Wednesday, April 23, 2025

Peran Selebritas dan Influencer dalam Membangun Nasionalisme Baru

Fahlevi Vici Febriyani (D20)



Abstrak

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara masyarakat mengekspresikan identitas kebangsaan. Di era media sosial, selebritas dan influencer memegang peranan penting sebagai agen penyampai pesan, termasuk dalam membentuk dan menyuarakan nasionalisme. Melalui konten digital, mereka dapat menjangkau generasi muda secara luas dan cepat. Namun, nasionalisme yang ditampilkan sering kali bersifat simbolik dan dangkal, lebih menekankan aspek visual dan tren dibanding pemahaman nilai kebangsaan yang mendalam. Fenomena ini menimbulkan tantangan terhadap kualitas kesadaran nasionalisme yang terbentuk di ruang digital. Penelitian ini membahas bagaimana peran selebritas dan influencer dalam membangun nasionalisme baru di media sosial serta bagaimana pendekatan yang lebih edukatif dan reflektif dapat memperkuat makna nasionalisme di kalangan generasi muda. Diperlukan kolaborasi antara figur publik, akademisi, dan lembaga pendidikan untuk menghadirkan narasi kebangsaan yang tidak hanya menarik, tetapi juga bermakna dan berkelanjutan.

Kata Kunci: nasionalisme digital, selebritas, influencer, media sosial, generasi muda, konten simbolik


Pendahuluan

Kemajuan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial masyarakat, termasuk dalam hal cara mengekspresikan rasa cinta terhadap tanah air. Di era digital seperti sekarang ini, media sosial menjadi salah satu ruang paling aktif dalam membentuk opini publik, termasuk menyangkut identitas dan nilai-nilai kebangsaan. Dalam konteks ini, selebritas dan influencer memainkan peran yang semakin penting. Mereka bukan hanya sebagai figur hiburan, tetapi juga sebagai aktor sosial yang memiliki kekuatan komunikasi besar dalam memengaruhi cara masyarakat, khususnya generasi muda, memahami dan menginternalisasi nasionalisme.

Influencer adalah individu yang memiliki jumlah pengikut yang besar di media sosial dan mampu memengaruhi sikap, pandangan, serta perilaku audiensnya melalui konten yang mereka bagikan. Di Indonesia, peran influencer dalam menyampaikan pesan kebangsaan mulai terlihat jelas melalui berbagai kampanye digital, kolaborasi dengan lembaga pemerintah, hingga inisiatif pribadi dalam mempromosikan budaya lokal, bahasa daerah, dan sejarah nasional. Keberadaan mereka memungkinkan penyebaran pesan-pesan nasionalisme secara lebih cepat, luas, dan efektif, terutama karena gaya penyampaian mereka cenderung lebih dekat dan relatable dengan audiens.

Salah satu keunggulan utama influencer dalam menyampaikan nilai-nilai nasionalisme adalah kemampuannya membungkus pesan tersebut dalam bentuk yang ringan dan mudah dicerna. Misalnya, banyak influencer yang mengenalkan budaya Indonesia melalui konten memasak makanan tradisional, memakai busana adat dalam keseharian, atau membuat video kreatif tentang tempat-tempat bersejarah di Indonesia. Konten-konten semacam ini secara tidak langsung memperkuat rasa cinta terhadap tanah air dan menumbuhkan kebanggaan terhadap keindahan serta keberagaman budaya bangsa.

Lebih dari itu, influencer juga kerap kali menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat dalam menyampaikan program-program kebangsaan. Banyak di antara mereka dilibatkan dalam kampanye nasional seperti Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, peringatan Hari Kemerdekaan, atau ajakan menggunakan produk dalam negeri. Melalui pendekatan yang komunikatif dan ringan, pesan-pesan tersebut dapat menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas dan menciptakan partisipasi yang lebih aktif, terutama dari kalangan muda yang merupakan pengguna media sosial paling dominan.

Selain sebagai penyampai pesan, influencer juga sering memosisikan diri sebagai panutan atau role model. Dalam hal ini, mereka memiliki kesempatan untuk menunjukkan bentuk nyata dari nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari, seperti sikap menghargai perbedaan, menjaga lingkungan, atau mendukung produk-produk lokal. Ketika audiens melihat bahwa figur yang mereka kagumi memiliki kepedulian terhadap isu kebangsaan, maka besar kemungkinan mereka juga akan terinspirasi untuk menunjukkan sikap serupa.

