Oleh : Okta Salsabila (D04)
ABSTRAK
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia memiliki sejarah panjang yang dimulai pada tahun 1957 di masa pemerintahan Presiden Soekarno dengan istilah Civics.
Awalnya, pendidikan ini berfokus pada pembentukan karakter bangsa melalui pengajaran nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila. Pada tahun 1968, istilah Civics diubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan, yang kemudian berkembang menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) pada tahun 1975. Selanjutnya, pada tahun 1994, PMP berubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).Era
reformasi membawa perubahan yang sangat jauh dengan menghilangkan unsur
indoktrinasi dan mengganti nama menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Kurikulum terus berkembang hingga saat ini dengan penekanan pada penguatan
nilai-nilai demokrasi, nasionalisme, dan kesadaran kewarganegaraan. Perkembangan
ini mencerminkan dinamika politik dan sosial di Indonesia, dengan tujuan
membentuk warga negara yang aktif, kritis, dan bertanggung jawab.
Kata Kunci: Civics, pendidikan kewarganegaraan, sejarah.
PENDAHULUAN
Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia mempunyai cerita panjang yang dimulai sejak
tahun 1957. Dulu, di zaman Presiden Soekarno, namanya adalah Civics. Waktu
itu, PKn dipakai untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan semangat berjuang
pada para siswa.
Waktu berlalu, nama mata pelajaran ini
beberapa kali berubah. Sempat menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di
tahun 1975, lalu berubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) di tahun 1994. Setelah era reformasi, namanya kembali menjadi
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Perubahan nama ini bukan hanya ganti istilah saja, tapi juga perubahan isi pelajaran. PKn terus berkembang mengikuti zaman dan kebutuhan bangsa, dengan tujuan untuk menciptakan warga negara yang pintar, berkarakter, dan cinta pada Indonesia. Sekarang, PKn diharapkan bisa membuat siswa lebih kritis, punya rasa nasionalisme, dan ikut aktif membangun negara.
PERMASALAHAN
Pendidikan
Kewarganegaraan di Indonesia memiliki sejarah panjang dan menghadapi berbagai
masalah dalam perkembangannya. Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1957
dengan nama "Civics", pendidikan ini lebih banyak menekankan
hafalan dan pengajaran satu arah, sehingga siswa kurang diajak untuk berpikir
kritis. Kurikulum pendidikan kewarganegaraan sering berubah-ubah mengikuti
situasi politik, seperti berganti nama menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
di era Orde Baru, lalu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) setelah
reformasi. Perubahan ini sering membingungkan guru dan siswa. Selain itu,
pembelajaran masih terlalu teoritis dan kurang melibatkan siswa dalam praktik
nyata secara langsung di masyarakat, sehingga mereka sulit memahami bagaimana
menerapkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari. Masalah
lainnya adalah kurangnya perhatian terhadap keragaman budaya Indonesia dalam
materi pembelajaran, padahal toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan
sangat penting untuk membangun persatuan bangsa. Untuk mengatasi masalah ini,
diperlukan perbaikan kurikulum yang lebih relevan, peningkatan kualitas guru,
dan pendekatan pembelajaran yang lebih praktis agar pendidikan kewarganegaraan
benar-benar membantu membentuk generasi yang cerdas, berkarakter, dan peduli
terhadap bangsa.
PEMBAHASAN
Sejarah pendidikan kewarganegaraan di Indonesia dimulai pada tahun 1957 di masa pemerintahan Presiden Soekarno dengan istilah "Civics". Pada masa itu, pendidikan ini berfokus pada nation and character building melalui pengajaran sejarah perjuangan bangsa, Undang-Undang Dasar 1945, pidato kenegaraan, dan nilai-nilai kebangsaan. Namun, pendekatan yang digunakan lebih bersifat indoktrinasi dan menekankan aspek hafalan, karena sebagian besar masyarakat belum memahami konsep kewarganegaraan secara mendalam. Pada tahun 1962, istilah "Civics" diusulkan untuk diganti menjadi "Kewargaan Negara", tetapi perubahan resmi baru terjadi pada tahun 1968 ketika mata pelajaran ini dimasukkan dalam kurikulum sekolah.
Perkembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1975, ketika mata pelajaran ini berganti nama menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP), yang bertujuan menanamkan nilai-nilai Pancasila secara sistematis. Setelah reformasi 1998, PMP diubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) untuk menghilangkan kesan sebagai produk Orde Baru. Pada era Megawati Soekarnoputri dan Soesilo Bambang Yudhoyono, kurikulum berbasis kompetensi mulai diperkenalkan, dan Pendidikan Kewarganegaraan kembali ditekankan sebagai bagian dari pembentukan karakter bangsa. Kurikulum 2013 kemudian memperkuat integrasi nilai-nilai Pancasila dengan pendidikan karakter untuk menjawab tantangan global.
Secara keseluruhan, pendidikan kewarganegaraan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan mengikuti dinamika politik dan sosial bangsa. Meskipun telah berkembang, tantangan seperti minimnya pendekatan praktis dan kurangnya integrasi multikulturalisme masih perlu diperbaiki agar pendidikan ini dapat berfungsi optimal dalam membentuk generasi yang cerdas, berkarakter, dan peduli terhadap bangsa.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia adalah bahwa PKn memiliki sejarah yang panjang dan mengalami berbagai perubahan nama serta isi sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1957. Dari awalnya dikenal sebagai "Civics" di era Presiden Soekarno, hingga berganti menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), PKn akhirnya disederhanakan menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) setelah reformasi. Perubahan ini mencerminkan upaya untuk menyesuaikan materi ajar dengan kebutuhan zaman dan konteks sosial yang berkembang. Tujuan utama PKn adalah untuk menciptakan warga negara yang cerdas, berkarakter, dan mencintai tanah air, serta mendorong siswa untuk berpikir kritis dan aktif berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Dengan demikian, PKn diharapkan dapat berperan penting dalam membentuk generasi muda yang peduli terhadap negara dan mampu menghadapi tantangan global.
DAFTAR PUSTAKA
Pustikom-Ung.
(n.d.). SEJARAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN –
FITRIA
MANGKAT - UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. mahasiswa.ung.ac.id.
Amalia, V. (2021, May
19). Sejarah PKn di Indonesia, Aktualisasi dan Pengajarannya dalam
Ranah Sekolah Dasar Halaman 1 - Kompasiana.com. KOMPASIANA. https://www.kompasiana.com/viviam07/60a4d1a08ede486d8b059f32/sejarah-pkn-di-indonesia-aktualisasi-dan-pengajarannya-dalam-ranah-sekolah-dasar
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.