Showing posts with label B45. Show all posts
Showing posts with label B45. Show all posts

Thursday, June 27, 2024

Implementasi Otonomi Daerah di Nusa Tenggara Timur: Tantangan dalam Infrastruktur dan Pendidikan

 

Implementasi Otonomi Daerah di Nusa Tenggara Timur: Tantangan dalam Infrastruktur dan Pendidikan

Nazwa Fida Karima 46123010199 (B45)



Abstrak

Artikel ini membahas implementasi otonomi daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT), fokus pada tantangan utama dalam sektor infrastruktur dan pendidikan. NTT, sebagai provinsi terpencil di Indonesia, menghadapi hambatan signifikan dalam membangun infrastruktur dasar dan meningkatkan akses pendidikan. Artikel ini menyoroti permasalahan yang dihadapi serta memberikan pembahasan mengenai solusi-solusi yang dapat diambil untuk meningkatkan efektivitas implementasi otonomi daerah di NTT.

Kata Kunci: Otonomi daerah, Nusa Tenggara Timur, infrastruktur, pendidikan, pembangunan.

Pendahuluan

Otonomi daerah telah menjadi instrumen penting dalam mempercepat pembangunan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, implementasi otonomi di NTT tidak terlepas dari tantangan besar, terutama dalam pengembangan infrastruktur yang terbatas dan peningkatan kualitas pendidikan yang masih rendah. Artikel ini akan menggali lebih dalam mengenai permasalahan ini serta memberikan pandangan terhadap langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi tantangan tersebut.

Permasalahan

NTT, dengan kondisi geografis yang sulit dan terdiri dari pulau-pulau kecil, menghadapi tantangan yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, dan sistem transportasi. Aksesibilitas yang terbatas memperlambat proses pembangunan dan memperburuk ketimpangan antar-wilayah. Di samping itu, sektor pendidikan di NTT juga menghadapi tantangan serius, mulai dari kurangnya fasilitas pendidikan yang memadai hingga minimnya jumlah guru yang berkualitas. Tingkat melek huruf yang rendah menjadi indikator kebutuhan mendesak untuk peningkatan akses dan mutu pendidikan di provinsi ini.

Pembahasan

Untuk mengatasi tantangan dalam infrastruktur, diperlukan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah dalam alokasi dana pembangunan yang lebih besar dan efektif. Investasi dalam teknologi dan inovasi juga perlu ditingkatkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah yang sulit dijangkau. Penguatan kapasitas sumber daya manusia, terutama guru dan tenaga pendidik, juga krusial dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pelatihan yang berkelanjutan dan peningkatan kualifikasi akan membantu mengatasi masalah kurangnya kualitas pendidikan di NTT.

Kesimpulan dan saran

Implementasi otonomi daerah di Nusa Tenggara Timur menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, terutama dalam sektor infrastruktur dan pendidikan. Meskipun demikian, dengan komitmen yang kuat dari pemerintah pusat dan daerah serta partisipasi aktif dari berbagai pihak terkait, banyak langkah strategis yang dapat diambil untuk meningkatkan efektivitas otonomi daerah di NTT. Peningkatan aksesibilitas, pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, dan peningkatan mutu pendidikan harus menjadi fokus utama dalam upaya mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di provinsi ini.

Untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih baik di Nusa Tenggara Timur, pemerintah pusat perlu meningkatkan alokasi dana dan sumber daya untuk mendukung pembangunan infrastruktur dasar dan peningkatan mutu pendidikan. Penyediaan fasilitas pendidikan yang memadai dan peningkatan kualifikasi guru harus menjadi prioritas. Selain itu, penguatan kerjasama antar-pemerintah daerah dan pengembangan inovasi dalam teknologi menjadi kunci untuk mempercepat pembangunan di daerah-daerah terpencil di NTT.

Daftar Pustaka

Bappenas. (2020). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. (2022). Profil Daerah: Nusa Tenggara Timur. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.

Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur. (2021). Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2021. Kupang: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Rahayu, S. (2019). The Implementation of Regional Autonomy in Indonesia: A Literature Review. Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik, 23(1), 49-66.

