Thursday, June 24, 2021

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KESADARAN NASIONALISME GENERASI MUDA INDONESIA

 

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KESADARAN NASIONALISME GENERASI MUDA INDONESIA

 

Penulis: Anggun Elizabeth Panggabean (anggunelizabethpang@gmail.com)





Abstrak

Sekarang ini masalah kecenderungan umum untuk mengintegrasikan kehidupan masyarakat domestik/lokal ke dalam masyarakat global di berbagai bidang. Dikarenakan Era Globalisasi berdampak pada segala aspek, baik dari segi Pendidikan, Ekonomi, Sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan akhlak suatu bangsa telah mengalami perubahan terutama dalam remaja. Era globalisasi dan modernisasi yang berdampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan dan moral serta kepribadian individu, tentunya akan membawa perubahan juga terhadap pola kehidupan remaja atau generasi muda Indonesia sekarang ini.

Krisis moral yang terjadi belakangan ini bahkan sangat memprihatikan bila melihat kecanduan generasi muda terhadap penggunaan media yang semakin merajalela tanpa memperdulikan manfaat atau nilai yang akan ditimbulkan dari konten berbagai teknologi komunikasi massa tersebut. Moral atau perilaku generasi muda di Indonesia mengalami perubahan akibat pengaruh negara asing yang dibawa ke Indonesia. Itu semua langsung diserap tanpa berpikir atau menyortir perilaku yang harus dilakukan oleh remaja di Indonesia. Akibatnya banyak terjadi kasus-kasus perilaku menyimpang yang terjadi pada kalangan anak muda karena hilangnya kesadaran moral dan rasa nasionalisme itu sendiri.

Kata Kunci: Globalisasi, Modernisasi, Naionalisme.

 

 

 

 

                                                               PENDAHULUAN

Latar Belakang

 

            Sekarang ini masalah kecenderungan umum untuk mengintegrasikan kehidupan masyarakat domestik/lokal ke dalam masyarakat global di berbagai bidang. Dikarenakan Era Globalisasi berdampak pada segala aspek, baik dari segi Pendidikan, Ekonomi, Sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan akhlak suatu bangsa telah mengalami perubahan terutama dalam remaja. Globalisasi adalah suatu proses menjadikan suatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Menurut asal katanya, kata “Globalisasi” diambil dari kata global yang maknanya ialah universal.

Globalisasi merupakan fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses global itu sendiri. Keberadaan kemajuan teknologi komunikasi dan pengetahuan tentunya menjadi jalan mempercepat proses globalisasi seperti sekarang ini. Dalam globalisasi memiliki pengaruh positif dan negatif dalam setiap aspek kehidupan manusia di dunia. Selain itu, globalisasi menciptakan tantangan dan masalah baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan hidup. Sebagai istilah globalisasi sangat mudah diterima atau dikenal oleh masyarakat di seluruh dunia.

Globalisasi sendiri memberikan berbagai dampak bagi setiap kehidupan masyarakat Indonesia terutama generasi muda yang menjadi pengguna atau penikmat teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini yang telah menjangkau secara global. Di era serba modern, serba terbuka paham nasionalisme semakin terkikis oleh paham globalisme. Kondisi tersebut hampir terjadi di semua negara didunia, bahkan sumber daya alam Indonesia yang melimpah di eksploitasi oleh pihak asing, dimana keuntungan lebih banyak dinikmati capital asing, secara tidak langsung kita dijajah kembali oleh kekuatan asing. Globalisasi dan modernisasi yang terjadi sekarang ini sangat mungkin mengubah atau mempengaruhi kehidupan generasi muda Indonesia bahkan dalam kehidupan sehari-hari seperti budaya berpakaian, gaya bahasa, gaya rambut, musik, bahkan hilangnya tata krama dan nilai-nilai kesadaran akan pentingnya kemajuan dan kelestarian kekayaan budaya Indonesia.

