PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL MAHASISWA
Nazwa
fida Karima 46123010199 (B45)
Absrak
Fenomena modern dimana anak-anak yang kurang
menghormati orang tua dan menunjukkan perilaku antisosial muncul di sekolah dan
kehidupan sosial. Dari sudut pandang suatu bangsa, agar suatu bangsa menjadi bangsa yang baik, maka ia harus
mengetahui jati dirinya. Indonesia membutuhkan nilai dan aturan yang kuat untuk
mencegah krisis budaya dan keruntuhan bangsa. Pendidikan di Indonesia harus
menanamkan jiwa dan karakter bangsa yang bersumber dari akar budaya negara dan
jelas berlandaskan Pancasila sebagai cita-cita, falsafah, dan nilai-nilai luhur
bangsa. Kesadaran sosial diharapkan dapat memberikan solusi bagi pengembangan
warga negara yang sadar sosial.
Kata kunci: Pendidikan kewarganegaraan kompetensi sosial.
Pendahuluan
Pendidikan
kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah-sekolah di Indonesia. Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan adalah
untuk membentuk kesadaran sosial dan kewarganegaraan pada siswa. Namun, masih
banyak mahasiswa yang kurang memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Hal ini
dapat dilihat dari kurangnya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan sosial dan
kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Salah satu tantangan yang dihadapi
dalam pendidikan kewarganegaraan adalah kurangnya perhatian dari pemerintah dan
masyarakat terhadap pentingnya pendidikan kewarganegaraan. Selain itu,
kurikulum pendidikan kewarganegaraan yang kurang relevan dengan kondisi sosial
dan politik saat ini juga menjadi kendala dalam mencapai tujuan pendidikan
kewarganegaraan.
Penyelenggaraan
pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (citizenship education) sangat penting
untuk meningkatkan kesadaran kewarganegaraan peserta didik. Karena pendidikan
kewarganegaraan, atau lebih tepatnya pendidikan kewarganegaraan, akan berhasil
jika didasarkan pada tujuan siswa.dan status pendidikan kewarganegaraan.
Calon
siswa intelektual idealnya diharapkan memiliki berbagai kualitas yang dapat
memfasilitasi tugas dan peran yang mereka lakukan.
Ciri-ciri tersebut antara lain: 1) Siswa harus
dapat memanfaatkan waktunya secara efektif, dan alokasi waktu harus dikelola
secara cermat dan dilaksanakan secara realistis. 2) Selalu rajin dan disiplin
dalam belajar. 3). Dapatkan wawasan komprehensif dari kampus, masyarakat, dan
dunia luar. 4) berorganisasi (Morata, 2020).Mengikuti organisasi di dalam
kampus maupun di luar kampus dapat memberikan kegiatan yang sangat positif bagi
Sederhananya, siswa diharapkan berhasil secara akademis dan organisasi
(Pazzaglia et al., 2020). Mahasiswa idealnya memiliki IPK yang baik dan
keterampilan sosial yang akan bermanfaat bagi mereka dalam kehidupan
pasca-kampus dan masyarakat luas (Sukiarti et al., 2021; Yudha et al., 2019).
Permasalahan
Saat
ini permasalahan dan situasi sulitnya sangat berbeda dengan keadaan sebelumnya, sehingga teknik
dan metode yang digunakan juga harus berbeda. Kita melihat era Revolusi
Industri 4.0 sebagai generasi yang
bergejolak. Karena Anda jarang bertemu teman dan orang lain, ruang komunike
Anda mungkin menjadi semakin terbatas. Banyaknya misinformasi yang dikembangkan
oleh teknologi digital membuat setiap karakter menjadi lebih individual dan
kurang sensitif secara sosial. Hal ini
penting mengingat perlunya penguatan dan pelaksanaan fungsi pendidikan
kewarganegaraan dalam membangun rasa moral kewarganegaraan agar setiap individu
di Indonesia mempunyai karakter dan kesadaran sosial yang baik.
Pembahasan
Pendidikan
kewarganegaraan pada hakikatnya adalah suatu bentuk pendidikan bagi generasi
penerus bangsa dan bertujuan untuk menyadarkan warga negara akan hak dan tanggung jawabnya dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Hal ini juga bertujuan untuk memperkuat
keinginan seluruh warga negara
untuk muncul sebagai warga negara yang tercerahkan.
