Menggali
Sejarah Pergerakan Mahasiswa dalam Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh
: Zaydan Zaid Abror
B-15
Pergerakan mahasiswa
memiliki sejarah panjang dalam dinamika politik dan
sosial di Indonesia. Sebagai agen perubahan, mahasiswa sering kali berada di garis
depan dalam memperjuangkan keadilan, kebebasan, dan hak-hak sipil. Pendidikan
kewarganegaraan menjadi fondasi penting yang mengarahkan pergerakan mahasiswa
menuju transformasi sosial dan politik. Artikel ini akan menggali sejarah
pergerakan mahasiswa dalam konteks pendidikan kewarganegaraan di Indonesia.
Era
Kolonial dan Awal Kemerdekaan
Pada masa kolonial,
mahasiswa Indonesia mulai menyadari pentingnya pendidikan sebagai alat untuk
memperjuangkan kemerdekaan. Pergerakan ini ditandai oleh berdirinya organisasi
mahasiswa seperti Budi Utomo pada tahun 1908, yang menjadi cikal bakal kebangkitan
nasional. Pendidikan kewarganegaraan pada masa ini lebih terfokus pada
kesadaran akan identitas nasional dan perjuangan melawan kolonialisme.
Peran
Mahasiswa dalam Revolusi Kemerdekaan
Setelah proklamasi
kemerdekaan pada tahun 1945, peran mahasiswa semakin vital. Mereka tidak hanya
terlibat dalam perang fisik melawan penjajah, tetapi juga dalam membentuk
ideologi dan dasar-dasar negara baru. Pendidikan kewarganegaraan pada masa ini
menekankan pada pembentukan negara yang merdeka, berdaulat, dan demokratis.
Masa
Orde Lama dan Orde Baru
Pada era Orde Lama di
bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, mahasiswa memainkan peran penting dalam
dinamika politik nasional. Salah satu tonggak sejarah adalah peristiwa G30S/PKI
pada tahun 1965, di mana mahasiswa turut berperan dalam aksi-aksi penentangan
terhadap komunisme.
Pada masa Orde Baru,
pergerakan mahasiswa menjadi salah satu simbol perlawanan terhadap rezim yang
otoriter. Aksi-aksi mahasiswa pada tahun 1974 (Malari), 1978, dan puncaknya
pada tahun 1998, menjadi bukti bahwa mahasiswa mampu menggiring perubahan politik.
Pendidikan kewarganegaraan pada masa ini mengajarkan pentingnya hak asasi
manusia, demokrasi, dan tanggung jawab sosial.
Reformasi
dan Pasca-Reformasi
Era reformasi pada tahun
1998 menandai perubahan besar dalam lanskap politik Indonesia. Mahasiswa
berhasil menumbangkan rezim Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun. Setelah
reformasi, pendidikan kewarganegaraan mengalami transformasi besar, dengan
penekanan pada nilai-nilai demokrasi, transparansi, dan partisipasi aktif dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tantangan
dan Harapan Masa Kini
Di era digital dan
globalisasi, pergerakan mahasiswa menghadapi tantangan baru. Isu-isu seperti
korupsi, ketidakadilan sosial, lingkungan, dan hak-hak digital menjadi fokus
utama. Pendidikan kewarganegaraan kini harus adaptif, memasukkan pemahaman
tentang teknologi, globalisasi, dan pluralisme.
Pergerakan mahasiswa
modern juga menggunakan teknologi digital dan media sosial sebagai alat utama
untuk mobilisasi dan advokasi. Mereka mengorganisir demonstrasi, kampanye, dan
aksi solidaritas melalui platform online, menunjukkan bahwa semangat perjuangan
tetap hidup dalam bentuk yang lebih adaptif dengan perkembangan zaman.
Kesimpulan
Sejarah pergerakan
mahasiswa dalam pendidikan kewarganegaraan di Indonesia menunjukkan bahwa
mahasiswa selalu menjadi garda terdepan dalam perubahan sosial dan politik.
Dari era kolonial hingga masa kini, mahasiswa memainkan peran penting dalam
membentuk identitas nasional, memperjuangkan hak-hak sipil, dan menuntut
pemerintahan yang adil dan demokratis. Pendidikan kewarganegaraan terus
berkembang, mencerminkan dinamika zaman dan tantangan baru yang dihadapi oleh
generasi muda.
Dalam konteks ini,
penting untuk terus mendukung pendidikan kewarganegaraan yang kritis dan
inklusif, agar mahasiswa dapat terus menjadi agen perubahan yang efektif dan
bertanggung jawab.
No comments:
Post a Comment