Thursday, April 24, 2025

Nasionalisme Digital: Wujud Baru Patriotisme Anak Muda

Nasionalisme Digital: Wujud Baru Patriotisme Anak Muda


Oleh: Dea Trihapsari

Abstrak

Era digital telah membawa transformasi yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan termasuk bagaimana generasi muda mengekspresikan rasa cinta tanah air. Tujuan artikel ini mengkaji bagaimana patriotisme di wujudkan dalam era digital saat ini. Semangat patriotisme digital juga terlihat dari partisipasi aktif anak muda dalam berbagai isu sosial dan kebangsaan yang muncul di ruang public. Ketika terjadi bencana alam, konflik sosial, dan ancaman terhadap keberagaman anak muda kerap menjadi garda depan dalam menggalang solidaritas. Mereka terlibat dalam kampanye donasi online, penyebarakan informasi edukatif, dan aksi sosial berbasisi komunikasi digital. Bentuk keterlibatan ini menunjukkan bahwa nasionalisme tidak lag sebatas simbolik, melainkan juga diwujudkan melalui aksi nyata yang dimediasi teknologi. Dengan memanfaatkan kekuatan jaringan digital semangat patriotisme anak muda di era ini menjadi lebih inklusif, dinamis, dan berdampak luas.

Kata Kunci: Nasionalisme digital, Anak muda, Media sosial, Patriotisme, Identitas sosial, Teknologi Digital.

 

Pendahuluan

Nasionalisme di Indonesia tumbuh sebagai reaksi terhadap penjajahan Belanda yang ditandai dengan lahirnya organisasi pergerakan seperti Budi Utomo dan PNI. Semangat tertinggi ini ditunjukkan dalam sumpah pemuda 1928 yang menyatukan bangsa dalam satu Bahasa, bangsa, dan tanah air. Nasionalisme menjadi dasar untuk mempertahankan persatuan dan kedaulatan negara setelah kemerdekaan. Pola perilaku anak muda di era digital mengalami perubahan besar terutama dalam hal komunikasi dan ekspresi diri. Saat ini generasi muda lebih cenderung berinteraksi melalui media sosial dan platform digital dibandingkan secara langsung. Dengan memanfaatkan konten digital seperti vidio pendek, meme, dan kampanye online ekspresi diri juga menjadi lebih inovatif dan terbuka. Perubahan ini tidak hanya membuka peluang besar untuk menyebarkan nilai-nilai nasional ke lebih banyak orang tetapi juga menuntut agar anak muda lebih akrab dengan teknologi sehingga mereka dapat bersikap kritis dan bertanggung jawab saat menggunakannya. Di era digital memahami jenis patriotisme yang berbeda menjadi penteng karena cara generasi muda mencintai dan membela negaranya telah berubah, Sekarang patriotisme tidak hanya ditunjukkan dengan tindakan nyata tetapi juga dengan berpatrisipasi secara aktif dalam dunia digital seperti menyebarkan informasi positif tentang Indonesia , memerangi hoaks, dan mendukung kampanye nasional. Potensi besar ini dapat hilang atau bahkan disalah gunakan jika tidak dipahami dengan benar. Oleh karena itu nasionalisme harus disesuaikan dengan denua digital saat ini.

Permasalahan

Bentuk patriotisme anak muda di era digital dapat dilihat dari bagaiman partisipasi mereka di media sosial melalui kampanye kebangsaan, konten edukatif, mendukung produk local, dan menyuarakan persatuan serta nilai-nilai kebangsaan secara kreatif dana modern. Nasionalisme digital memiliki pengarug nyata terhadap kehidupan berbangsa dna bernegara melalui media digital anak muda dapat menyebarkan nilai kebangsaan, membangun solidaritas, melawan disinformasi, dan memperkuat identitas nasional. Geraksa digital yang massif mampu mendorong perubahan sosial, mempengaruhi kebijikan, dan mempererat rasa persatuan ditengah keberagaman. Tantangan nasionalisme digital meliputi hoaks, ujaran kebencian, dan rendahnya literasi digital. Namun potensinya besar untuk menyebarkan semangat kebangsaan, membangun identitas nasional, dan meningkatkan pertisipasi anak muda dalam isu kebangsaan secara kreatif dan luas.

