Pentingnya Kreativitas dalam
Memperkenalkan Nilai Pancasila kepada Generasi Z
Oleh: Muhammad Fathan Farizi (41823010019)
Abstrak
Kreativitas
memiliki peran yang sangat penting dalam memperkenalkan nilai-nilai Pancasila
kepada Generasi Z, yang dikenal sebagai generasi yang tumbuh di era digital
dengan akses informasi yang sangat cepat dan beragam. Pancasila, sebagai dasar
negara Indonesia, mengandung nilai-nilai luhur yang harus dipahami dan
diterapkan oleh seluruh rakyat Indonesia, termasuk Generasi Z. Namun, tantangan
terbesar adalah bagaimana menyampaikan nilai-nilai tersebut dengan cara yang
relevan dan menarik bagi generasi yang lebih muda ini. Di sinilah pentingnya
kreativitas dalam menyampaikan pesan-pesan Pancasila.
Generasi Z
memiliki karakteristik unik, seperti ketergantungan pada teknologi,
kecenderungan untuk mencari informasi secara mandiri, serta preferensi untuk
komunikasi yang cepat dan visual. Oleh karena itu, cara tradisional dalam
memperkenalkan Pancasila melalui ceramah atau buku mungkin kurang efektif bagi
mereka. Sebagai solusi, kreativitas diperlukan untuk menciptakan metode
penyampaian yang lebih inovatif dan menyentuh dunia mereka. Misalnya,
menggunakan media sosial, aplikasi mobile, permainan interaktif, hingga konten
multimedia yang menggabungkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
mereka.
Artikel ini
bertujuan untuk menggali pentingnya kreativitas dalam memperkenalkan Pancasila
kepada Generasi Z dan menjelaskan berbagai pendekatan kreatif yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pemahaman serta penerimaan mereka terhadap
nilai-nilai Pancasila. Dalam konteks ini, pembahasan akan difokuskan pada pentingnya
pendekatan yang bersifat kontekstual dan menarik bagi Gen Z, seperti penggunaan
platform digital dan media sosial yang menjadi bagian integral dalam kehidupan
mereka. Selain itu, artikel ini juga akan membahas tantangan-tantangan yang
dihadapi dalam memperkenalkan Pancasila kepada generasi muda ini dan bagaimana
kreativitas dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Pancasila,
yang memiliki lima sila yang mencakup nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan sosial, tidak hanya merupakan simbol negara, tetapi
juga pedoman hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, upaya untuk memperkenalkan Pancasila kepada Generasi Z harus
dilakukan dengan cara yang lebih relevan dengan kehidupan mereka, sekaligus mempertahankan
nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Artikel ini juga akan membahas
berbagai contoh penerapan kreativitas dalam pendidikan dan pengenalan Pancasila
yang sudah dilakukan, serta memberikan rekomendasi untuk pengembangan lebih
lanjut dalam konteks pendidikan di era digital.
Dengan
adanya pendekatan yang lebih kreatif, diharapkan Generasi Z dapat lebih
memahami, menghargai, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
mereka, sehingga Pancasila tetap menjadi landasan kuat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di masa depan.
Kata Kunci
Kreativitas, Pancasila, Generasi Z, Pendidikan, Media
Sosial, Inovasi, Nilai Pancasila, Era Digital, Pengajaran, Pengenalan Nilai
Pendahuluan
Pancasila
merupakan dasar negara Indonesia yang menjadi landasan ideologi dan pandangan
hidup bangsa. Sejak disahkan pada 18 Agustus 1945, Pancasila telah menjadi
pedoman bagi seluruh warga negara Indonesia dalam berperilaku, bermasyarakat,
dan bernegara. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila—seperti
keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, penghargaan terhadap kemanusiaan, semangat
persatuan, kedaulatan rakyat, serta keadilan sosial—merupakan pilar utama yang
membentuk karakter bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pengenalan dan pemahaman
terhadap nilai-nilai Pancasila sangat penting untuk menjaga kelangsungan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang damai, adil, dan sejahtera.
