Abstrak
Artikel ini
mengkaji relevansi Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia dalam konteks
era globalisasi. Melalui analisis komprehensif terhadap tantangan dan peluang
yang dihadapi Indonesia di era global, penelitian ini menunjukkan bahwa
Pancasila tetap memiliki signifikansi yang kuat sebagai landasan moral, etika,
dan panduan dalam menghadapi dinamika global. Studi ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode analisis literatur dan dokumen untuk mengeksplorasi
bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diaktualisasikan dalam berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah arus globalisasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Pancasila memiliki fleksibilitas dan ketahanan dalam
menghadapi perubahan zaman, namun diperlukan upaya yang lebih intensif dalam
internalisasi dan implementasi nilai-nilai Pancasila di berbagai lapisan
masyarakat. Artikel ini juga menawarkan rekomendasi strategis untuk memperkuat
posisi Pancasila sebagai ideologi yang relevan dan responsif terhadap tantangan
global.
Kata Kunci:
Pancasila, Ideologi Negara, Globalisasi, Relevansi, Tantangan Global
Pendahuluan
Pancasila, sebagai
dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia, telah menjadi fondasi yang kokoh
dalam perjalanan sejarah Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan pada tahun
1945. Sebagai sebuah konsep filosofis dan ideologis, Pancasila tidak hanya
menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi juga menjadi
identitas nasional yang membedakan Indonesia dari negara-negara lain di dunia.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan masuknya era globalisasi, muncul
pertanyaan kritis mengenai relevansi Pancasila dalam menghadapi
tantangan-tantangan kontemporer.
Era globalisasi,
yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi, liberalisasi ekonomi, dan
intensifikasi interaksi lintas budaya, telah membawa perubahan signifikan dalam
tatanan dunia. Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi aspek ekonomi dan politik,
tetapi juga merambah ke dimensi sosial, budaya, dan ideologi suatu bangsa.
Dalam konteks ini, Indonesia sebagai bagian dari komunitas global tidak luput
dari pengaruh dan tantangan yang dibawa oleh arus globalisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis relevansi Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia dalam menghadapi era globalisasi. Dengan memahami dinamika globalisasi dan mengidentifikasi tantangan serta peluang yang muncul, studi ini berupaya untuk menunjukkan bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diaktualisasikan dan diimplementasikan secara efektif dalam konteks global. Lebih lanjut, penelitian ini juga akan mengeksplorasi strategi-strategi yang dapat ditempuh untuk memperkuat posisi Pancasila sebagai ideologi yang adaptif dan responsif terhadap perkembangan zaman.
Signifikansi
penelitian ini terletak pada urgensi untuk mempertahankan dan memperkuat
identitas nasional Indonesia di tengah arus globalisasi yang semakin intensif.
Dengan mengkaji relevansi Pancasila, diharapkan dapat memberikan perspektif
baru dan solusi konkret dalam menghadapi tantangan global sambil tetap
mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan kebijakan nasional, strategi
pendidikan karakter, dan upaya-upaya penguatan ideologi Pancasila di berbagai
sektor kehidupan berbangsa dan bernegara.
Permasalahan
Dalam mengkaji
relevansi Pancasila sebagai ideologi negara di era globalisasi, beberapa
permasalahan utama yang menjadi fokus penelitian ini adalah:
- Bagaimana Pancasila sebagai ideologi negara dapat mempertahankan relevansinya di tengah arus globalisasi yang semakin intensif?
- Apa saja tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Indonesia dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di era global?
- Sejauh mana nilai-nilai Pancasila dapat diaktualisasikan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk menghadapi dinamika global?
- Bagaimana strategi yang efektif untuk memperkuat posisi Pancasila sebagai ideologi yang adaptif dan responsif terhadap perkembangan zaman tanpa kehilangan esensinya?
- Apa implikasi dari globalisasi terhadap pemahaman dan penghayatan Pancasila di kalangan generasi muda Indonesia?
- Bagaimana Pancasila dapat berperan sebagai filter ideologis terhadap pengaruh negatif globalisasi sambil tetap membuka diri terhadap aspek positifnya?