Tak hanya di dalam negeri, peran influencer dalam membangun nasionalisme juga terlihat dalam konteks global. Banyak influencer Indonesia yang mempromosikan budaya, pariwisata, dan keunikan bangsa di mata dunia melalui media sosial. Dengan jaringan pengikut internasional, mereka membantu membentuk citra positif Indonesia di mata global dan menumbuhkan rasa bangga masyarakat Indonesia terhadap negaranya sendiri.

Secara keseluruhan, influencer dapat berperan sebagai agen penyebar nasionalisme baru—sebuah bentuk nasionalisme yang tidak hanya dibangun lewat institusi formal, tetapi juga melalui interaksi digital yang lebih luwes, emosional, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Mereka memiliki potensi besar dalam membentuk kesadaran kebangsaan yang kontekstual, inklusif, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, peran mereka perlu terus didukung dan diarahkan agar menjadi kekuatan positif dalam memperkuat identitas nasional di tengah era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat.


Permasalahan

Di era digital saat ini, banyak selebritas dan influencer yang terlibat dalam kampanye nasionalisme melalui media sosial. Namun, konten yang disampaikan sering kali bersifat dangkal dan simbolik, seperti mengenakan pakaian adat, menggunakan filter merah putih, atau mengunggah kutipan tokoh nasional pada hari-hari besar. Konten semacam ini kerap kali tidak disertai dengan penjelasan kontekstual atau refleksi yang mendalam mengenai makna nasionalisme itu sendiri.

Hal ini menimbulkan permasalahan terkait sejauh mana konten-konten tersebut mampu membentuk kesadaran kebangsaan secara utuh, atau justru hanya menciptakan ilusi nasionalisme yang bersifat permukaan. Ketika pesan-pesan nasionalisme disampaikan hanya sebatas simbol dan estetika, terdapat risiko bahwa masyarakat—terutama generasi muda—akan memaknai nasionalisme secara sempit dan kurang kritis.

Selain itu, pendekatan simbolik ini juga dapat menimbulkan kesan bahwa nasionalisme adalah sesuatu yang musiman atau tren sesaat, bukan nilai yang harus dihayati secara terus-menerus. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji bagaimana kecenderungan penggunaan simbol nasional oleh selebritas dan influencer dapat memengaruhi kualitas pemahaman masyarakat terhadap nasionalisme di era digital.


Pembahasan

Di tengah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat, peran selebritas dan influencer dalam membentuk pandangan publik menjadi semakin signifikan. Khususnya bagi generasi muda yang menjadi pengguna aktif media sosial, figur-figur publik ini tidak hanya berfungsi sebagai penghibur, tetapi juga sebagai sumber referensi dalam membentuk opini, termasuk terkait dengan nilai-nilai kebangsaan. Melalui platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, mereka mampu menjangkau jutaan audiens dan menyampaikan pesan-pesan secara cepat, masif, dan berulang.

Salah satu tema yang kerap muncul dalam konten mereka adalah nasionalisme. Namun, dalam praktiknya, ekspresi nasionalisme yang disampaikan sering kali bersifat simbolik dan dangkal, lebih menonjolkan elemen visual dan tren sesaat daripada pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai kebangsaan itu sendiri.

Sebagai contoh, banyak influencer yang mengunggah foto dengan latar belakang bendera merah putih, mengenakan pakaian adat hanya saat peringatan Hari Kemerdekaan, atau menggunakan tagar-tagarnya seperti #CintaTanahAir dan #BanggaIndonesia tanpa narasi penjelas yang mendidik. Meskipun konten seperti ini dapat membangkitkan rasa bangga secara emosional dalam waktu singkat, hal tersebut tidak serta-merta mampu menanamkan kesadaran nasionalisme yang reflektif dan berkelanjutan.

