan
efisien, serta mengurangi campur tangan pemerintah yang berlebihan.
- Gatra
Sosial Budaya (Sosbud): Harmoni sosial yang didasarkan pada
penghormatan, etika, dan sopan santun. Peningkatan kualitas pendidikan dan
peran perempuan adalah kunci dalam meningkatkan ketahanan sosial.
- Gatra
Pertahanan dan Keamanan (Hankam): Kemampuan untuk menjaga kedaulatan,
keamanan, dan ketertiban. Ketahanan Hankam diwujudkan melalui sistem
pertahanan semesta yang menjamin rasa aman dan damai, serta tidak
membenarkan adu kekuatan/kekuasaan.
Sifat Ketahanan Nasional: Ketahanan Nasional memiliki
sifat Manunggal (utuh menyatu dari Trigatra dan Pancagatra), Mawas ke
Dalam (mengutamakan potensi dan kekuatan sendiri), Kewibawaan
(memiliki pengaruh), Berubah menurut Waktu, Percaya pada Diri Sendiri,
dan Tidak Membenarkan Adu Kekuasaan/Kekuatan.
4. Implikasi dan Solusi: Menghadapi Disintegrasi
A. Ancaman Disintegrasi Bangsa
Disintegrasi bangsa adalah hilangnya kaitan integratif antar
unsur-unsur kekuatan bangsa yang dapat mencabik-cabik persatuan.
|
Anasir |
Contoh Masalah Nyata |
Implikasi terhadap Tannas |
|
Anasir Luar |
Intervensi Asing (demokratisasi yang dipaksakan),
Pemanfaatan SLOC, Pembendungan Pengaruh Geopolitik. |
Mendorong subversi, mempengaruhi kebijakan, dan melemahkan
moral/integritas aparat. |
|
Anasir Dalam |
Ketidakadilan Pembangunan: Kesenjangan pertumbuhan
antara Barat dan Timur Indonesia (Jawa vs. Luar Jawa). |
Menimbulkan rasa ketidakadilan dan memicu konflik SARA
atau separatisme. |
|
Anasir Dalam |
Mencairnya Perekat Bangsa: Pengaruh globalisasi
yang mendorong individualisme, mengikis nilai Pancasila dan wawasan
kebangsaan. |
Merosotnya kedaulatan bangsa dan melemahnya sense of
belonging. |
|
Anasir Dalam |
Primordialisme Politik: Pemanfaatan sentimen SARA,
etnis, atau kelompok sebagai pressure group untuk mencapai tujuan
politik. |
Memperlebar irisan pemilahan sosial (social cleavage)
menjadi jurang disintegrasi. |
B. Solusi Peningkatan Ketahanan (Implementasi)
Untuk mengatasi ancaman disintegrasi, implementasi Ketahanan
Nasional harus fokus pada:
|
Bidang Gatra |
Implikasi dan Solusi |
|
Politik |
Peningkatan kompetensi diplomat (menghadapi globalisasi),
penerapan sistem politik yang demokratis, dan perbaikan sistem birokrasi yang
efisien. Memastikan keadilan politik dan hukum. |
|
Ekonomi |
Kebijakan fiskal yang adil, industri berbasis sumber daya
dalam negeri, swasembada pangan, dan penerapan sistem ekonomi yang sehat,
transparan, dan efisien (Ekonomi Kerakyatan). |
|
Sosial Budaya |
Peningkatan HDI (pendidikan, kesehatan), penataan ruang
(tata guna lahan), peningkatan disiplin masyarakat, dan penguatan nilai-nilai
agama serta etika. |
|
Hukum |
Profesionalisme aparat penegak hukum, pemberantasan
korupsi, penghormatan Kesadaran HAM, pengembangan budaya hukum, dan proses
peradilan yang cepat, mudah, serta murah (Rule of Law). |
5. Kesimpulan
Ketahanan Nasional merupakan doktrin pembangunan bangsa yang
paling krusial bagi Indonesia, mengingat karakter majemuk dan posisi
geopolitiknya yang strategis. Inti dari Ketahanan Nasional adalah kemampuan
bangsa untuk membangun keuletan dan ketangguhan (daya tahan dan daya
tangkal) yang bersumber dari keseimbangan dan keselarasan delapan aspek
kehidupan (Astagatra). Ancaman terbesar bagi Indonesia adalah ketika
anasir-anasir dalam negeri (ketidakadilan, primordialisme) ditumpangi atau
dimanfaatkan oleh anasir dari luar. Oleh karena itu, diperlukan strategi
pembinaan masyarakat yang konsisten, berfokus pada penegakan hukum, keadilan
pembangunan, dan penguatan nilai-nilai Pancasila sebagai perekat bangsa.