Permasalahan-permasalahan
ini akan menjadi landasan dalam mengembangkan analisis komprehensif mengenai
relevansi Pancasila di era globalisasi, serta menjadi dasar dalam merumuskan
solusi dan rekomendasi strategis untuk memperkuat posisi Pancasila sebagai
ideologi negara yang tetap relevan dan berdaya guna dalam konteks global.
Pembahasan
1. Pancasila dalam
Konteks Historis dan Filosofis
Pancasila, yang secara harfiah berarti "lima prinsip," merupakan ideologi negara Indonesia yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa sebagai dasar negara. Kelima sila Pancasila - Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia - mencerminkan nilai-nilai luhur yang berakar dari budaya dan sejarah bangsa Indonesia.
Menurut Latif
(2018) dalam bukunya "Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan
Aktualitas Pancasila," Pancasila bukan hanya sebuah konsep politik, tetapi
juga merupakan manifestasi dari filsafat hidup bangsa Indonesia. Pancasila
menjembatani keberagaman suku, agama, ras, dan golongan yang ada di Indonesia,
menjadikannya fondasi yang kokoh bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Globalisasi:
Definisi, Karakteristik, dan Dampaknya terhadap Negara-Bangsa
Globalisasi dapat
didefinisikan sebagai proses integrasi internasional yang terjadi karena
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan
lainnya (Steger, 2017). Karakteristik utama globalisasi meliputi:
- Interconnectedness: Meningkatnya hubungan dan ketergantungan antar negara.
- Deterritorialization: Memudarnya batas-batas geografis dalam interaksi sosial dan ekonomi.
- Akselerasi: Percepatan dalam pertukaran informasi dan mobilitas.
- Homogenisasi budaya: Kecenderungan menuju keseragaman budaya global.
Dampak globalisasi
terhadap negara-bangsa sangat signifikan. Menurut Scholte (2015) dalam
"Globalization: A Critical Introduction," globalisasi telah mengubah
konsep kedaulatan negara, mempengaruhi kebijakan ekonomi dan politik, serta
mentransformasi identitas budaya. Dalam konteks ini, ideologi nasional seperti
Pancasila menghadapi tantangan untuk tetap relevan dan adaptif.
3. Tantangan
Pancasila di Era Globalisasi
a) Erosi
Nilai-nilai Tradisional:
Globalisasi
membawa masuknya nilai-nilai baru yang terkadang bertentangan dengan
nilai-nilai tradisional yang dijunjung tinggi dalam Pancasila. Misalnya,
individualisme yang sering dikaitkan dengan modernisasi dapat berbenturan
dengan semangat gotong royong yang tercermin dalam sila kelima Pancasila.
b) Krisis
Identitas Nasional:
Paparan terhadap
budaya global dapat menyebabkan krisis identitas, terutama di kalangan generasi
muda. Menurut penelitian Widisuseno (2019) dalam Jurnal Ketahanan Nasional,
terdapat kecenderungan menurunnya pemahaman dan penghayatan nilai-nilai
Pancasila di kalangan milenial.
c) Tekanan Ekonomi
Global:
Liberalisasi
ekonomi dan kompetisi global dapat menantang prinsip keadilan sosial yang
diusung Pancasila. Ketimpangan ekonomi yang semakin melebar menjadi tantangan
serius bagi implementasi sila kelima.
d) Radikalisme dan
Intoleransi:
Globalisasi informasi memfasilitasi penyebaran ideologi radikal yang dapat mengancam persatuan dan toleransi beragama yang dijunjung tinggi dalam Pancasila.
e) Degradasi
Lingkungan:
Eksploitasi sumber
daya alam akibat tuntutan ekonomi global bertentangan dengan prinsip
keseimbangan dan kelestarian alam yang tersirat dalam Pancasila.
4. Peluang dan
Potensi Pancasila di Era Global
a) Diplomasi Soft
Power:
Nilai-nilai
universal dalam Pancasila seperti kemanusiaan dan keadilan dapat menjadi modal
diplomasi soft power Indonesia di kancah internasional. Hal ini sejalan dengan
penelitian Wibisono (2020) dalam Journal of International Relations yang
menunjukkan potensi Pancasila sebagai instrumen diplomasi budaya.
b) Model
Alternatif Pembangunan:
Pancasila
menawarkan model pembangunan yang menyeimbangkan aspek material dan spiritual,
yang dapat menjadi alternatif dari model pembangunan kapitalis atau sosialis.
c) Penguatan
Identitas Nasional:
Di tengah
homogenisasi budaya global, Pancasila dapat menjadi pembeda dan penguatan
identitas nasional Indonesia.
d) Landasan Etika
Global:
Nilai-nilai
Pancasila seperti kemanusiaan dan keadilan sosial sejalan dengan
prinsip-prinsip etika global, menjadikannya relevan dalam diskursus
internasional tentang hak asasi manusia dan pembangunan berkelanjutan.
