Thursday, May 30, 2024

Artikel Persiapan TB2: Membangun Kesadaran Kritis melalui Pendidikan Kewarganegaraan

MEMBANGUN KESADARAN KRITIS MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Muthia Kahfina (46123010193)


ABSTRAK

 Artikel ini berisi tentang pentingnya Membangun Kesadaran Kritis melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membekali setiap individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan untuk dapat berpikir secara kritis dan ini sangat diperlukan untuk berpatisipasi secara aktif dan efektif pada masyarakat. Pendidikan Kewarganegaraan dapat kita gunakan sebagai alat untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang isu-isu sosial, politik, dan lingkungan yang ada dan berdampak pada kehidupan kita sehari-hari.

Kata Kunci: Kesadaran Kritis, Pendidikan Kewarganegaraan


PENDAHULUAN

 Menurut Zamroni dalam (Budiutomo, 2013) Pendidikan Kewarganegaraan merupakan Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk membekali masyarakat supaya bisa mempunyai pikiran yang kritis dan juga dapat bertindak demokratis. Tujuan utama dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membantu warga negara Indonesia atau masyarakat Indonesia agar menjadi dewasa dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana menjadi bagian dari sebuah negara yang mengakui dirinya sebagai negara demokrasi (Budiutomo, 2013).

 Pendidikan Kewarganegaraan memegang peran yang begitu penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk menjadi lebih aktif dan bertanggung jawab pada masyarakat. Salah satu tujuan utama dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah membangun kesadaran kritis siswa terhadap isu-isu sosial dan juga politik. Dengan hal ini, siswa dapat diajarkan juga untuk menanggapi dan berinteraksi dengan cara yang bertanggung jawab dan berdasaekan pemahaman yang baik.

 Menurut Kartono (2009), pendidikan politik yang diberikan melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan disekolah mengajarkan manusia untuk mampu mengembangkan berbagai krmampuan siswa dan kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang ada dalam setiap individu agar dapat berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan politik dan menciptakan generasi muda yang sadar akan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, melalui Pendidikan Kewarganegaraan, siswa juga diharapkan dapat berperan dalam membentuk kesadaran kritis para siswa kemampuan untuk memahami dan menganalisis secara mendalam berbagai isu politik dan sosial yang ada.

 Peraturan Pendidikan Nasional no. 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menegah dijelaskan tujuan dari pendidikan kewarganegaraan. Tujuannya adalah untuk memastikan siswa memiliki kompetensi berikut: 1) Critical thinking, logis dan kreatif saat merespons isu-isu kewarganegaraan. 2) Berpatisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bekerja secara cerdik saat gerakan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi. 3) mengembangkan diri secara positif dan demokratis demi membangun diri berlandaskan karakter WNI agar mampu hidup beriringan dengan bangsa yang lainnya. 4) Berkorelasi bersama bangsa-bangsa lain ditingkat global secara langsung dan tidak langsung melalui pemanfaatan TIK. UNESCO (dalam Nasozaro, 2019) menunjukkan bahwa Pendidikan kewarganegaraan dapat memperkuat dan membiasakan siswa, sehingga proses dan hasil pendidikannya harus dapat memfasilitasi siswanya untuk melakukan learning to know (belajar untuk tahu), learning to do (belajar untuk melakukan), learning to be, (belajar untuk menjadi) dan learning to live together (belajar untuk hidup bersama).

PERMASALAHAN

 Membangun kesadaran kritis melalui Pendidikan kewarganegaraan memanglah topik yang penting dan menantang. Tetapi masih banyak permasalahan dan pertanyaan yang perlu dibahas akan hal ini, tentang bagaimana cara efektif membangun kesadaran kritis ini? Dan apa saja hambatan dan tantangan yang mungkin akan dihadapi?

PEMBAHASAN

 Beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangun kesadaran kritis melalui Pendidikan kewarganegaraan:

1. Mengajarkan pemahaman yang mendalam tentang hak dan kewajiban: harus mencakup pemahaman tentang hak dan kewajiban setiap individu dalam masyarakat dan bagaimana mereka saling terkait.

2. Mendorong diskusi dan debat: mendorong siswa untuk berpatisipasi dalam diskusi tentang isu-isu sosial dan politik penting untuk membantu mengembangkan pemikiran kritis.

3. Mengajarkan penilaian media: melatih siswa untuk memahami dan menilai berbagai sumber media dapat membantu mereka memahami bagaimana informasi dapat dimanipulasi dan dipengaruhi.

4. Pengalaman langsung: adanya pengalaman langsung seperti terlibat langsung dala proses politik, misalnya melalui simulasi pemilihan atau organisasi siswa.

 Namun tetap ada hambatan dan tantangan dalam membangun kesadaran kritis melalui Pendidikan kewarganegaraan, 1). Seperti kurangnya pemahaman terhadap konsep kewarganegaraan, 2). Kesulitan dalam mengajarkan pemikiran kritis, 3). Akses terbatas ke informasi, 4). Kurangnya partisipasi langsung.

KESIMPULAN DAN SARAN

 Dapat disimpulkan Pendidikan kewarganegaraan memang memiliki peran penting dalam membangun kesadaran kritis. Dengan pendekatan yang tepat, Pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi alat yang efektif untuk membantu siswa memahami dan berpikir secara kritis tentang isu sosial dan politik.

 Oleh karena itu, Pendidikan kewarganegaraan harus secara aktif ditekankan dalam kurikulum Pendidikan untuk memastikan bahwa generasi muda memiliki pemahaman yang baik tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, Y., & Anyan, A. (2019). Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Meningkatkan Kesadaran Politik Siswa. Jurnal Inspirasi Pendidikan, 9(1), 33-38.

Annisa Dwi Hamdani1, Dinnie Anggraeni Dewi2. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kehidupan Bersosialisasi dan Membangun Karakter Bangsa pada Siswa Sekolah Dasar. Konstruktivisme: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol.13 (1): 105-113.

Implementasi Nilai Pendidikan Karakter Dalam Mata Pelajaran PKn di Sekolah Dasar – Amalia Dwi Pertiwi, Siti Aisyah Nurfatimah, Dinie Anggraeni Dewi, Yayang Furi Furnamasari.


No comments:

Post a Comment

TUGAS 6 : Kebijakan Nasional di Bidang Pendidikan Berbasis Pancasila

     Kebijakan Nasional di Bidang Pendidikan Berbasis Pancasila Abstrak      Artikel ini membahas bagaimana kebijakan nasional di bidang pen...