Era globalisasi dan modernisasi yang berdampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan dan moral serta kepribadian individu, tentunya akan membawa perubahan juga terhadap pola kehidupan remaja atau generasi muda Indonesia sekarang ini. Krisis moral yang terjadi belakangan ini bahkan sangat memprihatikan bila melihat kecanduan generasi muda terhadap penggunaan media yang semakin merajalela tanpa memperdulikan manfaat atau nilai yang akan ditimbulkan dari konten berbagai teknologi komunikasi massa tersebut. Moral atau perilaku generasi muda di Indonesia mengalami perubahan akibat pengaruh negara asing yang dibawa ke Indonesia. Itu semua langsung diserap tanpa berpikir atau menyortir perilaku yang harus dilakukan oleh remaja di Indonesia.

 Akibatnya banyak terjadi kasus-kasus perilaku menyimpang yang terjadi pada kalangan anak muda karena hilangnya kesadaran moral dan rasa nasionalisme itu sendiri. Penyimpangan yang biasa dilakukan seperti, pembulian, seks bebas, narkoba, penipuan, individualistik, konsumeristik, dan lain-lain. Kejadian tersebut sangat memprihatinkan bagi masyarakat Indonesia karena generasi sekarang ini adalah generasi penerus bangsa dan harus mencerminkan sikap dan perilaku serta rasa nasionalisme dalam melakukan berbagai aktivitas saat dihadapkan dengan teknologi dan dunia global.

 

 

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan artikel ini adalah sebagai pembelajaran dalam menambah pengetahuan mengenai globalisasi dan modernisasi yang terjadi sekarang ini dan bagaimana hal tersebut memengaruhi kehidupan, moral, bahkan mengikis rasa nasionalisme generasi muda Indonesia. Meningkatkan kesadaran remaja untuk menjunjung tinggi kebudayaan bangsa sendiri karena kebudayaan merupakan jati diri bangsa. Selain itu, tulisan ini bertujuan untuk pemenuhan tugas kewarganegaraan dengan manfaat menjadi generasi muda yang lebih cinta tanah air dan tetap memiliki rasa nasionalisme yang tinggi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan artikel ini yaitu:

1.     Menganalisis pengertian globalisasi, modernisasi, dan kaitannya dengan rasa nasionalisme generasi muda Indonesia.

2.     Bagaimana globalisasi dan modernisasi mengurangi rasa nasionalisme generasi muda Indonesia.

3.     Bagaimana mengatasi dampak negatif globalisasi dan modernisasi untuk tetap mempertahankan jiwa nasionalisme generasi muda Indonesia.

 

PEMBAHASAN

 

Globalisasi dan Modernisasi Terhadap Rasa Nasionalisme Generasi Muda

Istilah Globalisasi, pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun 1985 yang menunjuk pada politik-ekonomi, khususnya politik perdagangan bebas dan transaksi keuangan. Menurut sejarahnya, akar munculnya globalisasi adalah revolusi elektronik dan disintegrasi negara-negara komunis. Revolusi elektronik melipatgandakan akselerasi komunikasi, transportasi, produksi, dan informasi. Sebenarnya globalisasi secara umum digunakan sebagai cara singkat untuk menggambarkan penyebaran dan keterhubungan produksi, komunikasi, dan teknologi di seluruh dunia. Penyebaran tersebut telah melibatkan jalinan aktivitas ekonomi dan budaya. Globalisasi melibatkan difusi ide, praktik, dan teknologi. Ini adalah sesuatu yang lebih dari internasionalisasi dan universalisasi, yaitu termasuk sebagai 'intensifikasi hubungan sosial di seluruh dunia yang menghubungkan lokalitas yang jauh sedemikian rupa sehingga kejadian lokal dibentuk oleh peristiwa yang terjadi bermil-mil jauhnya dan sebaliknya'. Ini melibatkan perubahan dalam cara kita memahami geografi dan mengalami lokalitas. Selain menawarkan peluang, hal itu membawa risiko besar yang terkait, misalnya, dengan perubahan teknologi, Anthony Giddens (1990: 64).

Berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia. Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Globalisasi dapat menjadi kekuatan yang kuat untuk pengurangan kemiskinan. Banyak negara telah melihat peningkatan kesejahteraan dan sistem pendidikan mereka sebagai konsekuensi dari globalisasi. Liberalisasi perdagangan memaksa perusahaan untuk menjadi lebih fleksibel dan kompetitif. Banyak yang menjadi semakin tergantung pada tenaga kerja yang fleksibel dan murah, sering kali dipekerjakan secara tidak teratur. Pengalihdayaan tugas pemrograman yang canggih dan pekerjaan semi-terampil di pusat panggilan ke negara-negara berupah rendah mungkin merupakan contoh paling terkenal dari pergeseran global kesempatan kerja bagi kaum muda.

Globalisasi secara kasar didefinisikan sebagai sebuah integrasi global ekonomi dan masyarakat yang banyak mempengaruhi aspek kehidupan terutama generasi-generasi muda. Generasi ini memiliki hubungan dan ketergantungan yang luas dengan dunia global baik dalam hal budaya maupun ekonomi. Di satu sisi, mereka paling fleksibel dan mungkin paling mampu beradaptasi dan memanfaatkan peluang baru yang ditawarkan dunia yang telah modern. Generasi ini secara postif merupakan generasi terdidik terbaik tentang teknologi informasi baru; yang mendapat manfaat dari pertumbuhan ekonomi; banyak bepergian ke seluruh dunia untuk bekerja, belajar, bertukar proyek dan liburan; dan telepon dan Internet memungkinkan mereka untuk tetap berhubungan dengan teman dan kerabat di luar negeri. Empat efek globalisasi pada kehidupan kaum muda dibahas lebih rinci di bawah ini; distribusi kesempatan kerja, migrasi, budaya dan konsumerisme kaum muda, serta kewarganegaraan dan aktivisme global.

            Globalisasi dan modernisasi menjadikan banyak perubahan dalam aktivitas bahkan tindakan dan perilaku individu. Teori modernisasi berpikir industrialisasi dapat mendorong pembangunan di negara-negara miskin. Ada sistem produksi alternatif untuk Kapitalisme dengan sistem subsisten adalah di mana komunitas lokal menghasilkan apa yang mereka butuhkan dan barang yang diproduksi untuk dijual dijaga agar tetap minimum; dan Komunisme, di mana otoritas pusat memutuskan apa yang harus diproduksi daripada permintaan dan keinginan konsumen untuk mendapatkan keuntungan. (Kebutuhan mendorong produksi dalam Komunisme, keinginan atau keinginan individu ('permintaan') dalam Kapitalisme). Teori modernisasi adalah salah satu teori yang paling penting dalam konsep pembangunan. Teori modernisasi percaya bahwa faktor internal adalah alasan untuk keterbelakangan kondisi sehingga intervensi eksternal akan berguna untuk mendorong pengembangan. Inilah sebabnya mengapa intervensi asing dari "modern" negara-negara yang penting untuk membantu negara-negara “tradisional” untuk menghasilkan perkembangan mereka.

            Globalisasi dan modernisasi mengajarkan bahwa proses pembangunan harus mempertimbangkan lokal pertimbangan dalam konseptualisasinya dan hal ini merupakan dampak positif bagi suatu negara untuk mengembangkan negaranya dan mengalami kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi. Namun sekarang ini dengan banyaknya pengaruh teknologi ini mampu memberikan dampak negatif bagi suatu negara. Hal ini dapat kiita lihat pada keadaan generasi muda Indonesia sekarang ini yang semakin terbuka dengan dunia luar tanpa menghiraukan dampak yang akan ditimbulkan, sehingga melupakan budaya-budaya lokal bahwan kepribadian, akhlak dan moral yang seharusnya dilakukan.

