Jum'at, 12 Juli 2024
KAJIAN VIDEO 1 KWN KELAS C
Tugas artikel persiapan UAS
Nama : Syaikah Raihana (46123010013) (C23)
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Atep Afia Hidayah, Ir.MP
ABSTRAK
Kritik terhadap globalisasi
adalah skeptisisme terhadap manfaat globalisasi banyak dari pandangan ini
dianut oleh gerakan anti-globalisasi, globalisasi telah menyebabkan keresahan
besar-besaran baik global maupun domestik di banyak negara, meskipun dinamika
kapitalisme terus berubah dan struktur politik setiap negara unik, globalisasi
merupakan “program” yang sulit
dilaksanakan tanpa ketidakstabilan politik
Globalisasi juga menjadi
penyebab krisis ekonomi dunia saat ini: Sebuah studi kasus mengenai pandangan
negara-negara Thailand dan Arab terhadap
globalisasi menunjukkan bahwa globalisasi menimbulkan ancaman terhadap budaya
dan agama, menguntungkan perusahaan multinasional, dan merugikan masyarakat adat.
Meskipun globalisasi
menjanjikan peningkatan taraf hidup dan pembangunan ekonomi, globalisasi sering
kali dikritik karena dampak negatifnya, Globalisasi
bukan hanya sekedar proyek ekonomi; namun juga mempunyai dampak besar terhadap
lingkungan, politik, dan masyarakat di setiap negara.
Kritik terhadap globalisasi
juga mencakup dampak lingkungan, di mana peningkatan konsumsi global dan
eksploitasi sumber daya alam global dapat menyebabkan degradasi lingkungan yang
tak terelakkan. Di tengah dinamika kompleks ini, penelitian ini menyoroti
kebutuhan untuk menemukan keseimbangan antara manfaat globalisasi dan
perlindungan terhadap kerentanan yang muncul.
Kata
kunci: globalisasi, ketidaksetaraan ekonomi, identitas budaya, kedaulatan
negara, lingkungan hidup
PENDAHULUAN
Globalisasi, sebagai
fenomena yang telah mempercepat interkoneksi ekonomi, sosial, budaya, dan
politik di seluruh dunia, telah menjadi tonggak utama dalam perkembangan abad
ke-21. Sementara globalisasi sering kali dipandang sebagai motor untuk
pertumbuhan ekonomi dan modernisasi, tidak dapat disangkal bahwa fenomena ini
juga menimbulkan berbagai kritik dari berbagai kalangan. Kritik-kritik ini
tidak hanya mengemuka dari akademisi dan aktivis, tetapi juga dari masyarakat
luas yang merasakan dampak langsung dari dinamika globalisasi.
Artikel ini bertujuan untuk
menggali berbagai suara kritik terhadap globalisasi dari berbagai perspektif,
termasuk ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan. Dengan mempertimbangkan
berbagai pandangan ini, kita dapat lebih memahami tantangan yang dihadapi dalam
menerapkan model globalisasi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak yang
terlibat.
Dalam konteks ini, artikel
ini akan membahas secara mendalam bagaimana globalisasi telah memengaruhi
ketidaksetaraan ekonomi antara negara-negara, mengancam keragaman budaya lokal,
memicu ketegangan politik antarnegara, dan menghadirkan tantangan signifikan
terhadap keseimbangan lingkungan global. Dengan demikian, pemahaman yang lebih
baik terhadap kritik-kritik ini dapat memberikan pandangan yang lebih lengkap
terhadap kompleksitas fenomena globalisasi di era kontemporer.
PERMASALAHAN
Permasalahan yang muncul
dari kritik terhadap globalisasi dapat dibagi menjadi beberapa aspek utama yang
meliputi:
1.
Ketidaksetaraan
Ekonomi: Globalisasi cenderung meningkatkan kesenjangan ekonomi antara
negara-negara maju dan berkembang.
2.
Dampak
Sosial: Globalisasi juga dapat memiliki dampak negatif terhadap masyarakat
lokal, seperti peningkatan ketidakadilan sosial, ketegangan antarkelompok, dan
masalah sosial lainnya yang muncul akibat perubahan ekonomi yang cepat dan
tidak merata.
