Jum'at, 12 Juli 2024
KAJIAN VIDEO 2 KWN KELAS C
Dampak
Globalisasi terhadap Pertanian: Peluang dan Ancaman bagi Petani Lokal
Mata Kuliah: Kewarganegaraan
Dosen Pengampu Mata Kuliah: Atep
Afia Hidayat, Ir. MP
Nadifha Resti Nanda (C26)
46123010029
Psikologi
Universitas Mercu Buana
ABSTRAK
Artikel ini mengkaji peluang dan
ancaman yang dihadapi oleh petani lokal dalam konteks modernisasi pertanian dan
globalisasi. Meskipun pertanian lokal memainkan peran penting dalam
perekonomian lokal dan keberlanjutan global, petani lokal sering menghadapi
tantangan yang rumit karena modernisasi pertanian dan globalisasi. Artikel ini
mengidentifikasi berbagai peluang dan ancaman yang dihadapi oleh petani lokal
saat ini. Peningkatan permintaan dari konsumen yang semakin peduli terhadap
keberlanjutan dan kesehatan untuk produk pertanian lokal dan organik
menciptakan peluang besar bagi petani lokal. Ini menciptakan pasar baru dan
meningkatkan pendapatan petani. Selain itu, teknologi pertanian kontemporer
seperti sensor dan sistem irigasi cerdas dapat meningkatkan efisiensi produksi
dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Namun, petani lokal juga
menghadapi bahaya yang signifikan. Di tengah globalisasi pasar, ada persaingan
karena produk impor yang lebih murah dan lebih mudah diakses oleh pelanggan.
Selain itu, perubahan iklim menimbulkan berbahaya.
Kata Kunci:
Petani lokal, Ancaman terhadap petani lokal,teknologi pertanian, permasalahan
sektor pertanian
PENDAHULUAN
Dalam sejarahnya sektor pertanian
selalu menjadi sektor yang banyak diperbincangkan dalam berbagai agenda
nasional, baik pada tataran pembuatan kebijakan negara maupun dalam pembangunan
ekonomi nasional. Dalam konteks kebijakan negara, kebijakan pertanian belum
mendapatkan porsi dalam pembangunan nasional. Hal ini terbukti dengan belum
maksimalnya anggaran negara untuk pembangunan sektor pertanian itu sendiri.
Pertanian sebagai salah satu sektor yang penting bagi kehidupan manusia, tidak
luput dari dampak globalisasi yang terus berkembang. Globalisasi membuka
peluang baru bagi petani untuk mengakses pasar internasional, namun juga
membawa tantangan yang serius seperti persaingan yang lebih ketat dan
penyesuaian terhadap standar global yang meningkat. Indonesia adalah negara
kaya raya, untuk itu wajar jika eksistensinya akan selalu menjadi pusat
perhatian dan perburuan negara maju yang miskin sumber daya alam. Indonesia
diprediksi mampu menjadi negara terkaya ke-5 di dunia, jika mampu menggali
secara optimal dan mengatur pengeluarannya. Namun, petani lokal sering
menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, baik dari segi ekonomi, teknologi,
maupun sosial. Dalam konteks modernisasi pertanian dan globalisasi, artikel ini
akan mengidentifikasi beberapa peluang dan ancaman yang relevan bagi petani
lokal serta mengeksplorasi solusi untuk meningkatkan daya saing dan
keberlanjutan mereka.
PERMASALAHAN
Petani lokal menghadapi beberapa permasalahan signifikan.
Permasalahan mendasar sektor pertanian di Negara agraris ini adalah masih
terjadinya paradoksal, dimana kondisi idealnya dengan realitas yang ada masih
terbalik. Sebagai negara agraris, setiap tahunnya pemerintah mengambil
kebijakan impor beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebagai negara yang
memposisikan sektor pertanian sebagai ekonomi basis, namun masih banyak
masyarakat yang kekurangan pangan. Sebagai negara yang memiliki potensi sumber
daya alam yang melimpah, setiap tahun terjadi kenaikan harga bahan pokok. Tidak
hanya demikian, keganjilan masih sering terjadi setiap tahunnya, yaitu selain
terjadi kenaikan harga bahan pokok, pada persoalan distribusi bahan pokok
sering masyarakat kita kehilangan stok bahan pangan di pasar sehingga terjadi
kelangkaan. Selain itu pada tataran kebijakan negara, kelihatannya banyak
produk kebijakan pemerintah yang belum memihak pada sektor pertanian. Jika
dibandingkan dengan sektor lainnya, pemerintah belum menganggarkan APBN bagi
porsi yang lebih besar untuk sektor pertanian. Pada permasalahan ini dapat
diduga bahwa pemerintah belum membuat kebijakan untuk memproteksi petani bagi
pembangunan sektor pertanian itu sendiri. Semestinya sebagai negara agraris,
pemerintah harus melindungi petani bagi pembangunan pertanian itu sendiri.
