Jum'at, 5 Juli 2024
KAJIAN TEORI KWN MODUL 14 KELAS B
Jum'at, 28 Juni 2024
KAJIAN TEORI KWN MODUL 13 KELAS B DAN C
Implementasi
Otonomi Daerah di Nusa Tenggara Timur: Tantangan dalam Infrastruktur dan
Pendidikan
Nazwa
Fida Karima 46123010199 (B45)
Abstrak
Artikel ini membahas implementasi otonomi daerah di
Nusa Tenggara Timur (NTT), fokus pada tantangan utama dalam sektor
infrastruktur dan pendidikan. NTT, sebagai provinsi terpencil di Indonesia,
menghadapi hambatan signifikan dalam membangun infrastruktur dasar dan
meningkatkan akses pendidikan. Artikel ini menyoroti permasalahan yang dihadapi
serta memberikan pembahasan mengenai solusi-solusi yang dapat diambil untuk
meningkatkan efektivitas implementasi otonomi daerah di NTT.
Kata Kunci: Otonomi daerah, Nusa Tenggara Timur,
infrastruktur, pendidikan, pembangunan.
Pendahuluan
Otonomi daerah telah menjadi instrumen penting dalam
mempercepat pembangunan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Nusa Tenggara
Timur (NTT). Namun, implementasi otonomi di NTT tidak terlepas dari tantangan
besar, terutama dalam pengembangan infrastruktur yang terbatas dan peningkatan
kualitas pendidikan yang masih rendah. Artikel ini akan menggali lebih dalam
mengenai permasalahan ini serta memberikan pandangan terhadap langkah-langkah
yang dapat diambil untuk mengatasi tantangan tersebut.
Permasalahan
NTT, dengan kondisi geografis yang sulit dan terdiri
dari pulau-pulau kecil, menghadapi tantangan yang signifikan dalam pembangunan
infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, dan sistem transportasi.
Aksesibilitas yang terbatas memperlambat proses pembangunan dan memperburuk
ketimpangan antar-wilayah. Di samping itu, sektor pendidikan di NTT juga
menghadapi tantangan serius, mulai dari kurangnya fasilitas pendidikan yang
memadai hingga minimnya jumlah guru yang berkualitas. Tingkat melek huruf yang
rendah menjadi indikator kebutuhan mendesak untuk peningkatan akses dan mutu
pendidikan di provinsi ini.
Pembahasan
Untuk mengatasi tantangan dalam infrastruktur,
diperlukan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah dalam
alokasi dana pembangunan yang lebih besar dan efektif. Investasi dalam
teknologi dan inovasi juga perlu ditingkatkan untuk mempercepat pembangunan
infrastruktur di daerah yang sulit dijangkau. Penguatan kapasitas sumber daya
manusia, terutama guru dan tenaga pendidik, juga krusial dalam meningkatkan
mutu pendidikan. Pelatihan yang berkelanjutan dan peningkatan kualifikasi akan
membantu mengatasi masalah kurangnya kualitas pendidikan di NTT.
Kesimpulan dan saran
Implementasi otonomi daerah di Nusa Tenggara Timur
menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, terutama dalam sektor
infrastruktur dan pendidikan. Meskipun demikian, dengan komitmen yang kuat dari
pemerintah pusat dan daerah serta partisipasi aktif dari berbagai pihak
terkait, banyak langkah strategis yang dapat diambil untuk meningkatkan
efektivitas otonomi daerah di NTT. Peningkatan aksesibilitas, pembangunan
infrastruktur yang berkelanjutan, dan peningkatan mutu pendidikan harus menjadi
fokus utama dalam upaya mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di
provinsi ini.
Untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih baik di
Nusa Tenggara Timur, pemerintah pusat perlu meningkatkan alokasi dana dan
sumber daya untuk mendukung pembangunan infrastruktur dasar dan peningkatan
mutu pendidikan. Penyediaan fasilitas pendidikan yang memadai dan peningkatan
kualifikasi guru harus menjadi prioritas. Selain itu, penguatan kerjasama
antar-pemerintah daerah dan pengembangan inovasi dalam teknologi menjadi kunci
untuk mempercepat pembangunan di daerah-daerah terpencil di NTT.
