Abstrak
Pancasila merupakan dasar filsafat
negara dan ideologi bangsa Indonesia yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa
pada 18 Agustus 1945. Sebagai sumber dari segala sumber hukum, Pancasila
menjadi panduan hidup berbangsa dan bernegara, serta berperan penting dalam
membentuk identitas nasional Indonesia. Artikel ini membahas peran strategis
Pancasila dalam menjaga persatuan, mencegah konflik sosial, dan mengawasi
perilaku masyarakat Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,
seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan, menjadi
landasan moral dan kebudayaan bangsa. Selain itu, artikel ini juga menyoroti
pentingnya internalisasi nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi milenial
sebagai upaya untuk mempertahankan identitas bangsa di era globalisasi. Dengan
demikian, Pancasila tidak hanya menjadi simbol ideologis, tetapi juga sebagai
pilar utama dalam memelihara keberagaman dan memajukan kesadaran bela negara.
Kata Kunci: Pancasila, identitas nasional, globalisasi, ideologi negara, persatuan bangsa, budaya, moral
Pendahuluan
Pancasila merupakan dasar filsafat
negara yang merangkum pandangan hidup bangsa Indonesia. Dirumuskan pada 18
Agustus 1945 oleh para pendiri bangsa, Pancasila ditetapkan sebagai ideologi
negara melalui Ketetapan No. XX/MPRS/1966, dan hingga kini menjadi landasan
moral serta pedoman kehidupan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila berfungsi sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia dan
memainkan peran penting dalam membentuk serta menjaga identitas nasional yang
berakar pada nilai-nilai kebudayaan bangsa.
Sebagai sebuah negara dengan masyarakat
yang sangat beragam dalam hal suku, agama, budaya, dan bahasa, Indonesia
memerlukan landasan kuat untuk menyatukan perbedaan tersebut agar tercipta
keharmonisan dan kesatuan. Pancasila, dengan kelima silanya yang mencakup
prinsip-prinsip ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan,
hadir sebagai solusi untuk mengatasi potensi konflik yang dapat muncul akibat
keberagaman tersebut. Selain itu, Pancasila juga berfungsi sebagai alat untuk
mencegah disintegrasi sosial dan menjaga stabilitas bangsa.
Namun, di era globalisasi yang semakin maju, nilai-nilai Pancasila menghadapi tantangan yang lebih besar. Arus informasi dan budaya asing yang semakin deras, terutama di kalangan generasi muda, dapat mengaburkan pemahaman dan internalisasi nilai-nilai Pancasila. Krisis identitas nasional menjadi ancaman nyata ketika budaya dan ideologi asing mulai meresap ke dalam pola pikir masyarakat. Oleh karena itu, Pancasila harus tetap dijadikan kompas moral dan landasan hidup berbangsa, agar identitas nasional Indonesia tetap terjaga di tengah perubahan global yang cepat.
Permasalahan
Pancasila, sebagai ideologi negara, menghadapi
sejumlah tantangan dalam menjaga identitas nasional Indonesia, terutama di
tengah pengaruh globalisasi yang semakin kuat. Beberapa masalah utama yang
perlu diperhatikan adalah:
1. Penurunan Kesadaran Nilai-Nilai Pancasila
Pengaruh budaya global, terutama di kalangan generasi
milenial, menyebabkan penurunan pemahaman dan internalisasi nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda cenderung lebih terpapar
oleh nilai-nilai asing yang kadang tidak sejalan dengan budaya lokal dan
ideologi bangsa.
2. Ancaman Disintegrasi Sosial
Perbedaan suku, agama, dan budaya di Indonesia yang
semakin beragam membutuhkan upaya yang kuat dalam menjaga persatuan nasional.
Pancasila berperan sebagai pemersatu bangsa, namun meningkatnya gesekan sosial
dan intoleransi dapat mengancam keberagaman yang seharusnya menjadi kekuatan
bangsa.