Perlindungan terhadap petani seyogyanya akan retribusi bagi pembangunan
nasional. Beberapa bentuk proteksi pemerintah terhadap petani diantaranya
adalah kebijakan pemerintah atas pembatasan alih fungsi lahan, kebijakan
stabilitas harga hasil produk pertanian, kebijakan pemberian subsidi bagi
sarana produksi secara berkelanjutan, dan kebijakan-kebijakan lainnya.
PEMBAHASAN
Pada persoalan yang dihadapi oleh sektor pertanian, berbagai
upaya dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga swasta untuk memberi solusi
terbaik bagi keberlangsungan sektor pertanian. Bahwa permintaan yang meningkat
untuk produk pertanian lokal dan organik dari konsumen yang semakin peduli
terhadap keberlanjutan memungkinkan petani lokal untuk memperluas pasar dan
meningkatkan pendapatan. Selain itu, adopsi teknologi pertanian modern seperti
sensor dan sistem irigasi cerdas dapat meningkatkan efisiensi produksi dan
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, yang memungkinkan petani
meningkatkan produktivitas mereka. Namun, petani lokal juga menghadapi bahaya
besar. Dengan globalisasi pasar, ada persaingan yang lebih ketat untuk produk
impor yang lebih murah dan mudah diakses oleh konsumen lokal. Jika petani lokal
tidak dapat bersaing secara efektif, ini dapat mengancam kelangsungan ekonomi
mereka. Perubahan iklim juga merupakan ancaman besar bagi pola tanam,
mengurangi hasil panen, dan memperburuk keadaan ekonomi petani. bentuk-bentuk
ancaman keberlanjutan sektor pertanian adalah; penyempitan lahan pertanian,
berkurangnya ketersediaan air, menurunnya ketersediaan sumber daya manusia
pertanian, ketidakpastian harga dan lemahnya akses produk pertanian, serangan
hama dan penyakit dan persepsi negatif terhadap pertanian.
KESIMPULAN
Petani lokal menghadapi beberapa
permasalahan signifikan, termasuk paradoksalitas dalam sektor pertanian,
keterbatasan anggaran pemerintah dan ancaman globalisasi. Untuk meningkatkan
daya saing dan keberlanjutan petani lokal, perlu dilakukan beberapa Upaya,
seperti pengembangan teknologi pertanian modern, pengembangan pasar untuk
produk pertanian local dan organic, dan perlindungan terhadap petani melalui
kebijakan pemerintah. Petani lokal juga menghadapi berbagai peluang dan ancaman
yang dapat mempengaruhi produktivitas dan keberlangsungan usaha mereka. Oleh
karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi
petani local agar dapat diambil Tindakan yang tepat untuk meningkatkan kualitas
hidup mereka.
SARAN
Menghadapi tegnologi pertanian
modern untuk meningkatkan efisiensi produksi dan adopsi tegnologi modern,
pemerintah harus melindungi petani degan kebiakan yang memproteksi mereka,
seperti pembatasan alih fungsi lahan, stabilitas harga hasil produk pertanian,
dan pemberian subsidi bagi saran produksi secara berkelanjutan. Petani local
harus dilatih dan didik untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola
usaha pertanianyang lebih efiktif dan efisien
DAFTAR PUSTAKA
Mahfud MD Dkk, 1997. Kritik Sosial Dalam Wacana Pembangunan.
