🧠 I. Soal Pilihan Ganda (20 Soal)
(Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!)
- Apa
arti kata “agama” dalam bahasa Sanskerta?
A. Keyakinan
B. Tradisi
C. Spiritualitas
D. Kebenaran - Menurut
Émile Durkheim, agama adalah:
A. Keyakinan personal terhadap Tuhan
B. Sistem hukum untuk masyarakat
C. Sistem sosial terpadu yang berkaitan dengan hal suci
D. Warisan budaya leluhur - Agama
dan negara menurut paradigma integralistik bersifat:
A. Terpisah sepenuhnya
B. Bertentangan
C. Saling mendukung tapi independen
D. Menyatu dan tidak dapat dipisahkan - Siapa
tokoh Islam yang menyatakan bahwa kekuasaan adalah alat untuk menyampaikan
agama, bukan bagian dari agama itu sendiri?
A. Muhammad Natsir
B. Ibnu Taimiyah
C. KH Wahid Hasyim
D. Azyumardi Azra - Apakah
posisi Indonesia dalam hubungan agama dan negara?
A. Negara teokrasi Islam
B. Negara sekuler
C. Negara integralistik
D. Negara dengan keseimbangan dinamis - Dalam
paradigma sekularistik, agama dan negara:
A. Saling membutuhkan
B. Menjadi satu kesatuan
C. Harus dipisahkan
D. Sama-sama mengatur politik - Apa
hasil kompromi antara kelompok Islam dan nasionalis sekuler dalam BPUPKI?
A. Pengesahan negara Islam
B. Pancasila sebagai dasar negara
C. NKRI dengan hukum Islam
D. Perjanjian Pancasila Jilid II - Piagam
Jakarta mencantumkan klausul:
A. Negara Islam Indonesia
B. Negara berdasarkan Islam
C. Syariat Islam bagi seluruh warga negara
D. Syariat Islam bagi pemeluknya - Menurut
paradigma simbiotik, hubungan agama dan negara adalah:
A. Bertentangan dan tidak kompatibel
B. Saling bertarung
C. Saling menguatkan
D. Sama sekali terpisah - Contoh
negara dengan paradigma integralistik adalah:
A. Indonesia
B. Mesir
C. Iran
D. Turki - Pandangan
Ibnu Taimiyah terhadap kekuasaan politik adalah:
A. Bagian utama dari agama
B. Sarana untuk menegakkan agama
C. Musuh dari agama
D. Tidak diperlukan dalam agama - Apa
bentuk praktik beragama yang berdasarkan nalar dan logika disebut?
A. Tradisional
B. Formal
C. Rasional
D. Spiritual - Dalam
pandangan rasional, orang beragama:
A. Hanya mengikuti leluhur
B. Berdasarkan adat
C. Menggunakan pengetahuan dan akal
D. Mengikuti tokoh formal - Agama
dapat menjadi sumber:
A. Hukum negara sepenuhnya
B. Etika, moral, dan spiritualitas warga negara
C. Pendapatan negara
D. Organisasi politik - Pernyataan
berikut bukan alasan pendukung negara sekuler Indonesia adalah:
A. Kemajemukan agama
B. Pengalaman Turki
C. Mayoritas Islam
D. Persatuan nasional - Agama
dianggap sebagai “candu masyarakat” oleh:
A. Voltaire
B. Karl Marx
C. Freud
D. Bertrand Russell - Era
Orde Baru awalnya bersikap terhadap Islam secara:
A. Akomodatif
B. Terbuka
C. Antagonistik
D. Netral - Presiden
Soeharto mengakomodasi Islam melalui pendirian:
A. PKI
B. ICMI
C. BPUPKI
D. NU - Konsep
“nasakom” merupakan gabungan dari:
A. Nasionalis, agama, kapitalis
B. Nasionalis, agama, komunis
C. Sosialis, Islam, nasionalis
D. Agama, budaya, kemanusiaan - Model
hubungan agama-negara di Indonesia disebut:
A. Teokrasi
B. Sekular total
C. Simbiotik-mutualita
D. Agama formal
✍️ II. Soal Esai (10 Soal)
- Jelaskan
pengertian agama menurut Émile Durkheim dan Kamus Besar Bahasa Indonesia!
- Mengapa
hubungan antara agama dan negara menjadi penting di Indonesia?
- Apa
perbedaan antara cara beragama tradisional, formal, rasional, dan metode
pendahulu?
- Jelaskan
secara ringkas tiga paradigma hubungan agama dan negara!
- Bagaimana
peran Ibnu Taimiyah dalam memberikan pandangan hubungan agama dan
kekuasaan?
- Mengapa
kompromi politik antara kelompok Islam dan nasionalis sekuler pada masa
BPUPKI penting?
- Jelaskan
isi dan makna dari Piagam Jakarta!
- Apa
yang dimaksud dengan "keseimbangan dinamis" dalam hubungan agama
dan negara di Indonesia?
- Bagaimana
peran agama sebagai sumber moral dalam negara? Berikan contoh!
- Jelaskan
perbedaan hubungan Islam dan negara pada masa Orde Lama dan Orde Baru!
📚 III. Soal Studi Kasus
(2 Soal)
Studi Kasus 1:
Pemerintah Indonesia berencana mengeluarkan peraturan baru
yang memberikan ruang lebih besar bagi pendidikan agama di sekolah-sekolah
umum. Namun, kelompok-kelompok sekuler menyuarakan kekhawatiran bahwa hal ini
dapat mengganggu prinsip kebhinekaan dan netralitas negara dalam hal agama.
Pertanyaan:
- Bagaimana
Anda menganalisis dilema antara kebebasan beragama dan prinsip negara
sekuler dalam kasus ini?
- Paradigma
hubungan agama dan negara manakah yang paling sesuai diterapkan dalam
konteks kebijakan ini? Jelaskan!
Studi Kasus 2:
Dalam suatu wilayah di Indonesia, sebuah kelompok minoritas
agama mengalami diskriminasi administratif, seperti kesulitan dalam mengakses
layanan pencatatan pernikahan dan akta kelahiran karena agamanya tidak
tercantum dalam enam agama resmi.
Pertanyaan:
- Apa
tanggung jawab negara dalam menjamin hak-hak kelompok minoritas dalam
konteks konstitusi dan HAM?
- Jelaskan
bagaimana pendekatan simbiotik dapat digunakan untuk menyelesaikan
persoalan tersebut secara adil.
No comments:
Post a Comment