Thursday, March 13, 2025

Strategi Efekrif dalam Mengajarkan Pendidikan Kewarganegaraan di Kampus

 

Oleh: Annisa Putri (D11)

Abstrak

 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata kuliah wajib di perguruan tinggi yang bertujuan untuk membentuk mahasiswa yang memiliki pemahaman yang kuat mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara serta memiliki sikap kritis terhadap berbagai isu kebangsaan.

Namun, dalam praktiknya, pengajaran PKn masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya minat mahasiswa, metode pengajaran yang monoton, serta minimnya pengalaman praktis dalam menerapkan konsep-konsep kewarganegaraan. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang lebih inovatif, interaktif, dan aplikatif agar PKn tidak hanya menjadi teori, tetapi juga dapat dipahami dan diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini membahas beberapa strategi efektif yang dapat diterapkan dalam pengajaran PKn di perguruan tinggi, seperti pembelajaran berbasis pengalaman, pemanfaatan teknologi digital, metode diskusi dan debat, serta kolaborasi dengan lembaga eksternal. Diharapkan, dengan penerapan strategi ini, mahasiswa dapat lebih memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kehidupan sosial dan profesional mereka.


Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Strategi Pembelajaran, Perguruan Tinggi, Metode Inovatif, Partisipasi Mahasiswa



Pendahuluan


Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata kuliah penting di perguruan tinggi yang bertujuan membentuk mahasiswa yang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, serta memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara. Namun, dalam praktiknya, pengajaran PKn sering menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya minat mahasiswa, metode pengajaran yang monoton, serta kurangnya integrasi antara teori dan praktik. Artikel ini membahas strategi efektif dalam mengajarkan PKn di kampus dengan pendekatan inovatif yang melibatkan metode pembelajaran aktif, teknologi, dan pengalaman langsung. Dengan menerapkan strategi ini, diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami, menginternalisasi, dan menerapkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari.


Sebagian mahasiswa menganggap mata kuliah ini tidak terlalu penting dibandingkan dengan mata kuliah lain yang lebih berkaitan langsung dengan jurusan mereka. Selain itu, metode pengajaran yang masih bersifat konvensional, seperti ceramah satu arah, menyebabkan pembelajaran menjadi kurang menarik dan sulit dipahami oleh mahasiswa (Suryadi, 2021).

Mata kuliah PKn di Perguruan Tinggi sebagai keberlanjutan dari studi-studi dari SD SMA. PKn diajarkan di Perguruan Tinggi lebih luas, komprehensif serta detail sampai terperinci penjelasannya. Apalagi jika mengambil program studi PPKn, diharapkan lebih explore dari materinya. PKn diajarkan sampai tingkat Perguruan Tinggi ada dasarnya yaitu pada Pasal 37 ayat (1) dan (2). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2003), tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa PKn wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

PKn menjadi salah satu kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) yang dirancang secara khusus untuk memberikan pemahaman dan pengertian kepada para mahasiswa mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antar warga negara serta pendidikan bela negara. PKn juga sebagai bekal agar menjadi warga negara yang mempuyai sikap nasionalisme yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Selanjutnya memuat materi-materi mengenai hukum dan politik yang ada dan terus berkembang. Mahasiswa diajarkan untuk menjadi lebih bertanggung jawab, demokratis, analitis, kritis dan solutif terhadap masalah-masalah yang timbul baik di dalam negeri maupun luar negeri. Tidak hanya sebatas teori-teori saja yang diberikan kepada para peserta didik. Tetapi, juga memberikan penanaman values melalui sentuhan moral dan sikap sosial.

Tantangan lain yang dihadapi dalam pengajaran PKn adalah kurangnya integrasi teknologi dalam pembelajaran serta minimnya pengalaman praktis yang diberikan kepada mahasiswa. Hal ini menyebabkan materi yang diajarkan terasa abstrak dan sulit untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang lebih inovatif dan efektif agar PKn dapat lebih relevan dan menarik bagi mahasiswa.



Permasalahan dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kampus


1. Kurangnya Minat Mahasiswa

  • Banyak mahasiswa menganggap PKn sebagai mata kuliah tambahan yang tidak memiliki relevansi langsung dengan bidang studi mereka (Zamroni, 2019).
  • Kurangnya pemahaman tentang pentingnya PKn dalam kehidupan sehari-hari membuat mahasiswa tidak termotivasi untuk belajar.
  • Mahasiswa lebih tertarik pada mata kuliah yang memiliki dampak langsung terhadap karier profesional merek.

