ARTIKEL
KEWARGANEGARAAN
DOSEN PEMBIMBING:
Ir. Atep Afia Hidayat, MP
DISUSUN OLEH:
Ajri Chaerul Ramadhan 41221010033
PROGRAM
STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
MERCU BUANA
2024
Abstrak
Pasca reformasi, Indonesia
menghadapi tantangan politik identitas yang mengancam ketahanan nasional dan
kualitas demokrasi. Fenomena ini memerlukan solusi jangka panjang melalui
kajian strategis terhadap pengaruh politik identitas terhadap demokrasi. Metode
analisis kritis/deskriptif digunakan melalui FGD, studi literatur, dan RTD.
Politik identitas mencerminkan belum tercapainya transformasi menuju masyarakat
demokratis. Partai politik belum mengakar di masyarakat, sehingga menggunakan
populisme simbol identitas untuk mendulang suara. Praktek ini merusak demokrasi
dan memerlukan peningkatan edukasi politik dari pemerintah dan masyarakat untuk
menciptakan partisipasi yang rasional sesuai dengan demokrasi Indonesia
Kata kunci: Politik Identitas, Populisme, Demokrasi.
Pendahuluan
Pasca reformasi, Indonesia
menghadapi tantangan politik identitas yang menekankan perbedaan golongan atau
simbol untuk memperoleh pengaruh politik. Fenomena ini muncul pada 1970-an di
Amerika Serikat untuk perjuangan minoritas, gender, dan ras terpinggirkan.
Politik identitas sering kali digunakan dalam politik praktis, menjauh dari
nilai persatuan, dan dapat memicu disintegrasi bangsa. Demokrasi yang ideal
terganggu oleh praktik politik identitas, dengan konflik, kekerasan, dan
diskriminasi sebagai dampaknya. Politik identitas diperkuat oleh kurangnya
pengakuan, sementara aktor kunci memanfaatkannya untuk kepentingan politik.
Fenomena politik identitas di Indonesia mencakup penggunaan agama sebagai alat
kelompok penekan dan politik identitas berbasis ras untuk kepentingan
separatis. Dikhawatirkan sikap emosional yang mudah tersulut dapat memicu
konflik yang merugikan keutuhan bangsa.
Permasalahan
Salah satu permasalahan utama yang
muncul adalah Apa potensi ancaman populisme politik identitas terhadap
demokrasi di Indonesia. Fenomena ini merupakan tantangan yang dihadapi dan
dicari solusinya agar keran demokrasi yang ada dapat dipergunakan dengan sesuai
koridor hukum di Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian strategik
yang memberikan gambaran, analisis, dan pembahasan serta rekomendasi tentang
bagaimana pengaruh politik identitas terhadap demokrasi Indonesia.
Pembahasan
Fenomena populisme politik identitas
di Indonesia mencerminkan tantangan dalam kehidupan demokrasi, dengan demokrasi
menjadi "pedang bermata dua" yang memberikan kontribusi pada
kemajuan, namun juga dapat digunakan untuk melanggar hukum dan mengancam
kehidupan demokrasi serta ketahanan nasional. Politik identitas sering
digunakan dalam pertarungan politik, menandakan bahwa transformasi menuju
masyarakat yang demokratis belum sepenuhnya tercapai. Faktor-faktor seperti
keragaman, media sosial, literasi politik yang rendah, dan penegakan hukum yang
lemah menjadi pendorong politik identitas.