5. Strategi
Aktualisasi Pancasila di Era Globalisasi
a) Revitalisasi
Pendidikan Pancasila:
Mengembangkan
kurikulum pendidikan Pancasila yang lebih kontekstual dan relevan dengan
tantangan global. Menurut studi Murdiono et al. (2020) dalam Jurnal Civics,
pendekatan pembelajaran yang interaktif dan berbasis teknologi dapat
meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap Pancasila.
b) Integrasi Nilai
Pancasila dalam Kebijakan Ekonomi:
Mengembangkan
model ekonomi yang menyeimbangkan pertumbuhan dengan pemerataan, sejalan dengan
prinsip keadilan sosial dalam Pancasila.
c) Penguatan
Diplomasi Budaya:
Mempromosikan
nilai-nilai Pancasila dalam forum-forum internasional sebagai kontribusi
Indonesia terhadap perdamaian dan keadilan global.
d) Inovasi
Teknologi Berbasis Pancasila:
Mendorong
pengembangan teknologi dan inovasi yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila,
seperti teknologi ramah lingkungan dan platform digital yang mempromosikan
gotong royong.
e) Penguatan
Kelembagaan:
Memperkuat
lembaga-lembaga negara yang bertugas mengawal dan mengimplementasikan
nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
6. Analisis
Komparatif: Pancasila dan Ideologi Global
Untuk memahami
posisi Pancasila di tengah arus ideologi global, perlu dilakukan analisis
komparatif dengan ideologi-ideologi dominan lainnya:
a) Pancasila vs
Liberalisme:
Pancasila mengakui
kebebasan individu namun dalam kerangka tanggung jawab sosial, berbeda dengan
liberalisme yang cenderung menekankan kebebasan individual tanpa batas.
b) Pancasila vs
Sosialisme:
Pancasila mengakui
hak milik pribadi namun dengan fungsi sosial, berbeda dengan sosialisme yang
cenderung menolak kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi.
c) Pancasila vs
Sekularisme:
Pancasila mengakui
dimensi spiritual dalam kehidupan bernegara, berbeda dengan sekularisme yang
memisahkan agama dari urusan negara.
Analisis
komparatif ini menunjukkan bahwa Pancasila memiliki keunikan dan fleksibilitas
yang memungkinkannya untuk tetap relevan di tengah pertarungan ideologi global.
7. Implementasi
Pancasila dalam Kebijakan Luar Negeri Indonesia
Dalam konteks
hubungan internasional, Pancasila telah menjadi landasan bagi politik luar
negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Menurut Anwar (2019) dalam penelitiannya
di International Journal of Indonesian Studies, prinsip-prinsip Pancasila
tercermin dalam sikap Indonesia yang:
- Menolak hegemoni dan imperialisme dalam segala bentuknya.
- Aktif dalam upaya perdamaian dunia dan keadilan global.
- Mempromosikan dialog antar peradaban dan agama di tingkat internasional.
- Mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa.
- Memperjuangkan tata ekonomi dunia yang lebih adil.
Implementasi ini
menunjukkan bahwa Pancasila tidak hanya relevan secara internal, tetapi juga memiliki
signifikansi dalam membentuk peran Indonesia di panggung global.
8. Pancasila dan
Tantangan Teknologi Digital
Era globalisasi
tidak bisa dipisahkan dari revolusi teknologi digital. Dalam konteks ini,
Pancasila menghadapi tantangan dan peluang baru:
a) Tantangan:
- Keamanan data dan privasi: Perkembangan big data dan kecerdasan buatan menimbulkan isu etis terkait penggunaan data pribadi, yang berpotensi bertentangan dengan prinsip kemanusiaan dalam Pancasila.