World Bank. (2020). Indonesia - Decentralization Policy Review: Empowering Regions, Enhancing Effectiveness. Washington, DC: World Bank.

Thursday, June 13, 2024

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL MAHASISWA

 

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL MAHASISWA

Nazwa fida Karima 46123010199 (B45)


 

Absrak

Fenomena modern dimana anak-anak yang kurang menghormati orang tua dan menunjukkan perilaku antisosial muncul di sekolah dan kehidupan sosial. Dari sudut pandang suatu bangsa, agar suatu bangsa  menjadi bangsa yang baik, maka ia harus mengetahui jati dirinya. Indonesia membutuhkan nilai dan aturan yang kuat untuk mencegah krisis budaya dan keruntuhan bangsa. Pendidikan di Indonesia harus menanamkan jiwa dan karakter bangsa yang bersumber dari akar budaya negara dan jelas berlandaskan Pancasila sebagai cita-cita, falsafah, dan nilai-nilai luhur bangsa. Kesadaran sosial diharapkan dapat memberikan solusi bagi pengembangan warga negara yang sadar sosial.

Kata kunci: Pendidikan kewarganegaraan kompetensi sosial.

Pendahuluan

Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia. Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membentuk kesadaran sosial dan kewarganegaraan pada siswa. Namun, masih banyak mahasiswa yang kurang memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan sosial dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pendidikan kewarganegaraan adalah kurangnya perhatian dari pemerintah dan masyarakat terhadap pentingnya pendidikan kewarganegaraan. Selain itu, kurikulum pendidikan kewarganegaraan yang kurang relevan dengan kondisi sosial dan politik saat ini juga menjadi kendala dalam mencapai tujuan pendidikan kewarganegaraan.

Penyelenggaraan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (citizenship education) sangat penting untuk meningkatkan kesadaran kewarganegaraan peserta didik. Karena pendidikan kewarganegaraan, atau lebih tepatnya pendidikan kewarganegaraan, akan berhasil jika didasarkan pada tujuan siswa.dan status pendidikan kewarganegaraan.

Calon siswa intelektual idealnya diharapkan memiliki berbagai kualitas yang dapat memfasilitasi tugas dan peran yang mereka lakukan.

Ciri-ciri tersebut antara lain: 1) Siswa harus dapat memanfaatkan waktunya secara efektif, dan alokasi waktu harus dikelola secara cermat dan dilaksanakan secara realistis. 2) Selalu rajin dan disiplin dalam belajar. 3). Dapatkan wawasan komprehensif dari kampus, masyarakat, dan dunia luar. 4) berorganisasi (Morata, 2020).Mengikuti organisasi di dalam kampus maupun di luar kampus dapat memberikan kegiatan yang sangat positif bagi Sederhananya, siswa diharapkan berhasil secara akademis dan organisasi (Pazzaglia et al., 2020). Mahasiswa idealnya memiliki IPK yang baik dan keterampilan sosial yang akan bermanfaat bagi mereka dalam kehidupan pasca-kampus dan masyarakat luas (Sukiarti et al., 2021; Yudha et al., 2019).

Permasalahan

Saat ini permasalahan dan situasi sulitnya sangat berbeda  dengan keadaan sebelumnya, sehingga teknik dan metode yang digunakan juga harus berbeda. Kita melihat era Revolusi Industri 4.0  sebagai generasi yang bergejolak. Karena Anda jarang bertemu teman dan orang lain, ruang komunike Anda mungkin menjadi semakin terbatas. Banyaknya misinformasi yang dikembangkan oleh teknologi digital membuat setiap karakter menjadi lebih individual dan kurang sensitif secara sosial. Hal ini  penting mengingat perlunya penguatan dan pelaksanaan fungsi pendidikan kewarganegaraan dalam membangun rasa moral kewarganegaraan agar setiap individu di Indonesia mempunyai karakter dan kesadaran sosial yang baik.

Pembahasan

Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya adalah suatu bentuk pendidikan bagi generasi penerus bangsa dan bertujuan untuk menyadarkan warga negara  akan hak dan tanggung jawabnya dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Hal ini juga bertujuan untuk memperkuat keinginan seluruh warga negara untuk muncul sebagai warga negara yang tercerahkan.