Pembelajaran kewarganegaraan mengajarkan warga negara tidak hanya bagaimana tunduk dan
patuh pada negara, namun juga bagaimana
warga negara sejatinya harus bersikap toleran dan mandiri. David Kerr (Rukmana
et al., 2020): “Pendidikan kewarganegaraan atau kewarganegaraan adalah istilah
terluas yang mencakup pendidikan generasi muda tentang peran dan tanggung jawab
mereka sebagai warga negara, terutama kedudukan lembaga pendidikan melalui
pendidikan, pendidikan, dan pendidikan.” ”) dalam sistem persiapan. Artinya,
pendidikan kewarganegaraan mencakup
suatu sistem persiapan generasi yang mencakup keterampilan untuk mempersiapkan
generasi muda dalam peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, khususnya
untuk profesi guru, termasuk mengajar, mengajar, dan belajar.
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai inti yang
tercermin dalam kebiasaan berpikir dan bertindak seorang
profesional. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai spesifikasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dimiliki seseorang serta penerapannya
dalam pekerjaan sesuai standar kinerja yang dituntut masyarakat dan dunia
kerja (Danim, 2011: 111).
Mengembangkan
keterampilan sosial siswa merupakan sarana penting bagi siswa untuk
meningkatkan kemampuan berinteraksi
dengan orang lain, memahami orang lain, peka terhadap orang lain, dan
berpartisipasi dalam kelompok. Ringkasnya, penting untuk mengembangkan
keterampilan sosial siswa untuk meningkatkan kemampuannya berinteraksi dengan
orang lain dan berpartisipasi dalam kelompok.Anda dapat menggunakan berbagai
aktivitas dan metode untuk mengembangkan
keterampilan sosial siswa Anda,seperti Pelatihan, seminar, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
Kesimpulan dan saran
Pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan
utama untuk mengembangkan warga negara yang memiliki wawasan kenegaraan, rasa
cinta tanah air, dan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia. Tujuan ini
mencakup pengembangan keterampilan sosial, keterampilan berpikir kritis, dan
kesadaran demokrasi serta Hak Asasi Manusia (HAM). Pendidikan kewarganegaraan
juga bertujuan untuk memperkuat keinginan warga negara untuk menjadi warga
negara yang tercerahkan dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa.
Pendidikan kewarganegaraan mencakup berbagai
kompetensi, termasuk:
Civic Knowledge: Pengetahuan tentang keilmuan
kewarganegaraan, seperti teori tentang negara, terbentuknya masyarakat, dan
sebagainya.
Civic Skills: Keterampilan untuk
berpartisipasi dalam masyarakat, seperti berkomunikasi, berbagi informasi, dan
menyelesaikan masalah bersama-sama.
Untuk mengembangkan keterampilan sosial mahasiswa, berbagai aktivitas dan metode dapat digunakan, seperti pelatihan, seminar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan berpartisipasi dalam kelompok.
Integrasi Keterampilan Berpikir Kritis:
Mengintegrasikan keterampilan berpikir kritis dalam pendidikan kewarganegaraan
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan membuat keputusan
yang bijak.
Pengembangan Keterampilan Sosial:
Mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui berbagai aktivitas dan metode
untuk meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan berpartisipasi
dalam kelompok.
Penggunaan Bahan Ajar yang Interaktif:
Menggunakan bahan ajar yang interaktif dan dinamis untuk meningkatkan kesadaran
dan minat siswa terhadap pendidikan kewarganegaraan.
Pengembangan Kesadaran Demokrasi dan HAM:
Mengembangkan kesadaran demokrasi dan HAM melalui pendidikan kewarganegaraan
untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang hak dan tanggung jawabnya sebagai
warga negara.
Daftar Pustaka
https://ejournal.stkipbudidaya.ac.id/index.php/ja/article/download/897/558
http://immjpmipa.fkip.uad.ac.id/2021/10/23/pentingnya-pendidikan-kewarganegaraan-bagi-mahasiswa/
https://journal.ummat.ac.id/index.php/paedagoria/article/download/12939/pdf
https://www.researchgate.net/publication/307808044_PENGEMBANGAN_INSTRUMEN_KOMPETENSI_SOSIAL_MAHASISWA_CALON_GURU
No comments:
Post a Comment