Showing posts with label B41. Show all posts
Showing posts with label B41. Show all posts

Thursday, June 27, 2024

Otonomi Daerah di DI Yogyakarta: Pemberdayaan Masyarakat dan Pelestarian Budaya

Nisa Indah Fitriana

46123010135





ABSTRAK

Otonomi Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan dan pelestarian budaya. Status keistimewaan DIY memungkinkan pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya secara lebih efektif dan meningkatkan kualitas pembangunan. Melalui kebijakan otonomi, DIY dapat meningkatkan kinerja berlandaskan sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara meningkatkan kualitas hidup dan budaya. Implementasi kebijakan otonomi DIY telah meningkatkan kemampuan keuangan daerah dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.

 

Kata Kunci : Daerah Istimewa Yogyakarta

 

PENDAHULUAN

Otonomi Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan dan pelestarian budaya. Status keistimewaan DIY memungkinkan pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya secara lebih efektif dan meningkatkan kualitas pembangunan. Melalui kebijakan otonomi, DIY dapat meningkatkan kinerja berlandaskan sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara meningkatkan kualitas hidup dan budaya. Implementasi kebijakan otonomi DIY telah meningkatkan kemampuan keuangan daerah dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.

 

PERMASALAHAN

1. Keterbatasan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan: Bagaimana memastikan partisipasi aktif masyarakat dalam proses kebijakan lokal untuk memperkuat otonomi daerah DIY?

2. Kesenjangan antara keterampilan tradisional dan kebutuhan pasar modern: Bagaimana mengatasi ketidakseimbangan antara kebutuhan pelestarian budaya lokal dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam perekonomian modern?

3. Ancaman terhadap warisan budaya akibat modernisasi dan urbanisasi: Bagaimana melindungi warisan budaya DIY dari tekanan urbanisasi dan pembangunan yang cepat?

4. Keterbatasan sumber daya untuk pelestarian budaya: Bagaimana mengatasi keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia dalam upaya melestarikan kekayaan budaya DIY?

5. Tantangan dalam mengintegrasikan kebijakan pembangunan ekonomi dengan pelestarian budaya: Bagaimana menciptakan keseimbangan antara pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan pelestarian identitas budaya lokal di DIY?

Permasalahan-permasalahan ini mencerminkan kompleksitas yang terjadi dalam implementasi otonomi daerah di DIY

 

PEMBAHASAN

1. a. Peningkatan Kesadaran dan Pendidikan Publik: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya partisipasi dalam proses kebijakan lokal serta memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai hak-hak dan tanggung jawab mereka dalam konteks otonomi daerah.

b. Pembentukan Forum Komunikasi dan Konsultasi Publik: Mendirikan forum-forum atau mekanisme resmi yang memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi secara langsung dalam diskusi, konsultasi, atau rapat terbuka terkait kebijakan lokal. Ini dapat dilakukan baik secara fisik maupun secara virtual.

2. a. Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Budaya: Mengembangkan program pendidikan dan pelatihan yang mengintegrasikan keterampilan modern dengan nilai-nilai budaya lokal. Misalnya, melibatkan praktisi budaya dalam pelatihan teknis seperti teknologi informasi, manajemen bisnis, atau keahlian kerajinan tangan.

b. Pengembangan Keterampilan Kreatif dan Berbasis Lokal: Mendorong pengembangan keterampilan kreatif yang didasarkan pada warisan budaya lokal, seperti seni tradisional, tata rias adat, atau metode pertanian tradisional yang berkelanjutan.

3. a. Pengaturan Perizinan dan Pembangunan: Memperketat pengaturan perizinan untuk pembangunan di kawasan bersejarah atau berpotensi merusak warisan budaya, dengan mempertimbangkan kajian dampak lingkungan dan budaya secara menyeluruh sebelum izin dibuat.

b. Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian warisan budaya, termasuk potensi dampak negatif dari pembangunan yang tidak terkendali terhadap identitas lokal dan keberlanjutan lingkungan.

4.  a. Penggalangan Dana dan Sponsorship: Melakukan kampanye penggalangan dana melalui pendekatan langsung kepada masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), perusahaan swasta, atau organisasi internasional yang peduli terhadap pelestarian budaya. Juga, mengeksplorasi potensi sponsorship dari perusahaan-perusahaan lokal yang ingin terlibat dalam CSR (Corporate Social Responsibility).

b. Kemitraan dan Kolaborasi: Membangun kemitraan dengan universitas, institusi riset, dan organisasi non-profit untuk mendapatkan dukungan dalam bentuk sumber daya manusia, penelitian, dan akses ke teknologi. Kolaborasi dengan masyarakat lokal juga penting untuk memanfaatkan keahlian dan pengetahuan lokal.

