Oleh : Tantri Wulandari (D10)
Abstrak
Negara dan identitas nasional adalah dua konsep penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Negara sebagai institusi politik dan identitas nasional sebagai cerminan budaya dan nilai bersama memiliki keterkaitan yang erat.
Artikel ini membahas hubungan timbal balik antara negara dan identitas nasional, bagaimana keduanya terbentuk, serta tantangan yang dihadapi dalam menjaga kesatuan di tengah keragaman. Dengan bahasa yang mudah dipahami, artikel ini bertujuan memberikan pemahaman menyeluruh bagi pembaca mengenai pentingnya menjaga identitas nasional dalam kerangka negara yang berdaulat.
Kata Kunci: Negara, Identitas Nasional, Kebangsaan, Keragaman, Persatuan
Pendahuluan
Konsep negara dan identitas nasional merupakan dua pilar utama dalam kajian ilmu sosial dan politik yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam dunia modern, negara tidak hanya dipahami sebagai sebuah institusi yang mengatur masyarakat melalui hukum dan pemerintahan, tetapi juga sebagai wadah yang membentuk dan menjaga jati diri suatu bangsa. Sebaliknya, identitas nasional adalah konstruksi sosial yang berkembang dari sejarah, budaya, bahasa, dan nilai-nilai bersama yang dimiliki oleh masyarakat suatu negara.
Negara, menurut Max Weber (1947), adalah suatu komunitas manusia yang berhasil memonopoli penggunaan kekuasaan fisik secara sah dalam suatu wilayah tertentu. Artinya, negara memiliki legitimasi dalam mengatur warganya melalui sistem hukum dan pemerintahan. Sementara itu, identitas nasional, menurut Benedict Anderson (1983) dalam Imagined Communities, merupakan identitas kolektif yang dibentuk melalui pengalaman historis dan simbol-simbol nasional.
Dalam konteks Indonesia, hubungan antara negara dan identitas nasional menjadi sangat relevan karena karakter masyarakatnya yang multikultural, terdiri dari ratusan suku bangsa, bahasa, adat istiadat, dan agama. Menjaga kesatuan dalam keberagaman menjadi tantangan tersendiri yang tidak bisa dianggap remeh. Oleh karena itu, identitas nasional berfungsi sebagai perekat sosial yang membentuk rasa memiliki terhadap negara dan memperkuat solidaritas antargolongan.
Penelitian yang dilakukan oleh Smith (1991) menekankan bahwa identitas nasional bukan hanya terbentuk dari atas oleh negara melalui simbol dan narasi nasional, tetapi juga dari bawah oleh masyarakat melalui praktik budaya sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara negara dan identitas nasional bersifat dinamis dan interaktif.
Lebih lanjut, Anthony D. Smith juga mengidentifikasi beberapa elemen penting dalam pembentukan identitas nasional, yaitu: memori sejarah bersama, budaya bersama, mitos asal-usul, dan solidaritas sosial. Keempat elemen ini harus terus dirawat oleh negara agar identitas nasional tetap hidup di tengah arus globalisasi yang mengancam homogenisasi budaya.
Kondisi global saat ini turut memunculkan tantangan baru, seperti arus informasi tanpa batas, penetrasi budaya asing, hingga gejala disintegrasi akibat konflik identitas. Semua ini dapat melemahkan kesadaran kolektif terhadap identitas nasional jika tidak ditangani secara serius. Negara berperan penting dalam menjaga dan memperkuat identitas nasional melalui kebijakan, pendidikan, dan pembentukan opini publik yang sehat.
Dengan demikian, memahami hubungan antara negara dan identitas nasional tidak hanya penting dalam konteks akademik, tetapi juga menjadi kebutuhan praktis untuk membangun negara yang kuat, stabil, dan harmonis. Artikel ini akan membahas secara lebih lanjut bagaimana kedua konsep ini saling berkaitan, tantangan yang dihadapi, serta solusi untuk memperkuat identitas nasional dalam kerangka negara modern, khususnya di Indonesia.
Namun, bagaimana hubungan antara negara dan identitas nasional? Apakah keduanya berjalan terpisah atau saling memengaruhi? Pertanyaan-pertanyaan ini penting untuk dijawab mengingat tantangan globalisasi, kemajuan teknologi, dan arus informasi yang cepat bisa memengaruhi rasa kebangsaan dan identitas suatu bangsa.
