Jum'at, 12 Juli 2024
KAJIAN VIDEO 1 KWN KELAS B
Pelaksanaan Otonomi Daerah di Jambi: Pengembangan Infrastruktur dan Pendidikan
Nazwa Relian – 46123010089
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Mercu Buana
Abstrak: Otonomi daerah di Indonesia memberikan kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengelola dan mengawasi urusan pemerintahan mereka sendiri. Artikel ini mengkaji pelaksanaan otonomi daerah di Jambi, dengan penekanan khusus pada kemajuan infrastruktur dan pendidikan. Dapat diketahui bahwa otonomi daerah di Jambi telah memberikan hasil yang baik dalam hal pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas pendidikan. Namun demikian, masih ada kendala yang harus diatasi untuk mendapatkan hasil yang lebih ideal.
Kata Kunci: Otonomi daerah, infrastruktur, pendidikan, kemampuan keuangan daerah, Pemerintah Kota Jambi
PENDAHULUAN
Peraturan otonomi daerah di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Tujuan dari otonomi daerah adalah untuk memberikan kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya dan tata kelola pemerintahan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan daerah. Provinsi Jambi, sebagai bagian dari wilayah Sumatera, memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi implementasi otonomi daerah, terutama dalam pengembangan infrastruktur dan pendidikan.
PERMASALAHAN
Meskipun terdapat kemajuan yang signifikan dalam pembentukan otonomi daerah di Jambi, masih terdapat beberapa tantangan, termasuk:
1. Keuangan yang tidak mencukupi menjadi penghalang yang signifikan bagi kemajuan pembangunan infrastruktur dan pendidikan.
2. Kesenjangan antar wilayah masih ada di Jambi, yang menyebabkan pertumbuhan yang tidak merata di berbagai wilayah.
3. Kualitas sumber daya manusia di Jambi masih perlu ditingkatkan.
PEMBAHASAN
Pemerintah Kota Jambi telah meningkatkan infrastruktur perkotaan melalui pelaksanaan proyek-proyek pembangunan fisik dan penegakan peraturan daerah. Sebagai contoh, Pemerintah Kota Jambi telah menerapkan Peraturan Wali Kota Jambi No. 61 Tahun 2019, yang bertujuan untuk membatasi penggunaan kantong belanja plastik untuk mengurangi produksi sampah plastik. Selain itu, Pemerintah Kota Jambi telah menjalin kemitraan dengan beberapa organisasi domestik dan internasional di bidang lingkungan.
Pemerintah Kota Jambi telah melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berfokus pada pembangunan infrastruktur pendidikan di bidang pendidikan. Sebagai contoh, Pemerintah Kota Jambi telah meningkatkan kuantitas sekolah di Jambi dan meningkatkan kualitas tenaga pengajar.
A. Pengembangan Infrastruktur
Dalam konteks otonomi daerah, pemerintah Jambi telah menerapkan banyak langkah untuk meningkatkan infrastruktur di daerah tersebut. Proyek-proyek yang bertujuan untuk membangun jalan, jembatan, dan infrastruktur publik lainnya telah membuat kemajuan yang signifikan. Infrastruktur yang memadai sangat penting untuk memfasilitasi kegiatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan individu. Namun demikian, hambatan seperti keterbatasan keuangan dan kerumitan administrasi dapat menghambat kemajuan proses pertumbuhan. Selain itu, pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur yang telah dibangun juga menjadi isu penting yang perlu diperhatikan.
Contoh Pengembangan Infrastruktur:
1. Jalan Lintas Timur Sumatera: Pembangunan jalan sepanjang 250 km yang menghubungkan Jambi dengan Sumatera Selatan dan Bengkulu ini telah meningkatkan konektivitas antar wilayah dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
2. Jembatan Muara Sabak: Jembatan sepanjang 1.300 meter ini merupakan jembatan terpanjang di Jambi dan telah memperlancar akses bagi masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi.
3. Pelabuhan Talang Duku: Pengembangan pelabuhan ini menjadikannya sebagai pelabuhan utama di Jambi dan meningkatkan arus perdagangan maritim di wilayah tersebut.