Pembelajaran kewarganegaraan mengajarkan  warga negara tidak hanya bagaimana tunduk dan patuh pada negara, namun juga  bagaimana warga negara sejatinya harus bersikap toleran dan mandiri. David Kerr (Rukmana et al., 2020): “Pendidikan kewarganegaraan atau kewarganegaraan adalah istilah terluas yang mencakup pendidikan generasi muda tentang peran dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara, terutama kedudukan lembaga pendidikan melalui pendidikan, pendidikan, dan pendidikan.” ”) dalam sistem persiapan. Artinya, pendidikan kewarganegaraan  mencakup suatu sistem persiapan generasi yang mencakup keterampilan untuk mempersiapkan generasi muda dalam peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, khususnya untuk profesi guru, termasuk mengajar, mengajar, dan belajar.

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan  nilai-nilai inti yang tercermin dalam kebiasaan berpikir dan bertindak  seorang  profesional. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai spesifikasi  pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki  seseorang serta penerapannya dalam pekerjaan sesuai  standar  kinerja yang dituntut masyarakat dan dunia kerja (Danim, 2011: 111).

Mengembangkan keterampilan sosial siswa merupakan sarana penting bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan  berinteraksi dengan orang lain, memahami orang lain, peka terhadap orang lain, dan berpartisipasi dalam kelompok. Ringkasnya, penting untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa untuk meningkatkan kemampuannya berinteraksi dengan orang lain dan berpartisipasi dalam kelompok.Anda dapat menggunakan berbagai aktivitas dan metode  untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa Anda,seperti Pelatihan, seminar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Kesimpulan dan saran

Pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan utama untuk mengembangkan warga negara yang memiliki wawasan kenegaraan, rasa cinta tanah air, dan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia. Tujuan ini mencakup pengembangan keterampilan sosial, keterampilan berpikir kritis, dan kesadaran demokrasi serta Hak Asasi Manusia (HAM). Pendidikan kewarganegaraan juga bertujuan untuk memperkuat keinginan warga negara untuk menjadi warga negara yang tercerahkan dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Pendidikan kewarganegaraan mencakup berbagai kompetensi, termasuk:

Civic Knowledge: Pengetahuan tentang keilmuan kewarganegaraan, seperti teori tentang negara, terbentuknya masyarakat, dan sebagainya.

Civic Skills: Keterampilan untuk berpartisipasi dalam masyarakat, seperti berkomunikasi, berbagi informasi, dan menyelesaikan masalah bersama-sama.

Untuk mengembangkan keterampilan sosial mahasiswa, berbagai aktivitas dan metode dapat digunakan, seperti pelatihan, seminar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan berpartisipasi dalam kelompok.

Integrasi Keterampilan Berpikir Kritis: Mengintegrasikan keterampilan berpikir kritis dalam pendidikan kewarganegaraan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan membuat keputusan yang bijak.

Pengembangan Keterampilan Sosial: Mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui berbagai aktivitas dan metode untuk meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan berpartisipasi dalam kelompok.

Penggunaan Bahan Ajar yang Interaktif: Menggunakan bahan ajar yang interaktif dan dinamis untuk meningkatkan kesadaran dan minat siswa terhadap pendidikan kewarganegaraan.

Pengembangan Kesadaran Demokrasi dan HAM: Mengembangkan kesadaran demokrasi dan HAM melalui pendidikan kewarganegaraan untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang hak dan tanggung jawabnya sebagai warga negara.