5. a. Pembangunan Berbasis Budaya: Memastikan bahwa pembangunan ekonomi didasarkan pada kekayaan budaya lokal. Contohnya, mengembangkan produk wisata berbasis warisan budaya, mempromosikan kerajinan tangan lokal, atau memanfaatkan kuliner tradisional untuk tujuan pariwisata.

b. Perencanaan Tata Ruang yang Terintegrasi: Mengintegrasikan pelestarian budaya dalam perencanaan tata ruang kota dan pengembangan wilayah. Menetapkan zona-zona konservasi untuk melindungi kawasan bersejarah atau kawasan budaya lainnya dari pengembangan yang merusak.

 

KESIMPULAN

Secara kesimpulan, DIY perlu mengambil langkah-langkah konkret seperti meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam pembangunan ekonomi, melindungi warisan budaya dari tekanan urbanisasi, dan mengatasi keterbatasan anggaran serta sumber daya manusia untuk memastikan keberlanjutan otonomi daerah sambil melestarikan identitas budaya lokal dengan baik.

 

SARAN

-Meningkatkan Partisipasi Masyarakat: Bentuk forum konsultasi publik rutin dan forum daring untuk memastikan partisipasi yang luas dari masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

-Integrasi Nilai Budaya dalam Pembangunan Ekonomi: Dorong pengembangan usaha kecil dan menengah yang berbasis pada kekayaan budaya lokal, serta promosikan produk dan layanan budaya secara aktif.

-Pengaturan Perlindungan Warisan Budaya: Perkuat regulasi untuk melindungi situs-situs bersejarah dan tradisi budaya dari dampak negatif pembangunan yang tidak terkendali.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Sherli Yolanda. 2020. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Dan Peningkatan Kunjungan Wisatawan Di Desa Wisata Segajih Live In & Education, Kulon Progo, Yogyakarta. [ diakses pada 2024 Juni 28 ] https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/18480/08.%20naskah%20publikasi.pdf?isAllowed=y&sequence=12

Haerunisah. 2021. Abstrak. [ diakses pada 2024 Juni 28 ] https://eprints.uty.ac.id/907/1/ABSTRAK%20haerunisah.pdf


Wednesday, June 12, 2024

MEMPERSIAPKAN MAHASISWA MENJADI WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB

Nama: Nisa Indah Fitriana

NIM: 46123010135

B41



ABSTRAK
Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan demokratis. Tujuan ini dicapai melalui pendidikan yang mengajarkan mahasiswa pentingnya penghormatan terhadap hak asasi manusia, kebebasan berekspresi, dan kesetaraan dalam masyarakat. Pendidikan ini juga membantu siswa mengembangkan sikap positif seperti percaya diri, keberanian, kerjasama, dan disiplin. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan membantu siswa memahami isu-isu global dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dengan demikian, mahasiswa dapat menjadi warga negara yang ideal, beriman, berpengetahuan, dan memiliki nilai-nilai yang sesuai dengan prinsip-prinsip kewarganegaraan

Kata Kunci : Pendidikan Kewarganegaraan, Karakter Bertanggung Jawab

PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat cepat, peran mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa menjadi sangat penting. Mereka diharapkan dapat menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan bertanggung jawab. Dalam konteks ini, mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab menjadi salah satu prioritas utama dalam sistem pendidikan nasional.
Pendidikan sebagai wahana utama dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa harus dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa untuk berperan serta dalam proses politik dan sosial. Oleh karena itu, diperlukan pendidikan yang lebih bervariasi dan inovatif, serta pengembangan karakter dan disposisi yang lebih baik. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Kita akan membahas tentang pentingnya pendidikan kewarganegaraan, pengembangan karakter bangsa, partisipasi politik, dan keterampilan intelektual dalam mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

PERMASALAHAN
1. Kurangnya rasa tanggung jawab pada Mahasiswa.
Kurangnya rasa tanggung jawab mahasiswa di Indonesia dapat menjadi permasalahan serius dengan dampak potensial seperti rendahnya tingkat kedisiplinan, menurunnya kualitas pendidikan, serta berdampak negatif pada citra institusi pendidikan. Hal ini juga dapat mempengaruhi pertumbuhan pribadi dan profesional mahasiswa di masa depan. Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kurangnya tanggung jawab meliputi kurangnya pemahaman akan pentingnya tanggung jawab, ketidakmampuan mengelola waktu dengan baik, serta kurangnya motivasi internal untuk berkomitmen. Solusi untuk masalah ini bisa mencakup pendekatan pendidikan yang holistik, pembinaan mahasiswa secara individu, serta penegakan aturan yang konsisten di lingkungan pendidikan.