3. Krisis Identitas Nasional
Di era globalisasi, identitas nasional Indonesia
terancam oleh budaya asing yang memengaruhi cara berpikir, berperilaku, dan
berinteraksi masyarakat. Pancasila harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini
dan tetap menjadi panduan dalam membangun identitas bangsa yang kuat di tengah
dinamika global.
Permasalahan-permasalahan ini menunjukkan pentingnya
revitalisasi dan penguatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara agar identitas nasional Indonesia tetap terjaga di era modern.
Pembahasan
Sejarah Pancasila sebagai Identitas
Nasional Indonesia
Pancasila memiliki akar sejarah yang mendalam dalam
proses pembentukan identitas nasional Indonesia. Sebagai ideologi
negara, Pancasila dirumuskan oleh para pendiri bangsa pada tanggal 18 Agustus
1945, saat Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya. Perumusan
Pancasila terjadi dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), di mana Soekarno mengemukakan konsep yang
menjadi dasar negara untuk negara yang baru merdeka ini. Lima sila yang
diusulkan oleh Soekarno menjadi landasan filosofis, ideologis, dan kultural
bagi bangsa Indonesia yang sangat beragam dari segi suku, agama, ras, dan
budaya.
Ketetapan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
melalui Ketetapan No. XX/MPRS/1966 menegaskan Pancasila sebagai identitas
nasional yang membedakan bangsa Indonesia dari negara lain. Setiap sila dalam
Pancasila mencerminkan nilai-nilai luhur yang ada dalam masyarakat Indonesia,
seperti nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan
sosial, yang semuanya berakar pada kebudayaan Nusantara. Dengan demikian,
Pancasila menjadi identitas unik bangsa Indonesia, yang tidak hanya melambangkan
prinsip-prinsip dasar negara, tetapi juga mencerminkan kepribadian bangsa yang
berdaulat, bersatu, dan menghormati keragaman.
Dalam perkembangannya, Pancasila terus berperan
penting dalam menjaga keutuhan bangsa di tengah ancaman perpecahan, terutama
selama masa-masa sulit dalam sejarah Indonesia, seperti pada era Demokrasi
Terpimpin dan Orde Baru. Pancasila menjadi simbol persatuan yang mampu menjaga
integritas bangsa di tengah berbagai dinamika politik, sosial, dan ekonomi.
Sebagai identitas nasional, Pancasila tidak hanya
diimplementasikan melalui kebijakan negara, tetapi juga dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Indonesia. Nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam
interaksi sosial, dalam pendidikan formal maupun non-formal, serta menjadi
dasar bagi penyelesaian konflik dan penciptaan perdamaian. Pancasila, sebagai
panduan moral dan etika, menuntun bangsa Indonesia untuk terus mengedepankan
persatuan dan kesatuan di tengah pluralisme budaya.
Oleh karena itu, sejarah pembentukan dan perkembangan
Pancasila sebagai identitas nasional Indonesia memberikan dasar yang kuat bagi
masyarakat Indonesia untuk menghadapi tantangan modern, termasuk globalisasi
dan krisis identitas.
Menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, terutama melalui pendidikan dan
inovasi digital, akan terus memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi ideologi
penuntun bagi generasi mendatang.
Solusi terhadap masalah utama
Pancasila, sebagai dasar negara dan ideologi bangsa
Indonesia, memiliki peran penting dalam membangun identitas nasional yang kuat.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mencerminkan pandangan hidup bangsa
Indonesia yang berakar pada kebudayaan lokal dan sejarah perjuangan bangsa.
Dalam era globalisasi yang penuh tantangan, Pancasila tetap relevan sebagai
landasan moral dan pemandu etika masyarakat Indonesia untuk menghadapi
perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri.
1. Pancasila sebagai Penguat Identitas
Nasional
Identitas nasional adalah cerminan dari karakter,
nilai, dan keunikan suatu bangsa yang membedakannya dari bangsa lain.
