Showing posts with label B44. Show all posts
Showing posts with label B44. Show all posts

Thursday, June 20, 2024

KEBERHASILAN OTONOMI DAERAH DI NUSA TENGGARA BARAT: PEMBERDAYAAN KOMUNITAS LOKAL(UAS)

 


KEBERHASILAN OTONOMI DAERAH DI NUSA TENGGARA BARAT: PEMBERDAYAAN KOMUNITAS LOKAL


Adzra Amanda tyasman(B44)


Dosen pengampu:

Atep Afia Hidayat,Ir mp


Disusun Oleh:

Adzra Amanda Tyasman(B44)

46123010171


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
 FAKULTAS PSIKOLOGI 
UNIVERSITAS MERCU BUANA 2024











Abstrak:

Pemberdayaan komunitas lokal dalam konteks otonomi daerah di Nusa Tenggara Barat telah menunjukkan beberapa keberhasilan. Otonomi daerah memberikan kewenangan yang lebih luas kepada daerah untuk mengelola persoalannya, sehingga memungkinkan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti pelatihan, bimbingan, dan dukungan. Ini menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini telah memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan masyarakat antara lain adalah keterlibatan masyarakat, keterbukaan informasi, dan kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya.


Kata Kunci: Pemberdayaan Komunitas Lokal, Otonomi Daerah, Nusa Tenggara Barat, Pemberdayaan Masyarakat, Kesejahteraan Masyarakat, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan, Pemerintah Daerah, Dinas Sosial.



Pendahuluan:

Otonomi daerah merupakan salah satu kebijakan strategis yang diadopsi oleh Indonesia untuk meningkatkan efektivitas pemerintahan serta mempercepat pembangunan daerah. Kebijakan ini memberikan kewenangan yang lebih luas kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengelola sumber daya serta menyusun kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal. Salah satu daerah yang menjadi fokus penerapan otonomi daerah adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
NTB, yang terdiri dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, memiliki kekayaan budaya, sumber daya alam, dan potensi ekonomi yang besar. Namun, tantangan yang dihadapi dalam upaya pembangunan daerah cukup kompleks, meliputi keterbatasan infrastruktur, rendahnya kualitas sumber daya manusia, dan tingkat kemiskinan yang relatif tinggi. Dalam konteks ini, otonomi daerah diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi berbagai masalah tersebut dengan memberdayakan komunitas lokal sebagai aktor utama pembangunan.
Pemberdayaan komunitas lokal menjadi fokus penting dalam implementasi otonomi daerah di NTB. Melalui partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan dan pengambilan keputusan, diharapkan dapat tercipta pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Pemberdayaan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari peningkatan kapasitas ekonomi, penguatan identitas budaya, hingga peningkatan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan.



Permasalahan:

1. Bagaimana pemberdayaan komunitas lokal dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Nusa Tenggara Barat melalui otonomi daerah?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan komunitas lokal dalam konteks otonomi daerah di Nusa Tenggara Barat?

3. Bagaimana kerjasama antar daerah dapat meningkatkan kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat?

4. Apa peran Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan komunitas lokal di Nusa Tenggara Barat?



Pembahasan:

Pemberdayaan komunitas lokal dalam konteks otonomi daerah di Nusa Tenggara Barat telah menunjukkan beberapa keberhasilan. Otonomi daerah memberikan kewenangan yang lebih luas kepada daerah untuk mengelola persoalannya, sehingga memungkinkan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti pelatihan, bimbingan, dan dukungan.
Pemberdayaan komunitas lokal dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Nusa Tenggara Barat melalui beberapa cara. Pertama, pemberdayaan komunitas lokal dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola sumber daya lokal. Kedua, pemberdayaan komunitas lokal dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses keputusan dan pengambilan keputusan. Ketiga, pemberdayaan komunitas lokal dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pengembangan infrastruktur dan fasilitas yang lebih baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan komunitas lokal dalam konteks otonomi daerah di Nusa Tenggara Barat antara lain adalah keterlibatan masyarakat, keterbukaan informasi, dan kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya. Keterlibatan masyarakat sangat penting dalam proses pemberdayaan komunitas lokal, karena masyarakat yang aktif dan berpartisipasi dalam proses keputusan dan pengambilan keputusan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kerjasama antar daerah dapat meningkatkan kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kerjasama antar daerah dapat meningkatkan kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya lokal, seperti air, tanah, dan hutan. Kerjasama antar daerah juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pengembangan infrastruktur dan fasilitas yang lebih baik.
Pemerintah Daerah memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan komunitas lokal di Nusa Tenggara Barat. Pemerintah Daerah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai upaya, seperti pelatihan, bimbingan, dan dukungan. Pemerintah Daerah juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pengembangan infrastruktur dan fasilitas yang lebih baik.
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan komunitas lokal, Pemerintah Daerah harus meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam proses keputusan dan pengambilan keputusan. Pemerintah Daerah juga harus meningkatkan keterbukaan informasi dan kemampuan dalam mengelola sumber daya. Selain itu, Pemerintah Daerah harus meningkatkan kerjasama antar daerah untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemberdayaan komunitas lokal, Pemerintah Daerah harus meningkatkan pengembangan infrastruktur dan fasilitas yang lebih baik. Pemerintah Daerah juga harus meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola sumber daya lokal. Selain itu, Pemerintah Daerah harus meningkatkan kerjasama antar daerah untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pemberdayaan komunitas lokal, Pemerintah Daerah harus meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam proses keputusan dan pengambilan keputusan. Pemerintah Daerah juga harus meningkatkan keterbukaan informasi dan kemampuan dalam mengelola sumber daya. Selain itu, Pemerintah Daerah harus meningkatkan kerjasama antar daerah untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat.



Kesimpulan:

1. Pemberdayaan Komunitas Lokal dalam Konteks Otonomi Daerah di Nusa Tenggara Barat:

• Pemberdayaan komunitas lokal dalam konteks otonomi daerah di Nusa Tenggara Barat telah menunjukkan beberapa keberhasilan.

• Otonomi daerah memberikan kewenangan yang lebih luas kepada daerah untuk mengelola persoalannya, sehingga memungkinkan pemberdayaan masyarakat.

• Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti pelatihan, bimbingan, dan dukungan.

2. Kerjasama Daerah dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal:

• Kerjasama antar daerah dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengatasi keterbatasan sumber daya lokal.

• Pemerintah daerah harus berani menggeser paradigma pembangunan dan memberikan perhatian pada pengembangan kearifan lokal.

• Integrasi otonomi daerah dengan kearifan lokal dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat secara holistis dan merata di seluruh wilayah nusantara.



Saran:

1. Pemberdayaan Komunitas Lokal:

• Pemerintah daerah harus meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam proses pemberdayaan melalui berbagai upaya, seperti pelatihan, bimbingan, dan dukungan.

• Pemerintah daerah harus meningkatkan kemampuan dalam mengelola sumber daya dan menghadapi keterbatasan yang dihadapi masyarakat.

2. Kerjasama Daerah:

• Pemerintah daerah harus meningkatkan kerjasama antar daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengatasi keterbatasan sumber daya lokal.

• Pemerintah daerah harus meningkatkan kemampuan dalam mengelola kawasan dan lingkungan serta menghadapi permasalahan internal daerah.



Daftar pustaka:

https:// jmi.ipsk.lipi.go.id/ index.php/ jmiipsk/ article/ viewFile/ 1 16/31

https:// lombokbaratkab.go.id/ kerjasama- region- dan- empower- region- terbesar/

https://perpustakaan.kkp.go.id/union/index.php? id=38781&p=show detail

https://repository.stikosa- aws.ac.id/id/eprint/177/1/membangun%20komunitas% 20dalam%20pengembangan%20masyarakat.pdf

https://lombokbaratkab.go.id/kerjasama-daerah-dan- pemberdayaan-daerah-tertinggal/

https:// jmi.ipsk.lipi.go.id/ index.php/ jmiipsk/ article/ viewFile/ 1 16/31

https:// www.kemenkopmk.go.id/ otonomi- desa- untuk- kesejahteraan- rakyat






PRESENTASI ARTIKEL PERSIAPAN TB2 DAN KAJIAN TEORI KWN MODUL 10 (LANJUTAN) (KELAS B)

