PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI
ANTARPRIBADI
Nama:
Tita Nur Syafei (C36)
Nim:
46123010066
ABSTRACT
Citizenship
Education (PKn) and the development of interpersonal competence have a close
relationship and support each other. Civics aims to foster civic awareness and
responsibility, while the development of interpersonal competence equips
individuals with the skills necessary to interact and collaborate effectively
with others.These two areas are important for building a democratic and
cohesive society. Civics helps individuals to understand their rights and
obligations as citizens, as well as their role in the democratic process.
resolve conflicts peacefully, and cooperate with others to achieve common goals
.Research has shown that there is a positive correlation between Civics and the
development of interpersonal competence. Individuals who have a good
understanding of Civics are more likely to have strong interpersonal skills.
This is because Civics teaches individuals the importance of respecting others,
working together, and resolving conflicts peacefully.
Keywords: Citizenship
Education, Interpersonal Competence, Democracy, Interpersonal Skills,
Communication, Cooperation, Conflict Resolution, Community Service.
ABSTRAK
Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dan pengembangan kompetensi antarpribadi memiliki
hubungan yang erat dan saling mendukung. PKn bertujuan untuk menumbuhkan
kesadaran dan tanggung jawab warga negara, sedangkan pengembangan kompetensi
antarpribadi membekali individu dengan keterampilan yang diperlukan untuk
berinteraksi dan bekerja sama secara efektif dengan orang lain.Kedua bidang ini
penting untuk membangun masyarakat yang demokratis dan kohesif. PKn membantu
individu untuk memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, serta
peran mereka dalam proses demokrasi. Kompetensi antarpribadi, di sisi lain,
membantu individu untuk berkomunikasi secara efektif, menyelesaikan konflik
secara damai, dan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.Penelitian
telah menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara PKn dan pengembangan
kompetensi antarpribadi. Individu yang memiliki pemahaman yang baik tentang PKn
lebih cenderung memiliki keterampilan interpersonal yang kuat. Hal ini karena
PKn mengajarkan individu tentang pentingnya menghormati orang lain, bekerja
sama, dan menyelesaikan konflik secara damai.
Kata Kunci ; Pendidikan
Kewarganegaraan, Kompetensi Antarpribadi, Demokrasi, Keterampilan
Interpersonal, Komunikasi, Kerjasama, Penyelesaian Konflik, Layanan Masyarakat.
PENDAHULUAN
Di era globalisasi
saat ini, Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan dan peluang yang
kompleks. Untuk menghadapinya, diperlukan generasi muda yang memiliki karakter
dan kompetensi yang mumpuni. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah melalui
pendidikan.
Pendidikan
kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya
nilai-nilai hak dan kewajinan suatu warga negara agar setiap hal yang di
kerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa
yang di harapkan. Karena di nilai penting, pendidikan ini sudah di terapkan
sejak usia dini di setiap jejang pendidikan mulai dari yang paling dini hingga
pada perguruan tinggi agar menghasikan penerus –penerus bangsa yang berompeten
dan siap menjalankan hidup berbangsa dan bernegara. Pendidikan Kewarganegaraan
adalah Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat
berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan
kesadaran kepada generasi baru, tentang kesadaran bahwa Ina Magdalena, Ahmad
Syaiful Haq, Fadlatul Ramdhan Volume 2, Nomor 3, Desember 2020 421 demokrasi
adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak masyarakat
(Saidurrahman, 2018). Sedangkan menurut Aziz Wahab , Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) merupakan media pengajaran yang meng-Indonesiakan para siswa secara
sadar, cerdas, dan penuh tanggung jawab. Katera itu, program PKn memuat
konsep-konsep umum ketatanegaraan, politik dan hokum negara, serta teori umum
yang lain yang cocok dengan target tersebut. Pendidikan Kewarganegaraan adalah
suatu mata pelajaran yang merupakan satu rangkaian proses untuk mengarahkan
peserta didik menjadi bertanggung jawab sehingga dapat berperan aktif dalam
masyarakat sesuai ketentuan Pancasila dan UUD NKRI 1945 (Madiong, 2018).
Handfield (2006)
mengartikan kompetensi interpersonal dengan kemampuan mengelola diri sendiri
secara efektif dalam bekerja dengan orang lain dalam rangka menyelesaikan
tugas/pekerjaan bersama. Kemampuan tersebut adalah sikap dan perilaku
interpersonal yang biasanya dikenal sebagai kemampuan kerja sama tim. Ahli
lain, Spitzberg dan Cupach (dalam DeVito, 1996) memberi pengertian kompetensi
interpersonal sebagai kemampuan seorang individu untuk melakukan komunikasi
yang efektif Jerving (2001) mengartikan Kompetensi interpersonal sebagai sebuah
kemampuan untuk membangun dan menjaga hubungan yang efektif.
Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dan pengembangan kompetensi antarpribadi merupakan dua
bidang pendidikan yang penting untuk membekali generasi muda dengan
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi warga
negara yang baik dan bertanggung jawab. Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan
untuk menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab warga negara, serta membekali
individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pengembangan
kompetensi antarpribadi bertujuan untuk membekali individu dengan keterampilan
yang diperlukan untuk berinteraksi dan bekerja sama secara efektif dengan orang
lain. Keterampilan ini meliputi komunikasi, empati, kerjasama, dan penyelesaian
konflik. Kedua bidang ini saling terkait dan saling mendukung. PKn memberikan
landasan moral dan etika bagi individu untuk berinteraksi dengan orang lain,
sedangkan pengembangan kompetensi antarpribadi membekali individu dengan
keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan nilai-nilai PKn dalam kehidupan
sehari-hari.
PERMASALAHAN
Meskipun
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan pengembangan kompetensi antarpribadi (KAI)
diakui penting, pelaksanaannya di Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai
permasalahan. Berikut beberapa di antaranya:
Permasalahan dalam
Pendidikan Kewarganegaraan:
· Kurangnya
materi yang relevan: Materi PKn di sekolah seringkali dianggap kurang relevan
dengan kehidupan siswa. Hal ini membuat siswa tidak tertarik dan sulit memahami
materi PKn.
· Metode
pembelajaran yang monoton: Metode pembelajaran PKn yang sering digunakan masih
monoton dan tidak mendorong partisipasi aktif siswa. Hal ini membuat siswa
merasa bosan dan tidak termotivasi untuk belajar PKn.
· Kurangnya
guru yang kompeten: Kurangnya guru yang kompeten dalam mengajar PKn juga
menjadi salah satu permasalahan. Guru yang tidak kompeten mungkin tidak dapat
menyampaikan materi dengan baik dan menarik bagi siswa.
· Kurangnya
dukungan dari pihak sekolah dan orang tua: Dukungan dari pihak sekolah dan
orang tua juga penting dalam keberhasilan pendidikan PKn. Namun, dalam beberapa
kasus, dukungan ini masih kurang.
Permasalahan dalam
Pengembangan Kompetensi Antarpribadi:
· Kurangnya
kesempatan untuk berlatih: Individu membutuhkan kesempatan untuk berlatih
keterampilan interpersonal dalam kehidupan nyata. Namun, dalam beberapa kasus,
kesempatan ini masih kurang.
· Kurangnya
fokus pada pengembangan KAI dalam pendidikan: Pengembangan KAI seringkali tidak
menjadi fokus utama dalam pendidikan. Hal ini membuat individu tidak
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengembangkan keterampilan
interpersonal mereka.
· Perbedaan
budaya dan nilai: Perbedaan budaya dan nilai dapat menjadi hambatan dalam
pengembangan KAI. Individu perlu belajar untuk memahami dan menghargai
perbedaan ini agar dapat bekerja sama secara efektif dengan orang lain.
· Kurangnya
kesadaran akan pentingnya KAI: Masih banyak orang yang belum menyadari
pentingnya KAI. Hal ini membuat mereka tidak termotivasi untuk mengembangkan
keterampilan interpersonal mereka.
Dampak
Permasalahan:
Permasalahan-permasalahan
ini dapat berdampak negatif pada individu dan masyarakat. Individu yang tidak
memiliki pemahaman yang baik tentang PKn dan keterampilan interpersonal yang
lemah mungkin akan kesulitan untuk berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat
dan mencapai kesuksesan dalam hidup. Masyarakat yang anggotanya tidak memiliki
rasa tanggung jawab dan tidak mampu bekerja sama dengan baik juga akan sulit
untuk berkembang dan maju.
Solusi:
Untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan ini, diperlukan upaya dari berbagai pihak, seperti pemerintah,
sekolah, guru, orang tua, dan individu itu sendiri. Berikut beberapa solusi
yang dapat diusulkan:
· Mengembangkan
materi PKn yang lebih relevan: Materi PKn perlu diperbarui dan disesuaikan
dengan kebutuhan dan minat siswa. Materi PKn juga perlu dikaitkan dengan
kehidupan nyata agar siswa lebih tertarik dan mudah memahami.
· Meningkatkan
metode pembelajaran PKn: Metode pembelajaran PKn perlu divariasikan dan dibuat
lebih menarik bagi siswa. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang
mendorong partisipasi aktif siswa, seperti diskusi kelompok, simulasi, dan
permainan peran.
