Abstrak
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memiliki
akar sejarah yang dalam dan relevansi yang kuat dalam konteks kontemporer.
Artikel ini bertujuan untuk mengkaji Pancasila dari perspektif sejarah,
termasuk proses perumusan dan penerapannya, serta tantangan yang dihadapi di
era modern. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, artikel ini
mengeksplorasi bagaimana Pancasila tetap menjadi pedoman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pancasila tidak
hanya relevan dalam konteks sejarah, tetapi juga memiliki aplikasi praktis yang
signifikan dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perubahan sosial.
Kata Kunci
Pancasila, dasar negara, sejarah, kontemporer, identitas
bangsa.
Pendahuluan
Latar Belakang Pancasila sebagai Dasar Negara: Pancasila
adalah fondasi moral, ideologis, dan hukum bagi Republik Indonesia.
Perumusannya terjadi pada masa akhir pendudukan Jepang di Indonesia sekitar
tahun 1942. Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), Soekarno menyampaikan pidato
berjudul “Pancasila.” Pidato ini menjadi cikal bakal lahirnya Pancasila sebagai
dasar negara.
Makna Pancasila:
Pancasila sebagai Dasar Negara: Perspektif Sejarah dan
Kontemporer
Pancasila memiliki peran sentral dalam membentuk karakter
bangsa Indonesia dan menjadi landasan moral, ideologis, dan hukum. Berikut
beberapa aspek yang menjelaskan makna dan urgensi Pancasila:
- Cita-cita
Bangsa:
- Pancasila
merupakan hasil dari perjuangan dan pengalaman sejarah bangsa Indonesia
dalam mencari identitas dan cita-cita nasional.
- Sebagai
dasar negara, Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang menggambarkan
tujuan dan harapan bangsa.
- Ideologi
Terbuka:
- Pancasila
dapat diartikan sebagai ideologi terbuka. Ini berarti bahwa Pancasila
tidak bersifat dogmatis dan dapat terus berkembang sesuai dengan
perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat.
- Pancasila
dirumuskan melalui serangkaian proses musyawarah dan diskusi para pendiri
bangsa, yang mewakili berbagai golongan masyarakat.
- Nilai-nilai
Pancasila:
- Lima
sila Pancasila mengandung nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan.
- Nilai-nilai
ini harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, baik melalui tindakan
maupun sikap yang kita tunjukkan.
Fungsi Pancasila:
Fungsi Ideologi Negara:
- Pancasila
berfungsi sebagai ideologi negara Indonesia. Ini berarti bahwa Pancasila
menjadi pandangan hidup yang mengikat seluruh warga negara.
- Sebagai
ideologi, Pancasila memberikan arah dan tujuan bagi pembangunan nasional
serta menggambarkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa
Indonesia.
Fungsi Dasar Hukum:
- Pancasila
ditetapkan sebagai dasar hukum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Ini berarti bahwa semua peraturan dan kebijakan di Indonesia harus
selaras dengan nilai-nilai Pancasila.
- Pancasila
menjadi payung hukum yang mengatur segala aspek kehidupan masyarakat,
termasuk politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Fungsi Pandangan Hidup Bangsa:
- Pancasila
bukan hanya sekadar teori, tetapi juga menjadi praktik dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai-nilai Pancasila harus diaplikasikan dalam tindakan dan
sikap kita.
- Sebagai
pandangan hidup, Pancasila mempersatukan kita sebagai warga negara
Indonesia dan mengajarkan tentang toleransi, persatuan, dan kebhinekaan.
Fungsi Pengukur Kritis:
- Pancasila
menjadi ukuran untuk melakukan kritik terhadap keadaan bangsa dan negara.
Kita dapat mengukur sejauh mana implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
berbagai bidang.
- Dengan
menggunakan Pancasila sebagai pengukur kritis, kita dapat memperbaiki dan
mengarahkan pembangunan negara ke arah yang lebih baik.