Jum'at, 14 Juni 2024

PRESENTASI ARTIKEL PERSIAPAN TB2 DAN 

KAJIAN TEORI KWN MODUL 10 (LANJUTAN)

KAJIAN TEORI KWN (MODUL 11) KELAS B (Lanjutan)

Jum'at, 14 Juni 2024

KAJIAN TEORI KWN (MODUL 11) KELAS B

KAJIAN TEORI KWN (MODUL 10) KELAS B (Lanjutan)

Jum'at, 14 Juni 2024

KAJIAN TEORI KWN (MODUL 10) KELAS B

Monday, June 10, 2024

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENANGKAL HOAKS DAN DISINFORMASI


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENANGKAL HOAKS DAN DISINFORMASI

 

Dosen Pengampu:

Atep Afia Hidayat, Ir.Mp

 



 

Disusun Oleh:

Adzra Amanda Tyasman

46123010171


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2024




Abstrak

Pendidikan Kewarganegaraan memainkan peran penting dalam mengatasi hoaks dan disinformasi yang semakin marak di masyarakat. Penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang mudah percaya dan menyebarkan berita bohong, serta tidak acuh terhadap penyebaran hoaks. Untuk meminimalisir kasus hoaks, Pendidikan Kewarganegaraan harus berperan aktif dengan cara menerapkan nilai-nilai yang diajarkan, seperti berpikir kritis dan rasional, bersikap cerdas, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebaik mungkin.

Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan rasional di kalangan masyarakat, sehingga mereka dapat membedakan berita yang valid dengan berita yang tidak valid. Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan juga harus mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya hoaks dan disinformasi, serta meningkatkan kemampuan mereka dalam memfilter informasi yang diterima.

Dalam upaya mengatasi hoaks, Pendidikan Kewarganegaraan harus berperan aktif dalam menerapkan nilai-nilai yang diajarkan, serta penegakan hukum yang berlaku. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah berpikir kritis dan rasional, bersikap cerdas dalam menanggapi isu-isu, bertanggung jawab, serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebaik mungkin.

Dengan demikian, permasalahan hoaks dapat sedikit demi sedikit diatasi melalui pendidikan yang berfokus pada berpikir kritis, rasional, dan kreatif, serta penegakan hukum yang berlaku. Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan rasional di kalangan masyarakat, sehingga mereka dapat membedakan berita yang valid dengan berita yang tidak valid. Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan juga harus mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya hoaks dan disinformasi, serta meningkatkan kemampuan mereka dalam memfilter informasi yang diterima.

Kata Kunci: Pendidikan, Pendidikan Kewarganegaraan, Hoaks, Disinformasi, Berpikir Kritis, Rasional, Teknologi Informasi dan Komunikasi.

 

Pendahuluan

Pendidikan Kewarganegaraan memainkan peran penting dalam mengatasi hoaks dan disinformasi yang semakin marak di masyarakat. Hoaks dan disinformasi telah menjadi masalah yang signifikan di Indonesia, dengan berbagai kasus yang menyebar luas dan mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, hoaks dan disinformasi telah menjadi topik yang sangat sensitif dan memerlukan perhatian khusus. Masyarakat Indonesia, termasuk generasi milenial, telah menjadi sasaran utama penyebaran hoaks dan disinformasi, yang dapat menyebabkan kerugian besar bagi individu dan masyarakat. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan utama dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa untuk menjadi warga negara yang berpikir kritis dan rasional. Dalam konteks ini, Pendidikan Kewarganegaraan harus berperan aktif dalam menanggapi kasus-kasus hoaks dan disinformasi yang merajalela. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana Pendidikan Kewarganegaraan dapat membantu masyarakat dalam mengatasi hoaks dan disinformasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam memerangi hoaks dan disinformasi. Kita akan menelusuri sumber-sumber yang relevan dan menganalisis bagaimana Pendidikan Kewarganegaraan dapat membantu masyarakat dalam mengatasi hoaks dan disinformasi. Kita juga akan membahas strategi-strategi yang dapat digunakan dalam Pendidikan Kewarganegaraan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya hoaks dan disinformasi.

