Oleh : Jihan Naila Rosyadah
Latar Belakang
Manusia hidup dalam lingkungan sosial yang beragam, di mana identitas terbentuk melalui interaksi, sosialisasi, dan pengalaman budaya. Identitas tidak hanya mencerminkan siapa diri kita, tetapi juga bagaimana kita dipandang dan diakui dalam kelompok sosial tertentu.
Perubahan sosial, globalisasi, dan percampuran budaya semakin menegaskan bahwa identitas adalah konstruksi yang selalu dalam proses pembentukan.Pendahuluan
Identitas merupakan aspek fundamental dalam kehidupan manusia yang tidak bisa dipisahkan dari eksistensi individu maupun kelompok. Dalam kajian antropologi dan sosiologi, identitas dipahami bukan sebagai sesuatu yang statis, melainkan sebagai proses yang dinamis dan terus berkembang seiring waktu dan pengalaman sosial.Artikel ini membahas identitas sebagai proses menurut pandangan antropologis dan sosiologis, serta relevansinya dalam kehidupan masyarakat multikultural saat ini.
Pandangan Antropologis
Dalam antropologi, identitas dipandang sebagai hasil dari karakteristik, atribut, pengalaman, nilai, dan keyakinan yang membentuk pandangan dunia seseorang atau kelompok. Identitas bersifat dinamis, dipengaruhi oleh faktor internal (nilai budaya) maupun eksternal (seperti globalisasi dan migrasi). Stuart Hall menekankan bahwa identitas adalah “produksi” yang tidak pernah selesai, selalu dalam proses, dan dibentuk melalui representasi budaya.
Pandangan Sosiologis
Sosiologi melihat identitas sebagai hasil dari proses sosialisasi, interaksi sosial, dan internalisasi nilai-nilai kelompok. Pembentukan identitas sosial melalui beberapa tahap, mulai dari sosialisasi primer di keluarga, sosialisasi sekunder di lingkungan luar, identifikasi dengan kelompok, internalisasi norma, hingga perbandingan sosial. Identitas sosial memberikan individu rasa memiliki tempat dan kedudukan dalam masyarakat, serta membedakan satu kelompok dari kelompok lain.
Proses Pembentukan Identitas
- Sosialisasi: Proses belajar nilai dan norma sejak dini melalui keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial.
- Identifikasi: Individu mengidentifikasi diri dengan kelompok tertentu berdasarkan kesamaan nilai atau minat.
- Internalisasi: Nilai dan norma kelompok menjadi bagian dari keyakinan dan perilaku individu.
- Perbandingan Sosial: Individu membandingkan kelompoknya dengan kelompok lain, memperkuat identitas kelompok.
- Peran Sosial: Penyesuaian diri dengan peran sosial yang dimiliki, seperti anak, siswa, atau pekerja.
Saran
- Penting bagi individu untuk terbuka terhadap perubahan dan perbedaan dalam proses pembentukan identitas.
- Pendidikan multikultural dan dialog antarbudaya perlu ditingkatkan untuk memperkuat identitas yang inklusif dan harmonis.
- Masyarakat perlu mendorong proses sosialisasi yang sehat agar identitas individu dan kelompok dapat berkembang secara positif.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.