Thursday, March 13, 2025

Mengapa Pendidikan Kewarganegaraan Penting dalam Mencegah Dekadensi Moral?

 Oleh: Suci Amanda Pratiwi (D25)

Abstrak

Moral adalah suatu ajaran yang berisi nilai-nilai positif yang digunakan sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku berdasarkan pandangan hidup atau ajaran agama tertentu.

Adapun tujuan dan fungsi moral ialah untuk  mengatur tingkah laku manusia agar bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral.Namun, di era globalisasi masa sekarang nilai-nilai moral pelajar mulai berkurang dalam bersikap maupun bertingkah laku. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran krusial dalam membentuk karakter dan moral individu di tengah tantangan globalisasi dan modernisasi. Artikel ini membahas pentingnya PKn dalam mencegah dekadensi moral, yaitu kemerosotan nilai-nilai etika dan sosial dalam masyarakat. Melalui PKn, individu diajarkan nilai-nilai kebangsaan, norma sosial, serta prinsip demokrasi yang dapat membentuk sikap bertanggung jawab, toleransi, dan berintegritas. Pendidikan ini juga berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, sehingga mampu menciptakan masyarakat yang beradab dan harmonis. Dengan mengintegrasikan PKn dalam sistem pendidikan, diharapkan generasi muda memiliki moralitas yang kuat serta mampu menghadapi berbagai tantangan etika di era digital.

Kata kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, nilai moral, dekadensi, karakter, etika.


Pendahuluan

Degradasi moral merupakan salah satu permasalahan sosial yang saat ini marak terjadi, khususnya pada remaja di zaman milenial ini. Menurut KBBI pengertian mengenai degradasi adalah kemunduran, kemerosotan, penurunan, dan sebagainya. Moral menurut KBBI yaitu baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya.

Dekadensi moral ini yaitu fenomena yang ditandai dengan merosotnya nilai-nilai etika, norma sosial, dan karakter individu dalam suatu masyarakat. Gejala dekadensi moral dapat terlihat dari meningkatnya tindakan kriminal, korupsi, perilaku tidak etis, serta ketidakpedulian sosial. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa degradasi moral adalah kemerosotan atau penurunan perbuatan maupun sikap yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya seperti berkata kasar, melakukan tindakan kekerasan, melakukan perusakan, dan sebagainya. Perkembangan zaman yang sangat pesat seperti sekarang ini, menjadikan degradasi moral berkembang dengan masif. Informasi yang mudah diakses kapan pun dan dimanapun, cepatnya informasi beredar, komunikasi yang hampir tanpa batas menjadi aspek yang sangat mempengaruhi degradasi moral yang terjadi di masyarakat khususnya mahasiswa yang lebih mengerti mengenai teknologi terbaru. Maka dari itu, upaya pencegahan degradasi moral perlu dilakukan. 

Dalam menghadapi tantangan ini, pendidikan kewarganegaraan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter individu yang berakhlak mulia, memiliki kesadaran sosial, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan.  Pendidikan adalah sarana bagi seseorang untuk dapat mengembangkan dan memaksimalkan potensi diri. Sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyebutkan “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Dari hal tersebut dapat dipastikan bahwa bagi warga Indonesia pendidikan merupakan hak yang harus didapatkan setiap individu, tidak hanya pendidikan yang mementingkan nilai saja, tetapi juga pendidikan mengenai moral setiap warga negara. Pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi solusi untuk masalah sosial yang dihadapi setiap warga negara khususnya pelajar.

Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya berfungsi sebagai mata pelajaran yang mengajarkan tentang hak dan kewajiban warga negara, tetapi juga sebagai instrumen strategis dalam membentuk moralitas individu agar tidak mudah terjerumus dalam dekadensi moral. Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai peran penting pendidikan kewarganegaraan dalam mencegah dekadensi moral serta bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 


Permasalahan

1. Kurangnya Kesadaran akan Nilai-Nilai Moral

Banyak siswa menganggap PKn sebagai mata pelajaran hafalan, bukan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, nilai-nilai moral yang diajarkan tidak dihayati atau diterapkan.