Namun,
tantangan dalam memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila semakin
besar seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Generasi Z,
yang saat ini berada pada usia remaja dan dewasa muda, merupakan generasi yang
sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Mereka
tumbuh di tengah kemajuan digital yang luar biasa pesat, sehingga memiliki cara
berpikir, belajar, dan berinteraksi yang berbeda dibandingkan dengan generasi
sebelumnya. Bagi mereka, informasi dan hiburan lebih banyak datang melalui
media sosial, aplikasi digital, dan platform multimedia lainnya.
Pancasila,
yang merupakan ideologi klasik dan universal, seringkali dipandang oleh
Generasi Z sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman dan tidak relevan dengan
kehidupan mereka yang serba modern dan digital. Oleh karena itu, diperlukan
suatu pendekatan yang lebih kreatif, inovatif, dan sesuai dengan karakteristik
Generasi Z dalam menyampaikan nilai-nilai Pancasila. Kreativitas menjadi kunci
dalam mencari metode yang tepat untuk memperkenalkan Pancasila dengan cara yang
menarik dan dapat diterima oleh mereka. Hal ini juga menjadi tantangan besar
bagi para pendidik, pengambil kebijakan, dan masyarakat luas untuk beradaptasi
dengan perkembangan zaman, sambil tetap menjaga keberlanjutan dan pengamalan
nilai-nilai Pancasila.
Dalam
konteks inilah pentingnya kreativitas dalam memperkenalkan nilai-nilai
Pancasila kepada Generasi Z. Pendekatan-pendekatan baru yang melibatkan
teknologi dan media sosial dapat menjadi solusi untuk mempermudah dan
mempercepat proses internalisasi Pancasila. Oleh karena itu, artikel ini akan
membahas peran kreativitas dalam menyampaikan pesan-pesan Pancasila kepada
Generasi Z serta berbagai tantangan yang dihadapi dalam usaha tersebut.
PERMASALAHAN
Tantangan utama yang dihadapi dalam memperkenalkan Pancasila kepada Generasi
Z adalah bagaimana mengubah persepsi mereka terhadap Pancasila yang sering
dianggap tidak relevan dengan kehidupan mereka yang serba digital. Beberapa
permasalahan yang muncul dalam upaya ini antara lain:
1. Keterbatasan Pemahaman tentang Pancasila
Generasi Z cenderung kurang memiliki pemahaman yang mendalam tentang Pancasila.
Di banyak sekolah, pengajaran tentang Pancasila sering kali bersifat teoritis
dan formal, dengan pendekatan yang kurang menarik dan tidak terkait langsung
dengan kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini membuat generasi muda kurang
merasa tertarik untuk mempelajari dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan mereka.
2. Kurangnya Pendekatan yang Relevan dengan Dunia Digital
Media tradisional seperti buku teks, ceramah, atau kelas formal belum cukup
efektif dalam menjangkau Generasi Z yang lebih nyaman berinteraksi melalui
platform digital dan media sosial. Oleh karena itu, pendekatan konvensional
kurang mampu menarik perhatian mereka, yang lebih sering mengakses informasi
secara visual, interaktif, dan dalam bentuk konten yang cepat dan mudah
dipahami.
3. Perubahan Nilai dan Pandangan Dunia
Generasi Z hidup dalam dunia yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi, globalisasi, dan berbagai budaya yang saling berinteraksi. Perubahan
dalam pola pikir dan cara hidup mereka sering kali bertentangan dengan
nilai-nilai tradisional yang ada dalam Pancasila. Hal ini memunculkan tantangan
bagaimana membuat nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan diterima dalam
konteks kehidupan modern mereka.