2. Metode Pengajaran yang Monoton

  • Dosen lebih sering menggunakan metode ceramah satu arah yang kurang melibatkan partisipasi mahasiswa.
  • Tidak adanya pendekatan interaktif menyebabkan mahasiswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran.
  • Kurangnya variasi dalam metode pembelajaran membuat mahasiswa sulit memahami materi secara mendalam.

3. Minimnya Pengalaman Praktis dalam Menerapkan Nilai-Nilai Kewarganegaraan

  • Materi PKn sering kali hanya diajarkan secara teoritis tanpa memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa.
  • Mahasiswa sulit memahami bagaimana konsep-konsep kewarganegaraan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
  • Kurangnya kegiatan berbasis pengalaman seperti simulasi sidang parlemen atau keterlibatan dalam program sosial.


---


Strategi Efektif dalam Mengajarkan Pendidikan Kewarganegaraan di Kampus


1. Menggunakan Metode Pembelajaran Aktif

  • Mahasiswa diajak untuk berdiskusi mengenai isu-isu kebangsaan seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan kebijakan publik.
  • Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mempertahankan argumen mereka mengenai isu kewarganegaraan tertentu, sehingga mereka belajar berpikir kritis dan memahami berbagai sudut pandang.
  • Dosen memberikan studi kasus nyata yang harus dianalisis oleh mahasiswa, sehingga mereka dapat memahami bagaimana prinsip-prinsip kewarganegaraan diterapkan dalam kehidupan nyata.

2. Mengintegrasikan Kegiatan Berbasis Pengalaman

  • Mahasiswa diterjunkan ke masyarakat untuk mengaplikasikan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kehidupan sosial.
  • Mahasiswa bermain peran sebagai anggota parlemen dan belajar bagaimana kebijakan publik dibuat dan diperdebatkan.
  • Mahasiswa didorong untuk terlibat dalam kegiatan sosial, seperti advokasi hak asasi manusia dan kampanye kesadaran hukum.

3. Mendorong Pemikiran Kritis dan Partisipasi Mahasiswa

  • Mahasiswa diberikan tugas untuk menganalisis kebijakan publik yang sedang berlangsung dan memberikan opini.
  • Mahasiswa diajak untuk menulis artikel opini atau esai mengenai isu kewarganegaraan.
  • Mahasiswa diajak membentuk komunitas yang aktif membahas isu-isu kebangsaan.

4. Kolaborasi dengan Lembaga Eksternal

  • Mengundang akademisi, aktivis, atau pejabat pemerintah untuk memberikan perspektif nyata mengenai isu kewarganegaraan.
  • Memberikan mahasiswa kesempatan untuk memahami langsung bagaimana kebijakan publik dibuat dan diimplementasikan.


Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan

Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk mahasiswa yang memiliki kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga negara. Namun, dalam praktiknya, pengajaran PKn masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya minat mahasiswa, metode pengajaran yang monoton, serta minimnya pengalaman praktis.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan strategi pembelajaran yang lebih inovatif dan interaktif. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain adalah metode pembelajaran aktif, kegiatan berbasis pengalaman, serta kolaborasi dengan lembaga eksternal.


Saran

1. Bagi Dosen: Mengembangkan metode pembelajaran yang lebih interaktif agar mahasiswa lebih tertarik dalam mengikuti mata kuliah PKn.

2. Bagi Mahasiswa: Lebih aktif dalam diskusi dan kegiatan yang berhubungan dengan kewarganegaraan.

3. Bagi Institusi Pendidikan: Mendukung pengembangan kurikulum yang lebih aplikatif serta menyediakan fasilitas dan kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat dalam isu-isu kewarganegaraan.


---


Daftar Pustaka

Budimansyah, D., & Suryadi, K. (2020). Pendidikan Kewarganegaraan: Perspektif Kritis dalam Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryadi, K. (2021). Metode Pembelajaran Aktif dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zamroni, M. (2019). Demokrasi dan Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

No comments:

Post a Comment

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI Oleh Qeisha Zulva (D02) ABSTRAK Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)...