PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP
KESADARAN NASIONALISME GENERASI MUDA INDONESIA
Penulis:
Anggun Elizabeth Panggabean (anggunelizabethpang@gmail.com)
Abstrak
Sekarang
ini masalah kecenderungan umum untuk mengintegrasikan kehidupan masyarakat
domestik/lokal ke dalam masyarakat global di berbagai bidang. Dikarenakan Era
Globalisasi berdampak pada segala aspek, baik dari segi Pendidikan, Ekonomi,
Sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan akhlak suatu bangsa telah
mengalami perubahan terutama dalam remaja. Era globalisasi dan modernisasi yang
berdampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan dan moral serta kepribadian
individu, tentunya akan membawa perubahan juga terhadap pola kehidupan remaja
atau generasi muda Indonesia sekarang ini.
Krisis
moral yang terjadi belakangan ini bahkan sangat memprihatikan bila melihat
kecanduan generasi muda terhadap penggunaan media yang semakin merajalela tanpa
memperdulikan manfaat atau nilai yang akan ditimbulkan dari konten berbagai
teknologi komunikasi massa tersebut. Moral atau perilaku generasi muda di
Indonesia mengalami perubahan akibat pengaruh negara asing yang dibawa ke
Indonesia. Itu semua langsung diserap tanpa berpikir atau menyortir perilaku
yang harus dilakukan oleh remaja di Indonesia. Akibatnya banyak terjadi
kasus-kasus perilaku menyimpang yang terjadi pada kalangan anak muda karena
hilangnya kesadaran moral dan rasa nasionalisme itu sendiri.
Kata Kunci:
Globalisasi, Modernisasi, Naionalisme.
Latar
Belakang
Sekarang ini masalah kecenderungan
umum untuk mengintegrasikan kehidupan masyarakat domestik/lokal ke dalam
masyarakat global di berbagai bidang. Dikarenakan Era Globalisasi berdampak
pada segala aspek, baik dari segi Pendidikan, Ekonomi, Sosial, ilmu pengetahuan
dan teknologi, bahkan akhlak suatu bangsa telah mengalami perubahan terutama
dalam remaja. Globalisasi adalah
suatu proses menjadikan suatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap
individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Menurut
asal katanya, kata “Globalisasi” diambil dari kata global yang maknanya ialah
universal.
Globalisasi
merupakan fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak dalam
masyarakat global dan merupakan bagian dari proses global itu sendiri.
Keberadaan kemajuan teknologi komunikasi dan pengetahuan tentunya menjadi jalan
mempercepat proses globalisasi seperti sekarang ini. Dalam globalisasi memiliki
pengaruh positif dan negatif dalam setiap aspek kehidupan manusia di dunia.
Selain itu, globalisasi menciptakan tantangan dan masalah baru yang harus
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
hidup. Sebagai istilah globalisasi sangat mudah diterima atau dikenal oleh
masyarakat di seluruh dunia.
Globalisasi
sendiri memberikan berbagai dampak bagi setiap kehidupan masyarakat Indonesia
terutama generasi muda yang menjadi pengguna atau penikmat teknologi informasi
dan komunikasi sekarang ini yang telah menjangkau secara global. Di era serba
modern, serba terbuka paham nasionalisme semakin terkikis oleh paham
globalisme. Kondisi tersebut hampir terjadi di semua negara didunia, bahkan
sumber daya alam Indonesia yang melimpah di eksploitasi oleh pihak asing,
dimana keuntungan lebih banyak dinikmati capital asing, secara tidak langsung
kita dijajah kembali oleh kekuatan asing. Globalisasi dan modernisasi yang
terjadi sekarang ini sangat mungkin mengubah atau mempengaruhi kehidupan
generasi muda Indonesia bahkan dalam kehidupan sehari-hari seperti budaya
berpakaian, gaya bahasa, gaya rambut, musik, bahkan hilangnya tata krama dan
nilai-nilai kesadaran akan pentingnya kemajuan dan kelestarian kekayaan budaya
Indonesia.
Era
globalisasi dan modernisasi yang berdampak besar terhadap berbagai aspek
kehidupan dan moral serta kepribadian individu, tentunya akan membawa perubahan
juga terhadap pola kehidupan remaja atau generasi muda Indonesia sekarang ini.