Contoh Pembangunan Infrastruktur Dasar:
1. Program Jambi Terang: Program ini telah menyediakan akses listrik bagi lebih dari 200.000 rumah tangga di daerah pedesaan di Jambi.
2. Program Air Bersih untuk Masyarakat: Program ini telah membangun jaringan air bersih di berbagai daerah di Jambi, meningkatkan akses air bersih bagi masyarakat dan mencegah penyakit yang terkait dengan air yang tidak bersih.
3. Pembangunan Jaringan Irigasi: Pembangunan jaringan irigasi telah membantu meningkatkan produktivitas pertanian di Jambi dan mendukung ketahanan pangan di daerah tersebut.
B. Pengembangan Pendidikan
Otonomi daerah di bidang pendidikan memungkinkan Jambi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengimplementasikan program dan kebijakan lokal. Langkah-langkah seperti meningkatkan infrastruktur pendidikan, menyediakan pengembangan profesional bagi guru, dan merancang kurikulum yang sesuai dengan konteks lokal telah dilaksanakan. Namun demikian, masih terdapat kendala dalam memastikan kesempatan yang adil dan setara untuk pendidikan, terutama di daerah pedesaan yang terpencil.
Contoh Pengembangan Pendidikan:
1. Pembangunan Sekolah Baru: Pemerintah daerah di Jambi telah membangun sekolah-sekolah baru di berbagai daerah, terutama di daerah terpencil, untuk meningkatkan akses pendidikan bagi seluruh anak usia sekolah.
2. Peningkatan Mutu Guru: Pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu guru, seperti pelatihan, sertifikasi, dan pemberian tunjangan yang kompetitif.
3. Program Beasiswa: Pemerintah daerah memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi dan siswa dari keluarga kurang mampu untuk mendorong partisipasi pendidikan.
4. Pengembangan Pendidikan Vokasi: Pemerintah daerah fokus pada pengembangan pendidikan vokasi untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja dan memenuhi kebutuhan industri di Jambi.
KESIMPULAN
Pelaksanaan otonomi daerah di Jambi telah menciptakan prospek yang signifikan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan pendidikan. Meskipun masih terdapat beberapa kendala, penting untuk mengakui upaya dan dedikasi pemerintah daerah yang sungguh-sungguh. Dengan membina kolaborasi yang kuat dan koordinasi yang harmonis antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan pemangku kepentingan terkait lainnya, Jambi memiliki potensi untuk mencapai tujuannya sebagai provinsi yang berkembang dan maju.
SARAN
Untuk mendukung kelancaran dan efektivitas pelaksanaan otonomi daerah di Jambi dalam hal pembangunan infrastruktur dan pendidikan, beberapa saran dapat diajukan, yaitu:
1. Peningkatan Alokasi Dana: Pemerintah pusat perlu meningkatkan alokasi dana kepada pemerintah daerah di Jambi untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan pendidikan yang lebih merata dan berkualitas.
2. Penguatan Kapasitas SDM: Perlu dilakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, baik aparatur pemerintah daerah maupun tenaga pendidik, melalui pelatihan, edukasi, dan pengembangan kompetensi yang berkelanjutan.
3. Pemanfaatan Teknologi: Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) perlu dioptimalkan untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana dan pelaksanaan program pembangunan.
4. Peningkatan Partisipasi Masyarakat: Partisipasi aktif masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan infrastruktur dan pendidikan perlu ditingkatkan untuk memastikan pembangunan yang tepat sasaran dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Lega, M., & Beriansyah, A. (2022). Pembangunan daerah: Analisis Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jambi. Jurnal Baca, 1(2), 50-57.
Siagian, S. H. T., & Effiyaldi, E. (2018). Analisis dan perancangan sistem informasi akademik pada Stikes Prima Jambi. Jurnal Manajemen Sistem Informasi, 3(4), 1282-1291.