· Meningkatkan
kompetensi guru PKn: Guru PKn perlu mendapatkan pelatihan yang memadai agar
dapat mengajar PKn dengan baik dan menarik. Guru PKn juga perlu terus mengikuti
perkembangan terbaru dalam bidang PKn.
· Meningkatkan
dukungan dari pihak sekolah dan orang tua: Sekolah dan orang tua perlu
memberikan dukungan yang lebih besar kepada siswa dalam belajar PKn. Sekolah
dapat menyediakan berbagai fasilitas dan program untuk mendukung pembelajaran
PKn, seperti perpustakaan, laboratorium PKn, dan kegiatan ekstrakurikuler PKn.
Orang tua juga perlu mendorong anak-anak mereka untuk belajar PKn dan
memberikan contoh yang baik tentang bagaimana menjadi warga negara yang
bertanggung jawab.
· Meningkatkan
kesempatan untuk berlatih KAI: Individu perlu mendapatkan kesempatan yang cukup
untuk berlatih keterampilan interpersonal dalam kehidupan nyata. Hal ini dapat
dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti mengikuti organisasi
kemahasiswaan, mengikuti pelatihan KAI, dan melakukan kerja sukarela.
· Menjadikan
KAI sebagai fokus utama dalam pendidikan: Pengembangan KAI perlu dijadikan
fokus utama dalam pendidikan. Sekolah dan lembaga pendidikan lainnya perlu
memasukkan materi KAI dalam kurikulum dan menyediakan program-program untuk
mengembangkan KAI siswa.
· Meningkatkan
kesadaran akan pentingnya KAI: Perlu dilakukan kampanye untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya KAI. Kampanye ini dapat dilakukan
melalui berbagai media, seperti media massa, media sosial, dan seminar.
Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dan pengembangan kompetensi antarpribadi (KAI) merupakan
dua bidang pendidikan yang saling terkait dan penting untuk membekali generasi
muda dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Tujuan PKn
· Menumbuhkan
kesadaran dan tanggung jawab warga negara.
· Membekali
individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
· Meningkatkan
kualitas hidup individu dan masyarakat.
· Mempersiapkan
individu untuk masa depan.
Tujuan KAI
· Membekali
individu dengan keterampilan yang diperlukan untuk berinteraksi dan bekerja
sama secara efektif dengan orang lain.
· Meningkatkan
kemampuan individu untuk berkomunikasi, berempati, bekerja sama, dan
menyelesaikan konflik.
· Membantu
individu untuk membangun hubungan yang sehat dan positif dengan orang lain.
· Meningkatkan
kualitas hidup individu dan masyarakat.
Pentingnya Integrasi
PKn dan KAI karena:
· Membangun
masyarakat yang demokratis dan kohesif: Masyarakat yang demokratis dan kohesif
membutuhkan warga negara yang aktif, bertanggung jawab, dan toleran. PKn
memberikan landasan moral dan etika bagi individu untuk berinteraksi dengan
orang lain, sedangkan KAI membekali individu dengan keterampilan yang
diperlukan untuk menerapkan nilai-nilai PKn dalam kehidupan sehari-hari.
· Meningkatkan
kualitas hidup: Keterampilan interpersonal yang kuat dapat membantu individu
untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, membangun hubungan yang lebih
sehat, dan menjalani hidup yang lebih bahagia.
· Mempersiapkan
individu untuk masa depan: Di era globalisasi, individu perlu memiliki
kemampuan untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain dari berbagai
budaya dan latar belakang. PKn dan KAI dapat membantu individu untuk
mengembangkan kemampuan ini.
Berikut beberapa
strategi untuk mengintegrasikan PKn dan KAI:
· Mengembangkan
materi pembelajaran yang mengintegrasikan PKn dan KAI. Materi pembelajaran
dapat dirancang untuk membantu siswa memahami hubungan antara PKn dan KAI, dan
bagaimana keduanya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
· Menggunakan
metode pembelajaran yang aktif dan partisipatif. Metode pembelajaran yang aktif
dan partisipatif dapat membantu siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran
dan mengembangkan keterampilan interpersonal mereka.
· Memberikan
kesempatan bagi siswa untuk menerapkan PKn dan KAI dalam kehidupan nyata. Siswa
dapat terlibat dalam proyek layanan masyarakat, simulasi, dan permainan peran
yang memungkinkan mereka untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka
dalam konteks yang realistis.
· Membangun
kolaborasi antara guru PKn dan guru mata pelajaran lain. Kolaborasi antara guru
PKn dan guru mata pelajaran lain dapat membantu untuk mengintegrasikan PKn dan
KAI ke dalam kurikulum secara lebih menyeluruh.
