Oleh: Dea Trihapsari (D15)
ABSTRAK
Pendidikan kewarganegaraan adalah Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif melalui Pendidikan yang diagonal dan proses pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya serta memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi, hukum, dan kebangsaan.
Melalui Pendidikan kewarganegaraan setiap individu diharapkan dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari seperti menghormati perbedaan dan menjaga persatuan. Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya berfokus pada teori namun harus implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini membahas tentang mengintegrasikan Pendidikan kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari seperti demokrasi, gotong royong, kepedulian sosial, dan kepatuhan dalam hukum.Kata Kunci: Pendidikan kewarganegaraan, Demokrasi, Gotong royong, Kepedulian sosial, Kepatuhan dalam hukum, Nasionalisme dan cinta tanah air, Toleransi dan keberagaman
PENDAHULUAN
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu cara yang penting dalam membentuk karakter dan identitas menjadi warga negara yang baik. Melalui kewarganegaraan individu tidak hanya belajar tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara tetapi juga menanamkan nilai moral, etika, dan patriotisme yang mendalam. Dalam era globalisasi yang semakin berkembang mempertahankan persatuan nasional menjadi sulit oleh karena itu agar Pendidikan kewarganegaraan dapat diterapkan secara praktis oleh setiap orang Pendidikan harus diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak hanya sebatas teori yang diajarkan di kelas.
Integritas Pendidikan kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menaati peraturan lalu lintas, menjaga kebersihan lingkungan dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat merupakan bentuk nyata dari penerapan nilai-nilai kewarganegaraan. Dengan menanamkan kebiasaan positif sejak dini maka setiap individu dapat bertumbuh menjadi warga negara yang memiliki kesadaran tinggi terhadap pentingnya menjaga persatuan, menghormati perbedaan, serta kontribusi dalam membangun bangsa. Selain itu, perkembangan teknologi dan informasi yang pesat membuat masyarakat harus lebih bijak dalam menanggapi isu yang berkembang di tingkat local, nasional, dan global. Kewarganegaraan dapat membantu setiap individu menjadi lebih cerdas dan menghindari informasi yang menyesatkan atau provokatif dan harus mempunyai pemahaman yang kritis dan selektif untuk menerima informasi dan kemampuan untuk berfikir rasional dan objektif ini adalah komponen yang dapat diterapkan kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari.
PERMASALAHAN
Beberapa permasalahan muncul terkait ntegrasi Pendidikan kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1. Kurangnya kesadaran masyakarat tentang nilai-nilai kewarganegaraan
Karena masih banyak orang yang menganggap kewarganegaraan hanya sebagai mata pelajaran disekolah tanpa memahami bahwa nilai-nilainya harus diterapkan dalam kehidupa nyata. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti Pendidikan yang masih bersifat teoritis tanpa diterapkan dalam kehidupan nyata, kurang penerapan kewarganegaraan dalam keluarga, dan minimnya keteladanan dari tokoh public. Pengaruh budaya konsumtif dan individualism yang menggeserkan nilai gotong royong, kepedulian sosial, dan nasionalisme.
2. Kurangnya partisipasi warga dalam kehidupan demokrasi
Demokrasi menuntut keterlibatan aktif setiap warga negara dalam proses pengambilan keputusan baik melalui pemilihan umum dan musyawarah. Tetapi masih banyak masyarakat yang bersifat apatis dan merasa bahwa suara atau tindakan yang mereka pilih tidak ada pengaruh terhadap kebijakan yang diambil jadi mereka lebih memilih untuh golput. Rendahnya partisipasi disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang pentingnya peran individu dalam sistem demokrasi, kurangnya sosialisasi dari pemerintah, dan adanya ketidak percayaan terhadap pemimpin dan institusi negara akibat dari berbagai kasus. Selain itu faktor ekonomi juga berpengaruh yang dimana sebagian masyarakat lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari dibandingkan berkontrobusi dalam kehidupan demokrasi yang mengakibatkan demokrasi keterbukaan, kebebasan berpendapat, dan akuntabilitas sulit untuk diterapkan secara maksimal. Oleh karena itu diperlukannya edukasi dan dorongan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran dan keaktifan warga dalam berpartisipasi dalam sistem demokrasi untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
3. Kurangnya sikap toleransi dan multikulturalisme
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya sikap toleransi dan multikulturalisme adalah kurangnya pemahaman mendalam tentang keberagaman budaya, suku, agama, dan adat istiadat yang ada dimasyarakat. Banyak orang memiliki stereotip dan prasangka terhadap orang lain akibatnya sulit untuk menerima perbedaan sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat. Selain itu media dan lingkungan sosial yang menyebarkan cerita yang eksklusif atau bias juga dapat mendorong sikap intoleran. Kurangnya interaksi langsung dengan orang lain dapat menyebabkan ketidak nyamanan atau bahkan diskriminasi oleh karena itu Pendidikan kewarganegaraan harus diajarkan dengan pendekatan yang lebih inklusif seperti berbicara dengan orang dari berbagai budaya, bekerja sama dalam kegiatan sosial dan menggunakan media Pendidikan yang mengajarkan toleransi dan penghargaam terhadap keberagaraman.
