Thursday, June 24, 2021

PENGARUH ERA GLOBALISASI TERHADAP PEMBINAAN WAWASAN DI KALANGAN ANAK SEKOLAH

 

Pemulis: Sena Melianta Aji (Senaaji2000@gmail.com)

Universitas Mercubuana



Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah hendak mengungkapkan sejumlah persoalan yang muncul di sekolah-sekolah seiring derasnya arus globalisasi menerpa para siswa melalui media massa televisi, bagaimana pengaruhnya terhadap kebiasaan mereka sehari-hari baik dalam belajar maupun mengisi waktu senggang, serta bagaimana program Pendidikan Kewarganegaraan diselenggarakan untuk menanggulangi persoalan-persoalan tersebut. Penelitian dilakukan di dua wilayah di tanah air (Jawa Barat dan Batam) yang diasumsikan sangat deras terkena pengaruh globalisasi. Responden adalah siswa dan guru SMP, SMA, dan SMK. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa globalisasi menantang kekuatan penerapan unsur jati diri dan memporakporandakan nilai-nilai adiluhung bangsa melalui agennya televisi. Untuk menanggulangi persoalan demikian program pendidikan kewarganegaraan harus diselenggarakan dengan mengacu pada konsep Citizenship Education.

Abstract: The objective of this research is to describe some issues occurred in schools in regards of the fast developing process of globalization towards students which is contributed by mass media; television, how does this influence the students’ habitual in their daily life and in filling their spare times, it also describe of how the Pendidikan Kewarganegaranan (Civic Education) program is being implemented to solve these issues. This research was conducted in two different places in Indonesian homeland; West Java (Jawa Barat) and Batam which has been assumed that these places are already influenced by globalization. The respondents of this research were the students and teachers of SMP, SMA and SMK. The result of this study shows that globalization challenges the power of assembling self concept and giving publicity of values through television agents. In order to solve that problems the Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) must be delivered refer to the Citizenship Education concept

  

PENDAHULUAN

Setiap negara-bangsa (nation-state) yang ingin tetap eksis selalu mendidik rakyatnya menjadi warganegara yang cerdas dan baik (smart and good citizen). Oleh karena itu masyarakat sangat mendambakan generasi mudanya dipersiapkan untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan negaranya. Keinginan tersebut lebih tepat disebut sebagai perhatian yang terus tumbuh, terutama dalam masyarakat demokratis. Banyak sekali bukti yang menunjukkan bahwa tak satu pun negara, termasuk Indonesia, telah mencapai tingkat pemahaman dan penerimaan terhadap hak-hak dan tanggung jawab di antara keseluruhan warganegara untuk menyokong dan mengembangkan karakter atau watak publik maupun privat yang sejalan dengan demokrasi konstitusional. Sikap mental ini harus dipelihara dan dipupuk melalui perkataan dan pengajaran serta kekuatan keteladanan. Demokrasi bukanlah “mesin yang akan berfungsi dengan sendirinya”, tetapi harus selalu secara sadar direproduksi dari suatu generasi ke generasi berikutnya.

Oleh karena itu, pembinaan terhadap generasi muda menjadi warganegara yang baik menjadi perhatian utama. Tidak ada tugas yang lebih penting dari pengembangan warganegara yang bertanggung jawab, efektif dan terdidik. Demokrasi dipelihara oleh warganegara yang mempunyai pengetahuan, kemampuan dan karakter yang dibutuhkan. Tanpa adanya komitmen yang benar dari warganegara terhadap nilai dan prinsip fundamental demokrasi, maka masyarakat yang terbuka dan bebas, tak mungkin terwujud.

PERMASALAHAN

Pendidikan luar sekolah sebenarnya bukanlah barang baru dalam khasanah budaya dan peradaban manusia.Pendidikan luar sekolah telah hidup dan menyatu di dalam kehidupan setiap masyarakat jauh sebelum muncul dan memasyarakatnya system persekolahan.PLS mempunyai bentuk dan pelaksanaan yang berbeda dengan sistem yang sudah ada di pendidikan persekolahan. PLS timbul dari konsep pendidikan seumur hidup dimana kebutuhan akan pendidikan tidak hanya pada pendidikan persekolahan/pendidikan formal saja.