6. Ringkasan 5 Poin
- Definisi
Tannas: Kondisi dinamis yang mengandung keuletan dan ketangguhan
bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala TATHG
(Tantangan, Ancaman, Hambatan, Gangguan) demi kelangsungan hidup dan
tujuan nasional.
- Astagatra:
Konsepsi dasar Tannas Indonesia yang terdiri dari Trigatra (Geografi, SDA,
Penduduk) dan Pancagatra (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosbud, Hankam) yang
saling interdependen.
- Hakikat
Geostrategi: Geostrategi Indonesia adalah metode pembangunan nasional
yang memanfaatkan kondisi geografis untuk mewujudkan cita-cita proklamasi,
berbeda dengan konsep geopolitik lama yang berorientasi militer.
- Anasir
Disintegrasi: Ancaman utama datang dari ketidakadilan pembangunan
(kesenjangan wilayah) dan Primordialisme Politik di dalam negeri, yang
rawan dimanfaatkan oleh kepentingan pihak asing (anasir luar) untuk
intervensi politik dan destabilisasi.
- Strategi
Solusi: Memperkuat Ketahanan Nasional melalui implementasi Keadilan
Merata (ekonomi kerakyatan, pembangunan infrastruktur), Supremasi
Hukum (pemberantasan korupsi, HAM), dan Penguatan Karakter
(pendidikan, etika, dan Pancasila).
7. 5 Pertanyaan Pemantik
- Bagaimana
posisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan (Trigatra) dapat
menjadi keunggulan sekaligus kerawanan dalam konteks perebutan
pengaruh geopolitik global?
- Dari
seluruh unsur Pancagatra, manakah yang menurut Anda paling rentan terhadap
pengaruh globalisasi dan mengapa? Berikan contoh implementasi untuk
memperkuat Gatra tersebut.
- Konsepsi
Ketahanan Nasional mengutamakan Mawas ke Dalam. Dalam konteks
ekonomi saat ini, apa bentuk nyata dari "Mawas ke Dalam" yang
dapat diimplementasikan, dan bagaimana hal itu dapat menghadapi dominasi
pasar global?
- Jika Ketidakadilan
Pembangunan diinterpretasikan sebagai anasir disintegrasi paling
berbahaya, apa strategi spesifik yang harus dilakukan pemerintah pusat
selain alokasi dana untuk memastikan pembangunan merata dan tidak
terulang seperti masa lalu?
- Apa
perbedaan mendasar antara Ketahanan Nasional yang bersifat Daya Tangkal
dan yang bersifat Pengarah Potensi?
8. 5 Latihan Reflektif (Esai)
- Interdependensi
Astagatra: Jelaskan hubungan timbal balik (interdependensi) antara
Gatra Kependudukan (SDM) dan Gatra Ekonomi dalam konteks Ketahanan
Nasional. Bagaimana kualitas SDM yang rendah dapat langsung mempengaruhi
Gatra Ekonomi, dan sebaliknya?
- Kasus
Disintegrasi: Ambil satu contoh kasus konflik SARA atau ketidakpuasan
daerah yang pernah terjadi di Indonesia pasca-reformasi. Analisis kasus
tersebut menggunakan konsepsi Astagatra: Gatra mana yang paling lemah dan
Gatra mana yang menjadi pemicu utama konflik?
- Peran
Generasi Muda: Sebagai bagian dari generasi muda, bagaimana Anda dapat
mengaktualisasikan "keuletan dan ketangguhan" Ketahanan Nasional
dalam kehidupan sehari-hari (di kampus/komunitas) untuk menangkal pengaruh
Primordialisme Politik dan individualisme global?