- Kesenjangan digital: Akses tidak merata terhadap teknologi dapat memperburuk ketimpangan sosial, menantang prinsip keadilan sosial dalam Pancasila.
- Penyebaran informasi palsu: Media sosial dan platform digital mempermudah penyebaran hoax dan disinformasi yang dapat mengancam persatuan dan kerukunan sosial.
b) Peluang:
- E-governance: Teknologi digital dapat meningkatkan partisipasi publik dalam pemerintahan, sejalan dengan sila keempat Pancasila tentang demokrasi deliberatif.
- Inovasi sosial: Platform digital dapat memfasilitasi gotong royong dan solidaritas sosial dalam skala yang lebih luas.
- Pelestarian budaya: Teknologi dapat digunakan untuk mendokumentasikan dan melestarikan kearifan lokal yang menjadi sumber nilai-nilai Pancasila.
Menurut penelitian
Nugroho (2021) dalam Jurnal Ketahanan Nasional, diperlukan pendekatan
"Pancasila dalam era digital" yang mengintegrasikan nilai-nilai
Pancasila ke dalam desain dan penggunaan teknologi. Ini melibatkan pengembangan
kebijakan siber nasional yang memprioritaskan keamanan data, literasi digital,
dan etika teknologi berbasis Pancasila.
9. Pancasila dan
Tantangan Lingkungan Global
Perubahan iklim
dan krisis lingkungan global merupakan isu krusial yang juga perlu direspons
melalui perspektif Pancasila:
- Keselarasan dengan alam: Prinsip Ketuhanan dalam Pancasila mengimplikasikan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi untuk menjaga kelestarian alam.
- Keadilan antargenerasi: Konsep keadilan sosial dalam Pancasila mencakup juga keadilan bagi generasi mendatang dalam hal akses terhadap sumber daya alam yang lestari.
- Diplomasi lingkungan: Indonesia dapat menggunakan Pancasila sebagai landasan untuk mempromosikan kerja sama internasional dalam mengatasi krisis lingkungan global.
Suharto et al.
(2022) dalam Journal of Environmental Policy & Planning mengusulkan konsep
"Eco-Pancasila" sebagai pendekatan holistik dalam menangani isu
lingkungan yang mengintegrasikan kearifan lokal dengan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan.
10. Revitalisasi
Pancasila melalui Gerakan Sosial
Untuk memperkuat
relevansi Pancasila di era globalisasi, diperlukan gerakan sosial yang
melibatkan berbagai elemen masyarakat:
- Pancasila Go Digital: Kampanye digital yang mempromosikan nilai-nilai Pancasila melalui konten kreatif di media sosial dan platform digital.
- Forum Lintas Iman Pancasila: Dialog antaragama dan antarbudaya yang memperkuat pemahaman bersama tentang Pancasila sebagai common ground keberagaman Indonesia.
- Pancasila Innovation Hub: Inkubator inovasi sosial yang mendorong pengembangan solusi teknologi dan bisnis berbasis nilai-nilai Pancasila.
- Pancasila in Action: Program voluntarisme nasional yang mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam aksi nyata di masyarakat.
Prasetyo (2023)
dalam Jurnal Sosiologi Reflektif menunjukkan bahwa gerakan sosial berbasis
Pancasila dapat meningkatkan kohesi sosial dan ketahanan masyarakat dalam
menghadapi tantangan globalisasi.
11. Pancasila
dalam Konteks Geopolitik Kontemporer
Dinamika
geopolitik global juga memberikan tantangan dan peluang bagi relevansi
Pancasila:
- Multipolari-tas: Pergeseran kekuatan global dari unipolar ke multipolar membuka peluang bagi Indonesia untuk mempromosikan prinsip-prinsip Pancasila sebagai alternatif dalam tata kelola global.
- Konflik regional: Pancasila dapat menjadi basis bagi peran Indonesia sebagai mediator dalam konflik-konflik regional, mempromosikan dialog dan resolusi damai.
- Kerja sama Selatan-Selatan: Nilai-nilai Pancasila sejalan dengan semangat solidaritas negara-negara berkembang, memberikan landasan ideologis bagi peningkatan kerja sama Selatan-Selatan.
Penelitian Hadi
(2024) dalam Asia Pacific Review menunjukkan bahwa diplomasi berbasis Pancasila
dapat meningkatkan soft power Indonesia dalam dinamika geopolitik Asia Pasifik.
