Abstrak
Pengaruh sosial
dan ekonomi terhadap perkembangan Pancasila di Indonesia merupakan isu yang
penting dalam konteks pembangunan bangsa. Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup masyarakat Indonesia memiliki peran strategis dalam membentuk
karakter dan identitas bangsa. Namun, tantangan globalisasi dan perubahan
sosial yang cepat sering kali mengancam nilai-nilai Pancasila. Dalam aspek
sosial, penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masih
rendah, ditandai dengan meningkatnya individualisme dan materialisme yang
bertentangan dengan prinsip gotong royong. Di sisi lain ekonomi serta kesenjangan
sosial yang mencolok mendominasi kepentingan kapitalis menghambat implementasi
sistem ekonomi yang berlandaskan pada keadilan sosial. Cara tepat dan cepat
untuk mengukur keselarasan perlu adanya upaya peningkatan.
Kata kunci : Pancasila, pengaruh sosial, pengaruh ekonomi, perkembangan masyarakat, keadilan sosial.
Pendahuluan
Pengaruh sosial
dan ekonomi terhadap perkembangan Pancasila merupakan topik yang penting untuk
dipahami dalam Indonesia. Pancasila, sebagai ideologi dasar negara tidak hanya
berfungsi sebagai pedoman moral dan etika, tetapi juga sebagai landasan dalam
pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Dalam kamus
besar bahasa Indonesia kata sosial berarti berkenaan dengan masyarakat, dimana
dirasa perlu adanya komunikasi antar individu. Dan kata sosial berasal dari
kata Latin, yaitu socius yang berarti bersama-sama, bersatu, terikat, sekutu,
berteman. Atau kata socio yang memiliki makna menjadikan teman. Maka sosial
dapat dimengerti sebagai pertemanan atau masyarakat.Perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat Indonesia, baik akibat globalisasi maupun perkembangan
teknologi, sangat memengaruhi pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila harus mampu beradaptasi dengan dinamika sosial agar tetap
relevan dan dapat diterima oleh semua generasi.
Dari segi
ekonomi, Pancasila memberikan landasan bagi sistem ekonomi kerakyatan yang
menekankan pada keadilan sosial dan pemerataan hasil pembangunan. Dalam era
modern ini, tantangan ekonomi seperti ketimpangan sosial dan kemiskinan menjadi
isu krusial yang perlu diatasi dengan pendekatan berbasis Pancasila.
Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan ekonomi diharapkan dapat
menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian, pengaruh sosial dan ekonomi terhadap perkembangan Pancasila tidak hanya berkaitan dengan penerapan nilai-nilai dalam kebijakan publik, tetapi juga dengan bagaimana masyarakat memahami dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran akan pentingnya nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan untuk menjaga integritas bangsa di tengah arus perubahan yang terus berlangsung.
Permasalahan
Dalam konteks
pengaruh sosial dan ekonomi terhadap perkembangan Pancasila di zaman sekarang,
terdapat beberapa permasalahan atau rumusan masalah yang perlu diperhatikan.
Berikut adalah beberapa di antaranya :
1. Globalisasi
dan Individualisme : Globalisasi membawa perubahan
sosial yang signifikan, termasuk munculnya gaya hidup individualis dan
materialistis. Ini bertentangan dengan prinsip Pancasila, khususnya sila ke-3,
yang menekankan persatuan dan gotong royong. Banyak orang lebih fokus pada
kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan bersama, menggerus rasa
kebersamaan dan solidaritas sosial.
2. Ketimpangan
Sosial dan Ekonomi : Ketimpangan ekonomi yang tinggi
antara kelompok kaya dan miskin menjadi masalah besar. Ketidakadilan sosial ini
bertentangan dengan sila ke-5 Pancasila yang menekankan keadilan sosial.
Masalah kemiskinan, akses pendidikan, dan layanan kesehatan yang terbatas
menghambat tercapainya cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Korupsi
dan Krisis Moral : Korupsi masih menjadi masalah
besar dalam berbagai sektor di Indonesia. Ini mencerminkan krisis moral di
kalangan pejabat publik dan masyarakat, yang berlawanan dengan sila ke-1 dan
ke-4, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa dan musyawarah untuk mencapai mufakat.
Praktik korupsi melemahkan kepercayaan publik terhadap lembaga negara dan
menghambat pembangunan.
4. Pengaruh
Media Sosial dan Informasi Digital : Media sosial
sering kali memicu polarisasi di masyarakat. Berita hoaks, ujaran kebencian,
dan penyebaran informasi yang tidak benar sering kali memecah belah masyarakat.
Hal ini menimbulkan tantangan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pembahasan
Perkembangan Pancasila sebagai dasar negara tidak terlepas dari pengaruh faktor sosial dan ekonomi yang ada di Indonesia. Pancasila lahir dan berkembang dalam konteks sejarah, sosial, dan ekonomi yang terus berubah seiring waktu. Berikut ini adalah pembahasan mengenai pengaruh sosial dan ekonomi terhadap perkembangan Pancasila :
1. Kebudayaan
dan Struktur Sosial
Indonesia
memiliki keanekaragaman budaya yang sangat kaya, dengan berbagai suku, bahasa,
dan adat istiadat. Kebudayaan lokal yang berlandaskan nilai gotong royong,
musyawarah, dan kebersamaan memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan
Pancasila. Nilai-nilai ini menjadi dasar dari sila-sila Pancasila, seperti sila
ke-3 “Persatuan Indonesia” yang menekankan pentingnya kesatuan dalam
keberagaman. Selain itu, nilai sosial seperti musyawarah dan mufakat tercermin
dalam sila ke-4, “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.”