 

Permasalahan

1.     1. Bagaimana Pendidikan Kewarganegaraan dapat membantu masyarakat dalam mengatasi hoaks dan disinformasi yang semakin marak di masyarakat?

2.     2. Apakah Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran aktif dalam menerapkan nilai-nilai yang diajarkan, seperti berpikir kritis dan rasional, bersikap cerdas, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebaik mungkin, untuk mengatasi hoaks dan disinformasi?

3.     3. bagaimana Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya hoaks dan disinformasi, serta meningkatkan kemampuan mereka dalam memfilter informasi yang diterima?

4.     4. Apakah Pendidikan Kewarganegaraan dapat membantu masyarakat dalam memahami pentingnya berpikir kritis dan rasional dalam menanggapi isu-isu, serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik dan tidak menyalahgunakannya?

5. 5. bagaimana Pendidikan Kewarganegaraan dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan rasional, serta meningkatkan kesadaran mereka terhadap bahaya hoaks dan disinformasi?

6.     6. Apakah Pendidikan Kewarganegaraan dapat membantu masyarakat dalam memahami pentingnya nilai-nilai Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam kehidupan bernegara, serta meningkatkan kesadaran mereka terhadap bahaya hoaks dan disinformasi?

7. 7. Bagaimana Pendidikan Kewarganegaraan dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan             pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang berpikir kritis dan rasional, serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik?

8.  8. Apakah Pendidikan Kewarganegaraan dapat membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan      hoaks dan disinformasi yang semakin marak di masyarakat, serta meningkatkan kesadaran mereka          terhadap bahaya hoaks dan disinformasi?

 

Pembahasan

  1. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memerangi Hoaks

Pendidikan Kewarganegaraan memainkan peran penting dalam memerangi hoaks dan disinformasi. Ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang dengan mudah memercayai hoaks, bahkan sampai turut menyebarkannya. Untuk meminimalisir kasus hoaks, Pendidikan Kewarganegaraan harus berperan aktif dengan cara menerapkan nilai-nilai yang diajarkan, seperti berpikir kritis dan rasional, bersikap cerdas, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebaik mungkin.

  1. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat

Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya hoaks dan disinformasi dengan cara menerapkan nilai-nilai yang diajarkan, seperti berpikir kritis dan rasional, bersikap cerdas, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebaik mungkin. Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan juga harus mampu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memfilter informasi yang diterima dengan cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan rasional.

  1. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis

Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu membantu masyarakat dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan rasional dengan cara menerapkan nilai-nilai yang diajarkan, seperti berpikir kritis dan rasional, bersikap cerdas, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebaik mungkin. Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan juga harus mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya hoaks dan disinformasi dengan cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan rasional.

  1. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memahami Pentingnya Berpikir Kritis

Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu membantu masyarakat dalam memahami pentingnya berpikir kritis dan rasional dalam menanggapi isu-isu, serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik dan tidak menyalahgunakannya. Dengan demikian, masyarakat dapat membedakan berita yang valid dengan berita yang tidak valid dan tidak terpengaruh oleh berita bohong.

  1. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan

Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu membantu masyarakat dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang berpikir kritis dan rasional, serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Dengan demikian, masyarakat dapat membedakan berita yang valid dengan berita yang tidak valid dan tidak terpengaruh oleh berita bohong.

  1. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengatasi Permasalahan Hoaks

Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan hoaks dan disinformasi yang semakin marak di masyarakat, serta meningkatkan kesadaran mereka terhadap bahaya hoaks dan disinformasi. Dengan demikian, permasalahan hoaks dapat sedikit demi sedikit diatasi.