Permasalahan:
- Menguatnya
Individualisme:
- Apa
itu? Individualisme adalah paham yang mementingkan hak individu atau
perseorangan, sering kali mengesampingkan hak masyarakat umum.
- Dampak
Globalisasi: Era globalisasi memperkuat paham individualisme karena
kemudahan akses informasi dan layanan secara virtual. Contohnya, bekerja,
berbelanja, dan bersekolah kini dapat dilakukan tanpa interaksi fisik.
- Dampak pada
Pancasila: Nilai-nilai sosial dalam Pancasila, seperti kemanusiaan
dan kebangsaan, dapat terkikis jika individualisme terus meningkat1.
- Maraknya
Kosmopolitanisme:
- Apa
itu? Kosmopolitanisme menganggap seluruh manusia sebagai anggota
komunitas global.
- Dampak
Globalisasi: Batasan antarnegara semakin pudar, memungkinkan
masuknya berbagai kebudayaan asing.
- Dampak
pada Pancasila: Pancasila menekankan kebangsaan dan persatuan. Kosmopolitanisme dapat
mengancam eksistensi nilai-nilai ini jika tidak diimbangi dengan
pemahaman yang kuat tentang Pancasila1.
- Radikalisme
dan Ekstremisme:
- Apa
itu? Radikalisme adalah paham yang menginginkan perubahan drastis
dan ekstrem dalam sistem sosial atau politik.
- Dampak
Globalisasi: Komunikasi global mempercepat penyebaran ide-ide
radikal melalui internet dan media sosial.
- Dampak
pada Pancasila: Pancasila menentang segala bentuk ekstremisme dan
radikalisme. Oleh karena itu, perlu
upaya lebih lanjut untuk memahami dan mengajarkan nilai-nilai Pancasila
secara efektif1.
- Perubahan
Sosial dan Teknologi:
- Apa
itu? Perubahan sosial dan teknologi terjadi dengan cepat,
memengaruhi cara kita berinteraksi dan memahami nilai-nilai.
- Dampak
Globalisasi: Teknologi mempercepat perubahan ini, termasuk dalam hal
komunikasi dan informasi.
- Dampak pada
Pancasila: Pendidikan dan pemahaman tentang Pancasila harus
diperbarui agar tetap relevan dengan realitas sosial dan teknologi saat
ini2.
1.
Perumusan Pancasila:
- Sidang BPUPKI: Pada 1
Juni 1945, dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia), Soekarno menyampaikan pidato berjudul “Pancasila.”
Pidato ini menjadi cikal bakal lahirnya Pancasila sebagai dasar negara.
- Diskusi
Panjang: Sebelumnya,
pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945, BPUPKI telah mengadakan diskusi panjang
yang dihadiri oleh tokoh-tokoh seperti Muhammad Yamin, Prof. Dr. Soepomo,
dan Ir. Soekarno. Ketiganya menyampaikan gagasan mengenai dasar negara
untuk bangsa Indonesia.
- Terbentuknya
Panitia Sembilan: Mendengar gagasan Soekarno, BPUPKI membentuk
Panitia Sembilan yang terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno
Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Mr. AA
Maramis, Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin. Panitia ini bertugas menyusun
dasar negara berdasarkan pidato Soekarno.
- Rumusan Awal
Pancasila: Dalam
Piagam Jakarta, sila pertama awalnya hanya mencakup pemeluk agama Islam. Namun, setelah perdebatan,
kalimat sila pertama diubah menjadi "Ketuhanan yang Maha Esa"1.
2.
Lima Sila Pancasila:
- Arti Kata
Pancasila: Pancasila
berasal dari Bahasa Sanskerta, dengan “Panca” yang berarti lima dan “Sila”
yang berarti prinsip atau asas.
- Lima Poin
Prinsip Dasar: Pancasila
terdiri dari lima poin yang menjadi prinsip dasar bagi bangsa Indonesia.
Kelima poin ini juga tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.