            Tentunya generasi muda sebagai pemeran utama dalam pengunaan dan penguasaan teknologi serta generasi penerus bangsa, harus mampu menyaring setiap informasi yang datang dari luar. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa rasa dan kesadaran nasionalisme perlu diperkuat bagi generasi muda. Nasionalisme merupakan sebuah paham yang mana muncul tatkala kita diharuskan untuk memilih pada diri kita akan status kebangsaan. Secara umum nasionalisme muncul tatkala seseorang dihadapkan pada dua atau lebih pilihan yang mengharuskannya memilih hal yang berkenaan dengan kewarganegaraan, suatu kelompok, yang secara khayal ada keterikatan.

Warga suatu bangsa harus memiliki identitas politik yang identitasnya ditanamkan sejak kita lahir. Di Indonesia sendiri penggarapan konsep identitas politik (political identity) diwujudkan dalam dia mengadakan peringatan terkait dengan identitas nasional, misalnya, peringatan sumpah pemuda, 17 Agustus, upacara setiap hari Senin, dan sebagainya. Hal tersebut menjadi upaya untuk menumbuhkan kesadaran akan kemauan identitas politik dan upaya untuk menanamkan rasa nasionalisme anak muda.

Nasionalisme berakar dari sistem budaya suatu kelompok masyarakat yang saling tidak mengenal satu sama lain. Kebersamaan mereka dalam gagasan mengenai suatu bangsa dikonstruksikan melalui khayalan yang menjadi materi dasar nasionalisme. Nasionalisme adalah paham yang mewadahi dan menjaga kedaulatan suatu bangsa dengan menciptakan konsep identitas bersama bagi sekelompok orang. Nasionalisme dalam negeri menunjukkan bahwa suatu bangsa memiliki identitas dan identitas yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Nasionalisme melahirkan kesadaran melalui anak bangsa untuk menjadi bangsa yang benar-benar merdeka. Harapan inilah yang membentuk kesadaran masyarakat terhadap segala bentuk penjajahan, penindasan, eksploitasi dan dominasi. Munculnya tuntutan seperti membangun bangsa yang demokratis, sejahtera, adil, dan makmur meningkat kalangan masyarakat umum.

Nasionalisme merupakan kunci utama dalam mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang berdaulat dan dihormati sepenuhnya. Dalam upaya menumbuhkan semangat nasionalisme bagi generasi muda, pemerintah memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman dan motivasi kepada seluruh anak bangsa agar semangat nasionalisme dan cinta tanah airnya (patriotisme) semakin kuat dan tertanam dalam diri mereka. hati mereka yang terdalam. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui pendidikan. Semangat nasionalisme sangat dibutuhkan dalam pembangunan pendidikan berbasis karakter dan mentalitas warga negara, agar nilai-nilai yang menjadi landasan pembangunan nasional tetap lestari dan menjadi modal sosial yang dapat memperkuat fondasi peradaban bangsa di tengah proses globalisasi yang sedang berkecamuk. Kaitan yang mendukung perubahan ras adalah perubahan watak dan mentalitas masyarakat, hal ini menjadi landasan kokoh nilai-nilai kebangsaan.

 

Runtuhnya Rasa Nasionalisme Akibat Pengaruh Globalisasi Dan Modernisasi

Keruntuhan suatu bangsa ditandai dengan semakin runtuhnya tata nilai dan karakter suatu bangsa, karakter dan mentalitas rakyat yang kokoh dari suatu bangsa tidak terbentuk secara alami, melainkan melalui interaksi sosial yag dinamis dan serangkaian program yang diarahkan oleh pemimpin bangsa. Faktor perkembangan teknologi dan informasi komunikasi ini menjadi salah satu faktor yang kuat hilangnya kesadaran generasi muda akan kekayaan dan kebudayaan negaranya sendiri. Hilangnya sifat manusia dalam masyarakat seperti itu korupsi, kekerasan, amoralitas, vandalisme, perkelahian kehidupan ekonomi yang masif, konsumtif bahkan kehilangan nafsu makan nasionalisme bangsa. Masalah-masalah ini menunjukkan bahwa Pendidikan tidak cukup dengan aspek pengetahuan saja.

