Abstrak
Gotong royong merupakan nilai luhur bangsa Indonesia yang
menjadi perekat sosial dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di lingkungan
kampus. Artikel ini membahas pentingnya penerapan gotong royong di kampus
sebagai upaya mewujudkan nilai persatuan Indonesia. Dalam kajian ini,
dijelaskan manfaat gotong royong dalam meningkatkan solidaritas, kerjasama, dan
keberhasilan akademik maupun sosial mahasiswa. Melalui metode
deskriptif-kualitatif, artikel ini juga mengidentifikasi berbagai permasalahan
yang menghambat penerapan gotong royong di kampus, seperti individualisme dan
kurangnya kesadaran kolektif. Pembahasan meliputi strategi penguatan nilai
gotong royong melalui kegiatan mahasiswa, kurikulum pendidikan, dan kebijakan
institusi. Kesimpulan menegaskan pentingnya revitalisasi nilai gotong royong
sebagai modal sosial di lingkungan kampus untuk mewujudkan masyarakat kampus
yang harmonis, inklusif, dan progresif.
Kata Kunci : gotong royong, kehidupan kampus,
persatuan Indonesia, solidaritas, modal sosial
Pendahuluan
Gotong royong telah lama menjadi fondasi kehidupan
masyarakat Indonesia. Nilai ini mencerminkan semangat kerja sama, solidaritas,
dan kepedulian terhadap sesama, yang diimplementasikan dalam berbagai aspek
kehidupan. Di tengah perkembangan globalisasi dan modernisasi, nilai gotong
royong menghadapi tantangan serius, terutama di kalangan generasi muda,
termasuk mahasiswa.
Kampus sebagai miniatur masyarakat Indonesia memiliki peran
strategis dalam mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa. Melalui interaksi
antar mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya, suku, dan agama, kampus
menjadi wadah ideal untuk menanamkan nilai gotong royong sebagai upaya
membangun persatuan. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi bagaimana nilai
gotong royong dapat dihidupkan kembali dalam kehidupan kampus dan menjadi dasar
pembentukan karakter mahasiswa.
Permasalahan
Beberapa permasalahan utama dalam penerapan gotong royong di
lingkungan kampus meliputi:
·
Individualisme yang
Meningkat
Kemajuan teknologi, terutama media sosial, cenderung
mendorong mahasiswa lebih fokus pada kebutuhan dan tujuan pribadi, sehingga
mengurangi interaksi langsung dan kerja sama antar individu.
·
Kurangnya Kesadaran akan
Nilai Gotong Royong
Banyak mahasiswa yang belum memahami pentingnya gotong
royong dalam menciptakan harmoni dan keberhasilan bersama. Hal ini diperparah
oleh kurangnya edukasi formal mengenai nilai-nilai tersebut.
·
Tantangan Keberagaman
Perbedaan latar belakang budaya, agama, dan daerah dapat
memunculkan konflik, sehingga menghambat semangat kebersamaan.
·
Minimnya Dukungan Institusi
Kebijakan kampus yang kurang mendukung aktivitas kolektif
dan partisipasi mahasiswa juga menjadi hambatan dalam menumbuhkan nilai gotong
royong.
Pembahasan
Manfaat Gotong Royong dalam Kehidupan Kampus
Gotong royong memiliki dampak positif yang signifikan
terhadap kehidupan kampus, antara lain:
·
Meningkatkan Solidaritas
Sosial
Melalui kerja sama dalam berbagai kegiatan, mahasiswa dapat
mempererat hubungan interpersonal dan membangun solidaritas.
·
Meningkatkan Efektivitas
Pembelajaran
Dalam kegiatan kelompok, seperti diskusi dan proyek, gotong
royong memungkinkan pertukaran ide yang lebih produktif dan solusi yang lebih
kreatif.
·
Mengurangi Konflik
Dengan menumbuhkan sikap saling pengertian dan toleransi,
gotong royong dapat menjadi solusi untuk meredam potensi konflik di lingkungan
kampus.
Strategi Penguatan Nilai Gotong Royong
·
Melalui Kegiatan Mahasiswa
Organisasi kemahasiswaan, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dapat menjadi sarana untuk
mempraktikkan gotong royong. Misalnya, melalui seminar, webinar , kegiatan
sosial, dan acara budaya.
·
Penerapan dalam Kurikulum
Pendidikan karakter yang berfokus pada gotong royong perlu
diintegrasikan dalam kurikulum, baik melalui mata kuliah maupun kegiatan extrakurikuler.