Permasalahan
1. Apa yang dimaksud dengan negara dan identitas nasional?
2. Bagaimana proses terbentuknya identitas nasional dalam konteks negara?
3. Bagaimana hubungan timbal balik antara negara dan identitas nasional?
4. Apa saja tantangan dalam menjaga identitas nasional di era modern?
5. Bagaimana solusi agar negara dan identitas nasional tetap kuat dan harmonis?
Pembahasan
1. Pengertian Negara dan Identitas Nasional
Negara adalah suatu organisasi atau institusi politik yang memiliki kekuasaan tertinggi untuk mengatur masyarakat dalam wilayah tertentu dan diakui oleh negara lain secara hukum. Menurut Max Weber (dalam terjemahan kontemporer oleh Sulistyo, 2023), negara adalah entitas yang memiliki monopoli atas penggunaan kekuasaan secara sah dalam suatu wilayah. Negara berfungsi untuk menjaga ketertiban, menegakkan hukum, melindungi hak warga negara, serta menyelenggarakan kesejahteraan umum. Unsur utama negara mencakup: wilayah yang jelas, rakyat sebagai penduduk tetap, pemerintahan yang berdaulat, dan pengakuan dari negara lain. Selain sebagai institusi formal, negara juga merupakan simbol kedaulatan dan persatuan dari masyarakat yang tinggal di dalamnya. Di Indonesia, negara dibentuk atas dasar perjuangan panjang melawan penjajahan, dan dikuatkan oleh konstitusi, ideologi Pancasila, serta sistem pemerintahan demokratis yang menjamin kebebasan rakyat dalam bingkai hukum.
Sementara itu, identitas nasional merupakan konsep yang menggambarkan ciri khas, karakter, dan jati diri suatu bangsa yang membedakannya dari bangsa lain. Identitas nasional tidak hanya mencakup aspek budaya, tetapi juga nilai-nilai, bahasa, sejarah, simbol nasional, dan rasa kebersamaan yang terbangun dalam masyarakat. Menurut Fauzan (2021), identitas nasional adalah konstruksi sosial yang berkembang melalui pengalaman historis bersama dan simbol-simbol yang disepakati oleh seluruh anggota bangsa, seperti bendera, lambang negara, dan lagu kebangsaan.
Identitas nasional juga mencerminkan rasa memiliki dan loyalitas terhadap negara. Ketika warga negara memiliki kesadaran identitas nasional yang tinggi, mereka cenderung lebih peduli pada persatuan bangsa, menjaga budaya, dan terlibat aktif dalam kehidupan bernegara. Dalam konteks Indonesia, identitas nasional dibangun di atas keragaman budaya, bahasa daerah, dan kepercayaan, yang kemudian dipersatukan melalui semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”—berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
2. Proses Terbentuknya Identitas Nasional
Identitas nasional tidak muncul begitu saja, melainkan melalui proses panjang dan kompleks, yang melibatkan:
- Sejarah perjuangan: Seperti perjuangan melawan penjajah atau pengalaman bersama dalam membangun negara.
- Bahasa dan budaya: Bahasa persatuan menjadi alat komunikasi yang menyatukan beragam suku bangsa.
- Simbol-simbol nasional: Bendera, lambang negara, dan lagu kebangsaan menjadi representasi visual dan emosional terhadap negara.
- Pendidikan dan media: Mempunyai peran besar dalam menyebarkan nilai-nilai kebangsaan.
- Pancasila dan UUD 1945: Sebagai dasar negara, keduanya menjadi pijakan dalam membentuk karakter bangsa Indonesia.
3. Hubungan Negara dan Identitas Nasional
Negara dan identitas nasional memiliki hubungan timbal balik yang erat dan saling memengaruhi. Negara tidak hanya bertugas mengatur kehidupan masyarakat melalui hukum dan institusi, tetapi juga bertanggung jawab dalam membentuk serta memelihara identitas nasional warganya. Dalam konteks ini, negara berperan sebagai fasilitator yang mengakomodasi keragaman budaya, bahasa, dan nilai-nilai lokal menjadi satu kesatuan identitas yang utuh dan dapat diterima oleh seluruh elemen masyarakat. Identitas nasional, di sisi lain, memberikan legitimasi terhadap keberadaan negara. Ketika masyarakat memiliki rasa memiliki yang kuat terhadap identitas nasional, maka mereka akan merasa menjadi bagian penting dari negara tersebut, yang pada akhirnya memperkuat stabilitas dan keutuhan negara itu sendiri.