Sihombing, R. K. (2017). Pengaruh belanja daerah sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur terhadap Indeks Pembangunan Manusia dan produktivitas tenaga kerja (Studi di kabupaten/kota di Provinsi Jambi). e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, 6(1).
Simanullang, I. S., Edy, J. K., & Aminah, S. (2017). Pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Jambi. e-Jurnal Perspektif Ekonomi dan Pembangunan Daerah, 6(1).
Waseza, F. C. (2017). Faktor-Faktor Yang Mendukung Pengembangan Obyek Wisata Bukit Khayangan Di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. Nur El-Islam, 4(1), 89-106.
Zamzami, Z., & Hastuti, D. (2018). Determinan penerimaan daerah dan pertumbuhan ekonomi terhadap pengembangan ekonomi kreatif di Provinsi Jambi. Jurnal Paradigma Ekonomika, 13(1), 37-45.
Jum'at, 31 Mei 2024
PRESENTASI ARTIKEL PERSIAPAN TB 2 KELAS B
Strategi Pengajaran Interaktif untuk Pendidikan Kewarganegaraan
Nazwa Relian – 46123010089 (B32)
nazwarelian310@gmail.com
ABSTRAK
Pendidikan Kewarganegaraan, juga dikenal sebagai PKn, memainkan peran penting dalam menumbuhkan rasa kebangsaan dan karakter yang kuat di kalangan generasi muda. Namun demikian, cara-cara konvensional dalam mengajar PKn terkadang dianggap membosankan dan tidak menarik, sehingga mengurangi minat dan keterlibatan siswa. Artikel ini membahas teknik pedagogis interaktif yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran PKn. Taktik yang disebutkan termasuk pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran kooperatif, simulasi dan permainan peran, diskusi dan debat, dan penggunaan alat pembelajaran interaktif.
Kata Kunci : Pendidikan kewarganegaraan, minat belajar, partisipasi siswa, strategi pembelajaran interaktif
PENDAHULUAN
Tujuan dari setiap negara adalah untuk menumbuhkan generasi muda yang memiliki rasa nasionalisme dan karakter yang kuat. Untuk alasan ini, pendidikan kewarganegaraan (juga dikenal sebagai kewarganegaraan) adalah faktor yang sangat penting. Siswa dibekali dengan informasi, sikap, dan kemampuan yang diperlukan untuk berkembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan warga negara yang baik melalui proses pendidikan kewarganegaraan.
Di sisi lain, pelajaran PKn sering kali dianggap membosankan dan tidak menarik oleh para siswa dalam praktiknya. Pelajaran yang berulang-ulang dan tidak melibatkan kontak dengan siswa dapat mengakibatkan kurangnya antusiasme dalam belajar dan keterlibatan siswa. Akibatnya, tujuan pembelajaran PKn tidak tercapai secara maksimal.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan cara-cara yang inovatif dalam pembelajaran. Saya akan membahas tentang teknik pengajaran interaktif untuk tujuan pendidikan kewarganegaraan. Diharapkan bahwa teknik ini akan menjadi solusi bagi masalah peningkatan minat belajar dan keterlibatan siswa, dengan tujuan agar mereka dapat memahami dan menerapkan cita-cita kewarganegaraan secara lebih efektif dalam kehidupan sehari-hari.
PERMASALAHAN
Masalah utama dalam memperoleh pengetahuan dalam mata pelajaran Kewarganegaraan adalah kurangnya keterlibatan dan antusiasme yang ditunjukkan oleh siswa. Teknik pengajaran konvensional sering kali membuat siswa menjadi pasif dan kurang termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi dan kegiatan di kelas. Selain itu, siswa sering kali memiliki pemahaman yang terbatas dan tidak terhubung dengan prinsip-prinsip kewarganegaraan. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan metodologi instruksional yang secara khusus menargetkan masalah ini.