Pembinaan generasi muda dalam perjalanan suatu bangsa adalah sangat penting, peranan yang sangat menonjol terutama dalam hal menentukan estafet kepemimpinan. Apabila Generasi Muda memiliki kualitas yang memadai maka hampir dipastikan bahwa tidak sulit menemukan figur pemimpin yang diperlukan pada saat dibutuhkan. Di era globalisasi saat ini, pemerintah sangat menaruh perhatian dalam pembangunan generasi muda guna memajukan ketertinggalan khususnya dibidang sumber daya manusia.

PEMBAHASAN

Globalisasi menantang kekuatan penerapan unsur jati diri bangsa Indonesia melalui agen budaya luar sekolah terutama media massa. Para siswa lebih tertarik dengan budaya baru yang ditawarkan agen budaya luar sekolah terutama media televisi dibandingkan dengan budaya kita sendiri yang ditanamkan di sekolah. Adanya pertentangan antara nilai-nilai yang bersumber dari budaya adiluhung bangsa Indonesia dengan nilai-nilai yang dibawa oleh agen globalisasi tersebut mengakibatkan terjadinya konflik nilai pada diri siswa. Terpaan media massa televisi memporakporandakan nilai-nilai adiluhung bangsa Indonesia, sehingga para siswa sering menampilkan perilaku yang menyimpang dari ukuran budaya kita. Gemerlapnya acara televisi, utamanya siaran televisi asing yang ditangkap oleh fasilitas parabola dan semacamnya, menyita perhatian dan waktu para pelajar sehingga kegiatan menekuni pelajaran menjadi terganggu.

Tayangan televisi banyak sekali mengajarkan nilai-nilai yang menantang pencapaian misi PKn dalam mendidik warganegara yang cerdas dan baik (smart and good citizen). Tayangan televisi yang lebih mengutamakan aspek hiburan tidak berkontribusi positif terhadap pembinaan warganegara yang terdidik (educated citizen). Budaya konsumerisme yang dibawakan berbagai acara di televisi menggiring para pemirsa termasuk para pelajar menampilkan gaya hidup konsumtif. Tayangan televisi nasional sangat miskin nuansa pengembangan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air. Untuk mengimbangi adanya penetrasi nilai-nilai yang tidak sesuai dengan budaya bangsa yang dibawakan oleh tayangan televisi asing maupun nasional perlu dibuat tayangan tandingan yang sama menariknya yang sarat akan nilai-nilai kebangsaan.

KESIMPULAN

Efektivitas penerapan kurikulum PKn yang diorganisir secara terpisah (separated subject curriculum) perlu dilengkapi dengan berbagai kegiatan sekolah yang dikemas dalam berbagai kegiatan baik ko maupun ekstrakurikuler yang dapat membantu pencapaian visi dan misi PKn mencerdaskan kehidupan bangsa melalui koridor value-based education.

Tata tertib serkolah perlu ditingkatkan daya ikatnya kepada seluruh siswa di sekolah agar para siswa dibiasakan untuk berperilaku baik sebagai seorang warganegara Indonesia yang


DAFTAR PUSTAKA

D. Budimansyah, “Tantangan globalisasi terhadap pembinaan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air di sekolah,” J. Penelit. Pendidik., vol. 11, no. 1, pp. 7–13, 2010.

N. Rohayati, “Peranan Muhammadiyah dalam Membina Generasi Muda melalui Pendidikan Karakter di Sukajadi Kota Bandung,” Empowerment, vol. 2, no. 2, pp. 116–125, 2013.

H. F. Yudhanegara, “Pancasila Sebagai Filter Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme,” J. Ilmu Adm. CENDEKIA, vol. 8, no. 2, pp. 165–180, 2016.

 D. Ermawan, “Pengaruh Globalisasi terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah di Indonesia,” J. Kaji. Lemhannas RI, vol. 32, no. 1, pp. 1–54, 2017.

K. Ge. F, “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP PENGARUH GLOBALISASI,” Angew. Chemie Int. Ed. 6(11), 951–952., pp. 231–238, 1967.

 


No comments:

Post a Comment

GOTONG ROYONG DALAM PERSPETIF SILA KETIGA PANCASILA: MEMBANGUN KEBERSAMAAN BANGSA

Abstrak Gotong royong adalah salah satu nilai luhur bangsa Indonesia yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan identitas nasional....