12. Pancasila dan
Ekonomi Digital
Era globalisasi
ditandai dengan munculnya ekonomi digital yang mengubah lanskap ekonomi global:
- Ekonomi berbagi (sharing economy): Konsep gotong royong dalam Pancasila dapat menjadi landasan etis bagi pengembangan platform ekonomi berbagi yang adil dan inklusif.
- Kewirausahaan sosial digital: Prinsip keadilan sosial dalam Pancasila dapat mendorong inovasi dalam kewirausahaan sosial yang memanfaatkan teknologi digital.
- Regulasi ekonomi digital: Pancasila dapat menjadi panduan dalam merumuskan kebijakan dan regulasi ekonomi digital yang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan kepentingan nasional.
Studi kasus oleh
Widodo et al. (2023) dalam Journal of Southeast Asian Economies menunjukkan
bahwa start-up teknologi Indonesia yang mengadopsi nilai-nilai Pancasila dalam
model bisnisnya cenderung lebih sustainable dan memiliki dampak sosial yang
lebih positif.
13. Pancasila dan
Pendidikan Global
Globalisasi telah
mengubah lanskap pendidikan, menciptakan tantangan dan peluang baru bagi
internalisasi nilai-nilai Pancasila:
- Kurikulum internasional: Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum internasional yang diadopsi oleh sekolah-sekolah di Indonesia.
- Pertukaran pelajar: Memanfaatkan program pertukaran pelajar sebagai sarana untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila di tingkat global.
- MOOCs (Massive Open Online Courses): Mengembangkan kursus online tentang Pancasila dan kearifan lokal Indonesia yang dapat diakses secara global.
Penelitian Sari et
al. (2022) dalam Comparative Education Review menunjukkan bahwa pendekatan
"glokal" dalam pendidikan, yang mengintegrasikan nilai-nilai
Pancasila dengan perspektif global, dapat meningkatkan daya saing lulusan
Indonesia di pasar kerja internasional sekaligus memperkuat identitas nasional
mereka.
Kesimpulan
Berdasarkan
analisis komprehensif yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Pancasila
sebagai ideologi negara Indonesia tetap memiliki relevansi yang kuat di era
globalisasi. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Pancasila menunjukkan
fleksibilitas dan ketahanan dalam menghadapi dinamika global. Beberapa poin
utama yang dapat disimpulkan:
- Universalitas nilai-nilai Pancasila: Prinsip-prinsip dalam Pancasila seperti kemanusiaan, keadilan, dan persatuan memiliki resonansi universal yang relevan dengan isu-isu global kontemporer.
- Adaptabilitas Pancasila: Pancasila telah menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman, termasuk dalam merespons tantangan teknologi digital dan perubahan geopolitik.
- Pancasila sebagai alternatif ideologis: Di tengah pertarungan ideologi global, Pancasila menawarkan perspektif unik yang menyeimbangkan nilai-nilai spiritual, kemanusiaan, dan keadilan sosial.
- Penguatan identitas nasional: Pancasila berperan penting dalam mempertahankan dan memperkuat identitas nasional Indonesia di tengah arus homogenisasi budaya global.
- Landasan diplomasi dan kerja sama internasional: Nilai-nilai Pancasila menjadi modal soft power Indonesia dalam diplomasi internasional dan mempromosikan kerja sama global yang lebih adil.
- Panduan dalam menghadapi isu-isu global: Pancasila memberikan kerangka etis dan filosofis dalam merespons tantangan global seperti perubahan iklim, kesenjangan digital, dan krisis kemanusiaan.
Namun, relevansi
Pancasila di era globalisasi bukan tanpa tantangan. Diperlukan upaya yang
sistematis dan berkelanjutan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila
dalam konteks kontemporer.
Saran
Berdasarkan temuan
dan analisis dalam penelitian ini, beberapa saran dapat diajukan untuk
memperkuat relevansi dan implementasi Pancasila di era globalisasi:
- Revitalisasi pendidikan Pancasila: Mengembangkan kurikulum dan metode pembelajaran Pancasila yang lebih interaktif, kontekstual, dan relevan dengan tantangan global.