4. Menyalahgunakan media sosial dalam menyebarkan hoaks
Menjadi salah satu tantangan dalam mengintegrasikan Pendidikan kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi karena rendahnya literasi digital dan kritis di kalangan masyarakat sehingga banyak individu yang mudah percaya dan menyebarkan informasi tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu. Hoaks yang beredar sering kali mengandung provokasi, ujuran kebencian, dan propaganda yang dapat memicu oerpecahan toleransi dan konfli sosial yang menyebabkan berbagai dampak negatif dalam kehidupan bermasyarakat seperti meningkatnya ketegangan sosial antara kelompok yang berbeda baik berdasarkan suku, agama, maupun pandangan politik. Hoaks juga dapat menimbulkan ketidak percayaan terhadap institusi pemerintahan, hukum, dan media sehingga mengganggu stabilitas sosial dan politik. Penyebaran berita palsu yang mengandung kebencian dapat mendorong tindakan diskriminasi, perundungan bahkan kekerasan terhadap kelompok tertentu. Jika dibiarkan kondisi ini akan menghambat upaya dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa serta mengancam nilai-nilai demokrasi hilang. Oleh karena itu penting bagi masyarakat untuk lebih kritis dalam menyikapi informasi, melalukan verifikasi dan aktif dalam menyebarkan konten yag positif dan edukatif untuk menciptakan lingkungan sosial yang lebihh harmonis. Pendidikan kewarganegaraan harus menanamkan nilai-nilai yang bertanggung jawab digital dengan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mimilah informasi, berpikir kritis dan menyebarkan konten yang bermanfaat dan membangun harmoni sosial
5. Rendahnya kepedulian terhadap lingkungan dan kesejahteraan sosial
Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran individu terhadap dampak dari tindakan yang mereka lakukan dilingkungan sekitar seperti membuang sampah sembarangan yang mengakibatkan pencemaran lingkungan dan timbulnya banjir. Masih banyak orang yang bersikap individualism dan tidak merasa bertanggung jawab atas permasalahan sosial seperti kemiskinan, ketimpangan, dan pencemaran lingkungan. Kurangnya edukasi tentang pentingnya menjaga lingkunga dan membantu sesame membuat banyak orang kurang aktif dalam kegiatan sosial seperti gotong royong, donasi, dan kampanye lingkungan. Sikap apatis ini juga diperparah oleh gaya hidup yang konsumtif. Oleh karena itu Pendidikan kewarganegaraan harus menanamkan kesadaran akan pentingnya menajaga lingkungan dan kesejahteraasn bersama melalui tindakan nyata seperti mengurangi penggunaan kantong plastic, mendukung program sosial, dan membangun budaya tolong menolong dalam kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
Mengintegrasikan Pendidikan kewarganegaraan dalam lingkup keluarga
Mengintegrasikan Pendidikan kewarganegaraan pada lingkungan keluarga sangat penting karena keluarga adalah institusi pertama yang memberikan Pendidikan dasar untuk keluarganya. Keterlibatan orang tua dan belajar tentang etika, norma, hak, dan kewajiban sebagai warga negara dengan melakukan Pendidikan anak dikenal dengan konsep parental involvement. Parental involvement adalah keterlibatan orang tua terhadap pencapaian anak disekolah melalui kerja sama atau kolaborasi yang dilakukan bersama guru, anak, atau pihak lain yang dapat mendukung perfomansi akademik. Parental involvement dapat terwujud dengan adanya keterlibatan orang tua di sekolah dan keterlibatan orang tua di rumah pada anaknya. Keterlibatan orang tua secara umum dapat di deskripsikan dengan investasi orang tua dalam Pendidikan anak yang menunjukkan peningkatan prestasi belajar di ikuti dengan perbaikan sikap, stabilitas sosioemosinal, ke disiplinan, dan aspirasi anak untuk belajar sampai perguruan tinggi. Seperti menghormati perbedaan pendapat, bagi tugas rumah secara adil, dan mendidik anak untuk bersikap santun dan menghargai orang lain. Selain itu membiasakan diskusi tentang isu-isu sosial dan lingkungan juga dapat meningkatkan kesadaran anak terhadap pentingnya keterlibatan dalam bermasyarakatr. Seperti mengikuti kegiatan gotong royong, melakukan donasi kepada masyarakat yang membutuhkan dan mengikuti kegiatan sosial bersama juga dapat meningkatkan pemahaman anak tentang pentingnya kepedulian terhadap sesama. Dengan demikian Pendidikan kewarganegaraan yang diterapkan dalam keluarga akan membantu membentuk karakter anak yang bertanggung jawab dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Mengintegrasi Pendidikan kewarganegaraan di lingkungan Pendidikan