3.
Krisis
Lingkungan: Pengembangan ekonomi global yang tidak terkendali sering kali
berdampak negatif terhadap lingkungan, termasuk deforestasi, polusi, dan
perubahan iklim.
PEMBAHASAN
Globalisasi, sebagai fenomena yang menghubungkan
ekonomi, budaya, politik, dan sosial secara global, telah menjadi subjek kritik
yang signifikan dari berbagai kalangan di seluruh dunia.
1. Ketimpangan Ekonomi dan
Kesenjangan
Salah satu kritik utama
terhadap globalisasi adalah bahwa fenomena ini sering kali memperdalam
kesenjangan ekonomi antara negara-negara maju dan berkembang.
2. Ancaman terhadap
Identitas Budaya dan Keanekaragaman
Globalisasi sering kali
dianggap mengancam keberagaman budaya lokal. Proses homogenisasi budaya dapat
terjadi ketika budaya lokal terdesak oleh dominasi budaya global yang lebih
dominan, terutama dari Barat.
3. Krisis Lingkungan dan
Keberlanjutan
Ekspansi ekonomi global
sering kali menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan.
KESIMPULAN
Pendekatan kritik terhadap
globalisasi dari berbagai kalangan menggambarkan kompleksitas fenomena ini
dalam mempengaruhi ekonomi, budaya, lingkungan, dan politik global. Memahami
dan menanggapi kritik-kritik ini penting untuk merancang kebijakan yang lebih
inklusif, berkelanjutan, dan adil di tingkat lokal, nasional, dan
internasional. Dengan demikian, kajian ini menyoroti perlunya diskusi yang
lebih dalam dan berkelanjutan mengenai dampak globalisasi dalam upaya mencapai
pembangunan yang berkelanjutan dan kesejahteraan global secara merata.
Pada tingkat sosial dan
budaya, globalisasi memberikan tantangan terhadap keragaman budaya regional
dengan memperkuat hegemoni budaya Barat, Politik dunia juga terkena dampaknya,
dengan kekhawatiran akan hilangnya kedaulatan nasional dan meningkatnya
ketegangan geopolitik sebagai akibat dari integrasi ekonomi global di bidang
lingkungan hidup, perluasan ekonomi global telah memperburuk degradasi
lingkungan akibat peningkatan konsumsi sumber daya alam dan peningkatan polusi.
SARAN
Masalah ketidaksetaraan ekonomi, dampak sosial, dan krisis lingkungan merupakan tantangan yang kompleks, tetapi ada beberapa saran yang bisa dipertimbangkan untuk menghadapinya:
1. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan: Investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan dapat mengurangi kesenjangan ekonomi dengan memberdayakan individu untuk memasuki pasar kerja yang lebih berdaya saing.
2. Pengaturan Ekonomi yang Adil: Menerapkan kebijakan yang mendorong distribusi kekayaan yang lebih adil dan membatasi monopoli ekonomi dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi.
3. Program Perlindungan Sosial: Memperkuat program perlindungan sosial seperti jaminan sosial, asuransi kesehatan universal, dan bantuan sosial dapat membantu melindungi orang-orang yang rentan terhadap dampak ketidaksetaraan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Stiglitz, Joseph E.
(2002). "Globalization and Its Discontents". W.W. Norton &
Company. Buku ini membahas dampak negatif globalisasi terhadap ketidaksetaraan
ekonomi antar negara dan implikasinya terhadap stabilitas sosial.
Hanieh, Adam. (2006).
"Beyond the Liberal Globalist Hegemony: The Global Economic Crisis,
Neoliberalism, and the World After 1989." Globalizations, 3(1), 23-39.
doi:10.1080/14747730500492575.
Appadurai, Arjun.
(1996). Modernity at Large:
Cultural Dimensions of Globalization. University of Minnesota Press.
Shiva, Vandana. (2005). Earth Democracy: Justice,
Sustainability, and Peace. South End Press.
Hurrell, Andrew dan
Woods, Ngaire (eds.) (1999). "Inequality, Globalization, and World
Politics". Oxford University Press. Buku ini mengeksplorasi hubungan
antara globalisasi dan ketidaksetaraan ekonomi serta konsekuensinya dalam
politik global.
