Showing posts with label B36. Show all posts
Showing posts with label B36. Show all posts

Thursday, June 27, 2024

Implementasi Otonomi Daerah di Bangka Belitung: Pengelolaan Sumber Daya Tambang.

 

Implementasi Otonomi Daerah di Bangka Belitung: 
Pengelolaan Sumber Daya Tambang.

Kayla Maharani Ardyn (B36)
46123010108



Abstrak

Bangka Belitung, provinsi penghasil timah terbesar di Indonesia, dihadapkan pada tantangan dalam mengelola sumber daya tambang secara berkelanjutan dan berkeadilan pasca diberlakukannya otonomi daerah. Artikel ini membahas implementasi otonomi daerah di Bangka Belitung dalam konteks pengelolaan sumber daya tambang, dengan fokus pada analisis pergeseran kewenangan, dampak ekonomi dan sosial, serta strategi untuk optimalisasi pengelolaan.

Kata Kunci: Otonomi Daerah, Bangka Belitung, Pengelolaan Sumber Daya Tambang, Timah, Pertambangan.

Pendahuluan

Bangka Belitung adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi besar dalam sektor tambang. Dengan adanya otonomi daerah, pemerintah daerah dapat lebih independen dalam mengelola sumber daya tambang. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana implementasi otonomi daerah di Bangka Belitung telah membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan sumber daya tambang. Otonomi daerah di Indonesia, yang diinisiasi melalui UU No. 32 Tahun 2004, memberikan kewenangan yang lebih luas kepada daerah untuk mengelola sumber daya alamnya, termasuk sumber daya tambang. Di Bangka Belitung, provinsi yang kaya akan timah, otonomi daerah diharapkan dapat mendorong pengelolaan sumber daya tambang yang lebih berkelanjutan, berkeadilan, dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.

Permasalahan

Namun, implementasi otonomi daerah di Bangka Belitung dalam konteks pengelolaan sumber daya tambang masih diwarnai berbagai permasalahan. Sebelum adanya otonomi daerah, pemerintah pusat memiliki wewenang yang luas dalam mengelola sumber daya tambang. Hal ini menyebabkan pemerintah daerah kurang memiliki kemampuan dalam mengelola sumber daya tambang secara efektif. Dengan adanya otonomi daerah, pemerintah daerah dapat lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola sumber daya tambang. Pergeseran kewenangan dari pusat ke daerah belum sepenuhnya dipahami dan dilaksanakan secara efektif. Hal ini mengakibatkan tumpang tindih regulasi, inkonsistensi penegakan hukum, dan lemahnya koordinasi antar-stakeholder.

Permasalahan lainnya adalah dampak ekonomi dan sosial dari pertambangan timah. Eksploitasi yang berlebihan telah menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti pencemaran air dan tanah, serta degradasi hutan. Di sisi lain, pertambangan timah juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan daerah dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Pembahasan

Untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya tambang di Bangka Belitung dalam era otonomi daerah, diperlukan beberapa strategi. Pertama, perlu dilakukan harmonisasi regulasi dan penegakan hukum yang tegas untuk memastikan pengelolaan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Kedua, perlu dilakukan koordinasi yang kuat antar-stakeholder, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan pengusaha tambang. Ketiga, perlu dilakukan diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan timah. Implementasi otonomi daerah di Bangka Belitung telah membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan sumber daya tambang. Dengan adanya otonomi daerah, pemerintah daerah dapat lebih independen dalam mengelola sumber daya tambang.

Kesimpulan

Implementasi otonomi daerah di Bangka Belitung menghadirkan peluang dan tantangan dalam pengelolaan sumber daya tambang. Dengan strategi yang tepat, otonomi daerah dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai pengelolaan sumber daya tambang yang berkelanjutan, berkeadilan, dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.

Saran

Pemerintah daerah harus terus meningkatkan kemampuan dalam mengelola sumber daya tambang agar dapat meningkatkan pendapatan daerah. Selain itu, pemerintah daerah juga harus meningkatkan kemampuan dalam mengelola sumber daya lainnya seperti pertanian dan perkebunan agar dapat meningkatkan pendapatan daerah. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis secara mendalam dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari pertambangan timah di Bangka Belitung. Diperlukan juga pengembangan model pengelolaan sumber daya tambang yang berkelanjutan dan sesuai dengan konteks lokal.

 

Daftar Pustaka

·       UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

·       UU No. 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara

·       Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral

·       Innovative: Journal of Social Science Research

·       Bappeda Belitung. (2022). Kemandirian Fiskal Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kabupaten Belitung Pasca Desentralisasi. 

·       BPS. (2022). Data Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

·       Pemprov Bangka Belitung. (2022). Laporan Kinerja Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Thursday, May 30, 2024

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN: ANTARA TEORI DAN PRAKTIK

 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN: ANTARA TEORI DAN PRAKTIK.

Kayla Maharani Ardyn (B36)
46123010108



Abstrak
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata kuliah esensial bagi
mahasiswa untuk membekali mereka dengan pengetahuan, nilai, dan keterampilan
sebagai warga negara yang aktif, bertanggung jawab, dan demokratis. Namun,
seringkali terdapat kesenjangan antara teori PKn yang diajarkan di kelas dengan
praktiknya dalam kehidupan nyata. Artikel ini bertujuan untuk merefleksikan
hubungan antara teori dan praktik PKn dengan fokus pada permasalahan dan solusi
yang dihadapi mahasiswa.

Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Teori, Praktik, Mahasiswa,
Kesenjangan, Implementasi, Efektivitas, Partisipasi, Tantangan, Solusi

Pendahuluan
Mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki peran penting dalam mewujudkan cita-cita
bangsa. Oleh karena itu, PKn menjadi mata kuliah esensial untuk membekali mereka dengan
pengetahuan, nilai, dan keterampilan sebagai warga negara yang aktif, bertanggung jawab,
dan demokratis.
Namun, dalam kenyataannya, terdapat kesenjangan antara teori PKn yang diajarkan di kelas
dengan praktiknya dalam kehidupan nyata. Hal ini dapat dilihat dari minimnya partisipasi
mahasiswa dalam kegiatan politik dan sosial, serta rendahnya kesadaran mereka terhadap
hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Permasalahan
Kesenjangan antara teori dan praktik PKn disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Kurikulum PKn yang kurang kontekstual: Materi PKn seringkali terlalu teoritis dan tidak
relevan dengan realitas kehidupan masyarakat.
2. Metode pembelajaran yang monoton: Metode ceramah dan diskusi yang dominan dalam
pembelajaran PKn kurang mendorong partisipasi aktif mahasiswa.
3. Kurangnya keterkaitan antara PKn dengan disiplin ilmu lain: PKn seringkali diajarkan
sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri, tanpa diintegrasikan dengan disiplin ilmu lain
seperti sosiologi, politik, dan ekonomi.
4. Minimnya sarana dan prasarana: Kurangnya dukungan sarana dan prasarana, seperti
laboratorium dan ruang simulasi, menghambat pelaksanaan pembelajaran PKn yang efektif.
5. Budaya apatisme politik: Budaya apatisme politik yang masih marak di masyarakat turut
memengaruhi rendahnya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan politik dan sosial.

Pembahasan
Untuk mengatasi kesenjangan antara teori dan praktik PKn, diperlukan upaya komprehensif
dari berbagai pihak, di antaranya:
– Mengembangkan kurikulum PKn yang kontekstual: Materi PKn perlu diperbarui dan
disesuaikan dengan realitas kehidupan masyarakat saat ini.
– Melaksanakan pembelajaran PKn yang aktif dan partisipatif: Metode pembelajaran yang
variatif dan inovatif, seperti simulasi, studi kasus, dan proyek pembelajaran, perlu
diterapkan untuk mendorong partisipasi aktif mahasiswa.
– Mengintegrasikan PKn dengan disiplin ilmu lain: PKn perlu diintegrasikan dengan disiplin
ilmu lain untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada mahasiswa.
– Meningkatkan sarana dan prasarana: Dukungan sarana dan prasarana yang memadai,
seperti laboratorium dan ruang simulasi, diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran PKn yang efektif.
– Menumbuhkan budaya partisipasi politik: Budaya partisipasi politik perlu ditumbuhkan
melalui edukasi dan sosialisasi kepada mahasiswa tentang pentingnya partisipasi mereka
dalam proses demokrasi.

Kesimpulan
PKn memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang cerdas, kritis, dan
bertanggung jawab. Untuk mewujudkan peran tersebut, diperlukan upaya serius untuk
menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik PKn. Dengan menerapkan berbagai
solusi yang telah dibahas, diharapkan mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang
mampu mewujudkan cita-cita bangsa.

Saran
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menggali lebih dalam terkait faktor-faktor yang
menyebabkan kesenjangan antara teori dan praktik PKn, serta untuk mengembangkan
model pembelajaran PKn yang lebih efektif. Di samping itu, perlu dilakukan kolaborasi
antara akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan lainnya dalam merumuskan strategi
yang tepat untuk meningkatkan kualitas PKn di Indonesia. Penelitian tentang PKn perlu
terus dilakukan dengan fokus pada berbagai aspek, seperti: Pengembangan model-model
pembelajaran PKn yang inovatif dan efektif. Pengembangan bahan-bahan ajar PKn yangberkualitas Peningkatan kompetensi guru PKn Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
PKn Evaluasi efektivitas implementasi PKn di Indonesia
Dengan demikian, PKn dapat menjadi mata pelajaran yang lebih bermakna dan bermanfaat
bagi peserta didik dan bangsa Indonesia.

Daftar Pustaka
https://openjournal.unpam.ac.id/index.php/PKn
https://ppkn.fkip.uns.ac.id/journals/
https://www.ums.ac.id/en/course/UMS20212
http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/24142/1/PENDIDIKAN%

Saturday, April 20, 2024

Wednesday, April 3, 2024

PENDIDIKAN DAN IDENTITAS NASIONAL: PERAN SEKOLAH MEMBENTUK KESADARAN KEBANGSAAN

 PENDIDIKAN DAN IDENTITAS NASIONAL: PERAN SEKOLAH

          MEMBENTUK KESADARAN KEBANGSAAN

Oleh: Kayla Maharani Ardyn

NIM: 46123010108 (B36)

            (Mahasiswi S-1 Psikologi, Universitas Mercu Buana  )

e-mailkaylakiwa.09@gmail.com

 

 

ABSTRAK

Pendidikan dan identitas nasional adalah dua hal yang tidak terpisahkan dalam proses pembentukan kesadaran bangsa. Peran sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk kesadaran nasional siswa.

KUIS 13-2 (11 JULI 2025) SUSULAN

 D04,D05,D07,D09,D16,D18,D20,D46,D47