PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN: MEMBENTUK WARGA NEGARA YANG PROGRESIF
ARTIKEL
Diajukan untuk
Melengkapi Tugas Besar 2 Mata Kuliah
‘’Kewarganegaraan’’
Semester Genap Tahun
Akademik 2023/2024
Dosen pengampu atep
Afia Hidayat. ir. MP
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
ABSTRAK
Artikel
ini menjelaskan tentang Pendidikan Kewarganegaraan: Membentuk Warga Negara yang
Progresif. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya
bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku pada
kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat, warga negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) memainkan peran penting dalam membentuk warga negara yang
progresif dan cerdas. Dalam konteks pembangunan karakter bangsa, PKn harus
berfokus pada pengembangan kemampuan, pengetahuan, dan sikap yang sesuai dengan
nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan demokrasi.
kata
kunci: pendidikan kewarganegaraan, Pkn
progresif, kendala pendidikan, nilai nilai keadilan kemanusiaan dan demokrasi,
perilaku warga negara
Pendahuluan
Pembentukan warga negara yang baik
menjadi salah satu misi utama pendidikan nasional Indonesia. Salah satu mata
pelajaran yang juga mengemban misi tersebut adalah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn). PPKn persekolahan diberikan mulai dari jenjang
pendidikan dasar sampai jenjang sekolah menengah atas. Dengan demikian, guru
PPKn menjadi tulang punggung bagi tercapainya misi tersebut. Dengan kata lain,
profesionalitas para guru PPKn merupakan salah satu faktor keberhasilan misi
tersebut. PKn Progresif merupakan program pendidikan yang membahas tentang
masalah kebangsaan, demokrasi, dan civil society (masyarakat madani) yang dalam
implementasinya menerapkan prinsip-prinsip pendidikan dan kemanusiaan.
"PKn progresif mempersiapkan
siswa menjadi warga negara yang baik yang menguasai pengetahuan yang berasal
dari konsep dan teori multidisiplin, mempraktikan nilai-nilai, dan menerapkan
keterampilan yang mereka butuhkan untuk berpartisipasi," kata dosen
Program Studi Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas
Sebelas Maret (UNS) Solo, Rusnaini. Ia menjelaskan program PKn yang efektif
penting dalam memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan karakternya. PKn
progresif tidak hanya pada kurikulum saja tetapi juga harus menumbuhkan suatu perubahan
sosial yang meningkat, meluas, dan berkelanjutan selama periode waktu tertentu
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Ahmad (2012:6) bahwa:
Belajar merupakan perubahan terus-menerus dalam kehidupan individu yang tidak
didapatkan dari keturunan atau tidak terjadi secara genetik. Perubahan itu
meliputi pemahaman (insight), tingkah laku, persepesi, atau motivasi, atau
kombinasi antara semua hal tersebut.
Permasalahan
Kendala yang dialami Pendidikan
Kewarganegaraan masih sama seperti tahun tahun sebelumnya yaitu masih
mengedepankan aspek kognitif, sehingga tujuan untuk menciptakan peserta didik
yang kritis dan bertanggung jawab masih belum terealisasi. Berdasarkan
pengamatan ketika mengajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan
Kewarganegaraan, peserta didik beranggapan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
adalah pembelajaran yang membosankan karena selalu mengedepankan teori dan
tidak aplikatif. Bahkan sebagian besar peserta didik beranggapan bahwa mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata kulian formalitas dan hanya
sebagai syarat untuk kelulusan saja, sehingga anggapan tersebut memunculkan
suatu kesimpulan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan di mata peserta didik adalah
mata pelajaran dan mata kuliah yang tidak penting. Hal ini menjadi pukulan
besar bagi guru atau dosen Pendidikan Kewarganegaraan karena mata pelajaran dan
mata kuliah yang diampu dianggap tidak penting dan hanya sebagai syarat
kelulusan saja.
Fenomena tersebut pada dasarnya
menjadi evaluasi bagi pemerintah dan guru maupun dosen yang mengampu mata
pelajaran dan mata kuliah tersebut. Kendala ini dapat diantisipasi apabila para
pendidik memiliki kesadaran untuk selalu meningkatkan kualitas dalam mengajar
dan bersikap sehingga tujuan pendidikan untuk membangun peserta didik menjadi
warga negara yang baik dapat tercapai.
Pembahasan
Pentingnya PKn sebagai sarana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada
budaya bangsa Indonesia. Berdiskusi tentang bagaimana PKn dapat mewujudkan
nilai-nilai tersebut dalam perilaku sehari-hari siswa sebagai individu, anggota
masyarakat, warga negara, dan makhluk ciptaan Tuhan.Definisi dan konsep PKn
progresif yang bertujuan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik,
menguasai pengetahuan multidisiplin, mempraktikkan nilai-nilai, dan menerapkan
keterampilan yang diperlukan untuk partisipasi dalam masyarakat.Pembahasan
tentang bagaimana PKn dapat berfokus pada pengembangan kemampuan, pengetahuan,
dan sikap siswa yang sesuai dengan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan
demokrasi.Strategi untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses
belajar mengajar PKn, sehingga mereka dapat menginternalisasi dan
mengaplikasikan nilai-nilai yang diajarkan.Peran penting guru PPKn sebagai
tulang punggung dalam mencapai tujuan pendidikan PKn. Dan upaya peningkatan
profesionalitas guru PPKn melalui pelatihan, pengembangan keterampilan
mengajar, dan adaptasi terhadap kebutuhan siswa..
Kesimpulan Dan Saran
Artikel ini menyimpulkan bahwa Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) merupakan alat penting untuk mengembangkan
dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa
Indonesia. PKn tidak hanya penting untuk membentuk perilaku sehari-hari siswa,
tetapi juga memainkan peran krusial dalam membentuk warga negara yang progresif
dan cerdas yang mampu menginternalisasi nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan
demokrasi. Meskipun memiliki tujuan mulia, pendidikan PKn menghadapi berbagai
kendala, terutama fokus yang berlebihan pada aspek kognitif dan kurangnya
pendekatan aplikatif, yang membuat pembelajaran terasa membosankan bagi siswa.
Persepsi siswa yang menganggap PKn sebagai mata pelajaran formalitas dan tidak
penting menjadi tantangan besar yang perlu diatasi.
Guru PKn berperan sebagai tulang
punggung dalam pencapaian tujuan pendidikan ini. Olehkarena itu,
profesionalitas dan kualitas pengajaran mereka harus terus ditingkatkan agar
dapat menumbuhkan karakter siswa yang baik dan mengembangkan kemampuan,
pengetahuan, serta sikap yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi dan
kemanusiaan.
Guru harus mengembangkan metode
pembelajaran yang lebih aplikatif dan interaktif untuk meningkatkan minat dan
partisipasi aktif siswa dalam proses belajar mengajar. Ini bisa mencakup penggunaan
studi kasus, diskusi kelompok, proyek sosial, dan simulasi. meningkatkan
kesadaran dan pemahaman siswa tentang pentingnya PKn perlu dilakukan melalui
kampanye pendidikan, pembicaraan motivasi, dan kolaborasi dengan berbagai pihak
seperti orang tua, komunitas, dan organisasi non-pemerintah
Daftar Pustaka
Prastowo, Andi. 2012. Pengembangan Sumber
Belajar. Yogyakarta: Pedagogia.
https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/article/viewFile/12743/pdf
https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/article/download/12737/pdf
No comments:
Post a Comment