Pembahasan

Nasionalisme digital adalah bentuk nasionalisme yang muncul dan berkembang melalui media digital terutama internet dan media sosial. Menunjukka. Bagaimana identitas, kebanggaan, dan solidaritas terhadap bangsa di ungkapkan dan diperkuat melalui platform digital. Di era globalisasi dan koneksi yang cepat dimana informasi, pendapat, dan gerakan sosial politik menyebar dengan cepat secara online yang membuat nationalisme digital menjadi relevan. Salah satu ciri nasionalisme digital adalah penggunaan media digital sebagai cara untuk menyatakan identitas dan rasa kebangsaan yang bersifat partisipatif karena memungkinkan siapa saja untuk terlibat. Fakta bahwa informasi menyebar dengan cepat melalui media sosial memiliki potensi untuk mempengaruhi opini public secara keseluruhan. Nasionalisme digital dapat berubah sesuai dengan tren dan format online seperti meme atau hashtag.

 Nasionalisme digital memiliki dampak positif seperti memperkuat rasa cinta tanah air dan solidaritas antar warga negara terutama dalam situasi krisis atau peristiwa penting nasional. Dampak negatif nasionalisme digital seperti menyebarkan ujaran kebencian dan sikap intoleran terhadap orang lain. Media sosial bukan hanya sekedar untuk menjadi sarana untuk berkomunikasi melainkan menjadikan jembatan yang akan memperkuat ikatan kebangsaan yang lebih kokoh dan inklusif di era digital ini. Oleh karena itu penting untuk memanfaatkan potensi media sosial secara bijak dan konstruktif dalam memperkuat rasa persatuan dan nasionalisme agar Indonesia dapat terus berkembang sebagai negara yang kuat, harmonis, dan berbasis pada keberagaman. Ekspresi patriotisme digital dapat terlihat dalam berbagai bentuk seperti partisipasi dalam kampanye daring bertema kebangsaan, pembuatan konten edukatif tentang Sejarah dan budaya Indonesia, dan mendukung produk local melalui media sosial. Anak muda juga aktif dalam menyuarakan isu-isu nasional lewat platform online, diskusi digital, dan gerakan solidaritas saat terjadi bencana atau konflik sosial. Selain itu banyak yang menggunakan kreatifitas digital untuk menyampaikan rasa cinta tanah air.

Karakteristik nasionalisme digital:

1. Berbasis teknologi, yang berarti nasionalisme diekspresikan melalui internet dan perangkat digital seperti media sosial, aplikasi, dan konten online. Teknologi memungkinkan pesan disebarkan lebih cepat, luas, dan interaktif.

2. Cepat dan luas yang berarti pesan nasionalisme digital dapat menyebar dlam hitungan detik dan menjangkau banyak orang dari berbagai daerah bahkan lintas negara melalui internet dan media sosial.

3. Partisipatif dan interaktif yang dimana setiap orang bisa terlibat langsung dalam menyebarkan, menanggapi, dan berdiskusi tentang pesan kebangsaan secara aktif melalui platform digital.

4. Kreatif dan variatif, nasionalisme digital disampaikan dengan cara yang beragam dan menarik seperti melalui vidio, infografis, atau ilustrasi yang mudah diterima oleh generasi muda.

5. Terkoneksi secara global, pesan dan aksi nasionalisme digital bisa dilihat, didikung, atau bahkan menginspirasi masyarakat diberbagai belahan dunia karena disebarkan melalui intermet yang bisa di akses dari berbagai negara

Nasionalisme dikalangan anak muda Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks. Generasi ini tumbuh di era digital yang di dominasi oleh globalisasi, kemajuan teknologi, dan perubahan sosial yang cepat. Oleh karena itu tantangan yang dihadapinya dalam menumbuhkan dan mempertahankan rasa nasionalisme sangta penting untuk memetakan langkah-langkah strategis yang bisa diambil oleh pemerintah, pendidik, dan masyarakat. Tantangan tersebut antara lain:

1. Rasa nasionalisme generasi muda dipengaruhi oleh globalisasi yang dimana akses mudah ke budaya asing melalui internet dan media sosial dapat mengikis rasa nasionalisme dan indentitas local mereka. Generasi muda juga lebih terbuka terhadap nilai-nilai global yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai tradisional Indonesia.

2. Kemajuan dalam teknologi dan media sosial dapat digunakan untuk mempromosiakn nilai-nilai budaya dan nasional tetapi juga sering mendapatkan informasi palsu dan dapat menyebarkan propaganda yang merusak nasionalisme.

