Oleh: Fitri Handayani (D14)
ABSTRAK
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civic Education adalah program pendidikan lintas bidang keilmuan yang bertumpu pada disiplin ilmu politik.Program ini bertujuan menanamkan rasa ingin tahu dan keterampilan kreatif yang sesuai dengan nilai-nilai sosial dan kultural Indonesia, serta memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa dan karakter. Dalam Era Digital Era membawa tantangan dan peluang yang baru dalam penyelenggaraan pendidikan kewarganegaraan. Kemajuan teknologi informasi mengubah cara masyarakat berinteraksi, memperoleh informasi, dan berpartisipasi dalam kehidupan politik. Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literatur untuk menganalisis tantangan dan peluang pendidikan kewarganegaraan dalam era digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi digital dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dengan metode yang lebih interaktif dan menarik melalui e-learning, aplikasi mobile, serta media sosial. Selain itu, teknologi dapat digunakan untuk simulasi dan game edukasi yang memperkuat pemahaman terhadap nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia. Oleh karena itu, integrasi teknologi digital dalam pendidikan kewarganegaraan mendukung pembelajaran seumur hidup dan membentuk warga negara yang kritis, bertanggung jawab, serta aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Era Digital, Teknologi, Demokrasi
PENDAHULUAN
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civic Educationadalah adalah program pendidikan yang memanfaatkan berbagai konteks lintas bidang keilmuan dan interdisipliner. Program ini secara struktural bertumpu pada disiplin ilmu politik. Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk menanamkan rasa ingin tahu dan keterampilan kreatif yang mencerminkan jati diri bangsa dan sesuai dengan nilai-nilai sosial dan kultural Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan dalam arti luas memiliki posisi, fungsi, dan peran yang sangat penting dalam konteks pembangunan bangsa dan karakter (nation and character building). Salah satu jenis pendidikan karakter yang dikembangkan secara sistematis adalah pendidikan kewarganegaraan. Dalam situasi seperti ini, pendidikan kewarganegaraan tidak dapat dipisahkan dari kerangka kebijakan pembangunan bangsa dan sifat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki posisi strategis dalam membentuk identitas kebangsaan dan karakter warga negara. Pendidikan ini bertujuan untuk menanamkan rasa ingin tahu serta keterampilan yang sesuai dengan nilai sosial dan budaya Indonesia. Dalam perkembangannya, Pendidikan Kewarganegaraan menjadi instrumen dalam pembangunan karakter bangsa (nation and character building).
Di era digital, pendidikan kewarganegaraan menghadapi tantangan baru karena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang mengubah cara individu memperoleh informasi serta berpartisipasi dalam kehidupan politik. Oleh sebab itu, pendidikan kewarganegaraan harus mampu mengikuti tren teknologi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan relevansi materi yang diajarkan. Pemanfaatan teknologi dalam Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilakukan melalui penggunaan platform digital, seperti e-learning, forum diskusi daring, serta media sosial yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa atau mahasiswa dalam pembelajaran. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah memasukkan teknologi digital ke dalam pendidikan kewarganegaraan secara berkelanjutan. Ini dapat dicapai dengan memberikan pengetahuan tentang hak dan kewajiban warga negara dan mengajak orang menggunakan perangkat lunak interaktif, forum online, dan media sosial untuk berbicara tentang masalah kewarganegaraan. Ini akan membantu siswa memahami konsep kewarganegaraan dalam era digital.
PERMASALAHAN
Pendidikan Kewarganegaraan di era digital menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi agar dapat berjalan secara efektif dan relevan dengan perkembangan zaman. Meskipun teknologi digital menawarkan berbagai kemudahan dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam implementasi pendidikan kewarganegaraan berbasis digital, antara lain:
- Kurangnya Literasi Digital : Banyak siswa dan tenaga pendidik yang belum sepenuhnya memahami cara memanfaatkan teknologi digital secara bijak dan produktif di dalam pembelajaran. Hal ini akan menghambat pemahaman yang benar mengenai pernyataan yang disampaikan.