2. Kurangnya kemampuan Mahasiswa untuk berpikir kritis.
Kurangnya kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis saat menghadapi masalah merupakan masalah yang umum terjadi di kalangan mahasiswa. Hal tersebut dapat mengakibatkan ketidaksiapan dalam menyelesaikan masalah kompleks, kurangnya kemampuan untuk melakukan analisis mendalam, serta kecenderungan untuk menerima informasi tanpa dipertanyakan. Kurangnya kemampuan berpikir kritis juga dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar mahasiswa, inovasi, serta kemampuan dalam mengambil keputusan yang tepat di masa depan. Beberapa faktor penyebabnya antara lain kurangnya latihan dalam berpikir kritis, minimnya pembelajaran yang mendorong berpikir analitis, serta pengaruh lingkungan yang kurang mendorong perkembangan kemampuan berpikir kritis. Solusi untuk mengatasi masalah ini bisa meliputi integrasi metode pembelajaran yang mendorong berpikir kritis, menumbuhkan budaya diskusi dan debat, serta memberikan latihan secara teratur untuk meningkatkan kemampuan analisis mahasiswa.

PEMBAHASAN
Mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan perhatian khusus. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab:
1. Pendidikan Kewarganegaraan: Pendidikan kewarganegaraan adalah suatu mata pelajaran yang bertujuan membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan bertanggung jawab. Dalam pendidikan kewarganegaraan, siswa diajarkan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta bagaimana menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
2. Karakter Bangsa: Pembentukan karakter bangsa yang berkualitas, berakhlak mulia, dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi adalah suatu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Pendidikan kewarganegaraan harus dapat membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki sifat nasionalisme dan patriotis. 
3. Partisipasi Politik: Partisipasi politik warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab adalah suatu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Pendidikan politik seharusnya memberikan pencerahan kepada seluruh kader, pengurus, simpatisan dan masyarakat luas supaya setiap warga negara dapat menjadi warga negara yang melek politik dan bertanggung jawab.
4. Keterampilan Intelektual: Pengembangan keterampilan intelektual dan keterampilan berperan serta dalam proses politik adalah suatu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Pendidikan kewarganegaraan harus dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan berperan serta dalam proses politik.
5. Pengembangan Komunikasi: Pengembangan komunikasi dengan lingkungan yang lebih luas adalah suatu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Pendidikan kewarganegaraan harus dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan lingkungan yang lebih luas.

KESIMPULAN
Memersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan perhatian khusus. Pendidikan kewarganegaraan harus dapat membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki sifat nasionalisme dan patriotism, serta meningkatkan kesadaran siswa tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara.

SARAN
1. Pendidikan Kewarganegaraan yang Efektif : Pendidikan Kewarganegaraan harus dilakukan secara efektif dan sistematis untuk membentuk mahasiswa menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan bertanggung jawab. Materi yang dipelajari harus relevan dengan kebutuhan dan tantangan masa depan, serta memuat konsep-konsep umum ketatanegaraan, politik dan hukum negara
2. Karakter Bangsa yang Berkualitas: Pembentukan karakter bangsa yang berkualitas, berakhlak mulia, dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi adalah suatu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Pendidikan kewarganegaraan harus dapat membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki sifat nasionalisme dan patriotism.
3. Partisipasi Politik yang Aktif: Partisipasi politik warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab adalah suatu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Pendidikan politik seharusnya memberikan pencerahan kepada seluruh kader, pengurus, simpatisan dan masyarakat luas supaya setiap warga negara dapat menjadi warga negara yang melek politik dan bertanggung jawab. 
4. Keterampilan Intelektual yang Diperlukan: Pengembangan keterampilan intelektual dan keterampilan berperan serta dalam proses politik adalah suatu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Pendidikan kewarganegaraan harus dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan berperan serta dalam proses politik. 
5. Pengembangan Komunikasi yang Luas: Pengembangan komunikasi dengan lingkungan yang lebih luas adalah suatu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Pendidikan kewarganegaraan harus dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan lingkungan yang lebih luas.