Pengaruh arus globalisasi yang semakin pesat telah meresap begitu cepat ke dalam masyarakat, khas di kalangan orang muda. Pengaruh globalisasi telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian mereka sebagai orang Indonesia. Ini dilakukan oleh khas yang muncul dalam kehidupan seharian anak muda hari ini. Mulai dari cara banyak remaja kita yang berpakaian seperti selebriti yang digunakan untuk budaya barat. Kaedah cara berpakaian jelas tidak sesuai dengan budaya kita. Bahkan gaya rambut juga dicat dengan pelbagai warna. Tidak ramai remaja sekarang ini yang dengan motivasi dalam dirinya untuk melestarikan budaya negara dengan menggunakan pakaian yang sopan sesuai dengan keperibadian bangsa.

Perkembangan teknologi seperti internet banyak memberikan akses bagi siapa saja untuk bergabung dan melakukan perbincangan secara online. Terutama bagi generasi muda yang menjadikan teknologi dijadikan sebagai makanan sehri-hari. Hal ini akan menjadi dampak positif karena mempermudah dan meningkatkan pengetahuan masyarakat.  Namun akhir-akhir ini banyak kasus yang menggambarkan hilangnya kepedulian generasi muda akan kewarganegaraannya dan berpotensi dalam runtuhnya kesadaran nasionalisme dengan sikap-sikap yang tidak wajar. Misalnya dengan membuka situs porno, bahkan sampai rawan penipuan, tidak hanya internet, ada lagi yang wajib dipegang lagi yaitu handphone, apalagi sekarang handphone sudah mulai bermunculan High Technology. Mereka sebenarnya bersaing untuk memilikinya, namun apabila berbicara mengenai alat musik budaya, pakaian adat, dan lainnya generasi muda sekarang ini belum tentu dapat mengetahuinya. Ini kalau dilihat dari sisi sosial, tidak ada kepedulian terhadap masyarakat karena mereka lebih suka sibuk menggunakan ponsel dan menikmati konten yang berasal dari luar negeri akibat globalisasi dan modernisasi.

Runtuhnya rasa nasionalisme juga terlihat dari banyaknya anak muda yang mengalami penurunan dalam kualitas sikap dan perilakunya yang tidak mencerminkan karakter generasi bangsa Indonesia dengan tidak tahu sopan santun dan cenderung tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Baik dalam pergaulanya, isu-isu mengenai negaranya, mengeluarkan konten media sosial yang tidak bemutu dengan bahasa gaul yang cenderung lebih kasar. Karena globalisasi meliputi kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati. Jika pengaruh di atas dibiarkan, moral generasi bangsa menjadi rusak, tindakan anarkis muncul di kalangan kelompok muda. Hubungan dengan nilai identitas akan berkurang karena tidak ada cinta terhadap budaya nasional mereka sendiri dan kepedulian terhadap masyarakat. padahal Generasi muda adalah penerus masa depan negara. Apa akibatnya jika penggantinya bangsa ini tidak memiliki identitas.

Globalisasi memiliki banyak konsekuensi bagi budaya anak muda. Peningkatan aliran media telah mengakibatkan konsumerisme global. Melalui televisi, video musik dan film, konten produksi Amerika dan Eropa semakin mendominasi hiburan di seluruh dunia. Kaum muda cenderung mengadopsi dan menafsirkan produk global dalam konteks budaya dan pengalaman lokal mereka sendiri, sehingga menciptakan bentuk budaya hibrida baru yang maknanya berbeda dengan keadaan lokal dan nasional. Banyak pemuda di negara berkembang, serta pemuda yang terpinggirkan di dunia industri, tidak dapat memenuhi harapan mereka akan kesejahteraan materi. Hal ini dapat mengakibatkan keterasingan dan frustrasi dan, berpotensi, dalam kejahatan dan perselisihan sosial.