- Penyebaran Informasi Hoax meluas: Kemudahan akses informasi juga membuka peluang bagi penyebaran berita palsu yang dapat memengaruhi pemahaman siswa tentang kewarganegaraan dan politik. Selain itu, banyak siswa atau mahasiswa yang belum memiliki kemampuan untuk memilah informasi yang benar dan valid di dunia maya,sehingga mereka rentan terhadap penyebaran berita hoaks dan misinformasi.
- Kesenjangan Akses Teknologi: Tidak semua siswa memiliki akses yang memadai terhadap perangkat digital dan internet terutama di wilayah pedesaan dan terpencil. Tidak semua siswa atau mahasiswa memiliki akses yang sama terhadap perangkat digital dan koneksi internet yang stabil, sehingga terjadi ketimpangan dalam penerapan metode pembelajaran berbasis teknologi., yang dapat menyebabkan ketimpangan dalam pembelajaran.
Selain itu, tantangan dalam Pendidikan Kewarganegaraan menurut (Fatimah et al.,):
- Informasi yang Tidak Akurat: informasi yang tidak akurat dan berita palsu menyebar dengan cepat, mengancam pemahaman yang ketat dan kritis tentang masalah kewarganegaraan.
- Gelembung Menyaring dan Gelombang Polarisasi: Di era modern, informasi yang tidak akurat dan berita palsu menyebar dengan cepat, mengancam pemahaman yang ketat dan kritis tentang masalah kewarganegaraan.
- Kurangnya Literasi Digital: Pendidikan Kewarganegaraan harus meningkatkan literasi digital siswa atau mahasiswa dengan mengajarkan mereka tentang tanggung jawab, moral, dan konsekuensi sosial dari penggunaan teknologi.
PEMBAHASAN
Pendidikan Kewarganegaraan ialah suatu bentuk sistem pembelajaran yang ditujukan guna membentuk kesadaran serta karakter warga Indonesia yang baik dan bertanggung jawab. Teknologi digital memberikan peluang besar bagi pendidikan kewarganegaraan dengan menghadirkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan mudah diakses. Salah satu bentuk pemanfaatannya ialah melalui e-learning, aplikasi mobile, dan media sosial. Dengan adanya platform digital ini, materi kewarganegaraan dapat disampaikan secara lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Penggunaan e-learning memungkinkan siswa untuk mengakses materi kapan saja, sedangkan game edukasi dapat menghadirkan pengalaman belajar yang lebih personal dan interaktif. Selain itu, media sosial dapat digunakan sebagai sarana diskusi serta berbagi informasi terkait isu-isu kewarganegaraan, sehingga siswa dapat lebih aktif dalam memahami peran dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara.
Selain manfaat tersebut, simulasi dan game edukasi juga berperan penting dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep kewarganegaraan. Dengan simulasi digital, siswa dapat mengalami pengalaman belajar yang lebih nyata terkait nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, serta tanggung jawab sosial. Misalnya, dalam simulasi pemilu digital, siswa dapat memahami proses demokrasi secara langsung dengan berperan sebagai pemilih atau kandidat. Begitu pula dengan game edukasi yang dirancang untuk mengajarkan prinsip-prinsip kewarganegaraan dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami. Dengan metode ini, siswa tidak hanya memahami teori tetapi juga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam penerapannya, tantangan dalam penggunaan teknologi digital dalam pendidikan kewarganegaraan perlu diperhatikan. Salah satu tantangan utama adalah penyebaran informasi hoaks dan disinformasi yang dapat menyesatkan pemahaman siswa atau mahasiswa.