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wadah untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang mengupaya masyarakat menjadi produktif berkarakter dan menjadikan pribadi yang memiliki keyakinan dan informasi atau menjadi manusia seutuhnya melalui pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan. Alasan negara menciptakan Pendidikan kewarganegaraan agar setiap penduduk berubah menjadi masyarakat yang produkif, menjadi penduduk tertentu yang memiliki pengetahuan masyarakat baik secara mental, batin, sosial yang mendalam dan memiliki rasa bangga. Pendidikan kewarganegaraan adalah program Pendidikan yang membahas tentang masalah kebangsaan dan kewarganegaraan dalam hubungannya dengan negara, demokrasi, hak asasi manusia, dan masyarakat mengimplementasikannya dengan menerapkan prinsip-prinsip Pendidikan yang demokratis dan humanis. Ciri-ciri Pendidikan kewarganegaran mengajar yang dapat menumbuhkan hidup dan perilaku yang lebih baik dalam masyarakat demokratis dan dalam Pendidikan kewarganegraan hal-hal yang mencangkup pengalaman, kepentingan masyarakat, dan syarat-syarat objektif untuk hidup bernegara.
Tujuan Pendidikan kewarganegaraan dibentuk untuk mencakapan pertisipasi yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik ditingkat local, nasional, regional, dan global. Menjadikan masyarakat yang baik dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa guna mewujudakan Indonesia yang kuat, Sejahtera, dan demokratis menghasilkan penerusa bangsa yang berfikir komprehensif, analitis, kritis, dan bertindak demokratis, dan mengembangkan kultur demokrasi yaitu kebebasan, persamaan, kemerdekaan, toleransi, kemampuan menahan diri, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berpartisipasi dalam kegiatan politik kemasyarakatan dan mampu membentuk penerus bangsa menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab melalui penanaman moral dan keterampilan sehinggan kelak mampu memahami dan memecahan persoal-persoal aktual kewarganegaraan sepertpersonalnsi, perbedaan pendapat, bersikap empati, menghargai pluralitas, kesadaran hukum, tertib sosial, menjunjung tinggi HAM, mengembangkan demokratisasi dalam berbagai lapangan kehidupan, dan menghargai kearifan local.
Integrasi Pendidikan kewarganegaraan di lingkungan masyarakat
Dalam mengintegrasikan Pendidikan kewarganegaraan di lingkungan masyarakat berarti menerapkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan, toleransi, partisipasi aktif dalam kehidupan sosial. Masyarakat berperan penting dalam membentuk karakter warega negara yang bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Hal ini dapat diwujudkan melalui kegiatan gotong royong, musyawarah dalam mengambil keputusan, dan keterlibatan dalam organisasi kemasyarakatan seperti karang taruna, posyandu. Memberikan edukasi tentang hak dan kewajiban negara seperti membayar pajak, menjaga kebersihan lingkungan, dan menaati aturan yang berlaky juga merupakan bagian dari Pendidikan kewarganegaraan dimasyarakat. Peran tokoh masyarakat dan pemimpin local sangat penting dalam memberikan contoh yang baik serta membangun kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan dengan integrasi Pendidikan kewarganegaraan dalam kehidupan bermasyarakat diharapkan bentuk lingkungan yang harmonis, demokratis, dan berorientasi pada kesejahteraan bersama. Sikap toleransi dan menghargai perbedaan juga harus dijunjung tinggi agar tercipta lingkungan yang harmonis dan demokratis.