PEMBAHASAN
Strategi pengajaran interaktif merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan minat dan partisipasi siswa dalam pembelajaran PKn. Strategi pengajaran interaktif adalah strategi yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Terdapat berbagai macam strategi pengajaran interaktif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PKn, antara lain:
1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
Ada sebuah metode pendidikan yang dikenal sebagai pembelajaran berbasis masalah, yang merupakan teknik pembelajaran yang menggunakan situasi dunia nyata sebagai latar belakang bagi siswa untuk memecahkan kesulitan. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa digunakan dalam paradigma ini, yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil daripada secara individu. Untuk memfasilitasi pembelajaran, instruktur berperan sebagai fasilitator dan memberikan penekanan pada skenario kehidupan nyata.
Berikut ini adalah beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajaran berbasis masalah:
1. Siswa diharuskan untuk menghadapi tantangan dan situasi sulit yang membutuhkan ketegasan dan pilihan yang tulus untuk membangun kemampuan berpikir kritis mereka. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam merefleksikan secara kritis.
2. Siswa diajarkan untuk menangani masalah yang nyata dan rumit, yang membantu mereka membangun kemampuan dalam pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, dan evaluasi diri. Siswa juga belajar untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif.
3. Siswa belajar untuk memilih teknik belajar yang sesuai, menggunakan strategi tersebut untuk belajar, dan mengatur proses belajar mereka sendiri, yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir secara mandiri.
4. Pembelajaran berbasis masalah mendorong siswa untuk melanjutkan pendidikan mereka dan meningkatkan kepercayaan diri mereka, yang merupakan manfaat keempat dari filosofi pembelajaran ini.
Pembelajaran berbasis masalah diimplementasikan melalui serangkaian langkah, termasuk:
1. Orientasi masalah: Pengajar memberikan arahan kepada siswa tentang masalah yang akan dibahas.
2. Pengorganisasian siswa: Pengajar mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok untuk bekerja secara kolaboratif.
3. Pemecahan masalah: Siswa berkolaborasi dalam tim untuk mengatasi tantangan yang nyata dan rumit.
4. Penilaian: Pendidik menilai pencapaian tujuan pembelajaran siswa.
Pembelajaran berbasis masalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, meningkatkan kreativitas, dan mengembangkan potensi mereka.
2. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran berbasis masalah diimplementasikan melalui serangkaian langkah, termasuk:
1. Orientasi masalah: Pengajar memberikan arahan kepada siswa tentang masalah yang akan dibahas.
2. Pengorganisasian siswa: Pengajar mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok untuk bekerja secara kolaboratif.
3. Pemecahan masalah: Siswa berkolaborasi dalam tim untuk mengatasi tantangan yang nyata dan rumit.
4. Penilaian: Pendidik menilai pencapaian tujuan pembelajaran siswa.
Pembelajaran berbasis masalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, meningkatkan kreativitas, dan mengembangkan potensi mereka.
Pembelajaran kooperatif dapat difasilitasi dengan menggunakan beberapa pendekatan, termasuk:
1. Teknik STAD (Student Achievement Divisions) melibatkan pembagian peserta didik ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kemampuan mereka dan memberikan tugas yang berbeda kepada setiap kelompok.
2. Teknik Jigsaw melibatkan pembentukan kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 orang yang memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda. Kelompok-kelompok ini berkolaborasi untuk membahas topik tertentu.
Pembelajaran kooperatif sangat efektif dalam meningkatkan kualitas hasil belajar dan membentuk karakter siswa, termasuk atribut moral, akademis, interpersonal, dan spiritual. Oleh karena itu, pendekatan ini memiliki popularitas yang luas dan digunakan di berbagai tingkat pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga universitas.
3. Simulasi dan permainan peran (Simulation and Role Playing)
Simulasi dan permainan peran adalah teknik pendidikan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam beberapa domain, termasuk komunikasi verbal, penalaran analitis, dan keterlibatan dengan lingkungan sekitar. Simulasi dan permainan peran memungkinkan siswa untuk mengadopsi kepribadian individu yang berbeda, terlibat dengan lingkungan sekitar, dan menyelesaikan masalah tertentu.