Daftar Pustaka

https://ejournal.stkipbudidaya.ac.id/index.php/ja/article/download/897/558

http://immjpmipa.fkip.uad.ac.id/2021/10/23/pentingnya-pendidikan-kewarganegaraan-bagi-mahasiswa/

https://journal.ummat.ac.id/index.php/paedagoria/article/download/12939/pdf

https://www.researchgate.net/publication/307808044_PENGEMBANGAN_INSTRUMEN_KOMPETENSI_SOSIAL_MAHASISWA_CALON_GURU

 


Monday, June 10, 2024

Thursday, May 9, 2024

Monday, May 6, 2024

LIPUTAN INDONESIAKU : PERPUSTAKAAN NASIONAL

Nazwa Fida Karima
B45

Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang secara khusus didirikan oleh Pemerintah Negara demi menyimpan informasi negara tersebut. Berbeda dengan perpustakaan umum, sangatlah jarang khalayak ramai diperbolehkan meminjam buku. Seringkali sebuah perpustakaan nasional menyimpan koleksi langka dan bersejarah. Banyak orang yang berkunjung ke perpustakaan nasional untuk membaca buku dan meminjam buku. Di perpustakaan nasional tidak hanya tersedia buku non fiksi atau buku pelajaran, namun di perpustakaan juga tersedia buku fiksi/novel. Jika datang ke perpustakaan nasional ada beberapa penjelasan tentang perpustakaan.

 

Thursday, April 11, 2024

Thursday, April 4, 2024

Tugas artikel (Nazwa Fida Karima)

 Mind map



ABSTRAK

Era globalisasi berpotensi mengubah gaya hidup masyarakat menjadi lebih modern. Akibatnya masyarakat cenderung memilih budaya baru yang dianggap lebih praktis dibandingkan budaya lokal.Salah satu penyebab hilangnya budaya lokal saat ini adalah kurangnya minat generasi mendatang untuk mempelajari dan mewariskan budayanya. Oleh karena itu, tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan upaya pelestarian budaya Indonesia di era globalisasi. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan untuk pengumpulan data. 

Menurut Maliovsky, budaya yang lebih tinggi dan lebih aktif mempengaruhi budaya yang lebih rendah dan lebih pasif melalui kontak budaya. Teori Malinowski terlihat dari pergeseran nilai budaya kita ke arah Barat.Di era globalisasi, informasi telah menjadi kekuatan yang sangat dahsyat yang mempengaruhi pola pikir manusia. Untuk mengatasi hal tersebut, kita perlu menyadari pentingnya budaya lokal sebagai identitas bangsa. Hal ini menjadi tanggung jawab setiap lapisan masyarakat untuk menjaganya, dan generasi muda sangat diharapkan untuk terus mewarisi budaya lokal dan menjadi kekuatan bagi kelangsungan budaya lokal itu sendiri, bahkan dalam menghadapi globalisasi. Upaya menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia dapat dilakukan dengan dua cara.Yaitu; pengalaman budaya dan pengetahuan budaya.


Kata Kunci: melestarikan, budaya nasional, Identitas Nasional, integritas

 

PENDAHULUAN

Integrasi nasional merupakan permasalahan penting yang dihadapi banyak negara di dunia, terutama negara-negara dengan keragaman etnis, agama, budaya dan bahasa.Integrasi nasional penting dalam konteks sosial, politik dan ekonomi. Oleh karena itu, integrasi nasional merupakan permasalahan yang semakin mendesak yang perlu dipahami secara jelas dan ditangani secara serius.


PERMASALAHAN

Pelestarian dan pemulihan warisan budaya di Indonesia adalah masalah karena globalisasi, transformasi ekonomi, dan pergeseran wilayah. Dibutuhkan pelestarian dan perlindungan berbagai tradisi budaya Indonesia, termasuk Wayang, Keris, Batik, Angklung, dan Tari Saman. Sangat penting untuk melindungi warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.


PEMBAHASAN

Mengapa kita harus melestarikan budaya lokal?

