Nama : Nada Assyiffa
NIM : 46123010129
Label : B38
ABSTRACT
This article explores the impact of regional autonomy on the quality of education in West Java. Regional autonomy allows local governments to innovate and tailor educational policies to meet the specific needs of their communities. Through research in West Java, the study examines various initiatives undertaken by the local government to enhance educational outcomes.
Key innovations include curriculum adaptation, teacher training programs, and infrastructure improvements. The findings suggest that regional autonomy has significantly contributed to educational advancements in West Java, providing a model for other regions in Indonesia to follow.
ABSTRAK
Artikel ini mengkaji dampak otonomi daerah terhadap kualitas pendidikan di Jawa Barat. Otonomi daerah memungkinkan pemerintah lokal untuk berinovasi dan menyesuaikan kebijakan pendidikan sesuai dengan kebutuhan spesifik masyarakat mereka. Melalui pencarian di Jawa Barat, studi ini mengeksplorasi berbagai inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan hasil pendidikan.
Inovasi utama meliputi adaptasi kurikulum, program pelatihan guru, dan perbaikan infrastruktur. Temuan menunjukkan bahwa otonomi daerah secara signifikan berkontribusi pada kemajuan pendidikan di Jawa Barat, menyediakan model bagi daerah lain di Indonesia untuk diikuti.
KATA KUNCI : Inovasi, kebijakan pendidikan, pemerintahan provinsi Jawa Barat
PENDAHULUAN
Pendahuluan Dalam sebuah negara, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menyediakan akses pendidikan yang merata dan berkualitas bagi seluruh warganya. Ini melibatkan kebijakan dan investasi dalam sektor pendidikan, pelatihan guru, pengembangan kurikulum yang relevan, serta pembangunan infrastruktur pendidikan yang memadai. Penyelenggaraan pendidikan merupakan syarat mendasar bagi rekonstruksi suatu peradaban. Ini adalah layanan dasar yang dibutuhkan setiap individu dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh negara. Tujuannya adalah untuk menciptakan masyarakat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan karakteristik bawaan mereka. Ini akan memungkinkan mereka untuk meningkatkan kehidupan mereka secara progresif dari waktu ke waktu. Dimana pendidikan merupakan satu hal yang paling penting dalam kehidupan manusia.
Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib membiayai dan menyediakan pelayanan pendidikan yang bermutu. Pada tatanan pengelolaan pendidikan, Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah menerangkan terkait pembagian kewenangan tata kelola, di mana Pemerintah Provinsi diberi kewenangan untuk menjalankan pengelolaan pendidikan tingkat menengah. Faktanya ini tentu bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Berbagai permasalahan terkait aspek-aspek penyelenggaraan pendidikan menjadi suatu tantangan tersendiri yang harus dipecahkan oleh pemerintah daerah. Maka dari itu tuntutan peran peserta didik diharapkan mampu membawa perubahan positif di tengah situasi melalui pemahaman yang diberikan oleh setiap pengajar (guru/ dosen).
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Di Provinsi Jawa Barat sendiri, masih banyak masalah pendidikan yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah. Dinas Pendidikan Jawa Barat kemudian merumuskan sejumlah isu strategis yang diantaranya adalah kesekretariatan; pendidikan pembinaan SMA, pendidikan dan pembinaan SMK, serta pendidikan khusus dan GTK. Secara garis besar, keempat isu strategis tersebut Adanya isu-isu tersebut pada dasarnya berangkat dari kondisi yang terjadi saat ini belum sesuai dengan yang diharapkan. Adapun gambaran umum fenomena ini dapat terlihat dari beberapa permasalahan sebagai berikut:
Masih banyak ditemui kesenjangan peserta didik dalam pelaksanaan sekolah gratis;
Masih terdapat keluhan dalam penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Dari total 627 kecamatan di Provinsi Jawa Barat, masih terdapat 12 kecamatan yang belum mempunyai SMA dan SMK.
Lulusan SMK yang diharapkan membuka dunia usaha baru justru menjadi penyumbang tertinggi pengangguran yakni sebanyak 14,5 %.
Belum terpenuhinya unit sekolah baru (UKS, Ruang BK).
Setelah melakukan analisis gap antara harapan dan kenyataan, Dinas Pendidikan Jawa Barat sebagai sebagai perangkat daerah yang mengurusi urusan pemerintahan di bidang pendidikan kemudian meluncurkan sebuah inovasi kebijakan terkait pendidikan karakter berbasis agama dan budaya Jawa Barat, yang kemudian dikenal dengan nama “Pendidikan Juara”, Hal ini menyatakan adanya menyatakan inovasi baru. Inovasi adalah persoalan penggunaan hasil pembelajaran yaitu penggunaan kompetensi anda sebagai dasar penemuan cara baru dalam melakukan sesuatu yang memperbaiki kualitas dan efisiensi layanan yang disediakan.