Simulasi adalah teknik pendidikan yang memungkinkan siswa untuk mengambil peran sebagai individu lain dan terlibat dengan lingkungan sekitar. Simulasi dapat dilakukan dalam beberapa modalitas, termasuk:
1. Simulasi bermain peran: Siswa mengambil identitas individu yang berbeda dan terlibat dengan lingkungan sekitar untuk menyelesaikan masalah tertentu.
2. Simulasi permainan: siswa mengambil peran sebagai karakter yang berbeda dan berinteraksi dengan lingkungan untuk menyelesaikan tantangan tertentu yang disajikan dalam bentuk permainan.
3. Simulasi Berbasis Masalah: Siswa terlibat dalam kegiatan bermain peran, dengan mengasumsikan identitas orang lain, dan berinteraksi dengan lingkungan untuk memecahkan masalah tertentu yang disajikan dalam bentuk simulasi berbasis masalah.
Bermain peran adalah teknik pendidikan yang memungkinkan siswa untuk mengambil peran sebagai individu lain dan terlibat dengan lingkungan sekitar mereka. Bermain peran dapat dilakukan dalam beberapa modalitas, termasuk:
1. Bermain peran melibatkan siswa dengan mengasumsikan identitas individu yang berbeda dan terlibat dengan lingkungan sekitar mereka untuk menemukan solusi untuk masalah tertentu.
2. Bermain sendiri, siswa mewujudkan identitas mereka sendiri dan terlibat dengan lingkungan sekitar untuk menyelesaikan tantangan yang ditentukan.
Tujuan dari simulasi dan permainan peran adalah untuk meniru situasi kehidupan nyata untuk mempelajari dan menganalisis berbagai aspek perilaku manusia, proses pengambilan keputusan, dan kemampuan pemecahan masalah.
Tujuan dari simulasi dan permainan peran adalah untuk meningkatkan kemahiran siswa dalam beberapa domain, termasuk:
1. Komunikasi lisan: Simulasi dan permainan peran meningkatkan kemampuan berbicara siswa dan meningkatkan keefektifan mereka dalam berekspresi secara lisan.
2. Berpikir kritis: Simulasi dan permainan peran meningkatkan kemampuan siswa untuk terlibat dalam pemikiran kritis dan secara efektif menangani tugas-tugas yang diberikan.
3. Terlibat dengan lingkungan sekitar: Simulasi dan permainan peran memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif terlibat dengan lingkungan sekitar mereka dan secara efektif mengatasi tantangan yang diberikan. Terlibat dengan lingkungan sekitar untuk menemukan solusi atas tantangan yang ditentukan.
4. Diskusi dan debat (Discussion and Debate)
Diskusi adalah suatu kegiatan yang melibatkan tukar pikiran dan informasi antara dua orang atau lebih. Diskusi biasanya dilakukan dalam bentuk yang lebih santai dan tidak terstruktur, seperti dalam forum mahasiswa atau seminar. Tujuan diskusi adalah untuk memperoleh pemahaman bersama dan meningkatkan kesadaran tentang suatu topik atau isu.
Debat adalah suatu kegiatan yang melibatkan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih. Debat biasanya dilakukan dalam bentuk yang lebih struktur dan formal, seperti dalam lingkungan akademis atau profesional. Tujuan debat adalah untuk mempertahankan argumen masing-masing pihak dengan data dan fakta yang relevan, sehingga lawan menyetujui pendapat kelompoknya.
5. Penggunaan media pembelajaran yang interaktif (Interactive Teaching Media)
Media pembelajaran interaktif adalah metode pengajaran yang memanfaatkan teknologi digital untuk menyampaikan pengetahuan dan mendorong keterlibatan aktif antara siswa dengan materi pelajaran. Media pembelajaran yang dinamis memungkinkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, sehingga menjadi lebih menarik dan dinamis.
Penggunaan media pembelajaran interaktif memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
1. Meningkatkan kecenderungan dan dorongan siswa untuk memperoleh pengetahuan: Dengan memasukkan komponen-komponen yang menarik dan memikat, siswa akan lebih mungkin mengembangkan minat dan partisipasi aktif dalam perjalanan pendidikan.