2. Perjuangan
Melawan Ketidakadilan Sosial
Selama masa
penjajahan, masyarakat Indonesia menghadapi berbagai bentuk ketidakadilan
sosial, termasuk perbedaan status sosial yang mencolok antara kaum penjajah dan
pribumi. Ketidakadilan ini memunculkan kesadaran nasional untuk memperjuangkan
hak-hak rakyat, yang akhirnya menjadi dasar pemikiran dalam pembentukan
Pancasila. Dalam sila ke-5, “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,”
yang menekankan bahwa setiap individu berhak mendapatkan kesempatan yang sama
dalam kehidupan sosial dan ekonomi.
3. Pengaruh
Agama dan Kerukunan Sosial
Sebagai negara
dengan beragam keyakinan, pengaruh agama sangat besar dalam membentuk
nilai-nilai sosial yang menjadi dasar Pancasila. Penghargaan terhadap
nilai-nilai religius dan kerukunan antarumat beragama menjadi inti dari sila
pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa.” Pengaruh sosial dari berbagai kelompok
agama, baik Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan lainnya, turut serta dalam
mempengaruhi konsensus nasional mengenai pentingnya dasar negara yang mampu
merangkul semua keyakinan.
4. Perubahan
Ekonomi dan Ketimpangan Sosial
Faktor ekonomi
juga memiliki peran besar dalam perkembangan Pancasila. Pada awal kemerdekaan,
Indonesia menghadapi masalah ekonomi yang sangat berat, seperti kemiskinan,
pengangguran, dan ketimpangan ekonomi yang tinggi akibat warisan kolonialisme.
Kondisi ini mendorong para pendiri bangsa untuk menekankan pentingnya keadilan
ekonomi sebagai bagian dari pembangunan bangsa. Sila ke-5 tentang keadilan
sosial mencerminkan tekad untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan memastikan
bahwa kekayaan nasional dikelola demi kesejahteraan seluruh rakyat
Kesimpulan
Pengaruh sosial
dan ekonomi terhadap perkembangan Pancasila sangat kuat. Kondisi sosial seperti
keberagaman budaya, nilai agama, dan perjuangan melawan ketidakadilan sosial,
serta kondisi ekonomi seperti ketimpangan ekonomi dan tantangan globalisasi,
semuanya mempengaruhi perumusan dan perkembangan Pancasila. Perubahan
sosial-ekonomi terus menjadi faktor penting dalam bagaimana Pancasila
diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai dasar
negara, Pancasila harus terus relevan dengan dinamika sosial dan ekonomi, serta
mampu memberikan solusi terhadap tantangan-tantangan tersebut.
Dengan mengedepankan prinsip-prinsip Pancasila, diharapkan masyarakat Indonesia dapat mencapai keadilan sosial, kesejahteraan ekonomi, dan stabilitas sosial yang berkelanjutan. Pancasila harus terus dihayati dan diterapkan sebagai jati diri bangsa Indonesia, serta menjadi solusi untuk berbagai tantangan yang dihadapi dalam pembangunan sosial dan ekonomi di masa depan
Saran
1.
Pengembangan
Kebijakan Ekonomi yang Berkelanjutan
Kebijakan
ekonomi yang diterapkan harus mempertimbangkan keberlanjutan dan dampaknya
terhadap masyarakat. Pancasila dapat menjadi landasan dalam merumuskan
kebijakan
2.
Pemberdayaan
Komunitas Lokal
Mengembangkan
program-program pemberdayaan yang fokus pada komunitas lokal untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi. Pendekatan yang berbasis pada potensi lokal dan
partisipasi masyarakat akan memperkuat rasa memiliki dan tanggung jawab
terhadap implementasi Pancasila.
3.
Penguatan
Keadilan Sosial
Pemerintah dan
pemangku kepentingan perlu meningkatkan upaya untuk mencapai keadilan sosial
melalui program-program ekonomi yang berfokus pada pengurangan kesenjangan.
Misalnya, dengan memberikan akses yang lebih baik bagi kelompok masyarakat yang
kurang beruntung terhadap pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja.
Daftar Pustaka
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/18354/5/BAB%20II.pdf
Budiman, A.
(2018). Pancasila dalam Perspektif Ekonomi dan Sosial: Relevansi dan
Implementasinya dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jurnal Ilmu Sosial
dan Humaniora, 9(1), 1-12.
Sari, D. P. (2022). Kesejahteraan
Ekonomi dan Stabilitas Sosial: Peran Pancasila dalam Pembangunan Berkelanjutan.
Jurnal Sosial dan Ekonomi, 10(4), 56-72.
Widodo, B.
(2017). Pancasila sebagai Ideologi Negara: Pengaruh Sosial dan Ekonomi dalam
Pembentukannya. Jurnal Kajian Pancasila, 8(2), 77-89.
No comments:
Post a Comment