 

Kesimpulan dan Saran

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran penting dalam memerangi hoaks dan disinformasi. Berikut menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang dengan mudah memercayai hoaks, bahkan sampai turut menyebarkannya. Untuk meminimalisir kasus hoaks, Pendidikan Kewarganegaraan harus berperan aktif dengan cara menerapkan nilai-nilai yang diajarkan, seperti berpikir kritis dan rasional, bersikap cerdas dalam menanggapi isu-isu, bertanggung jawab, serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebaik mungkin.


Saran:

  1. Pendidikan Kewarganegaraan harus dilakukan secara aktif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya hoaks dan disinformasi.
  2. Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memfilter informasi yang diterima dengan cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan rasional.
  3. Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu membantu masyarakat dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan rasional, serta meningkatkan kesadaran mereka terhadap bahaya hoaks dan disinformasi.
  4. Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu membantu masyarakat dalam memahami pentingnya berpikir kritis dan rasional dalam menanggapi isu-isu, serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik dan tidak menyalahgunakannya.
  5. Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu membantu masyarakat dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang berpikir kritis dan rasional, serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

Dengan demikian, Pendidikan Kewarganegaraan dapat membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan hoaks dan disinformasi yang semakin marak di masyarakat, serta meningkatkan kesadaran mereka terhadap bahaya hoaks dan disinformasi.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://journal.ubpkarawang.ac.id/index.php/BuanaIlmu/article/view/1993/1453

https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/2218/1941/4384

https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/2218

https://journal.actual-insight.com/index.php/lentera/article/download/435/1292

http://repository.upi.edu/48041/2/T_PKN_1602887_Abstract.pdf

  

Thursday, May 9, 2024

Sunday, April 21, 2024

LIPUTAN INDONESAKU: West Sumatera, Minangkabau!

NAMA:    Adzra Amanda Tyasman 
NIM:        46123010171 
B44 

Minangkabau adalah salah satu suku bangsa di Indonesia yang berada di Provinsi Sumatera Barat. Masyarakat Minangkabau memiliki budaya yang kaya dan unik, termasuk sistem kekerabatan matrilineal. Arsitektur tradisional yang menonjolkan rumah gadang, dan masakan khas Padang yang terkenal di seluruh dunia. Budaya Minangkabau merupakan salah satu kebudayaan yang kaya dan beragam di Indonesia. 

Masyarakat Minangkabau memiliki tradisi dan adat istiadat yang unik, seni, dan sastra yang kaya, serta sistem sosial yang menarik. Nilai-nilai budaya yang kuat juga menjadi pijakan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau. Dengan mempelajari dan menghargai kebudayaan ini, kita dapat lebih memahami dan mengapresiasi keberagaman budaya di Indonesia.

 

Thursday, April 11, 2024

Friday, April 5, 2024

video presentasi pemilu


                    Nama kelompok : 


                        Fitria Yuliani (46123010164) B43
                        Nisa indah Fitriana (46123010135) B41
           

Thursday, April 4, 2024

Tugas artikel Adzra Amanda Tyasman

 

Mind map



ABSTRAK

Identitas nasional dipahami sebagai ciri khas suatu bangsa. Identitas nasional dalam konteks bangsa biasanya mengacu pada budaya, adat istiadat, dan ciri khas masing-masing negara atau negara. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa. Identitas nasional suatu bangsa dapat disebut sebagai keunikan, ciri khas, atau keunikan yang memungkinkannya dibedakan dengan bangsa lain. Indonesia telah dikenal dengan negara yang kaya akan ragam budaya nya, tak hanya itu, Indonesia juga kaya akan agama, suku bangsa, berbagai macam bahasa, pulau-pulau yang indah dan banyak lainnya. Tentu saja kita harus menjaga dan melestarikan kekayaan budaya kita. Sebab, globalisasi yang sangat pesat dapat mempengaruhi eksistensi jati diri bangsa Indonesia, sehingga semakin rapuh dan menyebabkan merosotnya nilai-nilai budaya asli negara. Bangsa Indonesia yang seharusnya memiliki ciri khas dan jati diri tersendiri, kini semakin tergerus oleh perkembangan zaman dan pengaruh budaya lain. Untuk mengatasi hal ini, perlu kesadaran akan pentingnya budaya lokal sebagai jati diri bangsa. Kewajiban bagi setiap lapisan masyarakat untuk mempertahankannya, dimana peran generasi muda sangat diharapkan untuk terus berusaha mewarisi budaya lokal dan akan menjadi kekuatan bagi eksistensi budaya lokal itu  sendiri