Mengenai pengaruh yang ada pada tata bahasa anak muda hari ini, Bahasa Indonesia, yang dulunya dipandang tinggi, kini tampaknya tidak penting untuk generasi muda sekarang, karena selain itu mereka selalu mengikuti prosedur bercakap di tempat mereka tinggal, mereka juga terlalu jauh mengikuti era pemodenan yang kini berlaku begitu pantas dan dicampuradukkan oleh budaya barat sehingga mereka tidak boleh dijadikan contoh dan berlaku dalam kehidupan seharian, kerana semua itu jelas remaja sekarang mudah diprovokasi dan dipengaruhi oleh arus pemodenan yang begitu pesat berkembang dalam masyarakat remaja masa kini. Sebagai seorang remaja yang mengetahui dan memahami pesatnya arus pemodenan yang berkembang, seharusnya lebih mampu memahami dan dapat mengawal diri mereka agar mereka tidak terlalu jauh ke arah pemodenan yang berlaku sekarang. Perkataan yang berasal dari negara asing adalah seperti perkataan Inggris lebih kerap digunakan dalam interaksi harian mereka memang perlu dan layak untuk dikaji, namun belum boleh dipelajari dan diterapkan berinteraksi setiap hari, jika itu berlaku maka untuk apa bangsa Indonesia mempunyai bahasa perpaduan dan kesatuan yang mesti ditegakkan oleh semua.

Warga negara Indonesia pada umumnya dan remaja khususnya jika remaja sekarang lebih gemar bahasa yang mengikuti trend pemodenan. Dari masalah ini semua yang mendasari adalah arus globalisasi yang tidak dapat dibendung lagi. Arus globalisasi begitu cepat menembusi masyarakat terutama di kalangan golongan muda. Kesan globalisasi terhadap orang muda sama kuatnya. Kesan globalisasi menjadikan banyak anak muda kita kehilangan identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Ini ditunjukkan oleh gejala yang muncul dalam kehidupan seharian. Dari cara anda berpakaian kebanyakan remaja kita yang berpakaian seperti selebriti cenderung mengarah pada budaya Barat. Mereka menggunakan bahan pakaian yang minimum menunjukkan bahagian badan yang tidak boleh dilihat. Walaupun cara pakaian seperti itu jelas tidak sesuai dengan budaya kita.

Selain dari pada itu tidak ketinggalan gaya rambut mereka yang dicat dengan pelbagai warna. Pendek kata lebih ramai orang seperti jika ia berlaku kepada orang lain dengan menutup identitas mereka. Tidak banyak remaja yang ingin memelihara budaya bangsa dengan memakai pakaian yang sopan sesuai dengan keperibadian bangsa. Dilihat dari sikap itu, banyak juga generasi sekarang yang tingkah lakunya tidak sopan dan cenderung tidak peduli dengan tidak peduli terhadap lingkungan.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh globalisasi yang merangkumi kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati. Contoh nyata wujudnya geng motor anak muda yang melakukan keganasan yang mengganggu kedamaian dan pandangan masyarakat. Sehingga pengaruh globalisasi di satu sisi ternyata membawa dampak negatif yang negatif untuk budaya Indonesia. Norma ditemukan di Budaya Indonesia perlahan mulai memudar. serangan konstan teknologi dengan nilai instrinsik yang diterapkan di dalamnya, telah menimbulkan masalah tentang globalisasi dan pada akhirnya menciptakan nilai-nilai baru tentang kesatuan dunia.

 

Mengatasi Dampak Negatif Globalisasi Dan Modernisasi Untuk Tetap Mempertahankan Jiwa Nasionalisme Generasi Muda Indonesia.