- Peran
Pancasila: Pancasila
bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi merupakan landasan moral dan
ideologi yang mengikat seluruh rakyat Indonesia. Setiap 1 Juni, kita
memperingati Hari Lahirnya Pancasila sebagai penghormatan terhadap momen
bersejarah ini2.
- Bagaimana
implementasi Pancasila dalam konteks kontemporer?
Gotong Royong dan
Tanggung Jawab Sosial:
- Konsep gotong
royong dan rasa tanggung jawab sosial memainkan peran penting dalam
membentuk karakter yang kuat dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
Gotong royong mengajarkan tentang kerjasama, saling membantu, dan
kepedulian terhadap sesama. Nilai ini relevan dalam konteks masyarakat modern yang
semakin kompleks dan terkoneksi secara global1.
Pendidikan
Kewarganegaraan dan Pancasila:
- Implementasi
Pancasila dapat dimulai dari pendidikan. Pendidikan kewarganegaraan dan
pengajaran nilai-nilai Pancasila di setiap tingkatan pendidikan sangat
penting. Generasi muda perlu
memahami makna dan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan panduan
dalam berperilaku2.
Peran Hari Besar dan
Nilai-nilai Pancasila:
- Peringatan
hari-hari besar nasional, seperti Hari Kemerdekaan, Hari Pahlawan, dan
Hari Sumpah Pemuda, dapat menjadi momen untuk menguatkan pemahaman
tentang Pancasila. Nilai-nilai
Pancasila perlu ditekankan dalam perayaan dan kegiatan sehari-hari3.
Seni Berkarakter
Nasionalis:
- Pertunjukan
seni, baik musik, tari, maupun teater, dapat menjadi sarana untuk
menyebarkan nilai-nilai Pancasila. Seni yang mengangkat tema nasionalisme, persatuan, dan
kebhinekaan dapat memperkuat implementasi Pancasila di tengah arus
globalisasi2.
Peran Orang Tua dan
Masyarakat:
- Orang tua dan
masyarakat memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak-anak.
Nilai-nilai Pancasila perlu diterapkan dalam keluarga dan lingkungan
sekitar. Contohnya, mengajarkan
anak-anak tentang toleransi, menghormati perbedaan, dan cinta tanah air2.
- Tantangan
apa yang dihadapi Pancasila di era globalisasi dan perubahan sosial?
Penyebaran Ideologi
Alternatif:
Globalisasi membuka akses yang lebih luas
terhadap berbagai ideologi dan pandangan dunia. Pancasila harus tetap relevan dan mampu bersaing dengan
ideologi-ideologi alternatif yang dapat mempengaruhi pemikiran masyarakat1.
Bagaimana kita memperkuat pemahaman tentang
Pancasila dan mengkomunikasikan nilai-nilainya secara efektif menjadi kunci
dalam menghadapi tantangan ini.
Eksklusivisme Sosial
dan Polarisasi:
Globalisasi juga dapat memperkuat
eksklusivisme sosial, di mana kelompok-kelompok tertentu cenderung menutup diri
dan menolak perbedaan. Pancasila, sebagai landasan kebhinekaan, harus mengatasi
polarisasi dan memperkuat semangat inklusivitas2.
Bagaimana kita membangun dialog dan
toleransi antarberagam kelompok menjadi penting dalam menghadapi tantangan ini.
Fragmentasi Sosial:
Perubahan sosial yang cepat dapat
menyebabkan fragmentasi masyarakat. Pancasila menekankan persatuan dan kesatuan, sehingga perlu
ada upaya konkret untuk memperkuat ikatan sosial dan mengurangi perpecahan1.
Radikalisme dan
Ujaran Kebencian:
Globalisasi juga membawa tantangan baru,
termasuk penyebaran radikalisme dan ujaran kebencian melalui media sosial dan
internet. Pancasila harus menjadi payung yang melindungi masyarakat
dari pengaruh negatif ini2.