Tomlinson, John (1999).
"Globalization and Culture". University of Chicago Press. Buku ini
membahas bagaimana globalisasi mempengaruhi budaya lokal dan menimbulkan
kekhawatiran akan hilangnya keberagaman budaya.
Watts, Michael (2005).
"Righteous Oil? Human Rights, the Oil Complex, and Corporate Social
Responsibility". Annual Review of Environment and Resources. Artikel ini
membahas dampak negatif globalisasi terhadap lingkungan, khususnya dalam
konteks industri minyak dan gas.
Rodrik, Dani (2011).
"The Globalization Paradox: Democracy and the Future of the World
Economy". W.W. Norton & Company. Buku ini menyoroti dilema antara
globalisasi ekonomi dan tuntutan demokrasi serta kedaulatan negara.
"Apa Itu
Globalisasi?" . PIIE . 29-10-2018 .
Diakses pada 03-03-2022 .
Walter,
Stefanie (2021). "Reaksi Terhadap
Globalisasi" . Review Tahunan
Ilmu Politik . 24 :
421–442. doi : 10.1146/annurev-polisci-041719-102405 .
Jum'at, 17 Mei 2024
PRESENTASI VIDEO INDONESIAKU
(KELAS B DAN C)
Tugas Artikel Kewarganegaraan : Persiapan TB 2
Nama : Syaikah Raihana (46123010013) C-23
Tema : Pendidikan Kewarganegaraan dan Pembentukan Karakter Anti Korupsi
Dosen Pengampu Mata Kuliah: Bapak Atep Afia Hidayat, Ir. MP
ABSTRAK
Pendidikan
kewarganegaraan (PKn) memiliki peran krusial dalam pembentukan karakter anti
korupsi di masyarakat. Artikel ini membahas pentingnya PKn dalam upaya
memerangi korupsi, mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam
implementasi PKn, serta memberikan saran-saran untuk meningkatkan efektivitas
pendidikan ini dalam membentuk karakter yang berintegritas.
Artikel
ini mengeksplorasi pentingnya PKn dalam upaya memerangi korupsi,
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam implementasi PKn, serta
memberikan solusi untuk meningkatkan efektivitas pendidikan ini dalam membentuk
karakter yang berintegritas. Dengan memahami peran PKn dan tantangan yang
dihadapi, diharapkan dapat dirumuskan langkah-langkah strategis untuk
menciptakan masyarakat yang lebih bersih dan berintegritas di masa depan.
Kata
Kunci:
Pendidikan Kewarganegaraan, Karakter Anti Korupsi, Integritas, Permasalahan,
Solusi.
PENDAHULUAN
Korupsi
merupakan masalah serius yang menghambat kemajuan sosial, ekonomi, dan politik
suatu bangsa. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) memiliki peran penting dalam
membentuk karakter anti korupsi sejak dini. Namun, implementasi PKn sering kali
menghadapi berbagai permasalahan yang mempengaruhi efektivitasnya. Artikel ini
akan mengeksplorasi tantangan yang dihadapi dalam pembentukan karakter anti
korupsi melalui PKn dan memberikan solusi untuk mengatasinya.
Dalam
pemahaman yang lebih mendalam, pembentukan karakter anti korupsi melalui PKn
bukanlah upaya yang sederhana. Berbagai tantangan dan kompleksitas harus
dihadapi, mulai dari kurikulum yang kurang tepat hingga minimnya partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran. Namun, dengan kesadaran akan urgensi
permasalahan ini, langkah-langkah inovatif dapat diambil untuk meningkatkan
efektivitas PKn dalam membentuk karakter yang berintegritas.
Melalui
pembahasan yang mendalam dalam artikel ini, diharapkan dapat memberikan wawasan
yang lebih luas mengenai peran PKn dalam pembentukan karakter anti korupsi,
serta menyediakan landasan bagi upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas
pembelajaran PKn di masa depan. Dengan demikian, dapat terwujud visi sebuah
masyarakat yang berintegritas, adil, dan bebas dari jerat korupsi.
PERMASALAHAN
1.