Generasi muda di seluruh dunia menunjukkan keprihatinan tentang konsekuensi negatif dari globalisasi, seperti distribusi kekayaan yang tidak merata dan degradasi lingkungan. Gerakan anti-globalisasi telah berkembang di seluruh dunia dan terdiri dari kelompok heterogen organisasi non-pemerintah, kelompok mahasiswa, organisasi politik dan aktivis hak-hak sipil. Gerakan ini memperjuangkan berbagai isu seperti keadilan global, perdagangan yang adil, penghapusan utang, dan pembangunan berkelanjutan. Hasil yang luar biasa telah dicapai dalam dua dekade terakhir, termasuk dalam pengakuan hak-hak universal dasar dan dalam pencegahan ancaman global. Terlepas dari kehadiran banyak pemuda yang aktif di arena internasional, dapat dikatakan bahwa lanskap beragam isu, pendapat, minat, dan kepercayaan di antara kaum muda menghambat munculnya suara persatuan yang kuat dari kaum muda dan gerakan pemuda dan mahasiswa global.

 Untuk mengatasi beberapa kekhawatiran terkait migrasi pemuda, generasi muda sekarang perlu memiliki alternatif yang layak untuk tetap tinggal di negara mereka. Ini berarti mengatasi akar penyebab seperti kemiskinan, dan dengan melakukan itu, berusaha untuk memperbaiki ketidaksetaraan antara negara kaya dan miskin. Hal ini juga mensyaratkan bahwa kaum muda diberikan, melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan, dengan pengetahuan dan kepercayaan diri untuk menjadikannya pribadi yang bertanggung jawab dan sadar akan bela negara untuk kepentingan bersama.

Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.

 

Terdapat Pengaruh Positif Globalisasi terhadap Nilai- nilai Nasionalisme

1.   Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.

2.   Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

3.   Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Oleh karena itu, diperlukan tindakan untuk mengharapkan dampak negatif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme. Langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme, antara lain:

·       Menumbuhkan semangat nasionalisme yang kuat, seperti semangat cinta kasih produk lokal.

·       Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya

·       Membudayakan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya.

·       Mewujudkan supremasi hukum, melaksanakan dan menegakkan hukum dalam arti jujur ​​dan adil.

·       Selektif terhadap pengaruh globalisasi dalam bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya. Dengan langkah penantian ini, semoga menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme menuju bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa dan negara.

 

Upaya Menumbuhkan Semangat Kebangsaan Generasi Muda Bangsa

Rasa bangga yang semakin berkurang bagi negara dalam beberapa tahun terakhir, sebenarnya dapat dipicu oleh maraknya pengunaan teknologi komunikasi di era globalisasi ini tanpaadanya rasa tanggung jawab dan pengendalian. Namun selain itu, dipicu juga oleh konsolidasi sentimen daerah dan semangat primordialisme pasca-krisis. Sikap tersebut sedikit banyak disebabkan oleh rasa frustasi anggota dan kelompok masyarakat yang saling menyetujui (kontrak sosial) mengandung nilai-nilai seperti keadilan dan kemanusiaan dan musyawarah seringkali adil menjadi wacana belaka. Bukan hal yang aneh untuk semangat persatuan dan kebersamaan telah menurun selama beberapa dekade terakhir. Upaya menumbuhkan semangat nasionalisme pada generasi muda negeri ini bukanlah bukan hanya tanggung jawab pemerintah sebagai penyelenggara negara tetapi juga kebutuhan peran aktif masyarakat.

·       Peran Keluarga:

a. Berikan contoh cinta dan hormat yang dapat diteladani misalnya dengan menunjukkan para pahlawan pendahulu yang merebut kemerdekaan.

b. Memberikan pengawasan yang komprehensif kepada anak-anak di lingkungannya dan memastikan anak-anak tumbuh di lingkungan yang baik.

c. Selalu gunakan produk dalam negeri dan merasa bangga dalam menggunakannya.