4. Tantangan Sosial dan Politik
Selain masalah pemahaman dan relevansi, tantangan lainnya adalah bagaimana
nilai-nilai Pancasila dapat menjadi landasan yang solid dalam menghadapi
permasalahan sosial dan politik yang terjadi di masyarakat. Persoalan seperti
intoleransi, radikalisasi, dan ketidakadilan sosial seringkali muncul di
kalangan Generasi Z, yang memerlukan penanaman nilai-nilai Pancasila yang mampu
mengatasi masalah-masalah tersebut.
5. Peran Media Sosial dan Teknologi
Media sosial dan teknologi digital memiliki dampak besar dalam membentuk pola
pikir dan perilaku Generasi Z. Namun, media sosial juga sering kali dipenuhi
dengan informasi yang tidak selalu mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Salah satu
tantangan adalah bagaimana menciptakan konten kreatif yang dapat menanggapi
kecenderungan Generasi Z untuk mengonsumsi informasi secara cepat dan
menghibur, sambil tetap mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila.
Dengan berbagai permasalahan tersebut, penting untuk mencari cara-cara
kreatif dan inovatif dalam memperkenalkan Pancasila kepada Generasi Z, agar
mereka dapat memahami, mengaplikasikan, dan menjadikan Pancasila sebagai bagian
dari kehidupan mereka di era digital ini.
PEMBAHASAN
Pengenalan dan pemahaman nilai-nilai Pancasila kepada Generasi Z adalah
suatu tantangan besar yang memerlukan pendekatan yang inovatif, kreatif, dan
relevan dengan perkembangan zaman. Generasi Z, yang lahir di era digital,
memiliki cara pandang dan cara berinteraksi yang berbeda dengan generasi
sebelumnya. Dalam konteks ini, kreativitas memainkan peranan yang sangat
penting dalam memperkenalkan Pancasila kepada mereka. Pembahasan ini akan mengupas
beberapa aspek terkait pentingnya kreativitas dalam memperkenalkan nilai-nilai
Pancasila, mulai dari pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan, tantangan
yang dihadapi, serta contoh-contoh implementasi kreatif yang telah dilakukan di
berbagai bidang.
1. Karakteristik Generasi Z dan
Dampaknya terhadap Pengenalan Pancasila
Generasi Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 dan
tumbuh besar dalam dunia yang sangat dipengaruhi oleh teknologi informasi dan
komunikasi. Mereka dikenal sebagai generasi yang sangat terhubung dengan dunia
digital, menghabiskan waktu yang signifikan di media sosial, serta terbiasa
dengan informasi yang cepat, visual, dan interaktif. Karena itu, mereka
cenderung lebih memilih media yang bersifat dinamis dan mudah diakses.
Salah satu karakteristik utama Generasi Z adalah kecenderungan mereka untuk
lebih memperhatikan visual dan konten yang interaktif. Mereka lebih mudah
terlibat dengan video, infografis, dan animasi dibandingkan dengan teks panjang
atau materi pelajaran yang kaku. Hal ini menjadikan metode tradisional dalam
memperkenalkan Pancasila, seperti ceramah atau pembelajaran dalam bentuk buku
teks, kurang efektif. Untuk itu, pendekatan yang lebih kreatif, yang melibatkan
media digital, menjadi sangat penting.
Selain itu, Generasi Z juga cenderung memiliki sifat individualistik dan
berorientasi pada pencarian informasi yang sesuai dengan minat dan
kebutuhannya. Oleh karena itu, perlu adanya cara yang lebih personal dalam
menyampaikan nilai-nilai Pancasila, yang dapat disesuaikan dengan minat serta
kebutuhan mereka.