2. Minimnya Metode Pembelajaran yang Interaktif dan Kontekstual

Pembelajaran PKn sering kali masih bersifat teoritis dan kurang menghubungkan materi dengan realitas sosial. Hal ini membuat siswa sulit memahami relevansi pendidikan moral dalam kehidupan nyata.

3. Pengaruh Negatif Globalisasi dan Media Sosial

Akses informasi yang luas tanpa kontrol dapat mempengaruhi moral generasi muda, seperti penyebaran hoaks, budaya konsumtif, hingga pergaulan bebas. PKn harus mampu menjadi benteng dalam menghadapi tantangan ini.

4. Kurangnya Peran Guru sebagai Teladan Moral

Jika guru tidak memberikan contoh moral yang baik, siswa akan sulit menginternalisasi nilai-nilai yang diajarkan dalam PKn. Sikap dan perilaku guru sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter siswa.

5. Kurangnya Dukungan dari Lingkungan Sekitar

Sekolah bukan satu-satunya tempat pembentukan karakter. Jika nilai-nilai yang diajarkan dalam PKn tidak diperkuat oleh lingkungan keluarga dan masyarakat, maka efektivitasnya dalam mencegah dekadensi moral menjadi terbatas.

6. Perubahan Sosial yang Cepat

Perubahan budaya dan nilai sosial yang cepat membuat tantangan moral semakin kompleks. Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu beradaptasi agar tetap relevan dalam membentuk karakter generasi muda.

PKn berperan penting dalam membentuk moral bangsa, namun permasalahan-permasalahan ini harus diatasi agar efektif dalam mencegah dekadensi moral di kalangan generasi muda.


Pembahasan

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan dan Dekadensi Moral

1. Pendidikan Kewarganegaraan

Secara singkat, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah pendidikan yang wajib diberikan kepada seluruh masyarakat ataupun siswa dengan tujuan untuk memberikan pengertian tentang hak dan kewajiban mereka dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

Pendidikan kewarganegaraan (PKn) yang bertujuan untuk membentuk individu agar menjadi warga negara yang baik, memiliki rasa cinta tanah air, serta memahami hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam pendidikan kewarganegaraan, nilai-nilai seperti demokrasi, nasionalisme, hak asasi manusia, serta etika sosial diajarkan untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkeadaban.

Dengan diberikannya pendidikan kewarganegaraan sejak dini maka diharapkan akan membentuk pribadi masyarakat dan siswa menjadi manusia yang seutuhnya sesuai dengan amanat yang ada pada Undang-Undang Dasar 1945 yaitu sebagai manusia yang religius (bermoral), memiliki rasa kemanusiaan dan nasionalisme yang tinggi serta menjadi bangsa yang cerdas, berkerakyatan dan adil.

2. Dekadensi Moral

Dekadensi moral adalah kemerosotan moral dalam kehidupan individu maupun masyarakat. Hal ini bisa terlihat dari berbagai tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral dan etika, seperti perilaku korupsi, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, kriminalitas, serta kurangnya rasa empati terhadap sesama. Dekadensi moral sering kali disebabkan oleh lemahnya pendidikan karakter, pengaruh negatif dari media, serta kurangnya peran keluarga dalam membimbing anak-anak mereka. 

Makna Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bagi para generasi muda

Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk menanamkan semacam rasa  nasionalisme dan nilai-nilai moral kebangsaan bagi para generasi muda. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan kualitas warga negara dalam menjalankan hak dan kewajibannya. Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya bertujuan untuk menanamkan kepatuhan terhadap negara, tetapi juga membentuk individu yang mandiri, memiliki toleransi tinggi, serta berintegritas. Pendidikan ini memberikan wawasan bagi generasi muda mengenai nilai-nilai kebangsaan, keterampilan hidup, serta pengembangan karakter yang berorientasi pada kepentingan publik.

