Abstrak
Di era serba digital
dan arus globalisasi sangat kuat masyarakat dihadapkan dengan tantangan yang
sangat sulit. Moral dalam beretika sosial media sangat dibutuhkan bagi semua
orang. Informasi palsu, konten hoax, konten SARA, dan konten kurang
berpendidikan sangat sering ditemukan di sosial media. Kurangnya faktor moral
pada masyarakat membuat mudah untuk di adu domba. Pendidikan Pancasila
sangatlah penting bagi masyarakat modern dalam era digital seperti ini.
Beretika dalam sosial media sangat dibutuhkan bagi masyarakat untuk menjaga
lisan dan ketikan. Melalui artikel ini diharapkan pembaca bisa memahami makna
Pendidikan Pancasila di era digital. Melalui nilai-nilai Pancasila diharapkan
masyarakat Indonesia untuk menjaga moralnya di era digital saat ini. Melalui pendekatan
pendidikan yang inovatif dan berbasis teknologi, diharapkan generasi muda dapat
dibekali kemampuan kritis untuk menyaring informasi, serta berperilaku etis di
ruang digital. Artikel ini memberikan rekomendasi untuk integrasi pendidikan
Pancasila dalam kurikulum sekolah atau kuliah dan pelatihan digital, guna
menciptakan masyarakat yang lebih bertanggung jawab dan beretika di era
digital.
Kata Kunci: Pancasila, Krisis Moral, Era Digital, Pendidikan Pancasila,
Etika, Sosial Media.
Pendahuluan
Pesatnya teknologi
informasi membuat masyarakat mudah mengakses berbagai konten baik konten
positif dan konten negatif. Pendidikan Pancasila mengajarkan moral dan etika di
era serba digital seperti ini. Nilai-nilai dalam Pancasila sudah seharusnya dipraktikan
masyarakat dalam bersosial media. Dalam konteks Indonesia, di mana keberagaman
budaya, suku, dan agama menjadi ciri khas bangsa, pendidikan karakter yang
mengedepankan nilai-nilai Pancasila menjadi semakin relevan. Pancasila, sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa, menawarkan kerangka nilai yang dapat
membimbing individu dalam menghadapi tantangan moral di era digital. Dengan
menanamkan nilai-nilai Pancasila, seperti kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan, dan keadilan sosial, generasi muda diharapkan dapat mengembangkan
sikap kritis dan etis dalam menghadapi informasi yang beredar di ruang digital.
Artikel
ini bertujuan untuk mengeksplorasi relevansi pendidikan Pancasila dalam konteks
krisis moral yang dihadapi masyarakat saat ini. Dengan pendekatan yang
inovatif, pendidikan Pancasila dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah
dan pelatihan berbasis teknologi, sehingga mampu membekali generasi muda dengan
keterampilan dan nilai yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang
bertanggung jawab dan beretika. Melalui pembahasan ini, diharapkan dapat
ditemukan solusi konkret untuk membangun karakter yang kuat dan berintegritas
di era digital.
Permasalahan
Krisis
moral di era digital menjadi isu yang semakin mendesak dan kompleks, terutama
dalam konteks masyarakat Indonesia yang kaya akan keberagaman. Beberapa
permasalahan utama yang muncul meliputi:
- Penyebaran
Informasi Palsu (Hoaks):
-
Dampak
Negatif: Penyebaran berita palsu dapat
menyebabkan kebingungan, ketakutan, dan ketidakpercayaan di antara masyarakat.
Ini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga dapat merusak reputasi
institusi dan memicu konflik sosial.
-
Kurangnya
Literasi Media: Banyak individu, terutama generasi
muda, tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk membedakan antara
informasi yang valid dan tidak. Hal ini meningkatkan risiko mereka terjebak
dalam siklus disinformasi.
- Cyberbullying
dan Perilaku Intoleran:
-
Meningkatnya
Intoleransi: Platform media sosial sering kali
menjadi sarana untuk mengekspresikan kebencian dan intoleransi terhadap
kelompok tertentu. Hal ini berpotensi mengancam kerukunan dan persatuan
masyarakat.
-
Dampak
Psikologis: Cyberbullying dapat memiliki dampak
serius pada kesehatan mental korban, termasuk depresi dan kecemasan, yang
semakin diperparah oleh anonimity di dunia maya.
- Krisis
Empati:
-
Interaksi
Digital yang Dingin: Keterhubungan yang mudah di dunia
digital sering kali mengurangi kepekaan emosional individu. Tanpa interaksi
tatap muka, banyak orang merasa lebih bebas untuk berperilaku agresif dan tidak
etis.
-
Kurangnya
Keterlibatan Sosial: Ketergantungan pada media sosial
dapat mengurangi keterlibatan dalam kegiatan sosial yang membangun empati dan
solidaritas antarindividu.