·
Penguatan Kebijakan Kampus
Pihak institusi perlu menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk gotong royong, misalnya dengan menyediakan
fasilitas untuk kerja kelompok dan mendorong keterlibatan mahasiswa dalam
kegiatan sosial.
·
Pemanfaatan Teknologi untuk
Kolaborasi
Teknologi dapat digunakan untuk mendukung gotong royong
melalui platform kolaborasi online yang memungkinkan mahasiswa bekerja sama
meskipun berada di tempat yang berbeda.
·
Peningkatan Kesadaran
Melalui Kampanye
Kampanye nilai gotong royong dapat dilakukan melalui media
kampus, seminar, atau pelatihan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa.
Kesimpulan
Gotong royong merupakan salah satu aset sosial yang tak
ternilai dalam kehidupan kampus. Nilai ini tidak hanya menjadi landasan untuk
menciptakan lingkungan yang harmonis dan inklusif, tetapi juga sebagai medium
untuk membangun solidaritas yang kokoh di tengah keberagaman mahasiswa. Sebagai
miniatur masyarakat Indonesia, kampus adalah tempat ideal untuk menanamkan dan
mempraktikkan nilai-nilai gotong royong dalam kehidupan sehari-hari.
Gotong royong memungkinkan mahasiswa untuk saling mendukung
dalam menghadapi tantangan akademik, sosial, dan budaya. Selain meningkatkan
produktivitas dalam kegiatan perkuliahan, gotong royong juga mampu membentuk
karakter mahasiswa yang lebih toleran, peduli, dan bertanggung jawab terhadap
komunitasnya. Namun, penerapan nilai luhur ini tidak luput dari berbagai
tantangan yang perlu diatasi. Tantangan tersebut meliputi meningkatnya
individualisme akibat pengaruh teknologi dan globalisasi, kurangnya kesadaran
mahasiswa terhadap pentingnya nilai gotong royong, hingga minimnya dukungan
dari institusi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kolaborasi.
Untuk mengatasi berbagai tantangan ini, diperlukan strategi
komprehensif yang melibatkan semua pihak, baik mahasiswa, dosen, institusi
pendidikan, maupun pemerintah. Pengintegrasian nilai gotong royong ke dalam
kegiatan mahasiswa dapat menjadi langkah awal yang konkret. Selain itu,
institusi pendidikan juga perlu mendukung melalui kurikulum yang memasukkan pendidikan
karakter berbasis gotong royong dan menciptakan kebijakan yang mendorong
kolaborasi serta interaksi antar mahasiswa. Tidak kalah penting, upaya untuk
memanfaatkan teknologi sebagai sarana kolaborasi perlu terus dikembangkan agar
nilai gotong royong dapat diadaptasi dalam konteks kehidupan modern.
Pada akhirnya, gotong royong bukan hanya sekadar tradisi
atau nilai budaya, tetapi juga modal sosial yang sangat penting dalam menjaga
persatuan dan harmoni di lingkungan kampus. Jika dikelola dengan baik, gotong
royong dapat menjadi fondasi untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya
berprestasi secara akademik tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
Dengan menjadikan nilai gotong royong sebagai bagian integral dari kehidupan
kampus, kita dapat terus mempertahankan dan mengembangkan semangat persatuan
Indonesia di tengah dinamika perubahan zaman.
Saran
·
Aktif terlibat dalam
kegiatan kolektif dan mempraktikkan nilai gotong royong dalam kehidupan
sehari-hari di kampus.
·
Mengintegrasikan nilai
gotong royong dalam kebijakan, kurikulum, dan program pendidikan.
·
Mendukung kampus dengan
kebijakan yang mempromosikan nilai persatuan dan gotong royong di lingkungan
pendidikan.
Daftar Pustaka
Koentjaraningrat. (2020). Kebudayaan, Mentalitas dan
Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Tilaar, H. A. R. (2019). Multikulturalisme: Tantangan
Globalisasi dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo.
Effendi, S. (2018). Gotong Royong sebagai Modal Sosial:
Perspektif Sosiologi. Jurnal Sosiologi Indonesia, 15(2), 120-135.
Geertz, C. (1963). Agricultural Involution: The Processes
of Ecological Change in Indonesia. Berkeley: University of California
Press.
Hidayat, R. (2020). Membangun Karakter Mahasiswa Melalui
Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter, 12(1), 45-60.
No comments:
Post a Comment