Abstrak :
Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadikan
Pancasila sebagai dasar Negaranya. Pancasila dipilih menjadi dasar Negara
Indonesia sebagai ideologi, sebagai jati diri, dan juga sebagai asas persatuan
bangsa Indonesia. Implementasi Pancasila sebagai dasar negara sangat diperlukan
bagi masyarakat Indonesia yaitu untuk menjaga eksistensi Bangsa Indonesia,
karena di dalam pancasila terdapat nilai-nilai luhur setiap sila-sila Bangsa
Indonesia yang sesuai dengan kepribadian dari Bangsa Indonesia itu sendiri.
Tulisan ini memiliki tujuan agar memahami dan memparkan seputar pancasila
sebagai dasar negara dan implementasinya. Penelitian ini menggunakan metode
pendekatan secara deskriptif yang dasar pembahasan didapatkan dari berbagai
sumber yang ada yaitu, jurnal dan artikel. Dengan topik yang diangkat yaitu
Pancasila sebagai Dasar Negara dan implementasinya maka penulis tertarik
menganalisis hal tersebut karena sangat penting untuk mengembangkan pengetahuan
yang sangat penting untuk bangsa
Kata Kunci : Pancasila, Kebijakan publik, Pengaruh
pancasila, Sejarah pancasila, Sejarah pembentukan pancasila
1. Latar Belakang Pembentukan Pancasila
Pembentukan Pancasila dimulai pada saat kekalahan Jepang
dalam Perang Pasifik pada tahun 1945. Jepang berusaha menarik simpati rakyat
Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan dan membentuk lembaga untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
2. Bentuk Awal Lembaga Persiapan Kemerdekaan
Pada tanggal 29 April 1945, Jepang membentuk Dokuritsu
Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). BPUPKI melakukan sidang pertamanya secara resmi pada
tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Dalam sidang ini, sejumlah tokoh menyampaikan
pidatonya terkait perumusan asas dasar negara.
3. Usulan Dasar Negara oleh Tokoh-Tokoh
Pada sidang BPUPKI, beberapa tokoh menyampaikan usulan dasar
negara. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia
secara tertulis dan lisan pada tanggal 29 Mei 1945. Soepomo menyampaikan
usulannya pada tanggal 31 Mei 1945, yang menekankan persatuan, kekeluargaan,
keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, dan keadilan rakyat.
4. Pancasila oleh Soekarno
Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno memperkenalkan
konsep awal Pancasila dalam pidatonya. Ia mengusulkan lima dasar negara yang
kemudian dikenal sebagai Pancasila: kebangsaan Indonesia, internasionalisme
atau perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
5. Panitia Sembilan
Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila, BPUPKI membentuk
Panitia Sembilan yang terdiri dari tokoh-tokoh seperti Ir. Soekarno, Drs.
Mohammad Hatta, Mr. A. A. Maramis, Mr. Muhammad Yamin, Achmad Soebardjo,
Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakkar, H. Agus Salim, dan K.H Abdul
Wahid Hasyim. Panitia Sembilan ini menghasilkan Piagam Jakarta pada tanggal 22
Juni 1945, yang berisi rumusan Pancasila awal: Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
6. Perubahan Sila Pertama
Namun, perdebatan terjadi karena sila pertama tentang
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Oleh karena itu,
pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 dengan perubahan sila
pertama menjadi "Ketuhanan yang Maha Esa".
7. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila akhirnya dinyatakan sah sebagai dasar negara
Indonesia dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila kemudian
dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara yang
sah. Dengan demikian, Pancasila lahir sebagai hasil kerja sama dan perdebatan
antara tokoh-tokoh nasional Indonesia dalam mempersiapkan kemerdekaan dan
membentuk negara yang berdasarkan nilai-nilai kebangsaan dan kekeluargaan.
Pancasila memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kebijakan publik di Indonesia. Berikut adalah beberapa aspek pentingnya:
1. Dasar Negara dan Pedoman Moral
2. Nilai-Nilai Pancasila dalam Kebijakan Publik
3. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam
Kebijakan Publik
4. Partisipasi Masyarakat
Permasalahan :
1. Keterlambatan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila
Dalam beberapa kasus, kebijakan publik yang dibuat oleh
pemerintah terkesan tidak memperhatikan kepentingan rakyat dan tidak sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Kesulitan dalam Mengintegrasikan Nilai-Nilai
Pancasila dalam Kebijakan
Pemerintah sering menghadapi kesulitan dalam
mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan publik.
3. Kurangnya Partisipasi Masyarakat dalam Proses
Pembuatan Kebijakan
Partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan
publik sangat penting, karena masyarakat merupakan pemegang kepentingan utama
dalam pembangunan negara.
4. Ketergantungan pada Ideologi Lain
Pemerintahan Indonesia sering mengadopsi prinsip demokrasi
kapitalisme barat, yang dapat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
5. Kurangnya Transparansi dan Akuntabilitas
Nilai-nilai Pancasila mendorong pemerintahan yang transparan
dan akuntabel. Namun, dalam beberapa kasus, pemerintah tidak memastikan bahwa
proses pengambilan keputusan dilakukan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Pembahasan :
1. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas
- Implementasi
Lembaga Pengawasan:
- APIP
(Aparat Pemeriksa Intern Pemerintah): Lembaga ini dapat berperan
strategis dalam menjaga integritas, efisiensi, dan efektivitas
administrasi publik. APIP dapat melakukan pengawasan dan pemeriksaan
terhadap kinerja instansi pemerintah untuk memastikan bahwa kebijakan dan
program pemerintah dilaksanakan dengan benar.