- Perilaku
Konsumtif yang Berlebihan:
-
Budaya
Konsumerisme: Era digital memudahkan akses
terhadap barang dan jasa, yang sering kali memicu perilaku konsumtif yang
berlebihan. Hal ini dapat mengarah pada pengabaian nilai-nilai kesederhanaan
dan keadilan sosial.
-
Pengaruh
terhadap Generasi Muda: Anak-anak dan remaja terpapar oleh
iklan dan promosi yang mendorong gaya hidup hedonis, yang dapat mengikis
nilai-nilai moral dan etika yang seharusnya diterapkan.
Pembahasan
Pendidikan
Pancasila memiliki potensi besar dalam menghadapi krisis moral di era digital
dengan cara-cara berikut:
- Internalisasi
Nilai-nilai Pancasila:
-
Pembelajaran
Kontekstual: Mengintegrasikan nilai-nilai
Pancasila ke dalam konteks kehidupan sehari-hari mahasiswa. Misalnya, membahas
kasus-kasus aktual yang berkaitan dengan intoleransi atau hoaks dalam diskusi
kelas.
-
Kegiatan
Empati: Mengadakan kegiatan sosial yang
mendorong untuk terlibat langsung dengan masyarakat, sehingga mereka dapat
memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan.
- Pengembangan
Keterampilan Kritikal dan Literasi Media:
-
Pelatihan
Literasi Digital: Menyediakan kurikulum yang mencakup
keterampilan dalam mengevaluasi informasi, mengidentifikasi sumber yang
kredibel, dan memahami dampak dari penyebaran informasi palsu.
-
Diskusi
Kritis: Mengajarkan mahasiswa untuk
berdiskusi dan berargumen secara sehat, sehingga mereka dapat membangun
pandangan yang lebih terbuka dan toleran terhadap perbedaan pendapat.
- Penggunaan
Teknologi dalam Pendidikan:
-
Platform
Pembelajaran Interaktif: Memanfaatkan teknologi untuk
menciptakan pengalaman belajar yang interaktif, seperti penggunaan media sosial
dalam lingkungan yang terkontrol untuk mendiskusikan nilai-nilai Pancasila.
-
Konten
Digital Berbasis Pancasila: Mengembangkan
konten pembelajaran yang berbasis nilai-nilai Pancasila, termasuk video,
artikel, dan permainan edukatif yang relevan dengan isu-isu terkini.
- Membangun
Komunitas Positif:
-
Forum
Diskusi Online: Membentuk platform bagi mahasiswa
untuk berdiskusi tentang isu-isu moral dan etika di dunia digital, di mana
mereka dapat berbagi pengalaman dan pandangan.
-
Kampanye
Kesadaran: Mengadakan kampanye yang
mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berperilaku etis di media sosial dan
dampak dari tindakan mereka.
Kesimpulan
Menghadapi
krisis moral di era digital, pendidikan Pancasila memiliki relevansi yang
sangat penting dalam membentuk karakter dan perilaku generasi muda. Dengan
menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, mengembangkan keterampilan kritikal, dan
memanfaatkan teknologi secara efektif, pendidikan Pancasila dapat menjadi
solusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih etis, empatik, dan bertanggung
jawab. Kolaborasi antara pemerintah, pendidik, dan masyarakat dengan baik sangat
diperlukan untuk menerapkan pendekatan ini secara menyeluruh. Hanya dengan
demikian, kita dapat membangun fondasi moral yang kuat bagi generasi mendatang,
sehingga masyarakat mampu menghadapi tantangan di era digital dengan bijak dan
bertanggung jawab. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari
perkembangan teknologi dan menciptakan lingkungan sosial yang lebih harmonis
dan beradab. Pendidikan Pancasila tidak hanya sebagai pelajaran untuk moral
saja namun menjadi fondasi bagi generasi bangsa yang maju dan memiliki etika
dalam bersosial media. Pancasila akan terus relevan bagi kehidupan bangsa
dikarenakan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.
Saran
1. 1. Penguatan Pendidikan Pancasila dari
sekolah dasar hingga pendidikan tinggi.
2. 2. Edukasi penggunaan sosial media yang
baik dan bijak.
3. 3. Memberantas konten-konten hoax,
SARA, dan adu domba, membuat pelaku hingga jera.
4. 4. Meningkatkan moral-moral yang ada
dalam Pancasila dengan konten-konten berpendidikan, sehingga tontonan
masyarakat lebih berkualitas.
Daftar
Pustaka
1.
T
Heru Nurgiansah. (2021). PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK
KARAKTER JUJUR. Yogyakarta
2.
Aditia
M. (2022). Pendidikan Pancasila: Sebuah
Upaya Membangun Karakter bangsa Indonesia Yang Kuat Dengan Berlandaskan
Nilai-Nilai Pancasila.
3.
D.
N. Islami. (2021). Implementasi Nilai
Pancasila Dalam Pendidikan.
No comments:
Post a Comment