Wednesday, September 25, 2024

Pengaruh Sosial dan Ekonomi terhadap Perkembangan Pancasila

 


Abstrak

Pengaruh sosial dan ekonomi terhadap perkembangan Pancasila di Indonesia merupakan isu yang penting dalam konteks pembangunan bangsa. Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup masyarakat Indonesia memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan identitas bangsa. Namun, tantangan globalisasi dan perubahan sosial yang cepat sering kali mengancam nilai-nilai Pancasila. Dalam aspek sosial, penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masih rendah, ditandai dengan meningkatnya individualisme dan materialisme yang bertentangan dengan prinsip gotong royong. Di sisi lain ekonomi serta kesenjangan sosial yang mencolok mendominasi kepentingan kapitalis menghambat implementasi sistem ekonomi yang berlandaskan pada keadilan sosial. Cara tepat dan cepat untuk mengukur keselarasan perlu adanya upaya peningkatan.


Kata kunci : Pancasila, pengaruh sosial, pengaruh ekonomi, perkembangan masyarakat, keadilan sosial.

Pendahuluan

Pengaruh sosial dan ekonomi terhadap perkembangan Pancasila merupakan topik yang penting untuk dipahami dalam Indonesia. Pancasila, sebagai ideologi dasar negara tidak hanya berfungsi sebagai pedoman moral dan etika, tetapi juga sebagai landasan dalam pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata sosial berarti berkenaan dengan masyarakat, dimana dirasa perlu adanya komunikasi antar individu. Dan kata sosial berasal dari kata Latin, yaitu socius yang berarti bersama-sama, bersatu, terikat, sekutu, berteman. Atau kata socio yang memiliki makna menjadikan teman. Maka sosial dapat dimengerti sebagai pertemanan atau masyarakat.Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, baik akibat globalisasi maupun perkembangan teknologi, sangat memengaruhi pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila harus mampu beradaptasi dengan dinamika sosial agar tetap relevan dan dapat diterima oleh semua generasi.

Dari segi ekonomi, Pancasila memberikan landasan bagi sistem ekonomi kerakyatan yang menekankan pada keadilan sosial dan pemerataan hasil pembangunan. Dalam era modern ini, tantangan ekonomi seperti ketimpangan sosial dan kemiskinan menjadi isu krusial yang perlu diatasi dengan pendekatan berbasis Pancasila. Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan ekonomi diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan demikian, pengaruh sosial dan ekonomi terhadap perkembangan Pancasila tidak hanya berkaitan dengan penerapan nilai-nilai dalam kebijakan publik, tetapi juga dengan bagaimana masyarakat memahami dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran akan pentingnya nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan untuk menjaga integritas bangsa di tengah arus perubahan yang terus berlangsung.


Permasalahan

Dalam konteks pengaruh sosial dan ekonomi terhadap perkembangan Pancasila di zaman sekarang, terdapat beberapa permasalahan atau rumusan masalah yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa di antaranya :

1.   Globalisasi dan Individualisme : Globalisasi membawa perubahan sosial yang signifikan, termasuk munculnya gaya hidup individualis dan materialistis. Ini bertentangan dengan prinsip Pancasila, khususnya sila ke-3, yang menekankan persatuan dan gotong royong. Banyak orang lebih fokus pada kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan bersama, menggerus rasa kebersamaan dan solidaritas sosial.

2.   Ketimpangan Sosial dan Ekonomi : Ketimpangan ekonomi yang tinggi antara kelompok kaya dan miskin menjadi masalah besar. Ketidakadilan sosial ini bertentangan dengan sila ke-5 Pancasila yang menekankan keadilan sosial. Masalah kemiskinan, akses pendidikan, dan layanan kesehatan yang terbatas menghambat tercapainya cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3.   Korupsi dan Krisis Moral : Korupsi masih menjadi masalah besar dalam berbagai sektor di Indonesia. Ini mencerminkan krisis moral di kalangan pejabat publik dan masyarakat, yang berlawanan dengan sila ke-1 dan ke-4, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa dan musyawarah untuk mencapai mufakat. Praktik korupsi melemahkan kepercayaan publik terhadap lembaga negara dan menghambat pembangunan.

4.  Pengaruh Media Sosial dan Informasi Digital : Media sosial sering kali memicu polarisasi di masyarakat. Berita hoaks, ujaran kebencian, dan penyebaran informasi yang tidak benar sering kali memecah belah masyarakat. Hal ini menimbulkan tantangan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

 

Pembahasan

Perkembangan Pancasila sebagai dasar negara tidak terlepas dari pengaruh faktor sosial dan ekonomi yang ada di Indonesia. Pancasila lahir dan berkembang dalam konteks sejarah, sosial, dan ekonomi yang terus berubah seiring waktu. Berikut ini adalah pembahasan mengenai pengaruh sosial dan ekonomi terhadap perkembangan Pancasila :

1. Kebudayaan dan Struktur Sosial

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang sangat kaya, dengan berbagai suku, bahasa, dan adat istiadat. Kebudayaan lokal yang berlandaskan nilai gotong royong, musyawarah, dan kebersamaan memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan Pancasila. Nilai-nilai ini menjadi dasar dari sila-sila Pancasila, seperti sila ke-3 “Persatuan Indonesia” yang menekankan pentingnya kesatuan dalam keberagaman. Selain itu, nilai sosial seperti musyawarah dan mufakat tercermin dalam sila ke-4, “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.”

