Pendidikan Kewarganegaraan: Perspektif Psikologis
Mata
Kuliah: Kewarganegaraan
Dosen
Pengampu Mata Kuliah: Atep Afia Hidayat, Ir. MP
Nia Artika Melinda (46123010034) C-28
Universitas Mercu Buana, Meruya
Fakultas Psikologi
ABSTRAK
Artikel
ini membahas bagaimana pendidikan kewarganegaraan dari sudut pandang
psikologis. Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya penting dalam membentuk
karakter individu yang baik, tetapi juga dalam membangun peradaban yang unggul.
Pendekatan Psikologis dalam pendidikan kewarganegaraan membantu memahami
bagaimana proses pembelajaran dapat membentuk sikap, perilaku dan karakter
peserta didik. Artikel ini juga mengkaji tiga peran utama pendidikan
kewarganegaraan menurut Dasim Budimansyah, yaitu pendekatan perkembangan
psikopedagogis, pendekatan sosiokultural, pendekatan intervensi sosiopolitik.
Kata Kunci : Pendidikan
Kewarganegaraan, Psikologis, Karakter, Moral
- PENDAHULUAN
Pendidikan
Kewarganegaraan memegang peranan penting dalam membentuk karakter sebagai warga
negara yang baik.William T. Callahan (Branson, 1999) mengatakan bahwa “warga
negara yang baik tidak dilahirkan. Serangkaian kemampuan interpersonal dan
intelektual yang diperlukan untuk partisipasi sebagai warga yang efektif perlu
dipelajari, dan harus dipelajari dengan baik bahwa mereka harus dipraktekkan”.
Pengembangan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik (W.J.S Poerwodarminto, 1998). Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya mengajarkan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral yang membentuk perilaku peserta didik agar menjadi individu yang berintegritas
- PERMASALAHAN
Artikel
ini mengangkat pertanyaan tentang bagaimana sudut pandang psikologis terhadap
pendidikan kewarganegaraan. Bagaimana pendekatan psikologis dapat diterapkan
dalam pendidikan kewarganegaraan untuk mengembangkan karakter dan perilaku
moral peserta didik? Bagaimana pendidikan kewarganegaraan dapat berperan dalam
membentuk warga negara yang baik dan
cerdas (smart and good citizen) melalui pendekatan perkembangan
psikopedagogis, sosiokultural dan intervensi sosiopolitik?
- PEMBAHASAN
Pendidikan
memiliki peranan penting dan paling bertanggung jawab dalam melahirkan generasi
yang memiliki karakter unggul sebagai modal membangun peradaban yang unggul dan
tinggi dan pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia mengembangkan
potensinya sehingga mampu menghadapi setiap tantangan dan perubahan yang
terjadi.
Salah
satu pembelajaran untuk mengembangkan karakter dan perilaku sosial peserta
didik yaitu pendidikan kewarganegaraan yang ditanamkan sejak dini, karena
pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran di sekolah yang didesain
berdasarkan fenomena, masalah dan realitas sosial di masyarakat.
Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan pelajaran yang dapat merubah sikap dan perilaku
peserta didik agar menjadi pribadi yang baik dan berguna bagi bangsa dan
negara. PKn memiliki peranan yang signifikan dalam rangka memajukan,
mengembangkan dan membentuk watak atau karakter peserta didik yang kelak akan
berperan secara positif dalam pembangunan karakter bangsa (nation character
building).
Pendidikan kewarganegaraan merupakan pelajaran yang
berisikan tentang konsep karakter yang baik (good character) yang menurut
Lickona (1992) mengandung tiga dimensi nilai moral, yaitu: Moral knowing
(pengetahuan moral), moral feeling (perasaan moral), dan moral behaviour
(perilaku moral). Oleh karena itu, yang dimaksud dengan karakter baik terdiri
dari unsur mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan berbuat baik
(knowing good, desiring good, dan doing
good). “Habits of Mind, Habits of Mind, Habits of Action (Habits of Mind,
Habits of Mind, Habits of Action)” Pengembangan karakter siswa dilakukan
sebagai proses pembinaan untuk membangun karakter siswa. Mengacu pada karakter
siswa yang baik (karakter baik) untuk menunjukkan nilai disiplin, kejujuran,
kasih sayang, dan persaudaraan.