Salah satu aspek penting dalam Pendidikan Kewarganegaraan adalah kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat yang lebih luas. Meskipun seseorang bisa memperoleh wawasan kewarganegaraan tanpa menempuh pendidikan formal di bidang ini, pembelajaran secara sistematis akan lebih efektif dalam membentuk kepribadian dan sikap kritis terhadap berbagai fenomena sosial. Dengan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, seseorang tidak akan mudah terpengaruh oleh budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai lokal. Sebaliknya, mereka akan lebih menghargai dan menghormati keberagaman budaya yang ada di Indonesia tanpa harus kehilangan jati diri.

Secara fundamental, Pendidikan Kewarganegaraan berperan dalam membentuk generasi muda yang memiliki pemikiran tajam dan kesadaran penuh terhadap hak serta kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selain itu, pendidikan ini juga berperan dalam membangun ketahanan bangsa di tengah arus globalisasi, di mana setiap individu diharapkan mampu beradaptasi tanpa kehilangan identitasnya sebagai warga negara Indonesia.

Krisis etika dalam bidang moralitas

Saat ini, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam bidang moralitas, khususnya di kalangan remaja. Krisis etika yang semakin marak menunjukkan adanya degradasi nilai-nilai moral yang seharusnya menjadi dasar dalam kehidupan bermasyarakat. Remaja sebagai generasi penerus bangsa sering kali dikaitkan dengan berbagai masalah sosial seperti pergaulan bebas, kekerasan, penyalahgunaan narkoba, serta berbagai permasalahan psikologis. Fenomena ini cukup memprihatinkan mengingat mereka adalah harapan bagi masa depan bangsa.

Salah satu penyebab utama dari permasalahan ini adalah semakin kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak selalu sejalan dengan norma dan nilai-nilai lokal. Banyak remaja yang lebih memilih untuk mengadopsi gaya hidup Barat, baik dalam hal berpakaian, bersosialisasi, hingga pola pikir yang bertentangan dengan budaya ketimuran. Akibatnya, banyak dari mereka yang kehilangan arah dan identitas sebagai generasi bangsa.

Oleh karena itu, peran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi sangat krusial dalam menanamkan kesadaran moral dan etika kepada generasi muda. Dengan pemahaman yang baik mengenai kewarganegaraan, mereka akan lebih mampu menyeleksi budaya yang masuk dan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa. Selain itu, pendidikan ini juga membantu membentuk karakter yang kuat, tangguh, dan bertanggung jawab, sehingga mereka dapat menjadi individu yang berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara.

Faktor penyebab terjadinya krisis moral pada individu

1. Faktor keluarga. Kenakalan remaja kebanyakan dilatarbelakangi sang broken home atau keluarga yang tak sesuai. dari famili yang tidak harmonis ini bisa berdampak di kesejahteraan mental dan psikologis anak. 

2. Sekolah dan wawasan. Kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh kurangnya perhatian dari guru, peraturan sekolah yang lemah, dan bimbingan konseling yg tidak berjalan menggunakan baik, wawasan peserta didik yg terbatas serta tidak ditindak lanjuti. 

3. Keyakinan yang menyimpang. Kurangnya iman, kurangnya agama, dan tidak takut akan ilahi dapat mengakibatkan krisis moral. 

4. Budaya. Masyarakat saat ini cenderung terlalu terbuka dengan budaya asing, memakai pakaian yang tidak pantas, menjalani gaya hayati yg meniru negara asing, dan melupakan budaya dan ciri spesial Indonesia. 

5. Penyimpangan teknologi. Penyalahgunaan teknologi buat membuka situs porno, hacking, membuat komentar yg tidak pantas di media umum, dan sebagainya. 

Pendidikan harus mampu mendidik agar dapat tercipta akhlak dan moral yang baik, 

serta dapat membantu membangun generasi yang menjunjung tinggi nilai dan kebiasaan yang benar. Alinea kedua Pancasila, yang menyatakan bahwa "kemanusiaan harus menjadi acuan 

bagi generasi saat ini", penting untuk kita ingat saat kita bekerja untuk menegakkan nilainilainya. Isu kritis dalam perseteruan generasi saat ini adalah sulitnya mengetahui makna moralitas, berdasarkan sistem pendidikan saat ini dan faktor-faktor yang menyebabkan rusaknya moral generasi bangsa. 

Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mencegah Dekadensi Moral

1. Membentuk Karakter Berakhlak Mulia  

Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang dapat membentuk karakter individu agar memiliki integritas, kejujuran, serta rasa tanggung jawab. Melalui pendidikan ini, individu diajarkan untuk membedakan antara tindakan yang benar dan salah, sehingga dapat menghindari perilaku yang menyimpang dari norma sosial dan hukum yang berlaku.  

Sebagai contoh, dalam pendidikan kewarganegaraan, siswa diajarkan pentingnya sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami konsekuensi dari tindakan tidak jujur, seperti mencontek atau korupsi, individu akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan yang berlandaskan nilai moral.  

2. Menanamkan Rasa Nasionalisme dan Patriotisme

Salah satu penyebab dekadensi moral adalah kurangnya rasa nasionalisme dan kepedulian terhadap bangsa. Pendidikan kewarganegaraan berperan dalam menanamkan rasa cinta tanah air serta kesadaran untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.  

Dengan memahami sejarah perjuangan bangsa, nilai-nilai kebangsaan, serta pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, individu akan lebih menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang menjadi dasar kehidupan bernegara. Sikap nasionalisme ini dapat mencegah tindakan-tindakan yang merugikan negara, seperti korupsi atau tindakan anarkis yang mengancam stabilitas sosial.  

3. Meningkatkan Kesadaran Hukum dan Hak Asasi Manusia

Banyak kasus dekadensi moral yang muncul akibat rendahnya kesadaran hukum dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Pendidikan kewarganegaraan memberikan pemahaman yang mendalam mengenai peraturan hukum, hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta pentingnya menghormati hak orang lain.  

Ketika individu memiliki kesadaran hukum yang tinggi, mereka akan lebih menghormati aturan yang ada dan tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum, seperti kekerasan, pencurian, atau pelecehan terhadap hak orang lain. Selain itu, pemahaman tentang hak asasi manusia juga membantu individu dalam membangun sikap toleransi dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang multikultural.  

4. Mencegah Pengaruh Negatif Globalisasi

Globalisasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam aspek budaya dan moral. Kemudahan akses terhadap informasi melalui internet dan media sosial dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi individu. Tanpa adanya filter moral yang kuat, seseorang dapat dengan mudah terpengaruh oleh budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa.  

Pendidikan kewarganegaraan berperan dalam memberikan pemahaman mengenai bagaimana menyaring informasi dengan bijak serta memilih mana yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan budaya bangsa. Melalui pendidikan ini, individu diajarkan untuk tetap mempertahankan identitas nasional tanpa harus menutup diri dari perkembangan global.  

5. Membangun Sikap Toleransi dan Solidaritas Sosial

Dekadensi moral juga dapat terjadi akibat rendahnya sikap toleransi dan solidaritas sosial dalam masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan, baik dalam hal agama, suku, budaya, maupun pandangan politik.  

Dengan memiliki sikap toleran, individu dapat menghindari konflik sosial yang sering kali dipicu oleh perbedaan dan kurangnya pemahaman terhadap satu sama lain. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama, sehingga masyarakat dapat hidup dalam harmoni dan saling membantu dalam kehidupan sehari-hari.

Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kehidupan Sehari-hari

Untuk memastikan bahwa pendidikan kewarganegaraan benar-benar efektif dalam mencegah dekadensi moral, diperlukan implementasi yang baik dalam berbagai aspek kehidupan, seperti:  

1. Di Lingkungan Sekolah

- Pengintegrasian dalam Kurikulum: Pendidikan kewarganegaraan harus diajarkan dengan metode yang menarik dan relevan dengan kehidupan siswa.  

- Pendidikan Karakter: Sekolah harus menanamkan nilai-nilai moral melalui kegiatan ekstrakurikuler, diskusi kasus nyata, serta praktik langsung dalam kehidupan sekolah.  

- Keteladanan Guru: Guru sebagai pendidik harus menjadi contoh dalam sikap dan perilaku sehari-hari agar siswa dapat meniru nilai-nilai positif yang diajarkan.  