Daftar Pustaka
Bappenas. (2020). Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2020-2024. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. (2022).
Profil Daerah: Nusa Tenggara Timur. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri Republik
Indonesia.
Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur.
(2021). Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2021. Kupang: Badan Pusat Statistik
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Rahayu, S. (2019). The Implementation of Regional
Autonomy in Indonesia: A Literature Review. Jurnal Kebijakan dan Administrasi
Publik, 23(1), 49-66.
World Bank. (2020). Indonesia - Decentralization
Policy Review: Empowering Regions, Enhancing Effectiveness. Washington, DC:
World Bank.
Jum'at, 14 Juni 2024
PRESENTASI ARTIKEL PERSIAPAN TB2 DAN
KAJIAN TEORI KWN MODUL 10 (LANJUTAN)
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL MAHASISWA
Nazwa
fida Karima 46123010199 (B45)
Absrak
Fenomena modern dimana anak-anak yang kurang
menghormati orang tua dan menunjukkan perilaku antisosial muncul di sekolah dan
kehidupan sosial. Dari sudut pandang suatu bangsa, agar suatu bangsa menjadi bangsa yang baik, maka ia harus
mengetahui jati dirinya. Indonesia membutuhkan nilai dan aturan yang kuat untuk
mencegah krisis budaya dan keruntuhan bangsa. Pendidikan di Indonesia harus
menanamkan jiwa dan karakter bangsa yang bersumber dari akar budaya negara dan
jelas berlandaskan Pancasila sebagai cita-cita, falsafah, dan nilai-nilai luhur
bangsa. Kesadaran sosial diharapkan dapat memberikan solusi bagi pengembangan
warga negara yang sadar sosial.
Kata kunci: Pendidikan kewarganegaraan kompetensi sosial.
Pendahuluan
Pendidikan
kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah-sekolah di Indonesia. Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan adalah
untuk membentuk kesadaran sosial dan kewarganegaraan pada siswa. Namun, masih
banyak mahasiswa yang kurang memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Hal ini
dapat dilihat dari kurangnya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan sosial dan
kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Salah satu tantangan yang dihadapi
dalam pendidikan kewarganegaraan adalah kurangnya perhatian dari pemerintah dan
masyarakat terhadap pentingnya pendidikan kewarganegaraan. Selain itu,
kurikulum pendidikan kewarganegaraan yang kurang relevan dengan kondisi sosial
dan politik saat ini juga menjadi kendala dalam mencapai tujuan pendidikan
kewarganegaraan.
Penyelenggaraan
pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (citizenship education) sangat penting
untuk meningkatkan kesadaran kewarganegaraan peserta didik. Karena pendidikan
kewarganegaraan, atau lebih tepatnya pendidikan kewarganegaraan, akan berhasil
jika didasarkan pada tujuan siswa.dan status pendidikan kewarganegaraan.
Calon
siswa intelektual idealnya diharapkan memiliki berbagai kualitas yang dapat
memfasilitasi tugas dan peran yang mereka lakukan.
Ciri-ciri tersebut antara lain: 1) Siswa harus
dapat memanfaatkan waktunya secara efektif, dan alokasi waktu harus dikelola
secara cermat dan dilaksanakan secara realistis. 2) Selalu rajin dan disiplin
dalam belajar. 3). Dapatkan wawasan komprehensif dari kampus, masyarakat, dan
dunia luar. 4) berorganisasi (Morata, 2020).Mengikuti organisasi di dalam
kampus maupun di luar kampus dapat memberikan kegiatan yang sangat positif bagi
Sederhananya, siswa diharapkan berhasil secara akademis dan organisasi
(Pazzaglia et al., 2020). Mahasiswa idealnya memiliki IPK yang baik dan
keterampilan sosial yang akan bermanfaat bagi mereka dalam kehidupan
pasca-kampus dan masyarakat luas (Sukiarti et al., 2021; Yudha et al., 2019).