Selain itu, literasi digital yang rendah di kalangan siswa dan tenaga pendidik dapat menjadi hambatan dalam mengoptimalkan pemanfaatan teknologi. Oleh karena itu, penting untuk memberikan edukasi terkait literasi digital, baik dalam memahami informasi yang benar maupun dalam menggunakan teknologi secara etis dan bertanggung jawab. Dengan penguatan literasi digital, pendidikan kewarganegaraan berbasis teknologi dapat berjalan lebih efektif dan memberikan dampak positif dalam membentuk warga negara yang kritis, bertanggung jawab, dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Di era digitalisasi ini, memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan seharihari masyarakat umum. Teknologi digital telah merubah cara kita untuk berkomunikasi, kerja, belajar, dan bahkan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, penting untuk kita memahami bagaimana kewarganegaraan sebagai kompas moral dan filosofi bangsa Indonesia dalam terpengaruh oleh oleh penggunaan teknologi digital, penggunaan teknologi digitalisasi perlu berlandaskan nilai-nilai kewarganegaraan negara sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak teknologi digital terhadap pendidikan kewarganegaraan dalam konteks globalisasi dan memberikan strategi untuk menyelesaikan masalah terkait.
Teknologi digital memiliki banyak hal yang dapat ditawarkan kepada sektor pendidikan. Teknologi digital dapat mempercepat komunikasi, meningkatkan ketersediaan informasi, dan menciptakan banyak peluang pembelajaran baru. Namun, perlu kehati-hatian dalam menciptakan metode pengajaran yang sesuai untuk menangani pengaruhnya terhadap pendidikan kewarganegaraan. Proses digitalisasi kewarganegaraan sangat penting dalam dunia digitalisasi. Adanya kewarganegaraan digital bertujuan untuk menciptakan perilaku atau sikap masyarakat yang bertanggung jawab dan bijaksana dalam menggunakan
teknologi, serta mengantisipasi penyalahgunaan teknologi untuk kepentingan kelompok atau individu.
Dengan adanya dunia digital, manusia tidak hanya bergantung pada dunia maya, tetapi mereka tetap warga negara yang cerdas dan mampu berinteraksi dengan orang lain. Dalam wilayah Indonesia.
Berikut beberapa cara integrasi teknologi digital dalam pendidikan kewarganegaraan, ialah:
- Penggunaan E-Learning dan Aplikasi Pendidikan: Platform Digital seperti Learning Management System (LMS), video interaktif, serta aplikasi mobile dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran yang lebih menarik dan fleksibel.
- Media Sosial Sebagai Sarana Diskusi Kwn: Media Sosial dapat dimanfaatkan untuk membangun komunitas pembelajaran yang mendorong diskusi terkait hak dan kewajiban warga negara, demokrasi, serta isu-isu sosial lainnya.
- Simulasi dan Game Edukasi: Teknologi dapat digunakan untuk menciptakan simulasi yang menggambarkan proses demokrasi, pemilu, serta sistem pemerintahan agar siswa dapat memahami konsep kewarganegaraan secara lebih konkret.
Selain itu, terdapat banyak Peluang positif dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Era Digital, diantaranya ialah sebagai berikut:
- Pembelajaran Lebih Interaktif dan Fleksibel: Teknologi Digital memungkinkan pendidikan kewarganegaraan disampaikan melalui e-learning, aplikasi mobile, dan media sosial, yang membuat pembelajaran lebih menarik, interaktif, dan dapat diakses kapan saja.
- Meningkatkan Partisipasi dan Kesadaran kwn: Media Sosial dan platform digital dapat menjadi alat untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan siswa dalam isu-isu sosial dan politik. Siswa dapat berdiskusi, berpartisipasi dalam kampanye sosial, serta memahami lebih dalam mengenai hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara di era digital.
- Perkembangan Teknologi yang Tepat: Karena teknologi berkembang secara cepat dan terus berubah di era modern, materi pendidikan masyarakat dapat menjadi ketinggalan zaman atau tidak relevan jika tidak diperbarui secara berkala. Tidak ada efek nyata yang terlihat dari penguatan kewarganegaraan melalui pendidikan kewarganegaraan yang menyeluruh di era digital hingga saat ini.