Menurut
Dasim Budimansyah (dalam Sulistyarini, 2015:6) pendidikan kewarganegaraan
didefinisikan sebagai kontribusi pendidikan terhadap perkembangan sifat yang
menandai sebagai warga negara. Ada tiga peran PKn menurut Dasim Budimansyah,
pertama, berdasarkan pendekatan psycopaedadodical development, PKn dianggap
sebagai program kurikuler di lembaga pendidikan formal, seperti sekolah dan
perguruan tinggi, yang berfungsi sebagai alat untuk memotivasi dan mendorong
anak-anak dan remaja untuk menjadi warga negara yang baik dan cerdas (smart and
good citizen). Kedua, berdasarkan pendekatan sosiokultural pembangunan, PKn
dianggap sebagai gerakan sosiokultural kewarganegaraan yang berfungsi sebagai
aktualisasi potensi mereka sebagai warga negara. Ketiga berdasarkan pendekatan
intervensi sosiopolitik, PKn dirancang sebagai program pendidikan politik
nasional untuk para penyelenggara negara, anggota, dan pimpinan organisasi
sosial dan politik. Program ini dikemas dalam berbagai bentuk pembinaan
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), kecakapan (civic skills) dan
kebijakan kewarganegaraan (civic disposition)
- KESIMPULAN
Pendidikan
Kewarganegaraan memiliki peran penting dalam membentuk karakter peserta didik
menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Melalui pendekatan
psikologis, pendidikan kewarganegaraan dapat mengembangkan aspek moral knowing,
moral feeling, dan moral behavior, sehingga peserta didik tidak hanya
mengetahui kebaikan, tetapi juga menginginkan dan melakukan kebaikan dalam
kehidupan sehari-hari. Pendekatan psikopedagogis, sosiokultural, dan intervensi
sosiopolitik yang diterapkan dalam pendidikan kewarganegaraan memberikan
kontribusi yang signifikan dalam membentuk generasi yang cerdas, berkarakter
dan siap menghadapi tantangan masa depan.
pendidikan kewarganegaraan tidak hanya sekedar mata
pelajaran, tetapi merupakan upaya untuk membangun karakter bangsa (nation
character building). Dengan memfokuskan pada nilai-nilai seperti disiplin,
kejujuran, kasih sayang dan persaudaraan, pendidikan kewarganegaraan berperan
penting dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan beradab.
- SARAN
Terapkan
psikologi positif dan pembelajaran sosial-emosional (SEL) untuk meningkatkan
kesejahteraan emosional dan keterampilan sosial siswa. Ajarkan komunikasi
efektif dan resolusi konflik, serta libatkan siswa dalam kegiatan yang
mendorong empati. Berikan umpan balik untuk membangun rasa percaya diri dan
gunakan metode pembelajaran aktif seperti proyek berbasis masalah. Pastikan
lingkungan belajar aman dan Inklusif. Pendekatan ini akan membuat kegiatan
belajar mengajar lebih efektif dalam membentuk karakter dan mempersiapkan siswa
menjadi warga negara yang baik
DAFTAR PUSTAKA
Branson, M. S. (1999). The Role of Civic Education: A Forthcoming Education Policy Task Force Position Paper from the Communitarian Network. Retrieved from [Civic Education Resources]
Callahan, W. T. (1999). "Civic Education and the Role of the Schools." In Branson, M. S. (Ed.), The Role of Civic Education. Washington D.C.: Center for Civic Education.
Lickona, T. (1992). Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.
Sulistyarini, D. (2015). Pendidikan Kewarganegaraan: Membangun Karakter Bangsa melalui Pendidikan Politik. Yogyakarta: Gava Media.
Berkowitz, M. W., & Bier, M. C. (2005). What Works in Character Education: A Research-driven Guide for Educators. Washington D.C.: Character Education Partnership.
Suyanto, B. (2010).
Psikologi Pendidikan: Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Erlangga.
No comments:
Post a Comment