Meningkatnya
Individualisme dan Kosmopolitanisme:
Individualisme yang semakin kuat dan
pandangan kosmopolitanisme (pandangan bahwa kita adalah warga dunia) dapat
mengaburkan identitas nasional dan nilai-nilai lokal. Pancasila perlu memperkuat kesadaran akan kebangsaan dan
kebhinekaan2.
Pembahasan
1. Latar Belakang Sejarah Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki sejarah
yang panjang dan kompleks. Hari lahirnya Pancasila diperingati pada 1 Juni
1945, ketika Soekarno mengemukakan konsep Pancasila dalam sidang BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Dalam pidatonya,
Soekarno menekankan pentingnya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
sebagai landasan bagi negara yang akan dibangun. Pancasila dirumuskan melalui
proses demokratis yang melibatkan berbagai pandangan dari anggota BPUPKI dan
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
.Pancasila terdiri dari lima sila yang mencerminkan
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Sila pertama, "Ketuhanan yang Maha
Esa," menunjukkan pengakuan terhadap keberadaan Tuhan dan pentingnya
spiritualitas dalam kehidupan masyarakat. Sila kedua, "Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab," menekankan perlunya menghormati martabat manusia. Sila
ketiga, "Persatuan Indonesia," menggarisbawahi pentingnya persatuan
di tengah keragaman. Sila keempat, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan," menekankan prinsip
demokrasi. Sila kelima, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia," menunjukkan komitmen untuk menciptakan keadilan sosial.
2. Implementasi Pancasila dalam Konteks Kontemporer
Dalam konteks kontemporer, Pancasila tetap menjadi pedoman
dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila
diintegrasikan dalam sistem pendidikan nasional, di mana nilai-nilai Pancasila
diajarkan kepada generasi muda sebagai bagian dari pembentukan karakter bangsa.
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air, kesadaran
berbangsa, dan nilai-nilai moral yang baik.Di tingkat kebijakan publik,
Pancasila menjadi acuan dalam penyusunan undang-undang dan peraturan. Sebagai
contoh, dalam penyusunan RUU (Rancangan Undang-Undang), prinsip-prinsip
Pancasila harus diakomodasi untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil
mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Hal ini penting untuk
menjaga keadilan dan kesejahteraan masyarakat.Namun, implementasi Pancasila
tidak selalu berjalan mulus. Tantangan yang dihadapi termasuk kurangnya
pemahaman masyarakat tentang Pancasila dan nilai-nilainya. Banyak generasi muda
yang tidak memahami makna dan pentingnya Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran dan
pemahaman masyarakat tentang Pancasila.
3. Tantangan Pancasila di Era Globalisasi
Meningkatnya Individualisme:
- Apa
itu Individualisme? Individualisme adalah paham yang
mementingkan hak individu atau perseorangan, seringkali mengesampingkan
hak masyarakat umum.
- Dampak
Globalisasi: Kemudahan pemenuhan kebutuhan secara virtual tanpa
interaksi fisik memperkuat paham individualisme. Bekerja, berbelanja, dan
bersekolah kini sering dilakukan secara online.
- Ancaman
terhadap Nilai-nilai Pancasila: Individualisme dapat melunturkan
nilai-nilai Pancasila yang menganut keyakinan bahwa manusia adalah
makhluk sosial. Sila kedua tentang kemanusiaan dan sila ketiga tentang
kebangsaan perlu dijaga agar tidak tergerus oleh paham ini.
Maraknya Kosmopolitanisme:
- Apa
itu Kosmopolitanisme? Kosmopolitanisme menganggap seluruh
manusia sebagai anggota komunitas global.
- Tantangan: Jika
berlebihan, pandangan kosmopolitanisme dapat mengaburkan identitas
nasional. Pancasila perlu memperkuat kesadaran akan kebangsaan dan
kebhinekaan.