·       Peran Pendidikan:

a.     Memberikan pelajaran tentang Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan juga membela negara.

b. Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa para pahlawan dengan mengadakan upacara setiap hari senin dengan penuh khitmad.

c. Memberikan pendidikan moral, agar generasi muda tidak mudah menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional. Dengan cara ini diharapkan anak muda tidak mudah terombang-ambing dengan berbagai hal yang bisa terjadi menghancurkan negara.

·       Peran pemerintah:

a.     Mendorong berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme seperti

seminar dan pameran budaya.

b.     Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dengan semangat akan warisan Indonesia seperti penggunaan batik yang akan meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.

c.     Siap mendengarkan dan memperhatikan aspirasi suara generasi Indonesia dan memfasilitasi dengan sarana dan prasarana yang mendukung untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang kreatif dan bermartabat.

 

PENUTUP

Kesimpulan

 

Era globalisasi dan modernisasi yang berdampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan dan moral serta kepribadian individu, tentunya akan membawa perubahan juga terhadap pola kehidupan remaja atau generasi muda Indonesia sekarang ini. Krisis moral yang terjadi belakangan ini bahkan sangat memprihatikan bila melihat kecanduan generasi muda terhadap penggunaan media yang semakin merajalela tanpa memperdulikan manfaat atau nilai yang akan ditimbulkan dari konten berbagai teknologi komunikasi massa tersebut. Moral atau perilaku generasi muda di Indonesia mengalami perubahan akibat pengaruh negara asing yang dibawa ke Indonesia.

Oleh sebab itu, hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian negara untuk tetap menjaga generasi muda Indonesia dapat menjaga dan melestarikan kekayaan budaya sendiri dengan adanya kesadaran akan rasa nasionalisme yang tinggi dan dibarengi sikap moral sesuai dengan Pancasila dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebenarnya dampak dari perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat ini dapat memberi nilai positif bagi kemajuan generasi muda apabila dilakukan pendampingan dan pendidikan yang baik dan mendukung kreatvitas yang miliki generasi muda sekarang ini.

 

                                                            DAFTAR PUSTAKA

 

Isjoni. 2006. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan. Jakarta: Buku Obor

Hendrastomo, G. (2007). Nasionalisme vs Globalisasi ‘Hilangnya’ Semangat Kebangsaan dalam Peradaban Modern. Dimensia, Hal. 5-7.

Muthmainah, L. (2007). Globalisasi Dari Perspektif Kritis. Jurnal Filsafat, Hal. 63-66.

Dyah Satya Yoga Agustin. (2011).  Penurunan Rasa Cinta Budaya dan Nasionalisme Generasi Muda Akibat Globalisasi. Jurnal Sosial Humaniora, Hal. 179-184.

Setyaningsih. (2016). Dampak Globalisasi Terhadap Moral Generasi Muda. Jurnal penelitian, Hal. 3-6.

Supardan, D. D. (2007). Tantangan Nasionalisme Indonesia Dalam Era Globalisasi. Universitas Pendidikan Indonesia. Hal. 46-59.

 


 



2 comments:

  1. 14_ indah
    artikel ini menjelaskan tentang Pengaruh Globalisasi Terhadap Kesadaran Nasionalisme Generasi Muda Indonesia. saya sebagai generasi muda sangat sadar akan pengaruh globalisasi namun saya tidak terpengaruh akan hal itu. artikel ini menambah pengetahuan saya tentang Pengaruh Globalisasi Terhadap Kesadaran Nasionalisme Generasi Muda Indonesia dan juga bisa mungkin menyadarkan ke semua generasi muda yang terpengaruh oleh hal itu.

    ReplyDelete
  2. 02_sheva
    artikel ini sudah baik dan bagus, isi dari artikel sudah lengkap dan detail

    ReplyDelete

Menguatkan Pembangunan Nasional melalui Implementasi Pancasila

  Abstrak Pancasila, sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia, memiliki peran penting dalam membimbing arah pembangunan nasional. Artikel...