Inovasi kebijakan Pendidikan Juara yang diluncurkan oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat merupakan sebuah gagasan yang hadir dalam rangka mewujudkan visi misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yakni “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”. Kebijakan yang dijalankan melalui 3 (tiga) program unggulan ini diturunkan ke dalam beberapa subprogram sebagai berikut:
Jabar Sekolah Juara
Jabar Sekolah Juara adalah salah satu program yang bertujuan untuk mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Program yang berfokus pada peningkatan mutu dan daya saing sekolah di Jawa Barat ini dinilai dapat menunjang pencapaian indikator kinerja utama pemerintah dari segi pengetahuan masyarakat yakni melalui Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) di Jawa Barat. Program ini kemudian diturunkan kembali ke dalam beberapa subprogram yang meliputi Jaksa Sahabat Guru; Jabar Masagi; Perampingan/ Reformasi Birokrasi; Gawai Bagi Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM); PPDB untuk Semua; Guru Berbagi; Kuota Gratis; Kurikulum Darurat; Gratis Iuran SPP; serta Ruang Guru Sahabat Keluarga
Revitalisasi dan Integrasi Sekolah
Program kedua ini berhubungan dengan penyediaan dan pengelolaan sarana prasarana infrastruktur sekolah. Program ini sendiri bertujuan untuk memperkuat sinergi atas berbagai jenjang pendidikan, serta mewujudkan pendidikan yang terintegrasi secara berkesinambungan. Terkait dengan hal ini, diperlukan adanya kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu, Program Revitalisasi dan Integrasi Sekolah ini juga berbicara tentang bagaimana caranya melakukan desentralisasi anggaran dari Pemerintah Provinsi ke Pemerintah Kabupaten. Di samping itu, program ini juga menyangkut revitalisasi dan integrasi kesiapan sumber daya manusia (SDM) produktif khususnya di kawasan-kawasan baru yang ada di Jawa Barat. Program ini kemudian diturunkan kembali ke dalam beberapa subprogram yang meliputi Sekolah Terintegrasi; Badan Layanan Umum (BLUD) SMK; Unit Sekolah Baru (USB); Blank Zonasi; SMA Terbuka; serta Desentralisasi Anggaran.
Jabar Future Leaders
Terakhir, program ketiga yakni Jabar Future Leaders (JFL) berkaitan dengan penyediaan akses dan inovasi. Program ini sendiri bertujuan untuk menyiapkan generasi muda Jawa Barat sebagai calon pemimpin di masa depan yang memiliki jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan. Program ini ini diharapkan dapat membekali para pemuda dengan berbagai kompetensi baik keterampilan maupun pengetahuan yang tentunya dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman. Program ini kemudian diturunkan kembali ke dalam beberapa subprogram yang meliputi Rumah Belajar; Sertifikasi Guru Honorer; Beasiswa Untuk Mahasiswa; serta Perumahan Bakti Padamu Guru.
Dalam hal ini membuktikan bahwa inovasi dalam gerakan inovasi pendidikan menjadikan sarana untuk membentuk manusia menjadi pribadi yang siap dengan tantangan zaman, sehingga pendidikan harus dapat mengakomodasi perubahan zaman (Kadi & Awaliyah, 2017). Sehingga pendidikan memang harus menciptakan kemampuan daya saing bangsa. Dapat dipastikan bahwa pengaruh pendidikan terhadap pengembangan karakter bangsa sangat signifikan, karena keluarga, sekolah dan berbagai lembaga sosial menanamkan dan mensosialisasikan nilai-nilai, pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada anak bangsa sebagai tanggung jawab sosial, politik, psikologis dan budaya Indonesia.
KESIMPULAN
Pada dasarnya, sebuah inovasi kebijakan hadir akibat masalah publik yang kian kompleks dan dinamis sehingga diperlukan pemecahan masalah yang lebih efektif dan efisien. Setelah merumuskan sejumlah isu strategis, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan meluncurkan sebuah inovasi kebijakan terkait pendidikan karakter berbasis agama dan budaya Jawa Barat yang dikenal dengan nama “Pendidikan Juara”. Dari sisi instrumen regulasi, inovasi kebijakan ini didasarkan pada sejumlah peraturan terkait mulai dari yang ada di tingkat pusat hingga daerah.
Meskipun demikian, namun masih terdapat beberapa permasalahan seperti ketidakjelasan regulasi, tidak adanya regulasi khusus mengenai inovasi kebijakan, serta kapabilitas sumber daya manusia dan aspek penunjang lainnya. Untuk itu pemerintah Provinsi Jawa Barat bukan hanya jajaran eksekutif, tapi juga legislatif untuk sama-sama bersinergi sehingga dapat mengurangi kebijakan yang tidak efektif dan kebijakan yang sering berganti seiring dengan pergantian pimpinan daerah atau pimpinan setingkat dinas. Kemudian dari sisi instrumen ekonomi dan keuangan, inovasi kebijakan Pendidikan Juara dinilai masih harus lebih memperhatikan beberapa hal krusial agar dapat membuat Indonesia menjadi maju.
No comments:
Post a Comment