Thursday, June 19, 2025

Kuis Modul 11 : Hubungan Negara dan Agama

 

🧠 I. Soal Pilihan Ganda (20 Soal)

(Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!)

  1. Apa arti kata “agama” dalam bahasa Sanskerta?
    A. Keyakinan
    B. Tradisi
    C. Spiritualitas
    D. Kebenaran
  2. Menurut Émile Durkheim, agama adalah:
    A. Keyakinan personal terhadap Tuhan
    B. Sistem hukum untuk masyarakat
    C. Sistem sosial terpadu yang berkaitan dengan hal suci
    D. Warisan budaya leluhur
  3. Agama dan negara menurut paradigma integralistik bersifat:
    A. Terpisah sepenuhnya
    B. Bertentangan
    C. Saling mendukung tapi independen
    D. Menyatu dan tidak dapat dipisahkan
  4. Siapa tokoh Islam yang menyatakan bahwa kekuasaan adalah alat untuk menyampaikan agama, bukan bagian dari agama itu sendiri?
    A. Muhammad Natsir
    B. Ibnu Taimiyah
    C. KH Wahid Hasyim
    D. Azyumardi Azra
  5. Apakah posisi Indonesia dalam hubungan agama dan negara?
    A. Negara teokrasi Islam
    B. Negara sekuler
    C. Negara integralistik
    D. Negara dengan keseimbangan dinamis
  6. Dalam paradigma sekularistik, agama dan negara:
    A. Saling membutuhkan
    B. Menjadi satu kesatuan
    C. Harus dipisahkan
    D. Sama-sama mengatur politik
  7. Apa hasil kompromi antara kelompok Islam dan nasionalis sekuler dalam BPUPKI?
    A. Pengesahan negara Islam
    B. Pancasila sebagai dasar negara
    C. NKRI dengan hukum Islam
    D. Perjanjian Pancasila Jilid II
  8. Piagam Jakarta mencantumkan klausul:
    A. Negara Islam Indonesia
    B. Negara berdasarkan Islam
    C. Syariat Islam bagi seluruh warga negara
    D. Syariat Islam bagi pemeluknya
  9. Menurut paradigma simbiotik, hubungan agama dan negara adalah:
    A. Bertentangan dan tidak kompatibel
    B. Saling bertarung
    C. Saling menguatkan
    D. Sama sekali terpisah
  10. Contoh negara dengan paradigma integralistik adalah:
    A. Indonesia
    B. Mesir
    C. Iran
    D. Turki
  11. Pandangan Ibnu Taimiyah terhadap kekuasaan politik adalah:
    A. Bagian utama dari agama
    B. Sarana untuk menegakkan agama
    C. Musuh dari agama
    D. Tidak diperlukan dalam agama
  12. Apa bentuk praktik beragama yang berdasarkan nalar dan logika disebut?
    A. Tradisional
    B. Formal
    C. Rasional
    D. Spiritual
  13. Dalam pandangan rasional, orang beragama:
    A. Hanya mengikuti leluhur
    B. Berdasarkan adat
    C. Menggunakan pengetahuan dan akal
    D. Mengikuti tokoh formal
  14. Agama dapat menjadi sumber:
    A. Hukum negara sepenuhnya
    B. Etika, moral, dan spiritualitas warga negara
    C. Pendapatan negara
    D. Organisasi politik
  15. Pernyataan berikut bukan alasan pendukung negara sekuler Indonesia adalah:
    A. Kemajemukan agama
    B. Pengalaman Turki
    C. Mayoritas Islam
    D. Persatuan nasional
  16. Agama dianggap sebagai “candu masyarakat” oleh:
    A. Voltaire
    B. Karl Marx
    C. Freud
    D. Bertrand Russell
  17. Era Orde Baru awalnya bersikap terhadap Islam secara:
    A. Akomodatif
    B. Terbuka
    C. Antagonistik
    D. Netral
  18. Presiden Soeharto mengakomodasi Islam melalui pendirian:
    A. PKI
    B. ICMI
    C. BPUPKI
    D. NU
  19. Konsep “nasakom” merupakan gabungan dari:
    A. Nasionalis, agama, kapitalis
    B. Nasionalis, agama, komunis
    C. Sosialis, Islam, nasionalis
    D. Agama, budaya, kemanusiaan
  20. Model hubungan agama-negara di Indonesia disebut:
    A. Teokrasi
    B. Sekular total
    C. Simbiotik-mutualita
    D. Agama formal

 

✍️ II. Soal Esai (10 Soal)

  1. Jelaskan pengertian agama menurut Émile Durkheim dan Kamus Besar Bahasa Indonesia!
  2. Mengapa hubungan antara agama dan negara menjadi penting di Indonesia?
  3. Apa perbedaan antara cara beragama tradisional, formal, rasional, dan metode pendahulu?
  4. Jelaskan secara ringkas tiga paradigma hubungan agama dan negara!
  5. Bagaimana peran Ibnu Taimiyah dalam memberikan pandangan hubungan agama dan kekuasaan?
  6. Mengapa kompromi politik antara kelompok Islam dan nasionalis sekuler pada masa BPUPKI penting?
  7. Jelaskan isi dan makna dari Piagam Jakarta!
  8. Apa yang dimaksud dengan "keseimbangan dinamis" dalam hubungan agama dan negara di Indonesia?
  9. Bagaimana peran agama sebagai sumber moral dalam negara? Berikan contoh!
  10. Jelaskan perbedaan hubungan Islam dan negara pada masa Orde Lama dan Orde Baru!

 

📚 III. Soal Studi Kasus (2 Soal)

Studi Kasus 1:

Pemerintah Indonesia berencana mengeluarkan peraturan baru yang memberikan ruang lebih besar bagi pendidikan agama di sekolah-sekolah umum. Namun, kelompok-kelompok sekuler menyuarakan kekhawatiran bahwa hal ini dapat mengganggu prinsip kebhinekaan dan netralitas negara dalam hal agama.

Pertanyaan:

  1. Bagaimana Anda menganalisis dilema antara kebebasan beragama dan prinsip negara sekuler dalam kasus ini?
  2. Paradigma hubungan agama dan negara manakah yang paling sesuai diterapkan dalam konteks kebijakan ini? Jelaskan!

 

Studi Kasus 2:

Dalam suatu wilayah di Indonesia, sebuah kelompok minoritas agama mengalami diskriminasi administratif, seperti kesulitan dalam mengakses layanan pencatatan pernikahan dan akta kelahiran karena agamanya tidak tercantum dalam enam agama resmi.

Pertanyaan:

  1. Apa tanggung jawab negara dalam menjamin hak-hak kelompok minoritas dalam konteks konstitusi dan HAM?
  2. Jelaskan bagaimana pendekatan simbiotik dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara adil.

 

No comments:

Post a Comment

Budaya Hukum Masyarakat Mengapa Masih Banyak Main Hakim Sendiri

Budaya hukum  Masyarakat: Mengapa Masih Banyak Main Hakim Sendiri Oleh : Clarista Anastasya Nafilah (D-35)  Abstrak Fenomena main hakim send...