PENERAPAN NILAI NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI DAN SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER
Abstrak
Pancasila juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsaIndonesia serta menghargai perbedaan dan keberagaman sosial. Oleh karena itu, hakasasi manusia bukan hanya sekedar hak individu saja, namun juga menjadi landasankehidupan berbangsa dan bernegara secara damai, adil, dan sejahtera. PemerintahIndonesia telah melakukan berbagai upaya untuk melindungi dan memajukan hak asasimanusia melalui pembentukan lembaga seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia(Komnas HAM) yang mempunyai misi memantau danmelindungi hak asasi manusia diIndonesia. Selain itu, Indonesia juga telah meratifikasi berbagai instrumen internasionalterkait hak asasi manusia, seperti Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan KonvensiInternasional Hak Sipil dan Politik. Namun perlindungan hak asasi manusia diIndonesia masih menghadapi tantangan, khususnya terkait dengan peristiwapelanggaran hak asasi manusia yang terus terjadi di berbagai daerah.
Kata Kunci: Hak Asasi Manusia; Pancasila;Relevansi; Indonesia
PENDAHULUAN
Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sadari nilai-nilai makna yang terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat (Nurgiansah, 2020).
Banyaknya terjadi penyimpangan /kesalahan tertentu sebenarnya berakar dari tidak mengamalkannya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri. Maka dari itu pentingnya memahami pancasila tidak hanya mengerti namun juga mengamalkan dan melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang merupakan upaya mewujudkan amanat pacasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatar belakangi oleh realita yang berkembang saat ini di lembaga pendidikan (Dewantara, Hermawan, et al., 2021). Dengan prilaku-prilaku yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia saat ini. Membina dan mendidik karakter, dalam arti untuk membentuk “positive character” generasi muda bangsa ini. Agar positive character terbentuk, maka perlu pembiasaan “mandiri, sopan santun, kreatif dan tangkas, rajin bekerja, dan punya tanggung jawab” (Nurgiansah, 2021a). Pendidikan pancasila dalam kehidu-pan sehari hari dapat membrikan dampak yang baik untuk masyarakat agar masyarakat mematuhi dan menganut nilai nilai dalam pancasila karena nilai yang terkandung dalam pancasila mempunyai banyak makna untuk kehidupan sehari hari dalam beragama, memberikan pendapat dan lain-lain (Dewantara & Nurgiansah, 2021a)
Permasalahan
Beberapa permasalahan yang dihadapi Masalah penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan pendidikan karakter di Indonesia:
1. Kurangnya Pemahaman dan Kesadaran: Banyak individu, terutama di kalangan generasi muda, yang kurang memahami makna dan pentingnya nilai-nilai Pancasila. Hal ini mengakibatkan penerapan nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari menjadi minim
2. Keterbatasan Akses Pendidikan: Meskipun ada kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pendidikan karakter berbasis Pancasila, akses pendidikan yang tidak merata di seluruh daerah Indonesia menjadi kendala. Beberapa wilayah masih mengalami kekurangan fasilitas dan sumber daya
3. Perbedaan Latar Belakang Sosial: Keragaman latar belakang siswa dapat menyebabkan kesulitan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila secara konsisten. Perbedaan pandangan dan sikap ini dapat menghambat proses pendidikan karakter yang efektif
4. Implementasi yang Tidak Konsisten: Meskipun ada kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila, pelaksanaannya sering kali tidak konsisten di lapangan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya keterlibatan semua pihak, termasuk keluarga dan masyarakat, dalam mendukung pendidikan karakter
Pembahasan
Nilai adalah ukuran, patokan-patokan, anggapan-anggapan keyakinankeyakinan yang ada di dalam masyarakat. Nilai digunakan sebagai patokan seseorang berperilaku dalam masyarakat. Selain itu, nilai memberi arah bagi tindakan seseorang. Nilai dianut oleh banyak orang dalam suatu masyarakat mengenai sesuatu yang benar, pantas, luhur, dan baik untuk dilakukan (Nurgiansah, 2021d).
Menurut (Nurgiansah, 2021b), fungsi nilai diantaranya, nilai sebagai pembentuk cara berfikir dan berprilaku yang ideal dalam masyarakat. Nilai dapat menciptakan semangat pada manusia untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya. Nilai dapat digunakan sebagai alat pengawas prilaku seseorang dalam masyarakat. Nilai dapat mendorong, menuntun, dan menekan orang untuk berbuat baik. Nilai dapat berfungsi sebagai alat solideritas di antara anggota masyarakat
1.Makna Dan Nilai-Nilai Yang Terkandung dalam Pancasila
Pancasila yang merupakan dasar Negara Republik Indonesia memiliki makna dan nilai-nilai luhur dalam setiap sila-silanya, karena setiap butir pancasila itu dirumuskan dari nilai-nilai yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan pribadi bangsa Indonesia. Adapun makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila itu adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang berketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridho Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya.
2. Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal
3. Persatuan Indonesia (Kebangsaan)
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Merauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar
4. Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berasaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit (Alfaqi, 2016).
5. Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihak kan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, dimana setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya.
2. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila Sila ke V yang harus diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut: Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain: Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya; Contohnya: Menyayangi tumbuh-tumbuhan dan merawatnya; selalu menjaga kebersihan dan sebagainya (Dedees, 2016).
Dalam Islam bahkan ditekankan, bahwa Allah tidak suka pada orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-orang yang selalu bertakwa dan selalu berbuat baik. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa
Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan Sila ini, misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi udara agar udara yang dihirup bisa tetap nyaman; menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan yang ada dilingkungan sekitar; mengadakan gerakan penghijauan dan sebagainya. Nilai-nilai Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab ini ternyata mendapat penjabaran dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 di atas, antara lain dalam Pasal 5 ayat (1) sampai ayat (3); Pasal 6 ayat (1) sampai ayat (2) dan Pasal 7 ayat (1) sampai ayat (2).
3. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Pendidikan Karakter
Kebanyakan orang menyepelekan makna yang terkandung dalam pancasila itu sendiri. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sebenarnya merupakan berawal dari tidak menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada karakter.
Oleh karena itu, memaknai kandungan nilai-nilai dalam pancasila seperti nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kemasyarakatan serta sebuah keadilan merupakan suatu hal yang perlu diterapkan melalui pendidikan karakter agar bangsa Indonesia menjadi manusia yang taat beragama, perikemanusiaan, adil dan berguna bagi dirinya, orang lain, bangsa dan negara.
4. Pentingnya Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Pendidikan Karakter
Untuk membentuk generasi bangsa yang bermoral dan berkualitas tentunya memerlukan beberapa proses dalam penciptaannya. Salah satunya dengan membekali mereka dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila sebab Pancasila merupakan Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa dalam menjalankan kehidupannya.
Berikut pentingnya penerapan nilai pancasila pada kehidupan: Menumbuhkan rasa cinta kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Menumbuhkan rasa cinta kepada anggota keluarga. Menumbuhkan rasa cinta dan hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua.. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Menumbuhkan rasa dan sikap toleransi. Menumbuhkan rasa dan sikap gotong royong dan bekerja sama. Menumbuhkan sikap tenggang rasa. Menumbuhkan rasa cinta kepada setiap manusia dan tidak membeda-bedakan. Menumbuhkan rasa cinta bermusyawarah untuk mufakat. Menumbuhkan rasa cinta dan suka membantu orang lain yang susah. Meningkatkan rasa persaudaraan. Berorientasi ke masa depan dan menghargai perubahan dan kemajuan (the change and progres). Demokratis dan mewujudkan “civil society”.
KESIMPULAN
Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara. Penanaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sangat penting dan diperlukan dalam membentuk kepribadian generasi bangsa yang berkarakter agar generasi dapat menghargai dan hidup dalam damai dan bermoral serta mampu bersaing dalam segala bidang. Diharapkan agar semua lapisan masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila tidak hanya sebatas mengetaui saja namun melaksanakannya dalam kehidupan. Dan penerapan pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini agar kelak nilai pancasila akan melekat dalam karakter dan kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat agar senantiasa tercipta bangsa Indonesia yang damai.
Saran
• Integrasi dalam Kurikulum: Sekolah sebaiknya memasukkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap mata pelajaran. Ini bisa dilakukan dengan membuat materi yang relevan dan contoh konkret penerapan nilai tersebut.
• Kegiatan Ekstrakurikuler: Dorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler yang menekankan pada nilai-nilai Pancasila, seperti organisasi sosial, kelompok diskusi, atau kegiatan lingkungan.
• Pemanfaatan Teknologi: Gunakan media digital untuk memperkenalkan dan mendiskusikan nilai-nilai Pancasila. Misalnya, proyek video, blog, atau kampanye media sosial yang mendorong partisipasi aktif siswa.
• Refleksi dan Diskusi: Fasilitasi sesi refleksi dan diskusi di kelas tentang pengalaman siswa dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila. Ini dapat membantu mereka memahami dan merenungkan pentingnya nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Alfaqi, M. Z. (2016). Melihat sejarah nasionalisme Indonesia untuk memupuk sikap kebangsaan generasi muda. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 13(2), 209–216. https://doi.org/10.21831/civics.v13i2.12745 Bahrudin, F. A. (2019). Implementasi Kompetensi Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi Dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi. Pro Patria: Jurnal Pendidikan, Kewarganegaraan, Hukum, Sosial, Dan Politik, 2(2), 184–200. https://doi.org/10.47080/propatria.v2i2.593
Cahyo Pamungkas. (2015). Nasionalisme Masyarakat Di Perbatasan Laut: Studi Kasus Masyarakat Melayu-Karimun. Masyarakat Indonesia, 41(2), 147–162. http://ejournal.lipi.go.id/index.php/jmiipsk/article/view/253/119
Dedees, A. R. (2016). Melayu di Atas Tiga Bendera: Konstruksi Identitas Nasionalisme Masyarakat Perbatasan di Kepulauan Batam. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 19(2), 141. https://doi.org/10.22146/jsp.10850
No comments:
Post a Comment