Permasalahan
Saat
ini permasalahan dan situasi sulitnya sangat berbeda dengan keadaan sebelumnya, sehingga teknik
dan metode yang digunakan juga harus berbeda. Kita melihat era Revolusi
Industri 4.0 sebagai generasi yang
bergejolak. Karena Anda jarang bertemu teman dan orang lain, ruang komunike
Anda mungkin menjadi semakin terbatas. Banyaknya misinformasi yang dikembangkan
oleh teknologi digital membuat setiap karakter menjadi lebih individual dan
kurang sensitif secara sosial. Hal ini
penting mengingat perlunya penguatan dan pelaksanaan fungsi pendidikan
kewarganegaraan dalam membangun rasa moral kewarganegaraan agar setiap individu
di Indonesia mempunyai karakter dan kesadaran sosial yang baik.
Pembahasan
Pendidikan
kewarganegaraan pada hakikatnya adalah suatu bentuk pendidikan bagi generasi
penerus bangsa dan bertujuan untuk menyadarkan warga negara akan hak dan tanggung jawabnya dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Hal ini juga bertujuan untuk memperkuat
keinginan seluruh warga negara
untuk muncul sebagai warga negara yang tercerahkan.
Pembelajaran kewarganegaraan mengajarkan warga negara tidak hanya bagaimana tunduk dan
patuh pada negara, namun juga bagaimana
warga negara sejatinya harus bersikap toleran dan mandiri. David Kerr (Rukmana
et al., 2020): “Pendidikan kewarganegaraan atau kewarganegaraan adalah istilah
terluas yang mencakup pendidikan generasi muda tentang peran dan tanggung jawab
mereka sebagai warga negara, terutama kedudukan lembaga pendidikan melalui
pendidikan, pendidikan, dan pendidikan.” ”) dalam sistem persiapan. Artinya,
pendidikan kewarganegaraan mencakup
suatu sistem persiapan generasi yang mencakup keterampilan untuk mempersiapkan
generasi muda dalam peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, khususnya
untuk profesi guru, termasuk mengajar, mengajar, dan belajar.
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai inti yang
tercermin dalam kebiasaan berpikir dan bertindak seorang
profesional. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai spesifikasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dimiliki seseorang serta penerapannya
dalam pekerjaan sesuai standar kinerja yang dituntut masyarakat dan dunia
kerja (Danim, 2011: 111).
Mengembangkan
keterampilan sosial siswa merupakan sarana penting bagi siswa untuk
meningkatkan kemampuan berinteraksi
dengan orang lain, memahami orang lain, peka terhadap orang lain, dan
berpartisipasi dalam kelompok. Ringkasnya, penting untuk mengembangkan
keterampilan sosial siswa untuk meningkatkan kemampuannya berinteraksi dengan
orang lain dan berpartisipasi dalam kelompok.Anda dapat menggunakan berbagai
aktivitas dan metode untuk mengembangkan
keterampilan sosial siswa Anda,seperti Pelatihan, seminar, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
Kesimpulan dan saran
Pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan
utama untuk mengembangkan warga negara yang memiliki wawasan kenegaraan, rasa
cinta tanah air, dan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia. Tujuan ini
mencakup pengembangan keterampilan sosial, keterampilan berpikir kritis, dan
kesadaran demokrasi serta Hak Asasi Manusia (HAM). Pendidikan kewarganegaraan
juga bertujuan untuk memperkuat keinginan warga negara untuk menjadi warga
negara yang tercerahkan dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa.
Pendidikan kewarganegaraan mencakup berbagai
kompetensi, termasuk:
Civic Knowledge: Pengetahuan tentang keilmuan
kewarganegaraan, seperti teori tentang negara, terbentuknya masyarakat, dan
sebagainya.
Civic Skills: Keterampilan untuk
berpartisipasi dalam masyarakat, seperti berkomunikasi, berbagi informasi, dan
menyelesaikan masalah bersama-sama.
Untuk mengembangkan keterampilan sosial mahasiswa, berbagai aktivitas dan metode dapat digunakan, seperti pelatihan, seminar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan berpartisipasi dalam kelompok.
Integrasi Keterampilan Berpikir Kritis:
Mengintegrasikan keterampilan berpikir kritis dalam pendidikan kewarganegaraan
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan membuat keputusan
yang bijak.
