PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN: ANTARA TEORI DAN PRAKTIK.
Kayla Maharani Ardyn (B36)
46123010108
Abstrak
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata kuliah esensial bagi
mahasiswa untuk membekali mereka dengan pengetahuan, nilai, dan keterampilan
sebagai warga negara yang aktif, bertanggung jawab, dan demokratis. Namun,
seringkali terdapat kesenjangan antara teori PKn yang diajarkan di kelas dengan
praktiknya dalam kehidupan nyata. Artikel ini bertujuan untuk merefleksikan
hubungan antara teori dan praktik PKn dengan fokus pada permasalahan dan solusi
yang dihadapi mahasiswa.
Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Teori, Praktik, Mahasiswa,
Kesenjangan, Implementasi, Efektivitas, Partisipasi, Tantangan, Solusi
Pendahuluan
Mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki peran penting dalam mewujudkan cita-cita
bangsa. Oleh karena itu, PKn menjadi mata kuliah esensial untuk membekali mereka dengan
pengetahuan, nilai, dan keterampilan sebagai warga negara yang aktif, bertanggung jawab,
dan demokratis.
Namun, dalam kenyataannya, terdapat kesenjangan antara teori PKn yang diajarkan di kelas
dengan praktiknya dalam kehidupan nyata. Hal ini dapat dilihat dari minimnya partisipasi
mahasiswa dalam kegiatan politik dan sosial, serta rendahnya kesadaran mereka terhadap
hak dan kewajiban sebagai warga negara.
Permasalahan
Kesenjangan antara teori dan praktik PKn disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Kurikulum PKn yang kurang kontekstual: Materi PKn seringkali terlalu teoritis dan tidak
relevan dengan realitas kehidupan masyarakat.
2. Metode pembelajaran yang monoton: Metode ceramah dan diskusi yang dominan dalam
pembelajaran PKn kurang mendorong partisipasi aktif mahasiswa.
3. Kurangnya keterkaitan antara PKn dengan disiplin ilmu lain: PKn seringkali diajarkan
sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri, tanpa diintegrasikan dengan disiplin ilmu lain
seperti sosiologi, politik, dan ekonomi.
4. Minimnya sarana dan prasarana: Kurangnya dukungan sarana dan prasarana, seperti
laboratorium dan ruang simulasi, menghambat pelaksanaan pembelajaran PKn yang efektif.
5. Budaya apatisme politik: Budaya apatisme politik yang masih marak di masyarakat turut
memengaruhi rendahnya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan politik dan sosial.
relevan dengan realitas kehidupan masyarakat.
2. Metode pembelajaran yang monoton: Metode ceramah dan diskusi yang dominan dalam
pembelajaran PKn kurang mendorong partisipasi aktif mahasiswa.
3. Kurangnya keterkaitan antara PKn dengan disiplin ilmu lain: PKn seringkali diajarkan
sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri, tanpa diintegrasikan dengan disiplin ilmu lain
seperti sosiologi, politik, dan ekonomi.
4. Minimnya sarana dan prasarana: Kurangnya dukungan sarana dan prasarana, seperti
laboratorium dan ruang simulasi, menghambat pelaksanaan pembelajaran PKn yang efektif.
5. Budaya apatisme politik: Budaya apatisme politik yang masih marak di masyarakat turut
memengaruhi rendahnya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan politik dan sosial.
Pembahasan
Untuk mengatasi kesenjangan antara teori dan praktik PKn, diperlukan upaya komprehensif
dari berbagai pihak, di antaranya:
– Mengembangkan kurikulum PKn yang kontekstual: Materi PKn perlu diperbarui dan
disesuaikan dengan realitas kehidupan masyarakat saat ini.
– Melaksanakan pembelajaran PKn yang aktif dan partisipatif: Metode pembelajaran yang
variatif dan inovatif, seperti simulasi, studi kasus, dan proyek pembelajaran, perlu
diterapkan untuk mendorong partisipasi aktif mahasiswa.
– Mengintegrasikan PKn dengan disiplin ilmu lain: PKn perlu diintegrasikan dengan disiplin
ilmu lain untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada mahasiswa.
– Meningkatkan sarana dan prasarana: Dukungan sarana dan prasarana yang memadai,
seperti laboratorium dan ruang simulasi, diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran PKn yang efektif.
– Menumbuhkan budaya partisipasi politik: Budaya partisipasi politik perlu ditumbuhkan
melalui edukasi dan sosialisasi kepada mahasiswa tentang pentingnya partisipasi mereka
dalam proses demokrasi.
Kesimpulan
PKn memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang cerdas, kritis, dan
bertanggung jawab. Untuk mewujudkan peran tersebut, diperlukan upaya serius untuk
menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik PKn. Dengan menerapkan berbagai
solusi yang telah dibahas, diharapkan mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang
mampu mewujudkan cita-cita bangsa.
Saran
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menggali lebih dalam terkait faktor-faktor yang
menyebabkan kesenjangan antara teori dan praktik PKn, serta untuk mengembangkan
model pembelajaran PKn yang lebih efektif. Di samping itu, perlu dilakukan kolaborasi
antara akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan lainnya dalam merumuskan strategi
yang tepat untuk meningkatkan kualitas PKn di Indonesia. Penelitian tentang PKn perlu
terus dilakukan dengan fokus pada berbagai aspek, seperti: Pengembangan model-model
pembelajaran PKn yang inovatif dan efektif. Pengembangan bahan-bahan ajar PKn yangberkualitas Peningkatan kompetensi guru PKn Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
PKn Evaluasi efektivitas implementasi PKn di Indonesia
Dengan demikian, PKn dapat menjadi mata pelajaran yang lebih bermakna dan bermanfaat
bagi peserta didik dan bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka
https://openjournal.unpam.ac.id/index.php/PKn
https://ppkn.fkip.uns.ac.id/journals/
https://www.ums.ac.id/en/course/UMS20212
http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/24142/1/PENDIDIKAN%
No comments:
Post a Comment