2. Peran Kreativitas dalam
Meningkatkan Pemahaman Pancasila
Kreativitas dapat digunakan dalam berbagai bentuk untuk memperkenalkan dan
mengajarkan Pancasila kepada Generasi Z, baik dalam konteks pendidikan formal
maupun non-formal. Ada beberapa pendekatan kreatif yang dapat dilakukan untuk
menjangkau mereka secara lebih efektif, antara lain melalui teknologi, media
sosial, dan konten visual.
a. Pemanfaatan Media Sosial dan Platform Digital
Salah satu cara yang paling efektif dalam menjangkau Generasi Z adalah
melalui platform media sosial yang mereka gunakan sehari-hari, seperti
Instagram, TikTok, YouTube, dan Twitter. Melalui platform ini, informasi dapat
disampaikan dalam bentuk yang lebih ringan dan menarik. Misalnya, melalui video
pendek yang memuat penjelasan tentang setiap sila dalam Pancasila, diiringi
dengan ilustrasi atau animasi yang menarik, sehingga pesan tersebut dapat lebih
mudah dicerna dan diterima oleh audiens muda.
Contohnya, kampanye atau challenge di TikTok yang mengajak generasi muda
untuk berkreasi dengan nilai-nilai Pancasila, seperti mengunggah video yang
menunjukkan tindakan gotong royong atau kebersamaan di tengah perbedaan.
Kampanye semacam ini, jika dikemas dengan menarik dan mengundang partisipasi,
akan lebih efektif dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya Pancasila.
b. Konten Visual dan Interaktif
Mengingat Generasi Z sangat menyukai konten yang visual dan interaktif,
pengajaran tentang Pancasila dapat dikemas dalam bentuk infografis, poster
digital, atau permainan interaktif berbasis aplikasi yang mengajarkan
nilai-nilai Pancasila. Misalnya, aplikasi mobile atau game edukatif yang
mengajak pemain untuk menyelesaikan tantangan yang berkaitan dengan setiap sila
dalam Pancasila. Dalam permainan tersebut, pemain dapat menghadapi situasi
sosial yang memerlukan keputusan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila,
seperti menyelesaikan konflik dengan cara damai, menunjukkan sikap toleransi,
atau berbuat adil kepada sesama.
Infografis yang menggambarkan relevansi masing-masing sila Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
tersebut secara visual dan menarik. Misalnya, infografis yang menjelaskan
bagaimana sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, dapat diwujudkan dalam sikap
toleransi antarumat beragama di Indonesia.
c. Film Dokumenter dan Video Edukasi
Film dokumenter atau video edukasi pendek yang mengisahkan perjuangan bangsa
Indonesia dalam merumuskan dan menegakkan Pancasila juga dapat menjadi cara
yang kreatif untuk memperkenalkan nilai-nilai Pancasila. Video-video ini dapat
diproduksi dengan gaya yang sesuai dengan selera generasi muda, menggabungkan
narasi yang kuat dengan visual yang menarik, serta musik yang sesuai dengan
tren terkini.
Misalnya, video dokumenter yang mengangkat cerita sejarah perjuangan para
pahlawan dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia, dilengkapi dengan wawancara
dari tokoh-tokoh muda yang memahami dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Pendekatan ini akan memberi inspirasi dan memperlihatkan
relevansi Pancasila dalam kehidupan modern.
3. Tantangan dalam Menggunakan
Kreativitas untuk Memperkenalkan Pancasila
Meskipun kreativitas menawarkan banyak potensi dalam memperkenalkan
Pancasila, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan dalam
implementasinya. Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi dalam upaya
ini:
a. Persaingan dengan Konten Digital Lain
Generasi Z memiliki akses tak terbatas terhadap berbagai jenis konten
digital, dari hiburan hingga informasi yang sangat beragam. Dalam dunia yang
serba cepat ini, menarik perhatian mereka untuk mengikuti konten yang berkaitan
dengan Pancasila menjadi suatu tantangan tersendiri. Jika pesan yang
disampaikan tidak cukup menarik, atau tidak dikemas dengan cara yang
menyenangkan dan menghibur, maka generasi muda akan cenderung lebih memilih
konten lain yang lebih menarik minat mereka.
b. Kebutuhan untuk Menjaga Keaslian dan Integritas Nilai Pancasila
Salah satu tantangan terbesar dalam menyampaikan Pancasila dengan pendekatan
kreatif adalah menjaga agar pesan yang disampaikan tetap setia pada nilai-nilai
asli Pancasila. Pendekatan yang terlalu kreatif atau bergantung pada tren
tertentu bisa berisiko mengubah substansi dan makna dari setiap sila Pancasila.