Kondisi ini menunjukkan kecenderungan nasionalisme digital yang dibangun secara permukaan atau superficial. Penggunaan simbol nasional lebih sering diposisikan sebagai strategi personal branding atau alat untuk meningkatkan interaksi digital (engagement), daripada sebagai sarana untuk menyebarkan nilai kebangsaan yang substansial. Akibatnya, pemahaman generasi muda tentang nasionalisme menjadi terbatas pada aspek visual dan estetis, bukan pada nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa, seperti gotong royong, persatuan, serta keberagaman budaya.

Lebih jauh, pendekatan yang terlalu simbolik dapat mengaburkan makna ideologis dari nasionalisme itu sendiri. Jika nasionalisme hanya dirayakan dalam bentuk estetika atau seremoni musiman, maka semangat kebangsaan yang seharusnya hadir dalam keseharian masyarakat bisa luntur. Padahal, hakikat nasionalisme mencakup keterlibatan aktif dalam persoalan sosial-politik, kesadaran akan pentingnya menjaga persatuan, serta penghargaan terhadap pluralisme sebagai ciri khas bangsa Indonesia.

Melihat situasi ini, selebritas dan influencer diharapkan mampu mengambil peran yang lebih progresif. Mereka tidak hanya menjadi ikon popularitas semata, melainkan juga agen penyebar nilai kebangsaan yang mampu mengedukasi dan menginspirasi. Pembuatan konten yang menyentuh aspek historis, budaya, dan sosial secara lebih mendalam sangat dibutuhkan untuk menciptakan pemahaman nasionalisme yang holistik dan relevan dengan perkembangan zaman.

Selain itu, sinergi antara influencer dengan pihak-pihak terkait seperti akademisi, komunitas kebudayaan, dan lembaga pendidikan sangat diperlukan. Kolaborasi ini dapat memperkuat narasi kebangsaan di ruang digital, serta menjembatani antara nilai tradisional dan cara penyampaian yang modern. Dengan begitu, nasionalisme tidak hanya hadir sebagai simbol, tetapi menjadi nilai hidup yang membentuk jati diri masyarakat Indonesia secara utuh dan berkesinambungan.


Kesimpulan

Di era digital, selebritas dan influencer memiliki peran strategis dalam menyampaikan pesan nasionalisme kepada publik, khususnya generasi muda. Melalui media sosial, mereka dapat membangun kesadaran kebangsaan dengan cara yang cepat dan luas. Namun, banyak konten nasionalisme yang mereka sajikan cenderung simbolik dan dangkal, lebih menekankan visual dan tren dibanding substansi nilai kebangsaan.

Pendekatan semacam ini berisiko mempersempit makna nasionalisme dan menjadikannya sekadar ekspresi sesaat, bukan nilai yang dipahami secara mendalam. Oleh karena itu, perlu adanya pergeseran dari konten yang bersifat simbolik ke arah konten yang lebih edukatif dan reflektif. Selebritas dan influencer diharapkan mampu menjadi agen perubahan sosial yang mempromosikan nasionalisme secara utuh dan kontekstual, didukung oleh kolaborasi dengan akademisi, komunitas, dan lembaga edukasi.


Saran 
Sebagai bentuk kontribusi dalam membangun nasionalisme yang lebih substansial di era digital, selebritas dan influencer perlu lebih sadar akan tanggung jawab sosial mereka dengan menghadirkan konten yang tidak hanya simbolik, tetapi juga edukatif dan reflektif. Media sosial sebagai ruang publik digital juga diharapkan dapat memfasilitasi kampanye kebangsaan yang mendorong kolaborasi antara kreator konten dengan akademisi, komunitas budaya, maupun lembaga pendidikan. Pemerintah dan institusi pendidikan pun perlu menjalin kerja sama strategis dengan figur publik digital guna menyampaikan pesan kebangsaan yang relevan dan menarik bagi generasi muda. Di sisi lain, masyarakat—terutama generasi muda—didorong untuk lebih kritis dalam mengonsumsi konten digital serta aktif memperdalam pemahaman terhadap nilai-nilai kebangsaan agar tidak terjebak pada nasionalisme yang dangkal dan bersifat seremonial semata.



No comments:

Post a Comment

  Eka Tama Dzikrullah  D49 Wawasan Nusantara vs Globalisasi: Pertahankan Identitas Bangsa Abstrak Globalisasi membawa dampak besar dalam seg...