Abstrak
Penguatan pendidikan Pancasila di tengah tantangan era
disrupsi menjadi krusial untuk menjaga identitas dan moralitas generasi muda
Indonesia. Era disrupsi, yang ditandai oleh kemajuan teknologi dan perubahan
sosial yang cepat, menghadirkan tantangan dalam menginternalisasi nilai-nilai
Pancasila di kalangan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
tantangan dan peluang dalam penguatan pendidikan Pancasila di lingkungan
pendidikan, khususnya di sekolah dasar. Metode yang digunakan adalah kualitatif
deskriptif, dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi
pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan utama meliputi adaptasi
kurikulum, peningkatan keterampilan guru, serta integrasi nilai-nilai Pancasila
dalam konteks digital. Namun, ada peluang melalui pengembangan aplikasi
edukatif interaktif dan penggunaan multimedia yang dapat meningkatkan daya
tarik pembelajaran. Oleh karena itu, penguatan pendidikan Pancasila harus
melibatkan seluruh ekosistem pendidikan dan masyarakat untuk menciptakan
generasi yang berkarakter dan mencintai kebhinekaan.
Kata Kunci: Pendidikan Pancasila, Era Disrupsi, Karakter,
Teknologi Pendidikan, Sekolah Dasar.
Pendahuluan
Pendidikan Pancasila merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan karakter dan moralitas bangsa Indonesia. Pancasila, sebagai dasar negara, tidak hanya berfungsi sebagai ideologi negara tetapi juga sebagai pedoman hidup yang harus diinternalisasi oleh setiap warga negara. Namun, dalam era disrupsi yang ditandai oleh kemajuan teknologi dan perubahan sosial yang cepat, penguatan pendidikan Pancasila menghadapi tantangan yang signifikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), era disrupsi
merupakan masa dimana perubahan-perubahan yang terjadi disebabkan karena adanya
inovasi yang begitu hebat sehingga mengubah sistem dan tatanan kehidupan
masyarakat secara luas.
Era disrupsi telah membawa perubahan drastis dalam cara
hidup dan berinteraksi masyarakat. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari, membuka peluang baru
dalam pendidikan tetapi juga menimbulkan tantangan dalam menjaga integritas
nilai-nilai Pancasila. Generasi muda saat ini tumbuh dalam lingkungan yang
sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, di mana mereka lebih sering
berinteraksi dengan teknologi daripada dengan manusia secara langsung.
Namun, penguatan pendidikan Pancasila di era disrupsi juga
menghadapi kendala-kendala seperti keterbatasan sumber daya, alat dan media
pembelajaran yang kurang memadai, serta kurangnya tenaga pendidik yang terlatih
dalam mengimplementasikan metode pembelajaran yang inovatif. Oleh karena itu,
diperlukan strategi yang lebih efektif untuk mentransformasi nilai-nilai
Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari.
Permasalahan
Penguatan pendidikan Pancasila di tengah tantangan era disrupsi menghadapi beberapa permasalahan yang kompleks.
1. Keterampilan tenaga pendidik dalam mengajarkan nilai-nilai Pancasila juga perlu ditingkatkan agar sesuai dengan pola pikir generasi digital yang lebih kritis dan terbuka terhadap informasi.
2. Pengaruh negatif dari konten digital yang beredar di media sosial dapat mengikis pemahaman dan penghayatan terhadap Pancasila di kalangan generasi muda, sehingga diperlukan strategi yang efektif untuk menangkal pengaruh tersebut.
3. Berkurangnya pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila dikarenakan pengaruh budaya asing yang kian kuat.
Pembahasan
Dalam menghadapi tantangan ini, penting untuk melakukan
revitalisasi pembelejaran Pancasila dengan pendekatan yang lebih inovatif.
Salah satu langkah yang dapat diambil adalah mengadaptasi kurikulum pendidikan
untuk memasukkan metode pembelajaran yang interaktif dan berbasis teknologi.
Misalnya, penggunaan aplikasi edukatif dan media sosial sebagai sarana
sosialisasi nilai-nilai Pancasila dapat meningkatkan daya tarik dan pemahaman
siswa terhadap ideologi negara. Selain itu, pelatihan bagi guru mengenai
penggunaan teknologi dalam pengajaran nilai-nilai Pancasila juga sangat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Lebih lanjut, penguatan pendidikan Pancasila harus
melibatkan seluruh ekosistem pendidikan, termasuk orang tua dan masyarakat.
Kegiatan sosialisasi seperti upacara bendera, gotong royong, dan peringatan
hari besar nasional dapat menjadi momen penting untuk menanamkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari siswa. Dengan demikian, pendidikan
Pancasila tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah tetapi juga menjadi bagian
dari budaya masyarakat. Berikut adalah solusi yang dapat dilakukan untuk
penguatan pendidikan pancasila di tengah tantangan era disrupsi :
- Perlunya Revitalisasi Pendidikan Pancasila: Pendidikan Pancasila harus diperkuat dengan pendekatan yang relevan terhadap konteks zaman. Kurikulum perlu disesuaikan agar mampu mengintegrasikan teknologi dan media sosial sebagai alat untuk menyebarluaskan nilai-nilai Pancasila.