Politik identitas dalam pemilu
dimanfaatkan sebagai "jalan pintas" untuk mendapatkan suara, dengan
media sosial menjadi alat utama penyebarannya. Politisasi identitas berpotensi
mengarah pada perpecahan, ketidaksetaraan, dan ketegangan sosial yang merugikan
ketahanan nasional. Ideologi partai politik juga berperan dalam fenomena
politik identitas, dimana politik identitas sering dieksploitasi demi
kepentingan politik sempit. Populisme politik identitas terkait dengan konflik
SARA dan menimbulkan polarisasi masyarakat, mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa. Solusinya adalah dengan membangun budaya demokrasi yang inklusif,
menumbuhkan kesadaran politik masyarakat, dan mengadopsi pendekatan
multikulturalisme kosmopolitan yang menghilangkan batas-batas kultural
Kesimpulan
Untuk mengatasi fenomena politik
identitas di Indonesia, diperlukan sinergi antara Kemendagri, Kemenkominfo, dan
pemimpin partai politik dalam meningkatkan literasi politik dan digital
masyarakat serta memberlakukan aturan yang tegas terhadap penyebaran konten
politik identitas yang mengandung unsur SARA. Pemerintah juga perlu memantapkan
nilai-nilai kebangsaan melalui edukasi dan buku pedoman, serta memberikan
pelatihan wawasan kebangsaan kepada calon peserta pemilu. Partai politik
diharapkan membuat laporan akuntabilitas dan membuka opsi pilihan
seluas-luasnya untuk mencegah polarisasi yang memicu politik identitas. Untuk
mengatasi populisme dan politik identitas, diperlukan kesadaran masyarakat,
dialog terbuka, dan kampanye politik harmoni yang mengutamakan kebhinnekaan
serta rejunevasi nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika.
Saran
Berikut beberapa saran berdasarkan kesimpulan di atas:
● Pemerintah perlu bekerja sama dengan
partai politik untuk meningkatkan literasi politik dan digital masyarakat. Ini
dapat dilakukan melalui program-program pendidikan dan kampanye yang melibatkan
partai politik sebagai agen perubahan.
● Penting untuk memberlakukan aturan
yang tegas terhadap penyebaran konten politik identitas yang mengandung unsur
SARA. Penegakan hukum yang konsisten akan menjadi deteren bagi pihak-pihak yang
ingin memanfaatkan politik identitas untuk kepentingan politik sempit.
● Pemerintah harus memantapkan
nilai-nilai kebangsaan melalui edukasi dan buku pedoman yang menggarisbawahi
pentingnya Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini dapat
dilakukan melalui kurikulum sekolah, program-program pemerintah, dan kampanye
publik.
● Calon peserta pemilu perlu diberikan
pelatihan wawasan kebangsaan agar memiliki kesadaran untuk tidak menggunakan
politik identitas dalam kontestasi politik. Hal ini dapat dilakukan oleh
pihak-pihak terkait, seperti KPU dan lembaga-lembaga pendidikan politik.
● Partai politik perlu membuat laporan
akuntabilitas secara periodik baik keuangan maupun kinerja yang dipublikasi
kepada masyarakat. Ini akan membantu menciptakan budaya politik yang rasional
dan partisipatif.
● Masyarakat perlu disadarkan akan
pentingnya menolak populisme dan politik identitas yang dapat memecah belah
persatuan bangsa. Ini dapat dilakukan melalui pendidikan, dialog terbuka, dan
kampanye politik harmoni yang mengutamakan kebhinnekaan.
Dengan mengimplementasikan saran-saran di atas, diharapkan
dapat mengurangi dampak negatif politik identitas dan populisme serta
memperkuat fondasi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka
Benhabib, S. (Ed). 1996. Democracy and difference:
Contesting the boundaries of the political. New Jersey: Princeton University
Sofyan, B. T. 2021. Pengaruh Politik Identitas terhadap
Demokrasi di Indonesia. Lemhannas RI.
Hurriyah. 2021. Pengaruh Politik Identitas terhadap
Demokrasi di Indonesia. Puskapol UI. Jakarta.
Lukman, F. 2021. Politik Identitas dalam Demokrasi di
Indonesia. Jakarta.
https://kesbang.jogjakota.go.id/detail/index/28506
https://jurnal.lemhannas.go.id/index.php/jkl/article/download/419/290/
MIND MAD
No comments:
Post a Comment