2. Perjuangan Melawan Ketidakadilan Sosial

Selama masa penjajahan, masyarakat Indonesia menghadapi berbagai bentuk ketidakadilan sosial, termasuk perbedaan status sosial yang mencolok antara kaum penjajah dan pribumi. Ketidakadilan ini memunculkan kesadaran nasional untuk memperjuangkan hak-hak rakyat, yang akhirnya menjadi dasar pemikiran dalam pembentukan Pancasila. Dalam sila ke-5, “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” yang menekankan bahwa setiap individu berhak mendapatkan kesempatan yang sama dalam kehidupan sosial dan ekonomi.

3. Pengaruh Agama dan Kerukunan Sosial

Sebagai negara dengan beragam keyakinan, pengaruh agama sangat besar dalam membentuk nilai-nilai sosial yang menjadi dasar Pancasila. Penghargaan terhadap nilai-nilai religius dan kerukunan antarumat beragama menjadi inti dari sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa.” Pengaruh sosial dari berbagai kelompok agama, baik Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan lainnya, turut serta dalam mempengaruhi konsensus nasional mengenai pentingnya dasar negara yang mampu merangkul semua keyakinan.

4. Perubahan Ekonomi dan Ketimpangan Sosial

Faktor ekonomi juga memiliki peran besar dalam perkembangan Pancasila. Pada awal kemerdekaan, Indonesia menghadapi masalah ekonomi yang sangat berat, seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan ekonomi yang tinggi akibat warisan kolonialisme. Kondisi ini mendorong para pendiri bangsa untuk menekankan pentingnya keadilan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan bangsa. Sila ke-5 tentang keadilan sosial mencerminkan tekad untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan memastikan bahwa kekayaan nasional dikelola demi kesejahteraan seluruh rakyat


Kesimpulan

Pengaruh sosial dan ekonomi terhadap perkembangan Pancasila sangat kuat. Kondisi sosial seperti keberagaman budaya, nilai agama, dan perjuangan melawan ketidakadilan sosial, serta kondisi ekonomi seperti ketimpangan ekonomi dan tantangan globalisasi, semuanya mempengaruhi perumusan dan perkembangan Pancasila. Perubahan sosial-ekonomi terus menjadi faktor penting dalam bagaimana Pancasila diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai dasar negara, Pancasila harus terus relevan dengan dinamika sosial dan ekonomi, serta mampu memberikan solusi terhadap tantangan-tantangan tersebut.Pendidikan yang komprehensif tentang Pancasila, penguatan kebijakan yang adil dan berkelanjutan, serta kolaborasi antara sektor publik dan swasta, menjadi langkah penting untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut.

Dengan mengedepankan prinsip-prinsip Pancasila, diharapkan masyarakat Indonesia dapat mencapai keadilan sosial, kesejahteraan ekonomi, dan stabilitas sosial yang berkelanjutan. Pancasila harus terus dihayati dan diterapkan sebagai jati diri bangsa Indonesia, serta menjadi solusi untuk berbagai tantangan yang dihadapi dalam pembangunan sosial dan ekonomi di masa depan


Saran

1.     Pengembangan Kebijakan Ekonomi yang Berkelanjutan

Kebijakan ekonomi yang diterapkan harus mempertimbangkan keberlanjutan dan dampaknya terhadap masyarakat. Pancasila dapat menjadi landasan dalam merumuskan kebijakan

2.     Pemberdayaan Komunitas Lokal

Mengembangkan program-program pemberdayaan yang fokus pada komunitas lokal untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Pendekatan yang berbasis pada potensi lokal dan partisipasi masyarakat akan memperkuat rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap implementasi Pancasila.

3.     Penguatan Keadilan Sosial

Pemerintah dan pemangku kepentingan perlu meningkatkan upaya untuk mencapai keadilan sosial melalui program-program ekonomi yang berfokus pada pengurangan kesenjangan. Misalnya, dengan memberikan akses yang lebih baik bagi kelompok masyarakat yang kurang beruntung terhadap pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja.

 

Daftar Pustaka

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/18354/5/BAB%20II.pdf

Budiman, A. (2018). Pancasila dalam Perspektif Ekonomi dan Sosial: Relevansi dan Implementasinya dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 9(1), 1-12.

Sari, D. P. (2022). Kesejahteraan Ekonomi dan Stabilitas Sosial: Peran Pancasila dalam Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Sosial dan Ekonomi, 10(4), 56-72.

Widodo, B. (2017). Pancasila sebagai Ideologi Negara: Pengaruh Sosial dan Ekonomi dalam Pembentukannya. Jurnal Kajian Pancasila, 8(2), 77-89.


No comments:

Post a Comment

PRESENTASI PANCASILA (5)

PRESENTASI PANCASILA (5) Jum'at, 18 Oktober 2024