Pengembangan Keterampilan Sosial:
Mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui berbagai aktivitas dan metode
untuk meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan berpartisipasi
dalam kelompok.
Penggunaan Bahan Ajar yang Interaktif:
Menggunakan bahan ajar yang interaktif dan dinamis untuk meningkatkan kesadaran
dan minat siswa terhadap pendidikan kewarganegaraan.
Pengembangan Kesadaran Demokrasi dan HAM:
Mengembangkan kesadaran demokrasi dan HAM melalui pendidikan kewarganegaraan
untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang hak dan tanggung jawabnya sebagai
warga negara.
Daftar Pustaka
https://ejournal.stkipbudidaya.ac.id/index.php/ja/article/download/897/558
http://immjpmipa.fkip.uad.ac.id/2021/10/23/pentingnya-pendidikan-kewarganegaraan-bagi-mahasiswa/
https://journal.ummat.ac.id/index.php/paedagoria/article/download/12939/pdf
https://www.researchgate.net/publication/307808044_PENGEMBANGAN_INSTRUMEN_KOMPETENSI_SOSIAL_MAHASISWA_CALON_GURU
Jum'at, 7 Juni 2024
KAJIAN TEORI KWN
MODUL 9 (KELAS B DAN C)
Jum'at, 17 Mei 2024
PRESENTASI VIDEO INDONESIAKU
(KELAS B DAN C)
Mind map
ABSTRAK
Era globalisasi berpotensi mengubah gaya hidup masyarakat menjadi lebih modern. Akibatnya masyarakat cenderung memilih budaya baru yang dianggap lebih praktis dibandingkan budaya lokal.Salah satu penyebab hilangnya budaya lokal saat ini adalah kurangnya minat generasi mendatang untuk mempelajari dan mewariskan budayanya. Oleh karena itu, tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan upaya pelestarian budaya Indonesia di era globalisasi. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan untuk pengumpulan data.
Menurut Maliovsky, budaya yang lebih tinggi dan lebih aktif mempengaruhi budaya yang lebih rendah dan lebih pasif melalui kontak budaya. Teori Malinowski terlihat dari pergeseran nilai budaya kita ke arah Barat.Di era globalisasi, informasi telah menjadi kekuatan yang sangat dahsyat yang mempengaruhi pola pikir manusia. Untuk mengatasi hal tersebut, kita perlu menyadari pentingnya budaya lokal sebagai identitas bangsa. Hal ini menjadi tanggung jawab setiap lapisan masyarakat untuk menjaganya, dan generasi muda sangat diharapkan untuk terus mewarisi budaya lokal dan menjadi kekuatan bagi kelangsungan budaya lokal itu sendiri, bahkan dalam menghadapi globalisasi. Upaya menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia dapat dilakukan dengan dua cara.Yaitu; pengalaman budaya dan pengetahuan budaya.
Kata Kunci: melestarikan, budaya nasional, Identitas Nasional, integritas
PENDAHULUAN
Integrasi nasional merupakan permasalahan penting yang dihadapi banyak negara di dunia, terutama negara-negara dengan keragaman etnis, agama, budaya dan bahasa.Integrasi nasional penting dalam konteks sosial, politik dan ekonomi. Oleh karena itu, integrasi nasional merupakan permasalahan yang semakin mendesak yang perlu dipahami secara jelas dan ditangani secara serius.
PERMASALAHAN
Pelestarian dan pemulihan warisan budaya di Indonesia adalah masalah karena globalisasi, transformasi ekonomi, dan pergeseran wilayah. Dibutuhkan pelestarian dan perlindungan berbagai tradisi budaya Indonesia, termasuk Wayang, Keris, Batik, Angklung, dan Tari Saman. Sangat penting untuk melindungi warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.
PEMBAHASAN
Mengapa kita harus melestarikan budaya lokal?