UII Press dan Pustaka Pelajar; Yogyakarta
Sulistyo, B. (2019). Pertanian Lokal dan Pengembangan
Masyarakat. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
https://jurnal.ugj.ac.id/index.php/logika/article/download/779/475
https://id.scribd.com/doc/72473322/Dampak-Globalisasi-Terhadap-an-Pertanian
Jum'at, 17 Mei 2024
PRESENTASI VIDEO INDONESIAKU
(KELAS B DAN C)
Jum'at, 17 Mei 2024
PRESENTASI REVIEW VIDEO ETIKA PEMERINTAHAN
(KELAS B DAN C)
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN: MEMBENTUK WARGA NEGARA YANG PROGRESIF
ARTIKEL
Diajukan untuk
Melengkapi Tugas Besar 2 Mata Kuliah
‘’Kewarganegaraan’’
Semester Genap Tahun
Akademik 2023/2024
Dosen pengampu atep
Afia Hidayat. ir. MP
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
kata
kunci: pendidikan kewarganegaraan, Pkn
progresif, kendala pendidikan, nilai nilai keadilan kemanusiaan dan demokrasi,
perilaku warga negara
Pembentukan warga negara yang baik
menjadi salah satu misi utama pendidikan nasional Indonesia. Salah satu mata
pelajaran yang juga mengemban misi tersebut adalah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn). PPKn persekolahan diberikan mulai dari jenjang
pendidikan dasar sampai jenjang sekolah menengah atas. Dengan demikian, guru
PPKn menjadi tulang punggung bagi tercapainya misi tersebut. Dengan kata lain,
profesionalitas para guru PPKn merupakan salah satu faktor keberhasilan misi
tersebut. PKn Progresif merupakan program pendidikan yang membahas tentang
masalah kebangsaan, demokrasi, dan civil society (masyarakat madani) yang dalam
implementasinya menerapkan prinsip-prinsip pendidikan dan kemanusiaan.
"PKn progresif mempersiapkan
siswa menjadi warga negara yang baik yang menguasai pengetahuan yang berasal
dari konsep dan teori multidisiplin, mempraktikan nilai-nilai, dan menerapkan
keterampilan yang mereka butuhkan untuk berpartisipasi," kata dosen
Program Studi Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas
Sebelas Maret (UNS) Solo, Rusnaini. Ia menjelaskan program PKn yang efektif
penting dalam memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan karakternya. PKn
progresif tidak hanya pada kurikulum saja tetapi juga harus menumbuhkan suatu perubahan
sosial yang meningkat, meluas, dan berkelanjutan selama periode waktu tertentu
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Ahmad (2012:6) bahwa:
Belajar merupakan perubahan terus-menerus dalam kehidupan individu yang tidak
didapatkan dari keturunan atau tidak terjadi secara genetik. Perubahan itu
meliputi pemahaman (insight), tingkah laku, persepesi, atau motivasi, atau
kombinasi antara semua hal tersebut.
Kendala yang dialami Pendidikan
Kewarganegaraan masih sama seperti tahun tahun sebelumnya yaitu masih
mengedepankan aspek kognitif, sehingga tujuan untuk menciptakan peserta didik
yang kritis dan bertanggung jawab masih belum terealisasi. Berdasarkan
pengamatan ketika mengajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan
Kewarganegaraan, peserta didik beranggapan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
adalah pembelajaran yang membosankan karena selalu mengedepankan teori dan
tidak aplikatif. Bahkan sebagian besar peserta didik beranggapan bahwa mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata kulian formalitas dan hanya
sebagai syarat untuk kelulusan saja, sehingga anggapan tersebut memunculkan
suatu kesimpulan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan di mata peserta didik adalah
mata pelajaran dan mata kuliah yang tidak penting. Hal ini menjadi pukulan
besar bagi guru atau dosen Pendidikan Kewarganegaraan karena mata pelajaran dan
mata kuliah yang diampu dianggap tidak penting dan hanya sebagai syarat
kelulusan saja.
Fenomena tersebut pada dasarnya
menjadi evaluasi bagi pemerintah dan guru maupun dosen yang mengampu mata
pelajaran dan mata kuliah tersebut. Kendala ini dapat diantisipasi apabila para
pendidik memiliki kesadaran untuk selalu meningkatkan kualitas dalam mengajar
dan bersikap sehingga tujuan pendidikan untuk membangun peserta didik menjadi
warga negara yang baik dapat tercapai.