KESIMPULAN
Pendidikan
Kewarganegaraan dan pengembangan kompetensi antarpribadi (KAI) merupakan dua
bidang pendidikan yang penting untuk membekali generasi muda dengan
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi warga
negara yang baik dan bertanggung jawab. Integrasi PKn dan KAI dapat membantu
untuk membangun masyarakat yang demokratis dan kohesif, meningkatkan kualitas
hidup, dan mempersiapkan individu untuk masa depan.
SARAN
saran untuk
meningkatkan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Pengembangan Kompetensi Antarpribadi
(KAI) di Indonesia:
Pengembangan
Materi Pembelajaran:
· Membuat
materi PKn yang lebih relevan dengan kehidupan siswa: Materi PKn perlu
diperbarui dan disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa. Materi PKn juga perlu
dikaitkan dengan kehidupan nyata agar siswa lebih tertarik dan mudah memahami.
· Mengintegrasikan
materi PKn dengan KAI: Materi PKn dan KAI dapat diintegrasikan dalam satu mata
pelajaran atau dalam mata pelajaran yang berbeda. Integrasi ini dapat membantu
siswa untuk memahami hubungan antara PKn dan KAI, dan bagaimana keduanya dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
· Mengembangkan
materi pembelajaran yang berbasis proyek: Materi pembelajaran yang berbasis
proyek dapat membantu siswa untuk belajar secara aktif dan partisipatif. Siswa
dapat terlibat dalam proyek-proyek yang memungkinkan mereka untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan mereka dalam konteks yang realistis.
Metode
Pembelajaran:
· Menggunakan
metode pembelajaran yang aktif dan partisipatif: Metode pembelajaran yang aktif
dan partisipatif dapat membantu siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran
dan mengembangkan keterampilan interpersonal mereka. Contoh metode pembelajaran
yang aktif dan partisipatif termasuk diskusi kelompok, simulasi, dan permainan
peran.
· Melakukan
pembelajaran kolaboratif: Pembelajaran kolaboratif dapat membantu siswa untuk
belajar bersama dan mengembangkan keterampilan interpersonal mereka. Siswa
dapat bekerja sama dalam proyek-proyek atau tugas-tugas yang membutuhkan
kolaborasi dan komunikasi yang efektif.
· Memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar dari pengalaman: Siswa dapat belajar banyak
dari pengalaman mereka sendiri. Oleh karena itu, penting untuk memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar dari pengalaman mereka sendiri, baik dalam
kehidupan nyata maupun dalam simulasi dan permainan peran.
Dukungan dari
Pihak-Pihak Terkait:
· Meningkatkan
pelatihan guru: Guru perlu mendapatkan pelatihan yang memadai agar dapat
mengajar PKn dan KAI dengan baik dan menarik. Guru PKn juga perlu terus
mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang PKn dan KAI.
· Meningkatkan
dukungan dari pihak sekolah: Sekolah perlu memberikan dukungan yang lebih besar
kepada siswa dalam belajar PKn dan KAI. Sekolah dapat menyediakan berbagai fasilitas
dan program untuk mendukung pembelajaran PKn dan KAI, seperti perpustakaan,
laboratorium PKn, dan kegiatan ekstrakurikuler PKn dan KAI.
· Meningkatkan
keterlibatan orang tua: Orang tua perlu didorong untuk terlibat dalam
pendidikan PKn dan KAI anak-anak mereka. Orang tua dapat memberikan contoh yang
baik tentang bagaimana menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan memiliki
keterampilan interpersonal yang baik.
· Meningkatkan
kerjasama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat: Kerjasama antara sekolah,
orang tua, dan masyarakat dapat membantu untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi pembelajaran PKn dan KAI.
DAFTAR PUSTAKA
DeVito,
J.A. 1996. The Interpesonal Communications Book. 7 thEdition. New
Handfield,
R. 2006. Faith in the Moral Integrity of Others.
Idrus,
Muhammad. "Kompetensi interpersonal mahasiswa." Unisia 32.72 (2009).
Jerving,
J. 2001. Managing Through Motivation. e-book: a summary of M35.
Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (2021). Kurikulum
Merdeka: Panduan Implementasi. Jakarta: Kemendikbudristek.
Madiong,
B. (2018). Pendidikan Kewarganegaraan Civic Education. Makasar: Celebes Media Perkasa
Saidurrahman.
(2018). Pendidikan Kewarganegaraan NKRI Harga Mati. Jakarta: KENCANA.
York:
Harper Collins College Publishers.
No comments:
Post a Comment