Kata Kunci: Kebudayaan,Melestarikan Kebudayaan Nasional,dan Identitas Nasional


Pendahuluan

Warisan budaya adalah aset tak ternilai yang membentuk identitas nasional suatu bangsa. Warisan budaya mencakup segala hal, mulai dari tradisi, seni, bahasa, hingga nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi. Keberagaman warisan budaya memperkaya identitas suatu bangsa, mencerminkan sejarah, kepercayaan, dan pandangan dunia yang unik.

Warisan budaya dan jati diri bangsa merupakan elemen sentral suatu bangsa dan harus dilestarikan. Hal ini membentuk identitas suatu negara dan membantu meningkatkan perekonomian negara melalui pengembangan industri pariwisata. Peran kearifan lokal dalam membangun budaya dan jati diri bangsa juga sangat penting karena membentuk karakter dan jati diri bangsa yang berkualitas. Untuk membangun identitas nasional dan budaya yang berkelanjutan, pemerintah dan masyarakat harus bersatu untuk melestarikan pengetahuan lokal dan memperkenalkannya kepada generasi milenial. Kebudayaan sebagai landasan karakter bangsa juga sangat penting. Karena melalui kebudayaan kita bisa menjawab jati diri dan jati diri bangsa. Mengapa Penting untuk Dilestarikan:

Pemertahanan Identitas: Warisan budaya adalah cerminan dari identitas suatu bangsa. Dengan melestarikannya, kita memelihara akar-akar budaya yang membentuk siapa kita dan dari mana kita berasal. 

Menjaga Keberagaman: Dengan melestarikannya, kita menghargai dan memelihara keunikan setiap komunitas dan budaya yang ada di dalamnya.

Mengajarkan Nilai-Nilai Berharga: Dengan mewariskannya, kita mendorong pemahaman terhadap moralitas, etika, dan norma-norma yang telah terbentuk selama berabad-abad.

Memperkaya Pengalaman Budaya: Melestarikan warisan budaya memungkinkan generasi mendatang untuk mengalami dan mengapresiasi keindahan serta keunikan budaya mereka sendiri. 

Menginspirasi Kreativitas: Warisan budaya adalah sumber inspirasi bagi seniman, penulis, musisi, dan kreator lainnya. Dengan melestarikannya, kita memberikan bahan bakar untuk penciptaan karya-karya baru yang terinspirasi oleh tradisi-tradisi masa lalu.


Permasalahan

Permasalahan mengenai warisan budaya yang harus dilestarikan meliputi pendataan warisan budaya, pengembalian barang-barang antik dan benda-benda curian, pengumpulan data dan informasi, pemeliharaan dan pengembangan budaya lokal, perlindungan warisan budaya dengan undang-undang, pertukaran budaya, dan peran generasi muda.


Pembahasan

Warisan budaya dan identitas nasional penting untuk dilestarikan karena mereka menjadi bagian dari identitas kita sebagai bangsa dan sumber kebanggaan nasional. Warisan budaya adalah ciri khas yang mencerminkan sejarah, kebudayaan, dan keanekaragaman etnis Indonesia. Mereka membangun identitas diri bagi masyarakat yang tinggal di daerah setempat dan menjadi abadi sebagai identitas diri. Selain itu, warisan budaya juga memiliki potensi ekonomi positif melalui pariwisata budaya.