Radikalisme dan Ujaran
Kebencian:
- Dampak
Globalisasi: Penyebaran radikalisme dan ujaran kebencian melalui
media sosial dan internet.
- Peran
Pancasila: Pancasila harus menjadi payung yang melindungi
masyarakat dari pengaruh negatif ini.
- Fragmentasi
Sosial:
- Dampak
Perubahan Sosial: Perubahan sosial yang cepat dapat menyebabkan
fragmentasi masyarakat.
- Peran
Pancasila: Pancasila menekankan persatuan dan kesatuan, perlu
ada upaya konkret untuk memperkuat ikatan sosial dan mengurangi
perpecahan.
.Selain itu, pluralisme yang ada di Indonesia juga menjadi
tantangan tersendiri. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama,
dan budaya, yang kadang-kadang dapat menimbulkan konflik. Pancasila sebagai
dasar negara harus mampu menjadi jembatan untuk menyatukan perbedaan tersebut.
Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya
toleransi dan saling menghormati antarumat beragama dan antarbudaya.
Kesimpulan dan Saran
Pancasila tetap relevan sebagai dasar negara yang dapat
memandu kehidupan berbangsa di Indonesia. Meskipun dihadapkan pada berbagai
tantangan, Pancasila memiliki potensi besar untuk membentuk karakter bangsa
yang kuat. Oleh karena itu, disarankan agar pemerintah dan masyarakat lebih
aktif dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan,
kampanye sosial, dan kebijakan yang mendukung keragaman dan
persatuan.Pendidikan Pancasila harus ditingkatkan di semua level pendidikan,
mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Selain itu, sosialisasi
yang lebih masif tentang pentingnya Pancasila dalam kehidupan sehari-hari perlu
dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Dengan demikian, Pancasila
dapat terus menjadi pedoman dalam menghadapi tantangan zaman dan membangun masa
depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka:
- Soekarno,
B. (1968). "Pancasila: Dasar Filsafat Negara." Jakarta: Pustaka
Jaya.
- Nasution,
H. (2008). "Pendidikan Pancasila." Yogyakarta: Penerbit Andi.
- Sihombing,
R. (2020). "Globalisasi dan Tantangan Pancasila." Jurnal
Pancasila dan Kewarganegaraan, 5(2), 45-60.
- 10 Tantangan Pancasila di Era Globalisasi dan
Cara Menghadapinya (tirto.id)
- Sejarah Pancasila sebagai Dasar Negara –
Kompaspedia
- Relevansi dan Implementasi Pancasila dalam
Dinamika Masyarakat Modern - Kompasiana.com
- (PDF) Pancasila dalam Diskursus Hubungan
Internasional Kontemporer | Ahmad Rizky M. Umar - Academia.edu
- Pancasila sebagai Paradigma Ideologi Negara:
Implikasi dan Relevansinya dalam Konteks Masyarakat Modern | Advances In
Social Humanities Research (adshr.org)
- Sejarah Perumusan Pancasila, Latar Belakang
Terbentuknya Dasar Negara | kumparan.com
- Sejarah Pancasila sebagai Dasar Negara –
Kompaspedia
- Pancasila di Tengah Era Globalisasi
(lemhannas.go.id)
- 27539 (uns.ac.id)
- Tantangan Pancasila di Era Globalisasi:
Memperkokoh Identitas dan Keberlangsungan Bangsa Indonesia - Read More
- Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
– Blog UI An Nur Lampung (an-nur.ac.id)
- https://jurnal.uns.ac.id/indigenous/article/download/79618/pdf
- https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/sejarah-perumusan-pancasila-sebagai-dasar-negara-dan-pandangan-hidup-bangsa
- http://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2017/02/MODUL-PENDIDIKAN-PANCASILA.pdf
- https://eprints.uny.ac.id/67948/1/AJAT%20-%20DEMOKRASI%20DALAM%20PERSPEKTIF%20SEJARAH.pdf
- https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/8-PendidikanPancasila.pdf
No comments:
Post a Comment