Oleh karena itu, penting bagi para pembuat konten untuk memastikan bahwa
nilai-nilai Pancasila tetap dihormati dan diterjemahkan dengan cara yang tepat,
meskipun dikemas secara kreatif.
c. Keterbatasan Akses terhadap Teknologi
Meskipun Generasi Z pada umumnya sangat terhubung dengan dunia digital, ada
sebagian dari mereka yang masih terbatas dalam hal akses terhadap teknologi,
seperti perangkat yang memadai atau koneksi internet yang stabil. Oleh karena
itu, penting untuk menciptakan pendekatan yang dapat diakses oleh semua lapisan
masyarakat, baik yang memiliki akses teknologi tinggi maupun yang terbatas.
4. Contoh Implementasi Kreatif
dalam Pengajaran Pancasila
Beberapa contoh implementasi kreatif dalam pengajaran Pancasila kepada
Generasi Z yang telah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, antara lain:
·
Pelatihan Pancasila
Berbasis Teknologi: Beberapa sekolah atau lembaga pendidikan telah
menggunakan aplikasi mobile yang dirancang untuk mengajarkan nilai-nilai
Pancasila kepada siswa. Aplikasi ini berisi kuis, video, dan game yang mengajak
peserta untuk memahami setiap sila Pancasila dengan cara yang menyenangkan.
·
Kampanye Sosial
Media yang Interaktif: Melalui platform media sosial seperti Instagram
dan TikTok, banyak organisasi dan lembaga pemerintah yang mengadakan kampanye
yang mengajak generasi muda untuk berbagi cerita atau pengalaman tentang
bagaimana mereka mengamalkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
·
Konten Edukasi
melalui YouTube: Beberapa YouTuber dan influencer dengan pengikut muda
menggunakan kanal mereka untuk mengedukasi tentang Pancasila dengan cara yang
ringan dan menghibur, seperti dengan membuat video sketsa atau parodi yang
menggambarkan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam situasi-situasi modern.
5. Pentingnya Kolaborasi dalam
Meningkatkan Kreativitas
Pengenalan Pancasila kepada Generasi Z memerlukan kolaborasi antara berbagai
pihak, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, hingga para kreator konten
dan media. Kerja sama yang erat antar berbagai sektor ini dapat menghasilkan
solusi yang lebih inovatif dan efektif dalam memperkenalkan Pancasila dengan
cara yang sesuai dengan perkembangan zaman.
KESIMPULAN
Pentingnya
kreativitas dalam memperkenalkan nilai-nilai Pancasila kepada Generasi Z tidak
dapat dipandang sebelah mata. Generasi Z, yang tumbuh di tengah perkembangan
teknologi digital yang pesat, memiliki cara berpikir dan berinteraksi yang
berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka lebih cenderung untuk mengakses
informasi melalui platform digital, media sosial, dan konten visual yang cepat
dan menarik. Oleh karena itu, pendekatan kreatif sangat dibutuhkan untuk
menyampaikan pesan-pesan Pancasila yang relevan dengan kehidupan mereka
sehari-hari.
Melalui
pemanfaatan berbagai media digital seperti video edukasi, infografis, aplikasi
mobile, serta kampanye di media sosial, nilai-nilai Pancasila dapat disampaikan
secara lebih menarik dan mudah dipahami oleh Generasi Z. Kreativitas dalam
pendekatan ini juga berperan dalam menjadikan Pancasila tidak hanya sebagai
konsep yang teoritis, tetapi sebagai nilai hidup yang dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Namun, dalam
upaya ini juga terdapat beberapa tantangan, seperti persaingan dengan konten
digital lain, keterbatasan akses teknologi bagi sebagian kalangan, dan risiko
perubahan substansi nilai Pancasila akibat terlalu banyaknya kreativitas yang
terlibat. Oleh karena itu, dibutuhkan keseimbangan antara pendekatan kreatif
dan pemahaman yang mendalam tentang Pancasila agar esensi nilai-nilai luhur
tersebut tetap terjaga.