- Penguatan literasi digital berbasis Pancasila: Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam program literasi digital nasional untuk membangun ketahanan masyarakat terhadap dampak negatif globalisasi informasi.
- Pengembangan kebijakan ekonomi digital berbasis Pancasila: Merumuskan regulasi dan kebijakan ekonomi digital yang menyeimbangkan inovasi dengan perlindungan kepentingan nasional berdasarkan prinsip-prinsip Pancasila.
- Peningkatan diplomasi budaya: Memperkuat promosi nilai-nilai Pancasila melalui diplomasi budaya dan forum-forum internasional.
- Mendorong inovasi sosial berbasis Pancasila: Memberikan insentif dan dukungan bagi inisiatif-inisiatif inovatif yang mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam mengatasi tantangan sosial.
- Penguatan penelitian dan pengembangan: Meningkatkan alokasi sumber daya untuk penelitian interdisipliner tentang aktualisasi Pancasila dalam konteks global.
- Kolaborasi internasional: Membangun jaringan kerja sama dengan institusi internasional untuk studi komparatif ideologi dan nilai-nilai kebangsaan dalam konteks globalisasi.
- Pengembangan indikator dan metrik: Merumuskan indikator dan metrik yang dapat mengukur efektivitas implementasi nilai-nilai Pancasila di berbagai sektor.
- Pelibatan aktif generasi muda: Mengembangkan program-program yang melibatkan generasi muda dalam interpretasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila di era digital.
- Penguatan kelembagaan: Memperkuat peran dan kapasitas lembaga-lembaga negara yang bertanggung jawab dalam pengamalan dan sosialisasi Pancasila.
Dengan
implementasi saran-saran ini, diharapkan Pancasila dapat terus memperkuat
posisinya sebagai ideologi yang relevan, adaptif, dan memberi panduan bagi
Indonesia dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era
globalisasi.
Daftar Pustaka
Anwar, D. F.
(2019). Indonesia's Foreign Policy and the Pancasila Principles in the Era of
Globalization. International Journal of Indonesian Studies, 5(2), 45-62.
Hadi, S. (2024).
Pancasila Diplomacy: Indonesia's Soft Power Strategy in the Asia Pacific
Geopolitical Dynamics. Asia Pacific Review, 31(1), 78-95.
Latif, Y. (2018). Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Murdiono, M.,
Suharno, S., & Wuryandani, W. (2020). Strengthening Pancasila Education
through Interactive Learning Models Based on Information Technology. Jurnal
Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 17(1), 111-125.
Nugroho, A.
(2021). Pancasila in the Digital Age: Challenges and Opportunities for National
Ideology in the Era of Technological Disruption. Jurnal Ketahanan Nasional,
27(2), 252-270.
Prasetyo, A. G.
(2023). Pancasila-based Social Movements: Strengthening Social Cohesion in the
Face of Globalization. Jurnal Sosiologi Reflektif, 17(2), 215-234.
Sari, M., Widodo,
A., & Hendrastomo, G. (2022). Glocal Education: Integrating Pancasila
Values and Global Perspectives in Indonesian Higher Education. Comparative
Education Review, 66(3), 456-478.
Scholte, J. A.
(2015). Globalization: A Critical Introduction. New York: Palgrave Macmillan.
Steger, M. B.
(2017). Globalization: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford University
Press.
Suharto, S.,
Lubis, F. R. A., & Winarno, B. (2022). Eco-Pancasila: A Holistic Approach
to Environmental Challenges in Indonesia. Journal of Environmental Policy &
Planning, 24(3), 321-339.
Wibisono, M.
(2020). Pancasila as Indonesia's Cultural Diplomacy Instrument in ASEAN.
Journal of International Relations, 5(3), 517-530.
Widisuseno, I.
(2019). Understanding and Implementation of Pancasila Values among Millennials:
Challenges and Opportunities. Jurnal Ketahanan Nasional, 25(3), 299-316.
Widodo, S.,
Sutopo, O. R., & Putri, R. D. (2023). Pancasila-inspired Tech Startups: A
Case Study of Sustainable and Socially Impactful Business Models in Indonesia's
Digital Economy. Journal of Southeast Asian Economies, 40(1), 78-96.
Publisher : Aristo Baadi (A04)
No comments:
Post a Comment