Hubungan ini dapat dilihat dari bagaimana negara menggunakan simbol-simbol nasional seperti bendera, lagu kebangsaan, bahasa persatuan, serta ideologi negara seperti Pancasila untuk membangun rasa kebersamaan dan persatuan. Negara juga menciptakan narasi sejarah nasional yang menghubungkan pengalaman kolektif masyarakat—misalnya perjuangan melawan penjajah—sebagai bagian dari konstruksi identitas nasional. Sementara itu, identitas nasional yang kuat akan membantu negara dalam menghadapi tantangan globalisasi, karena masyarakat yang memiliki jati diri nasional yang kokoh akan lebih tahan terhadap penetrasi budaya asing yang bisa mengancam persatuan nasional.
Sebagaimana ditegaskan oleh Anthony D. Smith, identitas nasional adalah hasil dari proses historis yang kompleks yang melibatkan interaksi antara negara dan masyarakat. Negara membentuk identitas nasional melalui kebijakan dan simbol-simbol resmi, sementara masyarakat menghidupi identitas tersebut dalam praktik sehari-hari. Oleh karena itu, keharmonisan antara negara dan identitas nasional menjadi syarat penting untuk terciptanya integrasi nasional yang kuat dan berkelanjutan.
4. Tantangan dalam Menjaga Identitas Nasional
Di era globalisasi dan digital saat ini, banyak tantangan yang dihadapi negara dalam menjaga identitas nasional, antara lain:
1. Pengaruh budaya asing: Budaya luar yang masuk tanpa filter bisa mengikis budaya lokal.
2. Disintegrasi sosial: Konflik antar suku, agama, atau kelompok tertentu bisa memecah persatuan.
3. Radikalisme dan intoleransi: Paham ekstrem yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dapat merusak harmoni nasional.
4. Kurangnya pendidikan karakter: Generasi muda yang kurang memahami sejarah dan nilai-nilai bangsa bisa kehilangan jati diri nasional.
5. Solusi dan Upaya Memperkuat Identitas Nasional
Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan upaya bersama dari semua elemen bangsa, di antaranya:
1. Pendidikan kebangsaan sejak dini: Kurikulum sekolah harus memperkuat pemahaman tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai nasional.
2. Pelestarian budaya lokal: Pemerintah dan masyarakat perlu aktif melestarikan bahasa daerah, seni, dan adat istiadat.
3. Literasi digital dan media: Masyarakat harus dibekali kemampuan untuk menyaring informasi dan tidak mudah terpengaruh oleh hoaks atau propaganda asing.
4. Memperkuat peran keluarga dan lingkungan: Keluarga sebagai unit terkecil dari negara harus menjadi tempat pertama menanamkan nilai kebangsaan.
5. Penguatan hukum dan penegakan keadilan: Ketimpangan sosial dan hukum yang tidak adil bisa memicu konflik dan memperlemah identitas nasional.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Negara dan identitas nasional adalah dua unsur yang saling berkaitan dan saling memperkuat. Negara membutuhkan identitas nasional untuk membangun kebersamaan dan legitimasi, sementara identitas nasional memerlukan negara sebagai rumah besar untuk berkembang. Namun, keduanya menghadapi tantangan yang tidak ringan di era global. Oleh karena itu, kesadaran kolektif, pendidikan yang tepat, serta kebijakan yang berpihak pada pelestarian budaya dan persatuan bangsa sangat penting untuk menjaga hubungan keduanya tetap harmonis.
Saran:
- Pemerintah harus lebih aktif dalam menyosialisasikan nilai-nilai kebangsaan melalui media dan pendidikan.
- Generasi muda perlu diberi ruang untuk mencintai budayanya tanpa kehilangan keterbukaan terhadap budaya lain.
- Seluruh elemen masyarakat harus menjaga persatuan dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang memecah belah.
Daftar Pustaka
Fauzan, R. (2021). Identitas Nasional dan Tantangannya di Era Globalisasi. Yogyakarta: Deepublish.
Prasetyo, Y. H. (2019). Globalisasi dan Identitas Nasional: Sebuah Refleksi Sosial Budaya. Bandung: Pustaka Setia.
Rahmawati, D. (2018). “Peran Negara dalam Pembentukan Identitas Nasional di Era Digital.” Jurnal Sosial dan Budaya.
Siregar, A. M. (2022). Negara, Nasionalisme, dan Generasi Muda: Strategi Merawat Kebangsaan. Jakarta: Prenada Media.
Yulianto, E. (2021). Pendidikan Pancasila dan Identitas Nasional. Surabaya: Airlangga University Press.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.