Kurikulum yang Kurang Tepat: Kurikulum PKn sering kali kurang memadai dalam
mengajarkan nilai-nilai anti korupsi secara menyeluruh. Beberapa materi mungkin
kurang relevan atau tidak disajikan dengan cara yang menarik bagi siswa.
2.
Keterbatasan Sumber Daya: Banyak sekolah, terutama di daerah pedesaan,
menghadapi keterbatasan sumber daya seperti buku teks, perangkat multimedia,
dan pelatihan bagi guru PKn.
3.
Kurangnya Partisipasi Siswa: Minimnya partisipasi siswa dalam pembelajaran PKn
seringkali karena kurangnya pemahaman akan relevansi materi dengan kehidupan
sehari-hari atau kurangnya pengalaman langsung dengan isu-isu kewarganegaraan
dan korupsi.
PEMBAHASAN
1.
Revisi Kurikulum: Penting untuk merevisi kurikulum PKn dengan menekankan pada
pengajaran nilai-nilai moral, etika, dan anti korupsi secara lebih menyeluruh
dan aplikatif.
2.
Pelatihan Guru: Guru PKn perlu mendapatkan pelatihan yang memadai dalam
menyampaikan materi-materi anti korupsi dengan cara yang menarik dan relevan
bagi siswa.
3.
Penggunaan Metode Pembelajaran Inovatif: Penggunaan metode pembelajaran aktif
seperti diskusi, simulasi, dan proyek-proyek berbasis masalah dapat
meningkatkan keterlibatan siswa dan mengaitkan pembelajaran dengan konteks
kehidupan nyata.
4.
Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat: Melibatkan orang tua dan masyarakat
dalam mendukung pembelajaran PKn di sekolah dapat memberikan dukungan tambahan
dalam pembentukan karakter anti korupsi.
KESIMPULAN & SARAN
Pendidikan
kewarganegaraan memiliki peran penting dalam membentuk karakter anti korupsi di
masyarakat. Namun, untuk mencapai efektivitas maksimal, perlu adanya upaya
kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, guru, orang tua, dan
masyarakat secara keseluruhan. Revisi kurikulum, pelatihan guru, penggunaan
metode pembelajaran inovatif, dan keterlibatan aktif orang tua dan masyarakat
dapat meningkatkan efektivitas PKn dalam membentuk karakter yang berintegritas
dan anti korupsi.
Referensi
1. Suparno, P. (2018). Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Membentuk Karakter Bangsa. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
2. Sukirno, S. (2019). Pendidikan
Kewarganegaraan Berbasis Nilai. Bandung: PT Refika Aditama.
3. Mulyasa, E. (2020). Pembelajaran Aktif:
Mengembangkan Profesionalisme Guru dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Jum'at, 3 Mei 2024
PRESENTASI REVIEW ETIKA PEMERINTAHAN KELAS C (Lanjutan)
Jum'at, 19 April 2024
PRESENTASI ARTIKEL KEWARGANEGARAAN (PAK) 1 KELAS C
Liputan Indonesiaku : Liburan ke Pantai Tanjung Pasir
Pantai Tanjung Pasir Tanggerang adalah destinasi wisata pantai yang terletak di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Indonesia. Pantai ini terkenal karena keindahan alamnya yang menawan, pasir putihnya yang lembut, serta suasana yang tenang dan damai.
Di sepanjang pantai, terdapat deretan warung makanan dan penjual makanan laut segar yang menyajikan berbagai hidangan lezat. Pengunjung dapat menikmati hidangan laut yang segar sambil menikmati pemandangan laut yang indah.
Selain itu, Pantai Tanjung Pasir juga menawarkan berbagai aktivitas rekreasi, seperti berenang, bermain voli pantai, atau sekadar bersantai di tepi pantai sambil menikmati matahari terbenam yang spektakuler. Para pengunjung juga dapat menyewa perahu untuk menikmati pemandangan laut dari tengah laut.
Pantai Tanjung Pasir Tanggerang adalah tempat yang sempurna untuk menghabiskan waktu liburan bersama keluarga dan teman-teman, menikmati keindahan alam serta berbagai aktivitas rekreasi yang menarik.
Nama : Syaikah Raihana (46123010013) C-23
D04,D05,D07,D09,D16,D18,D20,D46,D47