Pentingnya PKn sebagai sarana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada
budaya bangsa Indonesia. Berdiskusi tentang bagaimana PKn dapat mewujudkan
nilai-nilai tersebut dalam perilaku sehari-hari siswa sebagai individu, anggota
masyarakat, warga negara, dan makhluk ciptaan Tuhan.Definisi dan konsep PKn
progresif yang bertujuan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik,
menguasai pengetahuan multidisiplin, mempraktikkan nilai-nilai, dan menerapkan
keterampilan yang diperlukan untuk partisipasi dalam masyarakat.Pembahasan
tentang bagaimana PKn dapat berfokus pada pengembangan kemampuan, pengetahuan,
dan sikap siswa yang sesuai dengan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan
demokrasi.Strategi untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses
belajar mengajar PKn, sehingga mereka dapat menginternalisasi dan
mengaplikasikan nilai-nilai yang diajarkan.Peran penting guru PPKn sebagai
tulang punggung dalam mencapai tujuan pendidikan PKn. Dan upaya peningkatan
profesionalitas guru PPKn melalui pelatihan, pengembangan keterampilan
mengajar, dan adaptasi terhadap kebutuhan siswa..
Kesimpulan Dan Saran
Artikel ini menyimpulkan bahwa Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) merupakan alat penting untuk mengembangkan
dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa
Indonesia. PKn tidak hanya penting untuk membentuk perilaku sehari-hari siswa,
tetapi juga memainkan peran krusial dalam membentuk warga negara yang progresif
dan cerdas yang mampu menginternalisasi nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan
demokrasi. Meskipun memiliki tujuan mulia, pendidikan PKn menghadapi berbagai
kendala, terutama fokus yang berlebihan pada aspek kognitif dan kurangnya
pendekatan aplikatif, yang membuat pembelajaran terasa membosankan bagi siswa.
Persepsi siswa yang menganggap PKn sebagai mata pelajaran formalitas dan tidak
penting menjadi tantangan besar yang perlu diatasi.
Guru PKn berperan sebagai tulang
punggung dalam pencapaian tujuan pendidikan ini. Olehkarena itu,
profesionalitas dan kualitas pengajaran mereka harus terus ditingkatkan agar
dapat menumbuhkan karakter siswa yang baik dan mengembangkan kemampuan,
pengetahuan, serta sikap yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi dan
kemanusiaan.
Guru harus mengembangkan metode
pembelajaran yang lebih aplikatif dan interaktif untuk meningkatkan minat dan
partisipasi aktif siswa dalam proses belajar mengajar. Ini bisa mencakup penggunaan
studi kasus, diskusi kelompok, proyek sosial, dan simulasi. meningkatkan
kesadaran dan pemahaman siswa tentang pentingnya PKn perlu dilakukan melalui
kampanye pendidikan, pembicaraan motivasi, dan kolaborasi dengan berbagai pihak
seperti orang tua, komunitas, dan organisasi non-pemerintah
Prastowo, Andi. 2012. Pengembangan Sumber
Belajar. Yogyakarta: Pedagogia.
https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/article/viewFile/12743/pdf
https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/article/download/12737/pdf
Tradisi tahun ke tahun sudah menjadi ciri khas untuk semua masyarakat indonesia untuk pulang kampung bersama keluarga dan bertemu keluarga di kampung halaman. Pada tanggal 8 april saya bersama keluarga saya pergi ke kampung halaman untuk menyambut hari raya idul fitri, suasana dikampung halaman sangat membuat senang dengan ke indahan alam-alam di kampung. Di sana, suasana Idul Fitri begitu istimewa. Rumah-rumah dihiasi lampu-lampu, dan hiasan-hiasan meriah lainnya. Suasana kebersamaan terasa begitu kuat, dengan keluarga dan tetangga berkumpul, bermaaf-maafan, serta saling bersilaturahmi. Makanan khas lebaran pun menyajikan kenikmatan tersendiri, seperti ketupat, rendang, dan kue-kue tradisional. Semuanya membawa nostalgia dan kehangatan, menjadikan hari raya Idul Fitri di kampung halaman sebagai momen yang tak terlupakan.
D04,D05,D07,D09,D16,D18,D20,D46,D47