Pancasila, dengan lima silanya, berfungsi sebagai fondasi yang menyatukan
keberagaman suku, agama, dan budaya di Indonesia. Setiap sila Pancasila
mencerminkan prinsip dasar kehidupan berbangsa yang menekankan pada ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Dengan begitu,
Pancasila menjadi penanda keunikan bangsa Indonesia dan identitas nasional yang
kokoh.
Dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai Pancasila
diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, mulai dari menjaga
kerukunan antarumat beragama, menghormati perbedaan, hingga menjunjung tinggi
prinsip demokrasi yang berlandaskan musyawarah dan mufakat. Prinsip persatuan
dalam Pancasila juga memainkan peran penting dalam memelihara keharmonisan di
tengah pluralitas bangsa. Hal ini menjadi dasar kuat dalam membangun kesadaran
identitas nasional di kalangan masyarakat Indonesia.
2. Tantangan Globalisasi terhadap
Identitas Nasional
Di era globalisasi, identitas nasional Indonesia
menghadapi tantangan yang cukup besar. Globalisasi membawa arus informasi,
teknologi, dan budaya asing yang tak terhindarkan, terutama di kalangan
generasi milenial. Nilai-nilai budaya global yang berbeda dengan nilai-nilai
lokal dapat memengaruhi cara pandang dan perilaku masyarakat, sehingga
mengaburkan pemahaman tentang identitas nasional. Generasi muda sering kali
lebih terpapar pada budaya asing melalui media sosial, internet, dan hiburan
global, yang dapat menggeser nilai-nilai lokal dan Pancasila sebagai panduan
hidup.
Tantangan lain yang dihadapi adalah munculnya fenomena
krisis identitas, di mana sebagian masyarakat, khususnya kaum muda, mulai
kehilangan keterikatan dengan budaya dan nilai-nilai lokal. Mereka cenderung
mengadopsi gaya hidup dan norma-norma asing yang mungkin tidak sesuai dengan
identitas bangsa Indonesia. Dalam situasi seperti ini, Pancasila harus menjadi
landasan moral yang kuat untuk mengarahkan generasi muda agar tetap menghargai
dan mempertahankan identitas nasional mereka.
3. Peran Pancasila dalam Menghadapi
Krisis Identitas
Untuk menghadapi krisis identitas yang diakibatkan
oleh globalisasi, diperlukan penguatan peran Pancasila melalui pendidikan dan
internalisasi nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara yang
efektif adalah dengan memasukkan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum
pendidikan formal sejak dini. Pendidikan Pancasila yang kontekstual dan relevan
dengan tantangan zaman akan membantu generasi muda memahami pentingnya
Pancasila sebagai panduan dalam berperilaku dan berpikir di tengah arus globalisasi.
Selain itu, internalisasi nilai-nilai Pancasila di
kalangan masyarakat dapat dilakukan melalui kampanye kesadaran multikultural
yang menekankan pentingnya toleransi, persatuan, dan kerjasama. Pemerintah,
lembaga pendidikan, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengedukasi
generasi muda agar mereka tidak hanya memahami Pancasila sebagai ideologi,
tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan nyata. Dengan pendekatan ini,
Pancasila akan tetap menjadi sumber inspirasi dan pemandu moral dalam membangun
identitas nasional yang kokoh di era modern.
4. Strategi Internalisasi Nilai-Nilai
Pancasila di Era Digital
Di era digital, media sosial dan teknologi informasi
memainkan peran penting dalam membentuk cara pandang generasi muda. Oleh karena
itu, strategi internalisasi nilai-nilai Pancasila harus menyesuaikan dengan
perkembangan teknologi dan kebiasaan digital masyarakat. Salah satu langkah
strategis adalah memanfaatkan media digital sebagai sarana untuk menyebarkan
dan mengajarkan nilai-nilai Pancasila secara kreatif dan interaktif.