- Melibatkan
Masyarakat:
- Pertemuan
dan Konsultasi Publik: Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam proses
pengawasan dapat meningkatkan kredibilitas dan objektivitas dalam
mengawasi kinerja pemerintahan. APIP dapat mengadakan pertemuan,
konsultasi publik, dan menyediakan saluran pengaduan bagi warga untuk menyampaikan
masalah dan pelanggaran yang terjadi.
- Pemanfaatan
Teknologi:
- Analisis
Data dan Teknologi Audit Modern: Pemanfaatan teknologi dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pengawasan. Penggunaan analisis data,
kecerdasan buatan, dan teknologi audit modern dapat membantu lembaga
pengawasan dalam mengidentifikasi masalah dengan cepat dan memberikan
solusi yang tepat waktu.
2. Mengintegrasikan Nilai-Nilai Pancasila dalam
Kebijakan
- Pendidikan
dan Sosialisasi:
- Pendidikan
Pancasila: Melakukan pendidikan dan sosialisasi tentang Pancasila kepada
aparatur pemerintah dan masyarakat dapat meningkatkan kesadaran dan
pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila. Hal ini dapat membantu aparatur
pemerintah dalam mengambil kebijakan yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
- Konsultasi
dengan Tokoh-Tokoh Nasional:
- Konsultasi
dengan Tokoh-Tokoh Nasional: Mengkonsultasikan kebijakan dengan
tokoh-tokoh nasional yang memiliki pengetahuan mendalam tentang Pancasila
dapat membantu memastikan bahwa kebijakan yang diambil sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila.
- Evaluasi
Kebijakan:
- Evaluasi
Kebijakan: Melakukan evaluasi kebijakan secara terus-menerus dapat
membantu memastikan bahwa kebijakan yang diambil sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan melibatkan
masyarakat dan menggunakan data yang akurat.
3. Mengatasi Kurangnya Partisipasi Masyarakat
- Meningkatkan
Partisipasi Masyarakat:
- Pertemuan
dan Konsultasi Publik: Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses
pembuatan kebijakan dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan dan
konsultasi publik. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa kebijakan yang
diambil sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
- Sediakan
Saluran Pengaduan:
- Sediakan
Saluran Pengaduan: Menyediakan saluran pengaduan bagi warga dapat
membantu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengawasan. Hal
ini dapat membantu memastikan bahwa kebijakan yang diambil sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
4. Mengatasi Ketergantungan pada Ideologi Lain
- Mengintegrasikan
Nilai-Nilai Pancasila dengan Ideologi Lain:
- Mengintegrasikan
Nilai-Nilai Pancasila dengan Ideologi Lain: Mengintegrasikan nilai-nilai
Pancasila dengan ideologi lain dapat membantu memastikan bahwa kebijakan
yang diambil sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan konsultasi dengan tokoh-tokoh nasional dan melakukan
evaluasi kebijakan secara terus-menerus.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, pemerintah dapat
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, mengintegrasikan nilai-nilai
Pancasila dalam kebijakan, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan mengatasi
ketergantungan pada ideologi lain. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa
kebijakan publik yang dihasilkan oleh pemerintah selalu berorientasi pada
kepentingan rakyat dan nilai-nilai Pancasila.
Saran :
- Implementasi Lembaga Pengawasan
- Pemanfaatan Teknologi
- Pendidikan dan Sosialisasi
- Evaluasi Kebijakan
- Mengintegrasikan Nilai-Nilai Pancasila dengan Ideologi Lain
Kesimpulan :
Pancasila memiliki peran sentral dalam pengaruh kebijakan
publik di Indonesia. Namun, terdapat beberapa permasalahan yang harus diatasi,
seperti keterlambatan implementasi nilai-nilai Pancasila, kesulitan dalam
mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan, kurangnya partisipasi
masyarakat, ketergantungan pada ideologi lain, dan kurangnya transparansi dan
akuntabilitas. Dengan demikian, pemerintah harus lebih berhati-hati dan
transparan dalam mengambil kebijakan untuk memastikan bahwa kebijakan publik
selalu berorientasi pada kepentingan rakyat dan nilai-nilai Pancasila.
Daftar pustaka :
1. Gramedia literasi : Sejarah Lahirnya Pancasila dan Perumusannya - Gramedia Literasi
2. Hukumonline.com : Sejarah Singkat Lahirnya Pancasila (hukumonline.com)
3. Kesbangpol madiun : SEJARAH SINGKAT HARI LAHIR PANCASILA - Bakesbangpoldagri Kabupaten Madiun (madiunkab.go.id)
4. CNN Indonesia : Sejarah Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia (cnnindonesia.com)
5. Museum pendidikan nasional : Sejarah Hari Lahir Pancasila - Museum Pendidikan Nasional (upi.edu)
6. Inspirasi & Strategi (INSPIRAT): Jurnal Kebijakan Publik & Bisnis. (2023). Masih Sulitnya Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kebijakan Publik. Masih Sulitnya Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kebijakan Publik | Inspirasi & Strategi (INSPIRAT): Jurnal Kebijakan Publik & Bisnis (isha.or.id)
7. Jurnal Universitas Sebelas Maret. Implementasi Ideologi Pancasila dalam Kebijakan Pemerintah.
No comments:
Post a Comment