SARAN
·
Pengembangan Media Pembelajaran Digital yang Inovatif
Pemerintah dan lembaga pendidikan sebaiknya mengembangkan lebih banyak media
pembelajaran berbasis teknologi yang dapat memperkenalkan nilai-nilai Pancasila
secara menarik dan interaktif. Aplikasi mobile, game edukasi, dan video
pembelajaran yang menyajikan Pancasila dalam konteks kehidupan sehari-hari
dapat meningkatkan pemahaman Generasi Z mengenai nilai-nilai tersebut.
·
Penyuluhan dan Kampanye yang Menggunakan Media Sosial
Mengingat Generasi Z sangat aktif di media sosial, kampanye kreatif di platform
seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan Twitter dapat menjadi alat yang sangat
efektif untuk menyebarkan pemahaman tentang Pancasila. Penggunaan challenge,
konten visual, dan video pendek yang mengangkat nilai-nilai Pancasila dapat
menarik perhatian mereka dengan cara yang menyenangkan.
·
Melibatkan Influencer dan Kreator Konten
Melibatkan influencer dan kreator konten yang memiliki pengaruh besar di
kalangan Generasi Z untuk ikut serta dalam kampanye pengenalan Pancasila bisa
menjadi salah satu strategi yang efektif. Mereka dapat menyampaikan pesan
Pancasila dengan cara yang lebih personal dan sesuai dengan tren yang ada.
·
Penyuluhan yang Menyentuh Masalah Sosial Aktual
Selain mengajarkan nilai-nilai Pancasila dalam konteks sejarah, penting juga
untuk mengaitkan nilai-nilai tersebut dengan masalah sosial yang sedang
berkembang di masyarakat, seperti isu-isu toleransi, keberagaman, keadilan
sosial, dan hak asasi manusia. Dengan mengaitkan Pancasila dengan isu-isu
terkini, Generasi Z dapat melihat relevansi nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan mereka.
·
Peningkatan Akses Teknologi
Agar semua lapisan masyarakat dapat mengakses informasi tentang Pancasila,
perlu ada upaya untuk meningkatkan pemerataan akses terhadap teknologi.
Pemerintah dan lembaga pendidikan dapat bekerja sama untuk menyediakan
perangkat dan akses internet yang lebih luas kepada masyarakat, terutama di
daerah-daerah yang kurang terlayani.
DAFTAR PUSTAKA
· Arief, M. (2020). Peran
Pancasila dalam Pembentukan Karakter Bangsa di Era Globalisasi. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
· Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. (2018). Pedoman Pendidikan Pancasila untuk
Generasi Z. Jakarta: Kemdikbud RI.
· Kusuma, R. (2019).
"Kreativitas dalam Mengajarkan Pancasila kepada Generasi Milenial." Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 5(3), 45-58.
· Prasetyo, A. (2021). Generasi Z:
Tantangan dan Peluang dalam Memperkenalkan Nilai-Nilai Pancasila.
Yogyakarta: Lembaga Pendidikan Indonesia.
· Santosa, D. (2022).
"Pendidikan Pancasila di Era Digital: Menyentuh Generasi Z." Jurnal
Sosial dan Politik, 4(2), 112-127.
· Taufik, S., & Handayani, L.
(2020). "Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila di Era Digital." Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, 7(1), 99-113.
· Yuliani, D. (2021). Strategi Pembelajaran
Pancasila untuk Generasi Z dalam Era Media Sosial. Jakarta: Pustaka Alam.
No comments:
Post a Comment