- Penggunaan Teknologi: Memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan konten pendidikan Pancasila yang menarik dan interaktif. Misalnya, melalui aplikasi pembelajaran, video edukasi, dan kampanye media sosial yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya Pancasila.
- Penguatan Karakter: Fokus pada pendidikan karakter yang berbasis Pancasila dapat membantu membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki integritas dan rasa cinta tanah air. Kegiatan ekstrakurikuler yang menekankan nilai-nilai Pancasila perlu diperbanyak.
- Keterlibatan Komunitas: Melibatkan masyarakat dalam program-program pendidikan Pancasila, seperti seminar, lokakarya, dan kegiatan sosial yang mengedepankan nilai-nilai kebersamaan, keadilan, dan kemanusiaan.
Dampak penguatan pendidikan Pancasila di tengah tantangan
era disrupsi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dampak positif dan negatif.
Dampak Positif
- Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila: Penguatan pendidikan Pancasila dapat membantu menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam diri generasi muda. Dengan adanya pendidikan yang berfokus pada Pancasila, siswa diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menciptakan individu yang berkarakter dan bertanggung jawab.
- . Adaptasi Kurikulum: Era disrupsi mendorong pengembangan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Integrasi teknologi dalam pembelajaran Pancasila dapat meningkatkan minat siswa dan memudahkan mereka untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan. Metode pembelajaran yang inovatif, seperti penggunaan media sosial dan aplikasi edukatif, dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik dan efektif.
- Penguatan Karakter Nasional: Dengan mengedepankan nilai-nilai Pancasila, pendidikan dapat berperan dalam membentuk karakter nasional yang kuat. Hal ini penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah keberagaman yang ada, serta menghadapi tantangan globalisasi yang semakin kompleks.
Dampak Negatif
- Keterpaparan Konten Negatif: Di era digital, anak-anak dan remaja sangat rentan terhadap informasi yang tidak benar atau berisi ujaran kebencian. Konten negatif yang beredar di media sosial dapat mengikis pemahaman mereka terhadap nilai-nilai Pancasila, sehingga menimbulkan perilaku intoleran dan konflik sosial.
- Kesenjangan Pendidikan: Tidak semua sekolah memiliki sumber daya yang memadai untuk melaksanakan penguatan pendidikan Pancasila secara efektif. Keterbatasan alat, media, dan tenaga pendidik yang terlatih dapat menghambat implementasi kurikulum yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila.
- Pergeseran Nilai Budaya: Globalisasi dan modernisasi dapat menyebabkan lunturnya nilai-nilai budaya lokal, termasuk Pancasila. Generasi muda mungkin lebih terpengaruh oleh budaya asing yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga perlu adanya upaya ekstra untuk menjaga eksistensi ideologi ini.
Kesimpulan
Penguatan pendidikan Pancasila di tengah tantangan era disrupsi merupakan hal yang mendesak untuk dilakukan. Kesenjangan antara kurikulum yang ada dan kebutuhan zaman, keterampilan guru yang perlu ditingkatkan, serta pengaruh negatif dari konten digital menjadi tantangan utama yang harus dihadapi. Revitalisasi pembelajaran Pancasila melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif dapat menjadi solusi untuk menjaga integritas nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda.
Saran
- Revitalisasi Kurikulum: Lakukan penyesuaian kurikulum pendidikan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam konteks digital dan sosial yang relevan dengan kehidupan siswa saat ini.
- Pelatihan Guru: Selenggarakan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam mengajarkan nilai-nilai Pancasila menggunakan metode pembelajaran berbasis teknologi.
- Keterlibatan Masyarakat: Libatkan orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan melalui kegiatan sosialisasi nilai-nilai Pancasila agar lebih terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari siswa.
- Penggunaan Teknologi: Manfaatkan teknologi informasi untuk menyebarluaskan informasi positif mengenai Pancasila dan menanggulangi konten negatif yang beredar di media sosial.
Daftar Pustaka
Abidah, Z Nahri. (2023). Tantangan dan Peluang Pendidikan
Karakter Pancasila di Era Disrupsi. Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan, Vol 1 No
10.
Azizah, (2023, 25 September). Paradigma Disrupsi Dalam Dunia
Peradilan Indonesia. Diakses pada tanggal 18 September 2024 dari
https://www.mahkamahagung.go.id/id/artikel/5922/paradigma-disrupsi-dalam-dunia-peradilan-indonesia#:~:text=Lebih%20lanjut%20dijelaskan%20dalam%20KBBI,tatanan%20kehidupan%20masyarakat%20secara%20luas.
Budimansyah, D. (2010). Penguatan pendidikan kewarganegaraan
untuk membangun karakter bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.
Normah. (2020) Penguatan nilai-nilai Pancasila i era
disrupsi pada lingkungan sekolah dasar. Jurnal Civics, Vol 17, No 2.
Alwasi, Farina T., Dewi, A Dinie. (2022). Penguaran Nilai
Pancasila Pada Siswa Sekolah Dasar Di Tengah Era Disrupsi Budaya. Jurnal
Kewarganegaraan, Vol 6 No 1.
No comments:
Post a Comment