KEWARGANEGARAAN
POLITIK IDENTITAS : BAGAIMANA KONFLIK ANTARA IDENTITAS NASIONAL DAN IDENTITAS LAINNYA MEMPENGARUHI STABILITAS NEGARA
A.
Abstrak :
Politik identitas, di mana kelompok-kelompok politik memobilisasi dukungan
berdasarkan kesamaan
identitas, telah menjadi
fenomena global yang berkembang. Di Indonesia, politik
identitas sering kali mengacu pada penggunaan agama, etnis, dan ras
untuk menarik dukungan politik.
Konflik yang muncul antara identitas nasional dan identitas lainnya, seperti agama dan etnis, dapat
membahayakan stabilitas negara. Artikel ini membahas bagaimana politik identitas dan konflik identitas dapat
mempengaruhi stabilitas negara, dengan fokus pada kasus Indonesia.
B.
Kata Kunci :
Politik identitas, identitas nasional, konflik
identitas, stabilitas negara,
Indonesia.
C.
Pendahuluan:
Politik identitas adalah
strategi politik yang memobilisasi dukungan
berdasarkan kesamaan identitas, seperti agama, etnis,
ras, atau gender.
Di Indonesia, politik
identitas telah menjadi
bagian integral dari lanskap politik
sejak kemerdekaan. Penggunaan identitas untuk mendapatkan dukungan politik dapat dilihat
dalam berbagai bentuk, seperti kampanye politik yang menggunakan simbol agama atau etnis, dan pembentukan partai politik berdasarkan identitas.
D.
Permasalahan :
Konflik antara identitas nasional dan identitas lainnya
dapat muncul ketika kelompok- kelompok tertentu
merasa bahwa identitas mereka tidak diakui atau dihormati oleh negara. Hal ini dapat menyebabkan perasaan
terpinggirkan dan frustrasi, yang dapat berkembang menjadi radikalisme dan kekerasan. Konflik identitas juga dapat
dimanipulasi oleh politisi untuk
keuntungan politik mereka, yang dapat memperburuk situasi dan membahayakan stabilitas negara.
E.
Pembahasan :
Berikut adalah beberapa cara bagaimana konflik antara
identitas nasional dan identitas lainnya dapat mempengaruhi
stabilitas negara:
· Memperlemah persatuan nasional: Konflik identitas
dapat memecah belah masyarakat dan melemahkan rasa persatuan nasional. Ketika kelompok-kelompok tertentu merasa terancam atau terpinggirkan, mereka mungkin menarik
diri dari masyarakat nasional dan fokus pada identitas
mereka sendiri. Hal ini dapat menyebabkan fragmentasi sosial dan melemahkan
negara.
· Meningkatkan ketegangan dan
kekerasan: Konflik identitas dapat meningkatkan ketegangan dan kekerasan antar kelompok.
Ketika kelompok-kelompok yang berbeda memiliki
pandangan yang berbeda tentang peran identitas dalam masyarakat, hal ini dapat menyebabkan perselisihan dan bahkan kekerasan.
· Melemahkan legitimasi negara: Ketika negara gagal untuk mengelola konflik
identitas secara efektif,
legitimasinya dapat terancam.
Masyarakat mungkin kehilangan kepercayaan pada kemampuan negara untuk melindungi hak-hak
mereka dan menjaga perdamaian.
F.
Kesimpulan dan Saran :
Konflik antara identitas nasional dan identitas lainnya
dapat menjadi ancaman serius bagi stabilitas
negara. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu mengambil langkah- langkah untuk mempromosikan toleransi dan
saling pengertian antar kelompok. Hal ini dapat
dilakukan melalui pendidikan, dialog antar kelompok, dan kebijakan publik yang mempromosikan kesetaraan dan inklusi.
G.
Daftar Pustaka :
· Aspinall,
Edward, and Ward, Michael. (2013). Indonesia:
The Making of a Nation. London: Hurst
& Company.
· Hefner,
Robert W. (2000). Civil Islam: Muslims
and Democratization in Indonesia. Princeton: Princeton
University Press.
· Liddle,
R. William. (2000). Anarchy and Order in
Indonesian Politics. Ithaca: Cornell University Press.
No comments:
Post a Comment