Misalnya, pemerintah dan lembaga pendidikan dapat
membuat kampanye digital atau aplikasi edukatif yang menampilkan nilai-nilai
Pancasila melalui video pendek, infografis, permainan edukatif, atau diskusi
daring. Dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan format yang menarik,
generasi milenial dapat lebih tertarik untuk memahami dan menginternalisasi
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, platform media
sosial juga dapat digunakan untuk mempromosikan pesan-pesan positif yang sejalan
dengan prinsip-prinsip Pancasila, seperti persatuan, kerukunan, dan keadilan
sosial.
Kesimpulan
Pancasila, sebagai dasar negara dan ideologi bangsa
Indonesia, memiliki peran penting dalam membentuk dan menjaga identitas
nasional di tengah era globalisasi yang penuh tantangan. Sebagai sumber dari
segala sumber hukum, Pancasila tidak hanya menjadi panduan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, tetapi juga berfungsi sebagai landasan moral dalam
menjaga persatuan, mengatasi perbedaan, dan memelihara keharmonisan masyarakat
multikultural Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, seperti
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial, tetap
relevan untuk menghadapi tantangan modern yang ditimbulkan oleh pengaruh
globalisasi.
Globalisasi, dengan segala pengaruh budaya asing dan
perkembangan teknologi, membawa tantangan tersendiri bagi identitas nasional
Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda yang rentan terhadap krisis
identitas. Namun, melalui internalisasi nilai-nilai Pancasila yang
berkelanjutan, terutama melalui pendidikan formal, kampanye kesadaran
multikultural, dan penggunaan teknologi digital yang inovatif, Pancasila dapat
terus menjadi pemandu moral yang efektif.
Oleh karena itu, langkah-langkah strategis seperti
penguatan pendidikan Pancasila, inovasi dalam metode pengajaran, dan penerapan
nilai-nilai Pancasila dalam ruang digital sangat penting untuk memastikan bahwa
Pancasila tetap berfungsi sebagai landasan moral bangsa dan penguat identitas
nasional, yang mampu menghadapi tantangan globalisasi tanpa kehilangan jati
diri sebagai bangsa yang berdaulat dan bermartabat.
Saran
Untuk memastikan Pancasila tetap menjadi landasan
utama dalam membangun identitas nasional Indonesia di era globalisasi, beberapa
langkah strategis perlu dilakukan:
- Peningkatan Pendidikan Pancasila di
Semua Tingkatan
Pemerintah perlu memperkuat kurikulum Pendidikan Pancasila di semua
jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Pendidikan ini harus relevan dengan tantangan modern, memberikan contoh nyata
penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, serta mengajarkan
pentingnya Pancasila sebagai fondasi identitas bangsa.
- Pemanfaatan Teknologi Digital untuk
Penyebaran Nilai Pancasila
Mengingat perkembangan teknologi digital yang pesat,
diperlukan inovasi dalam metode pengajaran dan kampanye kesadaran nilai-nilai
Pancasila melalui platform digital. Pembuatan aplikasi pembelajaran, konten
edukatif, hingga kampanye di media sosial dapat memperkuat pemahaman generasi
muda terhadap Pancasila.
- Penguatan Kampanye Multikultural Berbasis Pancasila
Untuk menjaga persatuan di tengah keragaman budaya, suku, dan agama di
Indonesia, diperlukan kampanye multikultural yang lebih intensif. Pemerintah,
lembaga pendidikan, dan masyarakat harus bersama-sama mendorong penerapan
nilai-nilai toleransi, kemanusiaan, dan persatuan yang diajarkan Pancasila
untuk mencegah terjadinya konflik sosial.