Integrasi Pendidikan kewarganegaraan dalam dunia kerja
Integritas pendidikan kewarganegaraan dalam dunia kerja sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang professional, etis, dan harmonis. Nilai-nilai kewarganegraan yang bertanggung jawab, disiplin, kerja sama, dan menghargai perbedaan perlu diterapkan ditempat kerja agar tercipta suasana yang kondusif dan produktif. Salah satu penerapannya dengan menjunjung tinggi etika kerja, menaati peraturan perusahaan, dan menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan penuh dedikasi. Sikap toleransi dan menghargaii keberagaman dalam dunia kerja juga sangat penting karena banyak perusahaan yang memiliki karyawaran dari berbagai latar belakang budaya, suku, dan agama yang berbeda. Prinsip demokrasi dalam pengambilan keputusan dan menyelesaikan konflik ditempat kerja juga bagian dari mengintegrasi Pendidikan kewarganegaraan dalam dunia kerja yang dapat meningkatkan keharmonisan dalam tim. Kepedulian sosial dalam bentuk corporate social responbility (CSR) seperti program lingkungan atau bantuan untuk masyarakat sekitar yang membutuhkan juga menjadi wujud nyata dari integrasi Pendidikan kewarganegraan dalam dunia kerja. Dengan menerapkan nilai-nilai kewarganegaraan dunia kerja dapat menjadi lebih inklusof, professional, dan berkontribusi untuk kemanjuan bangsa.
Kinerja secara keseluruhan menyangkut berbagai bidang kemampuan, disiplin, kerajinan, serta hubungan kerja atau khususnya yang berhubungan dengan bidang pekerjaanya. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan emosi secara efektif dalam mengelola diri sendiri memiliki kepekaaan terhadap kata hati digunakan untuk menggali dalam hubungan dengan orang dan melakuka tindakan sehari-hari. Seperti kinerja guru dipengaruhi oleh kecerdasan emosional. Kecerdasaran emosila yang dimaksud adalah kemampuan memantau dan mengemdalikan perasaan sendiri dan orang lain serta menggunakan perasan-perasaan tersebut untuk memandu pikiran dan tindakan sehingga kecerdasan emosi sangat diperlukan untuk kesuksesan dalam bekerja dan menghasilkan kinerja yang menonjol dalam bekerja karena guru yang memiliki emosi yang stabil akan lebih bijak dalam mengambil keputusan, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, dan memiliki rasa tanggung jawab moral tinggi untuk melaksanakan tugas sebagai guru, pengajar, fasilitator, moderator, dan membimbing belajar bagi siswa.
KESIMPULAN
Mengintegrasikan Pendidikan kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari sangat penting untuk membentuk individu yang lebih bertanggung jawab, beretika, dan peduli terhadap lingkungan bermasyarakat, Penerapan nilai-nilai kewarganegaraan dapat dilakukan dengan berbagai aspek kehidupan seperti di keluarga, Pendidikan, masyarakat, dan dunia kerja. Sikap disiplin, toleransi, gotong royong serta kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara harus diterapkan dalam interaksi sosial sehari-hari. Dengan adanya integritas Pendidikan kewarganegaraan diharapkan terciptanya masyarakat yang harmonis, demokratis, serta memiliki semangat kebangsaan yang kuat untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan berkeadilan.
SARAN
Untuk mengoptimalkan integrasi Pendidikan kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesadaran sejak dini
Pendidikan kewarganegaraan harus diajarkan dan ditanamkan sejak sekolah dasar agar terbiasa dengan nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan tanggung jawab sosial.
2. Menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari
Orang tua, guru, dan tokoh masyarakat dapat memberikan contoh nyata dalam menerapkan nilai-nilai kewarganegaraa seperti disiplin, jujur, menghormati perbedaan, dan aktif dalam kegiatan sosial.
3. Meningkatkan partisipasi dalam kegiatan sosial
Masyarakat aktif dalam kegiatan sosial seperti gotong royong, diskusi kebangsaan, dan kegiatan sosial yang mendukung kesejahteraan beesama agar nilai-nilai kewarganegraan dapat dirasakan dalam kehidupan nyata
4. Menerapkan Pendidikan kewarganegaraan dalam dunia kerja
Perusahaan dan institusi dapat menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan melalui budaya kerja yang etism menghargai keberagaman, dan menorong kegiatan sosial seperti corporate social responbility (CSR).
DAFTAR PUSTAKA
Anatasya, E., & Dewi, D. A. (2021). Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan karakter peserta didik sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(2), 291-304.
Sunaryati, T., Fatimah, R. N. S., Puspita, H., Amelia, K., & Azami, N. (2024). PERAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR. Jurnal Pemikiran dan Kajian Pendidikan, 8(12).
Suwito, A. (2012). Integrasi nilai pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah melalui RPP. Civis: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Pendidikan, 2(2).Lonto, A. L., Umbase, R. S., Sanjaya, D. B., & Wua, T. D. (2024). Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Guru Pendidikan Kewarganegaraan. Academy of Education Journal, 15(1), 948-958.
No comments:
Post a Comment