Kebudayaan Indonesia saat ini berkembang tidak terlepas dari peran nenek moyang kita, yang telah membiarkan budaya ini berkembang dan berkembang serta berjuang sejak awal untuk memastikan bahwa budaya yang ada tidak hilang begitu saja. Kebudayaan adalah identitas nasional dan karakteristik negara. Berbagai suku telah menyebarkan berbagai macam kebudayaan di Indonesia.Tidak mungkin untuk meremehkan atau mengabaikan aset ini.Oleh karena itu, untuk menjaga kelestarian budaya, penting untuk melestarikan nilai-nilainya. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa kebudayaan Indonesia harus dilestarikan. Kebudayaan nusantara adalah warisan penting dari nenek moyang kita dan merupakan cara untuk menunjukkan rasa syukur dan penghargaan kepada nenek moyang kita. Budaya nusantara menjadikan Indonesia unik dan membuat Indonesia dikenal di dunia. Tampilannya akanatau diremehkan.Oleh karena itu, melestarikan nilai-nilai budaya menjadi penting untuk menjaga kelestarian budaya. Berikut beberapa poin penting mengapa kebudayaan Indonesia perlu seperti ini. Negara selain yang kaya akan budaya dan tradisi Menjadi wisata budaya bagi wisatawan dalam dan luar negeri
Bagaimana seharusnya budaya Indonesia dilestarikan?
Pengalaman budaya adalah upaya pertama yang dapat dilakukan dengan berpartisipasi langsung dalamnya. Misalnya, jika generasi muda tertarik dengan budaya musik tradisional, mereka harus mempelajari dan mempraktikkan musik tradisional hingga mereka mahir, kemudian mereka dapat mengikuti pertunjukan dan festival untuk menunjukkan kemampuan mereka.Pengetahuan Budaya adalah inisiatif kedua. Tujuannya adalah untuk mendirikan pusat informasi budaya dan menjadikannya sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, terutama bagi generasi muda yang ingin lebih memahami budaya Indonesia. Itu juga dapat digunakan untuk mengembangkan kebudayaan seseorang. Kita tidak bisa melakukannya sendiri dalam melestarikan budaya generasi muda. Kami membutuhkan bimbingan dan petunjuk dari komunitas lain. Peran yang dimainkan oleh pemerintah sangat penting mengingat kekuatan yang besar dalam hal ini.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari melestarikan warisan budaya adalah bahwa ia merupakan tanggung jawab kita sebagai generasi penerus budaya, yang turut menjaga jati diri dan sikap hormat terhadap nenek moyang kita. Melestarikan warisan budaya dapat menjaga identitas suatu daerah, menjaga keberagaman budaya, dan membantu generasi muda memahami dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya tradisional. Dengan melestarikan warisan budaya, kita dapat meningkatkan pariwisata dan ekonomi lokal, mempertahankan identitas desa, serta menciptakan keharmonisan sosial dan keberagaman budaya
SARAN
Melakukan perlindungan warisan budaya takbenda dan alam sekitar yang memiliki nilai Outstanding Universal Value (OUV)
Menggunakan jalur pelatihan dan pendidikan untuk memperjelas jenis dan tujuan kegiatan warisan budaya
Memperkuat pendanaan dan pengembangan kegiatan warisan budaya, seperti pembelajaran gamelan formal dan informal
Memperhatikan kekurangan dalam informasi detail kegiatan warisan budaya yang dilakukan secara terperinci
Mengembangkan solusi buku ilustrasi yang memuat gambar dan teks untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat
Memperhatikan kekurangan dalam informasi pelaku atau pasangan menikah yang pernah mempraktekan kegiatan warisan budaya
Memperhatikan kekurangan dalam informasi tentang peranan hukum dalam upaya pelestarian warisan budaya
Memperhatikan kekurangan dalam informasi tentang keberagaman budaya di Indonesia
Memperhatikan kekurangan dalam informasi tentang peran masyarakat dalam melestarikan warisan budaya
Memperhatikan kekurangan dalam informasi tentang peran pemerintah, non-pemerintah, warga negara, dan media komunikasi dalam melestarikan warisan budaya
DAFTAR PUSTAKA
Nahak, Hildgardis M.I.(2019).Upaya melestarikan budaya Indonesia di era globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1) (2019). 75
Gank, Firdaus Agitara De & Sembiring, Muammar Yury Gargarin. (2023). Mengenal Identitas dan Integrasi Nasional Indonesia
. Jurnal uns, 1(2)(2023).178
D04,D05,D07,D09,D16,D18,D20,D46,D47