- Pengawasan dan Penegakan Hukum Berbasis Nilai Pancasila
Nilai-nilai Pancasila harus menjadi dasar dalam
penegakan hukum dan kebijakan publik. Pemerintah perlu memastikan bahwa
kebijakan yang diambil sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila, terutama
terkait dengan keadilan sosial dan kemanusiaan, sehingga dapat menciptakan
masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
- Penguatan Internalisasi Pancasila di Kalangan Generasi Muda
Mengingat tantangan globalisasi dan arus budaya
asing, penting untuk terus menginternalisasi nilai-nilai Pancasila di kalangan
generasi milenial. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan partisipasi aktif generasi
muda, seperti diskusi, lomba kreatif, atau kampanye sosial berbasis Pancasila,
dapat membantu memperkuat kesadaran bela negara dan identitas nasional.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Pancasila dapat
terus menjadi pedoman yang kokoh dalam membangun identitas nasional dan
menghadapi tantangan global tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa yang
berdaulat, berbudaya, dan bersatu.
Saran
Untuk memastikan Pancasila tetap menjadi landasan
utama dalam membangun identitas nasional Indonesia di era globalisasi, beberapa
langkah strategis perlu dilakukan:
1. Peningkatan Pendidikan Pancasila di Semua Tingkatan
Pemerintah perlu memperkuat kurikulum Pendidikan Pancasila di semua
jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Pendidikan ini harus relevan dengan tantangan modern, memberikan contoh nyata
penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, serta mengajarkan
pentingnya Pancasila sebagai fondasi identitas bangsa.
2. Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Penyebaran Nilai Pancasila
Mengingat perkembangan teknologi digital yang pesat,
diperlukan inovasi dalam metode pengajaran dan kampanye kesadaran nilai-nilai
Pancasila melalui platform digital. Pembuatan aplikasi pembelajaran, konten
edukatif, hingga kampanye di media sosial dapat memperkuat pemahaman generasi
muda terhadap Pancasila.
3. Penguatan Kampanye Multikultural Berbasis Pancasila
Untuk menjaga persatuan di tengah keragaman budaya, suku, dan agama di
Indonesia, diperlukan kampanye multikultural yang lebih intensif. Pemerintah,
lembaga pendidikan, dan masyarakat harus bersama-sama mendorong penerapan
nilai-nilai toleransi, kemanusiaan, dan persatuan yang diajarkan Pancasila
untuk mencegah terjadinya konflik sosial.
4. Pengawasan dan Penegakan Hukum Berbasis Nilai Pancasila
Nilai-nilai Pancasila harus menjadi dasar dalam
penegakan hukum dan kebijakan publik. Pemerintah perlu memastikan bahwa
kebijakan yang diambil sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila, terutama
terkait dengan keadilan sosial dan kemanusiaan, sehingga dapat menciptakan
masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
5. Penguatan Internalisasi Pancasila di Kalangan Generasi Muda
Mengingat tantangan globalisasi dan arus budaya
asing, penting untuk terus menginternalisasi nilai-nilai Pancasila di kalangan
generasi milenial. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan partisipasi aktif generasi
muda, seperti diskusi, lomba kreatif, atau kampanye sosial berbasis Pancasila,
dapat membantu memperkuat kesadaran bela negara dan identitas nasional.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Pancasila dapat
terus menjadi pedoman yang kokoh dalam membangun identitas nasional dan
menghadapi tantangan global tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa yang
berdaulat, berbudaya, dan bersatu.
Daftar Pustaka
Ainurrohman, L. B., Martha, D. (n.d.). Nilai-Nilai
Pancasila Sebagai Identitas Bangsa. Universitas Banyuwangi.
https://jurnal.untag-banyuwangi.ac.id/index.php/wasbang/article/download/43/19
Billah, H. U., Yunita, M. A., Pratama, M. A., Kembara,
M. D. (2023). Kesadaran Berpancasila Dalam Mempertahankan Identitas
Nasional. Jurnal Bintang Pendidikan Indonesia (JUBPI)
https://ejurnal.stie-trianandra.ac.id/index.php/JUBPI/article/view/1373
Danar Insan Karunia, A., Fadilla Putri Agustina, K.,
& Nisa’, D. R. (2023). Nilai-Nilai Pancasila sebagai Identitas Nasional.
Jurnal Pendidikan
https://jurnal.uns.ac.id/indigenous/article/download/78935/pdf
No comments:
Post a Comment