DAFTAR PUSTAKA
Indri Anugraheni. 2020. Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Pemecahan Masalah. [ diakses pada 2024 Juni 12 ] https://j-cup.org/index.php/cendekia/article/download/197/136/

Abu Hasan Agus R, Zuyyimatur Roizah. 2019. Konstruktivitas Kesadaran Kritis, Pendidikan dan Tanggung Jawab Dalam Mengatasi Perilaku Literasi di Perguruan Tinggi. [ diakses pada 2024 Juni 12 ] https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia/article/download/876/pdf

Juri Saputra. 2015. Membentuk Karakter Bertanggung Jawab Warga Negara Melalui Pendidikan Politik. [ diakses pada 12 Juni ] https://media.neliti.com/media/publications/271436-membentuk-karakter-bertanggung-jawab-war-d2db73d9.pdf

Ina Magdalena, Ahmad Syaiful Haq, Fadlatul Ramdhan. 2020. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar Negeri Bojong 3 Pinang. [ diakses pada Juni 12 ] https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/bintang/article/download/995/689

Syaiful Anam, Mohammad Rudiyanto, Anisa Fajriana Oktasari, Imadoeddin. 2023. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Peranannya Membangun Kesadaran Hak dan Kewajiban Bernegara Bagi Mahasiswa di Universitas Madura. [ diakses pada 2024 Juni 12 ] https://journal.ummat.ac.id/index.php/paedagoria/article/download/12939/pdf

Indah Cicilia, Marsidi, Martini, Gunawan Santoso. 2022. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Upaya Membentuk Generasi Penerus Bangsa yang Berkarakter. [ diakses pada Juni 12 ] https://jupetra.org/index.php/jpt/article/download/420/256


Thursday, May 2, 2024

Identitas Nasional Dalam Era Digital : Pengaruh Media Sosial dan Teknologi Terhadap Kesadaran Kebangsaan

Identitas Nasional Dalam Era Digital : Pengaruh Media Sosial dan Teknologi Terhadap Kesadaran Kebangsaan 


(B41) Nisa Indah Fitriana - 461230135


Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi

Universitas Mercu Buana



Abstrak:
Media sosial dan teknologi telah memainkan peran yang semakin penting dalam membentuk kesadaran kebangsaan di era digital. Artikel ini menyelidiki pengaruh media sosial dan teknologi terhadap kesadaran kebangsaan dengan menggali literatur terkini dan studi empiris terkait. Hasil analisis menunjukkan bahwa media sosial memfasilitasi pertukaran informasi dan gagasan antara individu dari berbagai latar belakang, namun juga memperkuat filter bubble dan echo chamber yang dapat memperdalam polarisasi dan konflik dalam masyarakat. Di sisi lain, teknologi, seperti algoritma pencarian dan personalisasi konten, dapat membatasi paparan individu terhadap pandangan yang berbeda-beda, sehingga mengurangi pemahaman tentang pluralitas budaya dan identitas nasional. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya pendidikan digital yang inklusif dan kritis dalam membangun kesadaran kebangsaan yang positif di era digital ini. Dengan memahami dinamika kompleks antara media sosial, teknologi, dan kesadaran kebangsaan, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mempromosikan persatuan dan integrasi sosial di tengah arus informasi yang terus berkembang.


Pendahuluan:
Dalam era digital yang semakin terhubung, peran media sosial dan teknologi telah menjadi semakin signifikan dalam membentuk identitas dan kesadaran kebangsaan di antara individu dan komunitas. Media sosial memungkinkan pertukaran ide dan informasi secara cepat di seluruh dunia, sementara teknologi menyediakan alat untuk mengakses, menyajikan, dan mengonsumsi konten secara personal. Namun, dampak dari media sosial dan teknologi terhadap kesadaran kebangsaan masih menjadi topik yang kontroversial dan kompleks. Sebagian melihatnya sebagai sarana untuk memperkuat ikatan sosial dan mempromosikan kesatuan dalam keragaman, sementara yang lain mengkhawatirkan potensi mereka untuk memperdalam perpecahan dan polarisasi. Dalam konteks ini, artikel ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh media sosial dan teknologi terhadap kesadaran kebangsaan. Melalui peninjauan literatur yang cermat dan analisis studi empiris terkini, artikel ini akan mengeksplorasi berbagai aspek dari interaksi kompleks antara media sosial, teknologi, dan kesadaran kebangsaan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika ini, kita dapat mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam mempromosikan persatuan dan integrasi sosial di tengah arus informasi yang terus berkembang. Penting untuk dicatat bahwa dalam menghadapi kompleksitas fenomena ini, pendekatan multidisiplin menjadi krusial. Dalam artikel ini, kita akan merangkul perspektif dari berbagai bidang, termasuk komunikasi, sosiologi, psikologi, dan ilmu politik, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih holistik tentang isu ini. Dengan demikian, artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi pembaca tentang peran media sosial dan teknologi dalam membentuk kesadaran kebangsaan di era digital ini.