Kebudayaan Indonesia saat ini berkembang tidak terlepas dari peran nenek moyang kita, yang telah membiarkan budaya ini berkembang dan berkembang serta berjuang sejak awal untuk memastikan bahwa budaya yang ada tidak hilang begitu saja. Kebudayaan adalah identitas nasional dan karakteristik negara. Berbagai suku telah menyebarkan berbagai macam kebudayaan di Indonesia.Tidak mungkin untuk meremehkan atau mengabaikan aset ini.Oleh karena itu, untuk menjaga kelestarian budaya, penting untuk melestarikan nilai-nilainya. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa kebudayaan Indonesia harus dilestarikan. Kebudayaan nusantara adalah warisan penting dari nenek moyang kita dan merupakan cara untuk menunjukkan rasa syukur dan penghargaan kepada nenek moyang kita. Budaya nusantara menjadikan Indonesia unik dan membuat Indonesia dikenal di dunia. Tampilannya akanatau diremehkan.Oleh karena itu, melestarikan nilai-nilai budaya menjadi penting untuk menjaga kelestarian budaya. Berikut beberapa poin penting mengapa kebudayaan Indonesia perlu seperti ini. Negara selain yang kaya akan budaya dan tradisi Menjadi wisata budaya bagi wisatawan dalam dan luar negeri 

Bagaimana seharusnya budaya Indonesia dilestarikan?

Pengalaman budaya adalah upaya pertama yang dapat dilakukan dengan berpartisipasi langsung dalamnya. Misalnya, jika generasi muda tertarik dengan budaya musik tradisional, mereka harus mempelajari dan mempraktikkan musik tradisional hingga mereka mahir, kemudian mereka dapat mengikuti pertunjukan dan festival untuk menunjukkan kemampuan mereka.Pengetahuan Budaya adalah inisiatif kedua. Tujuannya adalah untuk mendirikan pusat informasi budaya dan menjadikannya sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, terutama bagi generasi muda yang ingin lebih memahami budaya Indonesia. Itu juga dapat digunakan untuk mengembangkan kebudayaan seseorang. Kita tidak bisa melakukannya sendiri dalam melestarikan budaya generasi muda. Kami membutuhkan bimbingan dan petunjuk dari komunitas lain. Peran yang dimainkan oleh pemerintah sangat penting mengingat kekuatan yang besar dalam hal ini.


  

KESIMPULAN

Kesimpulan dari melestarikan warisan budaya adalah bahwa ia merupakan tanggung jawab kita sebagai generasi penerus budaya, yang turut menjaga jati diri dan sikap hormat terhadap nenek moyang kita. Melestarikan warisan budaya dapat menjaga identitas suatu daerah, menjaga keberagaman budaya, dan membantu generasi muda memahami dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya tradisional. Dengan melestarikan warisan budaya, kita dapat meningkatkan pariwisata dan ekonomi lokal, mempertahankan identitas desa, serta menciptakan keharmonisan sosial dan keberagaman budaya


SARAN

Melakukan perlindungan warisan budaya takbenda dan alam sekitar yang memiliki nilai Outstanding Universal Value (OUV)

Menggunakan jalur pelatihan dan pendidikan untuk memperjelas jenis dan tujuan kegiatan warisan budaya

Memperkuat pendanaan dan pengembangan kegiatan warisan budaya, seperti pembelajaran gamelan formal dan informal

Memperhatikan kekurangan dalam informasi detail kegiatan warisan budaya yang dilakukan secara terperinci

Mengembangkan solusi buku ilustrasi yang memuat gambar dan teks untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat

Memperhatikan kekurangan dalam informasi pelaku atau pasangan menikah yang pernah mempraktekan kegiatan warisan budaya

Memperhatikan kekurangan dalam informasi tentang peranan hukum dalam upaya pelestarian warisan budaya

Memperhatikan kekurangan dalam informasi tentang keberagaman budaya di Indonesia

Memperhatikan kekurangan dalam informasi tentang peran masyarakat dalam melestarikan warisan budaya

Memperhatikan kekurangan dalam informasi tentang peran pemerintah, non-pemerintah, warga negara, dan media komunikasi dalam melestarikan warisan budaya


DAFTAR PUSTAKA 

Nahak, Hildgardis M.I.(2019).Upaya melestarikan budaya Indonesia di era globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1) (2019). 75

Gank, Firdaus Agitara De & Sembiring, Muammar Yury Gargarin. (2023). Mengenal Identitas dan Integrasi Nasional Indonesia

. Jurnal uns, 1(2)(2023).178


KUIS 13-2 (11 JULI 2025) SUSULAN

 D04,D05,D07,D09,D16,D18,D20,D46,D47