3. Krisis kepercayaan terhadap pemerintah, akibat banyaknya kasus korupsi dan ketidakadilan sosial generasi muda sering skeptis terhadapa pemerintah. Ketidak percayaan ini dapat mengurangi rasa nasionalisme dan keinginan untuk membantu kemajuan negara.

4. Perubahan nilai dan budaya, Generasi muda mengalami pergeseran nilai karena perubahan sosial yang cepat. Nilai-nilai tradisional yang mendukung nasionalisme seperti kebersamaan dan gotong royong sering kali tergerus oleh nilai individualisme yang lebih dominan.

5. Ketidak pastian ekonomi. Generasi muda melihat nasionalism edengan cara yang lebih pragmatis karena mereka menghadapi masalah ekonomi seperti ketidak pastina karir. Generasi muda lebih cenderung berkonsentrasi pada hal ekonomi yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka dari pada nilai-nilai nasionalisme.

6. Tantangan Pendidikan, Sistem Pendidikan yang belum sepenuhnya menyesuaikan dengan perubahan zaman. Pendidikan kewarganegaraan generasi muda kurang efektif dalam menumbuhkan rasa nasionalisme karena kurikulumnya terlalu kaku dan tidak relevan dengan keadaan saat ini.

Di era digital yang serba terhubung ini patriotisme menemukan wujud yang baru dan lebih adaptif. Bukan lagi sekedar mengangkat senjata, cinta tanah air kini termanifestatsi dalam literasi digital yang kuat memungkinkan kita menyaring informasi dan menyebarkan narasi positif tentang Indonesia. Promosi budaya dan pariwisata melalui platform online menjadi cara efektif untuk mengenalkan kekayaan bangsa kepada dunia. Mendukung produk local dan UMKM digital melalui promosi online yang dapat memperkuat pondasi ekonomi, Partisipasi aktif dalam ruang public digital dengan menyampaikan aspirasi membangun dan terlibat dalam diskusi sehat dan menunjukkan kepedulian terhadap kemajuan bangsa. Patriotisme tidak hanya bersifat simbolis tapi lebih pada aksi nyata, kolaboratif, dan mudah diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan dari mana saja.

Kesimpulan

Media sosioal sebagai platform digital yang semakin berkembang pesat memiliki peran penting dalam membangun dan memperkuat nasionalisem serta integritas bangsa Indonesia di era modern. Dalam menghadapi keragaman sosial, budaya, agama, dan suku. Platform digital berpotensi sebagai wadah yang berdaya untuk mempromosikan nilai-nilai kebangsaan dan memperkuat rasa persatuan. Nasioanalisme digital memiliki potensi positif untuk memperkuat identitas kebangsaan, menyebarkan niali persatuan, dan mendorong partisipasi anak muda dalam isu nasional. Untuk mengoptimalkannya dibutuhkan strategi penguatan seperti meningkatkan literasi digital dan Sejarah, mendukung konten positif yang bertema kebangsaan, serta kolaborasi antara pemerintah, pendidik, dan komunitas digital agar ekspresi patriotisme kreatif dan berdampak nyata.

Saran

Pemerintah, institusi Pendidikan, dan masyarakat perlu mendorong penguatan nasionalisme digital melalui edukasi literasi digital dan Sejarah kebangsaan. Mendukung komunitas kreatif dan platform digital yang menyebarkan konten positif juga penting agar semangat patriotisme anak muda terus tumbuh, relevan, dan berdaya guna bagi berbangsa. Kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan untuk memastikan nasionalisme digital menjadi kekuatan positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Daftar Pustaka

Prianto, Y., Fahri, A., Wiratno, S., Budidarsono, A. S., & Anggara, J. J. (2023). Urgensi nasionalisme dikalangan generasi muda dalam menyongsong 4.0. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(5), 3226-3235.

Fadilah, A. A., Qanitah, N., & Nawafil, L. E. (2025). MEMBANGUN NASIONALISME DI ERA DIGITAL: PERAN MEDIA SOSIAL DALAM MEMPERKOKOH PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA. Jurnal Pendidikan Sosial dan Humaniora, 4(1), 2039-2046.

Kurniawaty, J. B., & Widayatmo, S. (2024). Nasionalisme Di Era Digital: Tantangan Dan Peluang Bagi Generasi Z Indonesia. JAGADDHITA: Jurnal Kebhinnekaan Dan Wawasan Kebangsaan, 3(2), 42-50.




No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

KUIS 13-2 (11 JULI 2025) SUSULAN

 D04,D05,D07,D09,D16,D18,D20,D46,D47