Permasalahan :
Permasalahan yang dibahas dalam artikel ini mencakup beberapa aspek yang kompleks terkait dengan pengaruh media sosial dan teknologi terhadap kesadaran kebangsaan. Beberapa permasalahan yang akan disoroti dalam artikel ini antara lain:

1. Polarisasi dan Perpecahan Sosial: Bagaimana media sosial dapat memperdalam polarisasi dan perpecahan sosial dengan memperkuat filter bubble dan echo chamber, di mana individu cenderung terpapar hanya pada pandangan yang sejalan dengan keyakinan mereka sendiri.
2. Pengurangan Paparan Terhadap Pluralitas Budaya: Bagaimana teknologi, seperti algoritma pencarian dan personalisasi konten, dapat mengurangi paparan individu terhadap pandangan yang berbeda-beda, sehingga mengurangi pemahaman tentang pluralitas budaya dan identitas nasional.
3. Krisis Kepercayaan dan Informasi: Bagaimana media sosial dapat menjadi platform untuk penyebaran informasi palsu dan propaganda, yang dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi dan nilai-nilai fundamental kebangsaan.



Pembahasan :
Dalam pembahasan artikel ini, beberapa aspek penting yang akan disoroti meliputi:

1. Dampak Media Sosial: Analisis akan dilakukan terhadap bagaimana media sosial memfasilitasi pertukaran ide dan informasi, namun juga dapat memperkuat filter bubble dan echo chamber yang memperdalam polarisasi sosial. Diskusi akan mencakup contoh konkret tentang bagaimana platform media sosial digunakan untuk memperkuat identitas kebangsaan atau, sebaliknya, untuk menyebarkan narasi yang memecah-belah.
2. Peran Teknologi: Artikel akan menjelaskan bagaimana teknologi, seperti algoritma pencarian dan personalisasi konten, dapat membatasi paparan individu terhadap pandangan yang berbeda-beda, sehingga mengurangi pemahaman tentang pluralitas budaya dan identitas nasional. Dalam pembahasan ini, peran perusahaan teknologi besar dan dampak desain produk mereka terhadap kesadaran kebangsaan akan diperhatikan.
3. Tantangan Kepercayaan dan Informasi: Artikel akan mengeksplorasi bagaimana media sosial dapat menjadi media untuk penyebaran informasi palsu dan propaganda, serta dampaknya terhadap kepercayaan masyarakat terhadap nilai-nilai kebangsaan dan institusi demokratis.


Kesimpulan : 
Dalam era digital yang semakin  terhubung, pengaruh media sosial dan teknologi terhadap kesadaran kebangsaan memiliki implikasi yang mendalam dan kompleks. Maka dari itu kesimpulan yang dapat diambil adalah : 

Pentingnya kesadaran akan dampak negatif yang dimiliki dari media sosial dan teknologi seperti polarisasi, dan penyebaran hoax. Lalu untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan tindakan terkonsep dari beberapa pihak, termasuk pemerintah, perusahaan teknologi, lembaga pendidikan, dan masyarakat umum, karena kolaborasi antara sektor-sektor ini diperlukan untuk mengembangkan kebijakan untuk membangun kesadaran kebangsaan yang positif di era digital.  Dan yang tak kalah penting adalah pendidikan digital yang inklusif dan kritis menjadi peran penting dalam membentuk kesadaran kebangsaan yang positif di kalangan generasi muda. Karena dengan memahami kompleksitas interaksi antara media sosial, teknologi, dan kesadaran kebangsaan, kita dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk meminimalkan dampak negatifnya dan memaksimalkan dampak positifnya dalam membangun masyarakat yang lebih cerdas.


Thursday, April 11, 2024

Friday, April 5, 2024

video presentasi pemilu


                    Nama kelompok : 


                        Fitria Yuliani (46123010164) B43
                        Nisa indah Fitriana (46123010135) B41
           

KUIS 13-2 (11 JULI 2025) SUSULAN

 D04,D05,D07,D09,D16,D18,D20,D46,D47