2. Di Lingkungan Keluarga

- Pendidikan Moral sejak Dini: Orang tua harus mengajarkan nilai-nilai moral sejak anak usia dini, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama.  

- Komunikasi yang Baik: Orang tua harus aktif dalam mendampingi anak dalam menghadapi tantangan kehidupan, termasuk dalam menyaring informasi yang mereka terima.  

3. Di Lingkungan Masyarakat

- Kegiatan Sosial dan Gotong Royong: Masyarakat harus aktif dalam kegiatan yang mempererat solidaritas sosial, seperti bakti sosial, kerja bakti, atau diskusi kebangsaan.  

- Penegakan Hukum yang Konsisten: Pemerintah harus menegakkan hukum secara adil dan transparan untuk memberikan efek jera terhadap pelanggar moral dan hukum. 


Kesimpulan

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah dekadensi moral di tengah tantangan globalisasi dan modernisasi. Dengan memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, PKn dapat membentuk karakter individu yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, serta memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme yang kuat.  

Dekadensi moral yang ditandai dengan menurunnya nilai-nilai etika, norma sosial, dan karakter individu dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti lemahnya pendidikan karakter, pengaruh budaya asing, kurangnya peran keluarga, serta penyalahgunaan teknologi. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan berfungsi sebagai alat strategis dalam membentuk kesadaran hukum, meningkatkan toleransi sosial, serta membangun ketahanan moral dalam menghadapi pengaruh negatif globalisasi.  

Agar PKn efektif dalam membentuk moral generasi muda, implementasinya harus dilakukan secara menyeluruh di berbagai lingkungan, seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sekolah harus mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum, orang tua perlu menanamkan nilai moral sejak dini, dan masyarakat harus aktif dalam kegiatan sosial serta penegakan hukum.  

Dengan penerapan PKn yang baik, diharapkan generasi muda memiliki kesadaran moral yang tinggi, mampu memilah pengaruh budaya asing secara bijak, serta berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang beradab dan harmonis. Dengan demikian, bangsa Indonesia dapat menghadapi tantangan era digital tanpa kehilangan identitas dan nilai-nilai luhur yang menjadi dasar kehidupan bermasyarakat.


Saran

1. Sekolah ataupun kampus harus menerapkan metode pembelajaran PKn yang lebih interaktif dan kontekstual agar lebih menarik bagi peserta didik dan para mahasiswa.

2. Orang tua dan masyarakat harus turut serta dalam memberikan pendidikan moral kepada anak-anak di luar lingkungan sekolah.

3. Pemerintah perlu mengawasi dan meningkatkan kurikulum PKn agar lebih relevan dengan tantangan zaman.

4. Peran media harus diarahkan untuk mendukung pendidikan moral dengan menyajikan konten yang mendidik dan positif.


Daftar pustaka

1. Lubis, T.Y. (2022) ‘Peran Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Dalam Upaya Pembentukan Karakter Peserta Didik’. Available at: http://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/7071%0Ahttp://repository.uhn.ac.id/bits tream/handle/123456789/7071/PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DANKEWARGANEGARAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK.pdf?sequence=1.

2. Aulia, N. et al. (2023) ‘Implementasi Pendidikan Moral Pancasila Kepada Siswa Sebagai Nilai Budi Pekerti Di Mts. Ulumul Qur’an Medan’, Inspiratif Pendidikan, 12(1), pp. 109–119. Available at: https://doi.org/10.24252/ip.v12i1.37581.

3. Nuraini, A., & Najicha, F. U. (n.d.). Peran Pendidikan Pancasila Dalam Mengatasi Krisis Moral. Jurnal PPKn, x, No. 10. Retrieved from https://journal.ummat.ac.id/journals/10/articles/11329/supp/11329-36910-2-SP.pdf

4. https://e-ujian.id/pendidikan-kewarganegaraan-pengertian-dan-manfaat-bagi-siswa/

5. https://terasmedia.net/pendidikan-kewarganegaraan-dalam-mencegah-degradasi-moral-mahasiswa/






No comments:

Post a Comment

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI Oleh Qeisha Zulva (D02) ABSTRAK Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)...