MEMBANGUN KESADARAN KRITIS MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Muthia Kahfina (46123010193)
ABSTRAK
Artikel
ini berisi tentang pentingnya Membangun Kesadaran Kritis melalui Pendidikan
Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membekali setiap
individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan untuk dapat berpikir
secara kritis dan ini sangat diperlukan untuk berpatisipasi secara aktif dan
efektif pada masyarakat. Pendidikan Kewarganegaraan dapat kita gunakan sebagai
alat untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang isu-isu
sosial, politik, dan lingkungan yang ada dan berdampak pada kehidupan kita
sehari-hari.
Kata Kunci: Kesadaran Kritis, Pendidikan Kewarganegaraan
PENDAHULUAN
Menurut
Zamroni dalam (Budiutomo, 2013) Pendidikan Kewarganegaraan merupakan Pendidikan
demokrasi yang bertujuan untuk membekali masyarakat supaya bisa mempunyai
pikiran yang kritis dan juga dapat bertindak demokratis. Tujuan utama dari
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membantu warga negara Indonesia atau
masyarakat Indonesia agar menjadi dewasa dalam berkehidupan berbangsa dan
bernegara sebagaimana menjadi bagian dari sebuah negara yang mengakui dirinya
sebagai negara demokrasi (Budiutomo, 2013).
Pendidikan
Kewarganegaraan memegang peran yang begitu penting dalam mempersiapkan generasi
muda untuk menjadi lebih aktif dan bertanggung jawab pada masyarakat. Salah satu
tujuan utama dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah membangun kesadaran kritis
siswa terhadap isu-isu sosial dan juga politik. Dengan hal ini, siswa dapat diajarkan
juga untuk menanggapi dan berinteraksi dengan cara yang bertanggung jawab dan
berdasaekan pemahaman yang baik.
Menurut
Kartono (2009), pendidikan politik yang diberikan melalui pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan disekolah mengajarkan manusia untuk mampu mengembangkan berbagai
krmampuan siswa dan kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang ada dalam
setiap individu agar dapat berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan politik
dan menciptakan generasi muda yang sadar akan kehidupan berbangsa dan bernegara
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, melalui Pendidikan
Kewarganegaraan, siswa juga diharapkan dapat berperan dalam membentuk kesadaran
kritis para siswa kemampuan untuk memahami dan menganalisis secara mendalam berbagai
isu politik dan sosial yang ada.
Peraturan
Pendidikan Nasional no. 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan
dasar dan menegah dijelaskan tujuan dari pendidikan kewarganegaraan. Tujuannya
adalah untuk memastikan siswa memiliki kompetensi berikut: 1) Critical
thinking, logis dan kreatif saat merespons isu-isu kewarganegaraan. 2) Berpatisipasi
secara aktif dan bertanggung jawab, serta bekerja secara cerdik saat gerakan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi. 3) mengembangkan diri
secara positif dan demokratis demi membangun diri berlandaskan karakter WNI
agar mampu hidup beriringan dengan bangsa yang lainnya. 4) Berkorelasi bersama
bangsa-bangsa lain ditingkat global secara langsung dan tidak langsung melalui
pemanfaatan TIK. UNESCO (dalam Nasozaro, 2019) menunjukkan bahwa Pendidikan kewarganegaraan
dapat memperkuat dan membiasakan siswa, sehingga proses dan hasil pendidikannya
harus dapat memfasilitasi siswanya untuk melakukan learning to know (belajar
untuk tahu), learning to do (belajar untuk melakukan), learning
to be, (belajar untuk menjadi) dan learning to live together
(belajar untuk hidup bersama).
PERMASALAHAN
Membangun
kesadaran kritis melalui Pendidikan kewarganegaraan memanglah topik yang
penting dan menantang. Tetapi masih banyak permasalahan dan pertanyaan yang
perlu dibahas akan hal ini, tentang bagaimana cara efektif membangun kesadaran
kritis ini? Dan apa saja hambatan dan tantangan yang mungkin akan dihadapi?
PEMBAHASAN
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangun kesadaran kritis melalui Pendidikan kewarganegaraan:
1. Mengajarkan pemahaman yang mendalam tentang hak dan kewajiban: harus mencakup pemahaman tentang hak dan kewajiban setiap individu dalam masyarakat dan bagaimana mereka saling terkait.
2. Mendorong diskusi dan debat: mendorong siswa untuk berpatisipasi dalam diskusi tentang isu-isu sosial dan politik penting untuk membantu mengembangkan pemikiran kritis.
3. Mengajarkan penilaian media: melatih siswa untuk memahami dan menilai berbagai sumber media dapat membantu mereka memahami bagaimana informasi dapat dimanipulasi dan dipengaruhi.
4. Pengalaman langsung: adanya pengalaman langsung seperti terlibat langsung dala proses politik, misalnya melalui simulasi pemilihan atau organisasi siswa.
Namun
tetap ada hambatan dan tantangan dalam membangun kesadaran kritis melalui Pendidikan
kewarganegaraan, 1). Seperti kurangnya pemahaman terhadap konsep kewarganegaraan,
2). Kesulitan dalam mengajarkan pemikiran kritis, 3). Akses terbatas ke
informasi, 4). Kurangnya partisipasi langsung.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dapat
disimpulkan Pendidikan kewarganegaraan memang memiliki peran penting dalam membangun
kesadaran kritis. Dengan pendekatan yang tepat, Pendidikan kewarganegaraan
dapat menjadi alat yang efektif untuk membantu siswa memahami dan berpikir
secara kritis tentang isu sosial dan politik.
Oleh
karena itu, Pendidikan kewarganegaraan harus secara aktif ditekankan dalam
kurikulum Pendidikan untuk memastikan bahwa generasi muda memiliki pemahaman yang
baik tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi,
Y., & Anyan, A. (2019). Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
untuk Meningkatkan Kesadaran Politik Siswa. Jurnal Inspirasi Pendidikan, 9(1),
33-38.
Annisa Dwi Hamdani1, Dinnie Anggraeni Dewi2. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kehidupan Bersosialisasi dan Membangun Karakter Bangsa pada Siswa Sekolah Dasar. Konstruktivisme: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol.13 (1): 105-113.
Implementasi
Nilai Pendidikan Karakter Dalam Mata Pelajaran PKn di Sekolah Dasar – Amalia
Dwi Pertiwi, Siti Aisyah Nurfatimah, Dinie Anggraeni Dewi, Yayang Furi
Furnamasari.
No comments:
Post a Comment