2. Meningkatkan pemahaman siswa: Media ini memiliki kemampuan untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan menyampaikan informasi dalam berbagai format yang lebih mudah dipahami.
3. Meningkatkan keterlibatan siswa: Dengan memasukkan komponen interaktif, siswa dapat secara aktif terlibat dalam kegiatan seperti melakukan eksperimen, menanggapi pertanyaan, dan memecahkan masalah.
4. Media pembelajaran interaktif meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah siswa, yang sangat penting untuk masa depan mereka.
KESIMPULAN
Pendidikan Kewarganegaraan, juga dikenal sebagai PKn, memainkan peran penting dalam membentuk generasi muda dengan kualitas seperti integritas dan patriotisme. Namun demikian, teknik pengajaran konvensional yang berulang-ulang dan tidak menarik dapat menimbulkan rasa bosan dan kurangnya motivasi di kalangan siswa.
Penggunaan strategi pengajaran interaktif merupakan pendekatan yang tepat untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran PKn. Pendekatan ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, menumbuhkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis, kreatif, dan berkolaborasi.
Penggunaan teknik interaktif yang efektif dalam mata pelajaran PKn membutuhkan pelatihan guru dan penyediaan sumber belajar yang menarik. Dengan memanfaatkan semangat dan kecerdikan para pendidik, bersama dengan dukungan institusional, penggunaan metodologi pengajaran interaktif dapat secara efektif meningkatkan daya tarik dan pemahaman PKn di antara para siswa.
Generasi muda yang dinamis dan terinformasi dengan baik akan menjadi landasan yang kuat bagi masa depan bangsa.
SARAN
Dalam hal pendidikan kewarganegaraan, pengajar harus mempertimbangkan taktik pengajaran yang interaktif dan membangun strategi yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Keuntungan dan kerugian dari taktik-taktik ini juga harus dipertimbangkan oleh pengajar, dan mereka harus berupaya menciptakan lebih banyak strategi yang bermanfaat dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulah, A. (2022). Pembelajaran Interaktif Mobile Learning Pada Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Tunas Pendidikan, 5(1), 127-136.
Gani, A. A., & Saddam, S. (2020). Pembelajaran Interaktif Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Mobile Learning di Era Industri 4.0. CIVICUS: Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 8(1), 36-42.
Perdana, D. R., & Adha, M. M. (2020). Implementasi blended learning untuk penguatan pendidikan karakter pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 8(2), 90-101.
Sayektiningsih, S., Sumardjoko, B., & Muhibin, A. (2017). Penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di madrasah aliyah muhammadiyah klaten. Manajemen Pendidikan, 12(3), 228-238.
Warsita, B. (2009). Strategi pembelajaran dan implikasinya pada peningkatan efektivitas pembelajaran. Jurnal Teknodik, 064-076.
Jum'at, 3 Mei 2024
PRESENTASI VIDEO INDONESIAKU
KELAS B (Lanjutan)
Jum'at, 3 Mei 2024
PRESENTASI REVIEW ETIKA PEMERINTAHAN KELAS B (Lanjutan)
Ramadhan telah berlalu, hari raya-pun tiba. Tahun ini, saya dan keluarga saya berpergian ke berbagai tempat untuk menikmati liburan hari raya Bersama-sama. Pada hari pertama, sudah pastinya kami akan pergi kerumah saudara atau bahkan sepupu untuk melakukan silahturahmi. Memakan ketupat dengan opor, rendang dan juga lauk lainnya bersama-sama.
Untuk hari ketiga dan seterusnya, baru-lah kami berpergian ke tempat yang tidak terlalu jauh sehingga tidak perlu menginap pada hotel, agar dapat langsung pulang ke rumah untuk istirahat.
Walaupun tidak pergi jauh, kami tetap dapat merasakan euphoria suasana hari raya karena tempat yang kami datangi sangat ramai oleh pengunjung yang datang pula bersama dengan keluarganya. Walau ramai, tapi semua orang terlihat menikmati dan tetap senang.
D04,D05,D07,D09,D16,D18,D20,D46,D47