Salah satu tujuan utama dari pembelajaran kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membangun karakter Pancasilais bagi mahasiswa, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri untuk hidup dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Meskipun di berbagai negara memiliki pendidikan kewarganegaraan berbeda, pendidikan kewarganegaraan berfungsi untuk menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air juga menjadi tren di seluruh dunia. Walau bagaimanapun, sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai dalam warga negaranya transformasi digital membutuhkan integrasi kontekstual. Semakin mudah bagi orang untuk belajar dari dunia maya karena faktor internal lemahnya regulasi diri dan faktor eksternal lingkungan digital didominasi dalam kasus kriminalitas riil. Dengan demikian, maka dari itu tujuan adanya pendidikan kewarganegaraan berbasis kewarganegaraan digital adalah untuk menghasilkan warga negara yang unggul secara intelektual, adab, moral, dan sosial. Partisipasi aktif dan bentuk aktualisasi melalui pengajaran kewarganegaraan di berbagai lembaga pendidikan adalah kunci untuk memantapkan kepribadian.
KESIMPULAN
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kesadaran warga negara yang bertanggung jawab, kritis, serta aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di era digital, pendidikan ini menghadapi berbagai tantangan sekaligus peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara masyarakat mengakses informasi, berinteraksi, serta berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik. Meskipun teknologi digital dapat meningkatkan interaktivitas dan fleksibilitas pembelajaran, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Seperti kurangnya literasi digital di kalangan siswa dan tenaga pendidik, penyebaran hoaks serta misinformasi, penyalahgunaan media sosial, hingga kesenjangan akses teknologi masih menjadi hambatan dalam penerapan pendidikan kewarganegaraan berbasis digital, di sisi lain, teknologi digital juga membuka peluang besar bagi pendidikan kewarganegaraan. Penggunaan simulasi dan game edukasi dapat membantu siswa memahami konsep kewarganegaraan secara lebih aplikatif, sementara media sosial dapat menjadi alat untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam diskusi dan isu-isu kewarganegaraan. dengan memanfaatkan teknologi secara optimal.
SARAN
Pemerintah dan institusi pendidikan perlu meningkatkan literasi digital bagi siswa dan tenaga pendidik melalui pelatihan yang berkelanjutan. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran harus dioptimalkan dengan penggunaan e-learning, aplikasi edukasi, dan simulasi digital. Selain itu, akses teknologi yang merata harus diperluas, terutama bagi siswa di daerah terpencil. Pendidikan karakter juga harus diperkuat agar siswa tidak hanya cerdas secara digital, tetapi juga memiliki etika
dan tanggung jawab sebagai warga negara. Kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan pendidikan kewarganegaraan tetap relevan dan efektif di era digital.
DAFTAR PUSTAKA
Rizka Wulandari, Z.,
Azzahra, N., Wulandari, P., Santoso, G., & Muhammadiyah Jakarta, U. (2023).
Memperkuat Jiwa Kewarganegaraan di Era Digital dengan Pendidikan
Kewarganegaraan yang Komprehensif. Jurnal Pendidikan Transformatif (Jupetra),
02(02), 2023.
Fatimah U GN,
Azzahra S N, Aulia A N, Maudy H.P R. Membangun Kewarganegaraan Aktif dalam Era
Digital: Tantangan dan Peluang bagi Pendidikan Kewarganegaraan. Adv Soc Humanit
Res [Internet]. 2023;1(4):215–9.
Kartika I, Machmud,
Muhammad, Sih Hayuning Tyas Hestutami, M Jahidin. Inovasi dalam Pengembangan
Kurikulum: Tantangan dan Peluang di Era Digital. Reslaj Relig Educ Soc Laa
Roiba J. 2024;6(5):2261–71.
Alinata R, Susanti
E, Atika W, Dinillah S, Nirmala D. Membangun kecakapan kewarganegaraan digital
melalui implementasi PKn di era revolusi industri 4 . 0. 2024;2(1):20–9.
Arya, M., &
Maulia, S. T. (2024). TANTANGAN DAN PELUANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN DI ERA DIGITAL. Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan, 3(11),
77-87.
Dewi DA, Hamid SI,
Annisa F, Oktafianti M, Genika PR. Menumbuhkan Karakter Siswa melalui
Pemanfaatan Literasi Digital. J Basicedu. 2021;5(6):5249–57.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.