- Kritik
Konsepsi: Menurut pandangan Anda, apakah Konsepsi Astagatra (yang
dirumuskan beberapa dekade lalu) masih relevan sepenuhnya dalam menghadapi
ancaman modern seperti perang informasi (hoaks, cyber attack)? Jika
tidak, Gatra mana yang perlu penekanan/interpretasi ulang?
- Tannas
vs. Demokrasi: Jelaskan argumen bahwa dorongan berlebihan terhadap
"Demokratisasi" (sesuai standar Barat) dapat menjadi anasir luar
yang merongrong Ketahanan Nasional Indonesia. Bagaimana bangsa Indonesia
harus menyeimbangkan antara nilai demokrasi universal dan menjaga
kesepakatan nasional (Pancasila)?
9. Glosarium
|
Istilah |
Keterangan |
|
Geostrategi |
Strategi pemanfaatan kondisi geografis negara untuk
menentukan kebijakan demi mewujudkan tujuan nasional (di Indonesia diwujudkan
dalam doktrin Tannas). |
|
Ketahanan Nasional (Tannas) |
Kondisi dinamis yang berisi keuletan dan ketangguhan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi TATHG. |
|
Astagatra |
Konsepsi 8 aspek kehidupan nasional: Trigatra (Alamiah)
dan Pancagatra (Sosial). |
|
Trigatra |
Tiga aspek alamiah yang statis: Geografi, Sumber Daya
Alam, dan Kependudukan. |
|
Pancagatra |
Lima aspek sosial yang dinamis: Ideologi, Politik,
Ekonomi, Sosial Budaya, dan Hankam. |
|
Disintegrasi Bangsa |
Hilangnya kaitan integratif antar unsur kekuatan bangsa,
mengarah pada perpecahan. |
|
SLOC |
Sea Lines of Communication atau Alur Pelayaran
Komunikasi Laut, jalur laut vital yang dilewati perdagangan internasional. |
|
Primordialisme |
Pandangan atau sikap yang berpegangan teguh pada hal-hal
yang dibawa sejak lahir, seperti suku, ras, atau agama, yang sering
dimanfaatkan untuk kepentingan politik. |
|
HDI |
Human Development Index (Indeks Pembangunan
Manusia), indikator penting dalam mengukur kualitas Gatra Kependudukan. |
|
Money Politics |
Praktik politik uang untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan atau pemilihan. |
10. Daftar Pustaka
- Modul
UMB (Terlampir): Malkian Elvani, A Wetpaint Site. Modul Perkuliahan
Pendidikan Kewarganegaraan: Ketahanan Nasional. (Digunakan sebagai
sumber utama Geostrategi, Sifat, Konsepsi Dasar, dan Anasir Disintegrasi).
- GBHN/Tap
MPR: Ketetapan MPR RI No. VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri.
(Relevan dengan Gatra Hankam).
- Lemhannas
RI: Buku Putih Ketahanan Nasional. (Sumber Konsepsi dan Hakikat
Tannas).
- Kaelan,
M.S. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.
- Sumarsono,
S., et al. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. (Membahas Astagatra secara umum).
- Nasution,
H. (1995). Aspek-Aspek Hukum dan Politik dalam Geostrategi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. (Fokus pada Geostrategi dan politik).
- Huntington,
Samuel P. (1993). "The Clash of Civilizations?". Foreign
Affairs. (Referensi Eksternal: Ancaman luar dan spheres of
influence).
- Undang-Undang
RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. (Relevan dengan
implementasi bidang hukum).
- Srijanti,
dkk. (2008). Etika Berwarganegara. Edisi Kedua. Jakarta:
Salemba Empat. (Relevan dengan Gatra Sosbud dan moral nasional).
- Wiryanto,
H. (2004). Ketahanan Nasional dalam Dimensi Globalisasi.
Jakarta: Pustaka Cidesindo. (Fokus pada ancaman modern dan globalisasi).
11. Hashtag
#KetahananNasional #Geostrategi #Astagatra
#DisintegrasiBangsa #Pancasila #PendidikanKewarganegaraan #Tannas #Trigatra
#Pancagatra #BelaNegara

No comments:
Post a Comment