Pengembangan program pendidikan dan pelatihan untuk melestarikan warisan budaya lokal di Indonesia adalah langkah penting untuk menghindari hilangnya warisan budaya lokal. Pemerintah setempat, masyarakat, dan individu harus berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat, khususnya para generasi muda, tentang keberadaan warisan budaya lokal di daerahnya.

Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa lainnya. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder, yang berarti identitas nasional dibuat, dibentuk, dan disepakati oleh seluruh warga negara itu sendiri.

Warisan budaya Nusantara, seperti batik, wayang, keris, noken, dan tari saman, memainkan peran penting dalam membentuk identitas bangsa Indonesia yang kaya dan beragam. Kebudayaan Nusantara juga menunjukkan pengaruh yang kuat dari faktor-faktor luar, seperti perdagangan dan kolonialisme, yang telah memberikan warna tambahan pada kekayaan budaya Indonesia.

Dalam era modern yang ditandai oleh kemajuan teknologi dan globalisasi, menjaga dan mempertahankan warisan budaya Indonesia menjadi tanggung jawab kita semua. Warisan budaya adalah identitas kita sebagai bangsa dan sumber kebanggaan nasional. Dengan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan individu, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya Indonesia tetap hidup dan berkembang dalam era modern ini.



Kesimpulan dan Saran

Warisan budaya dan identitas nasional perlu dilestarikan karena berbagai alasan. Pertama, warisan budaya merupakan aset berharga bagi suatu bangsa dan mencakup segala hal yang menjadi identitas suatu masyarakat, seperti bahasa, adat istiadat, seni tradisional, dan arsitektur khas. Dengan melestarikan warisan budaya, kita dapat mempertahankan jati diri dan keunikan suatu bangsa, serta menjaga keberagaman budaya di dunia ini. Selain itu, melestarikan warisan budaya juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi suatu daerah atau negara. Banyak wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi tempat-tempat dengan warisan budayanya yang unik, yang akan membawa dampak positif bagi perekonomian lokal. Namun, dalam upaya melestarikan warisan budaya juga harus dilakukan dengan bijaksana dan bertanggung jawab, dengan adanya perlindungan hukum terhadap situs-situs bersejarah dan benda-benda berharga agar tidak rusak atau dicuri oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Selain itu, kebudayaan merupakan salah satu unsur sentral bagi suatu bangsa, karena melalui kebudayaan, identitas dan jati diri suatu bangsa dapat terejawantahkan. Kebudayaan memiliki peran strategis bagi sebuah bangsa, sebagai alat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjadi alat untuk memperkuat perekonomian dengan cara mengembangkan industri pariwisata.

Dalam era globalisasi, kebudayaan merupakan warisan leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan agar tidak dicuri atau ditiru oleh bangsa lain. Mencintai keanekaragaman seni dan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan tanggung jawab kita semua sebagai warga Negara Indonesia. Melestarikan kebudayaan bangsa tidak dapat di batasi oleh usia maupun golongan manapun.

Dalam upaya melestarikan warisan budaya, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk melestarikan warisan budaya demi masa depan yang lebih baik.













DAFTAR PUSTAKA


https://www.hipwee.com/narasi/warisan-budaya-indonesia-mempertahankan-identitas-dalam-era-modern/

https://binus.ac.id/character-building/2023/02/pentingnya-identitas-nasional-bagi-sebuah-negara/


https://www.researchgate.net/publication/370890036_Kebudayaan_Indonesia_di_Era_Globalisasi_Terhadap_Identitas_Nasional_Indonesia


https://kumparan.com/sheilla-kusuma-wardhani/keberagaman-budaya-sebagai-identitas-nasional-1xrwtsx9qGy

https://jurnal.uns.ac.id/indigenous/article/viewFile/73909/pdf

https://www.generali.co.id/id/healthyliving/healthy-lifestyle/5-hal-ini-akan

-membangun-identitas-melalui-warisan-budaya-lokal

KUIS 13-2 (11 JULI 2025) SUSULAN

 D04,D05,D07,D09,D16,D18,D20,D46,D47