Krisis moral yang terjadi belakangan ini bahkan sangat memprihatikan bila
melihat kecanduan generasi muda terhadap penggunaan media yang semakin merajalela
tanpa memperdulikan manfaat atau nilai yang akan ditimbulkan dari konten
berbagai teknologi komunikasi massa tersebut. Moral atau perilaku generasi muda
di Indonesia mengalami perubahan akibat pengaruh negara asing yang dibawa ke
Indonesia. Itu semua langsung diserap tanpa berpikir atau menyortir perilaku
yang harus dilakukan oleh remaja di Indonesia.
Akibatnya banyak terjadi kasus-kasus perilaku
menyimpang yang terjadi pada kalangan anak muda karena hilangnya kesadaran
moral dan rasa nasionalisme itu sendiri. Penyimpangan yang biasa dilakukan
seperti, pembulian, seks bebas, narkoba, penipuan, individualistik,
konsumeristik, dan lain-lain. Kejadian tersebut sangat memprihatinkan bagi
masyarakat Indonesia karena generasi sekarang ini adalah generasi penerus
bangsa dan harus mencerminkan sikap dan perilaku serta rasa nasionalisme dalam
melakukan berbagai aktivitas saat dihadapkan dengan teknologi dan dunia global.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan artikel ini adalah sebagai pembelajaran dalam menambah pengetahuan
mengenai globalisasi dan modernisasi yang terjadi sekarang ini dan bagaimana
hal tersebut memengaruhi kehidupan, moral, bahkan mengikis rasa nasionalisme
generasi muda Indonesia. Meningkatkan kesadaran remaja untuk menjunjung tinggi
kebudayaan bangsa sendiri karena kebudayaan merupakan jati diri bangsa. Selain
itu, tulisan ini bertujuan untuk pemenuhan tugas kewarganegaraan dengan manfaat
menjadi generasi muda yang lebih cinta tanah air dan tetap memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam penulisan artikel ini yaitu:
1. Menganalisis
pengertian globalisasi, modernisasi, dan kaitannya dengan rasa nasionalisme
generasi muda Indonesia.
2. Bagaimana
globalisasi dan modernisasi mengurangi rasa nasionalisme generasi muda
Indonesia.
3. Bagaimana
mengatasi dampak negatif globalisasi dan modernisasi untuk tetap mempertahankan
jiwa nasionalisme generasi muda Indonesia.
PEMBAHASAN
Globalisasi dan Modernisasi Terhadap Rasa Nasionalisme
Generasi Muda
Istilah Globalisasi, pertama kali digunakan oleh
Theodore Levitt tahun 1985 yang menunjuk pada politik-ekonomi, khususnya
politik perdagangan bebas dan transaksi keuangan. Menurut sejarahnya, akar
munculnya globalisasi adalah revolusi elektronik dan disintegrasi negara-negara
komunis. Revolusi elektronik melipatgandakan akselerasi komunikasi,
transportasi, produksi, dan informasi. Sebenarnya globalisasi secara umum
digunakan sebagai cara singkat untuk menggambarkan penyebaran dan keterhubungan
produksi, komunikasi, dan teknologi di seluruh dunia. Penyebaran tersebut telah
melibatkan jalinan aktivitas ekonomi dan budaya. Globalisasi melibatkan difusi
ide, praktik, dan teknologi. Ini adalah sesuatu yang lebih dari
internasionalisasi dan universalisasi, yaitu termasuk sebagai 'intensifikasi
hubungan sosial di seluruh dunia yang menghubungkan lokalitas yang jauh
sedemikian rupa sehingga kejadian lokal dibentuk oleh peristiwa yang terjadi
bermil-mil jauhnya dan sebaliknya'. Ini melibatkan perubahan dalam cara kita
memahami geografi dan mengalami lokalitas. Selain menawarkan peluang, hal itu
membawa risiko besar yang terkait, misalnya, dengan perubahan teknologi,
Anthony Giddens (1990: 64).
Berbagai
teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini,
seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di
dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia. Semakin
berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga
memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Globalisasi dapat
menjadi kekuatan yang kuat untuk pengurangan kemiskinan. Banyak negara telah
melihat peningkatan kesejahteraan dan sistem pendidikan mereka sebagai
konsekuensi dari globalisasi. Liberalisasi perdagangan memaksa perusahaan untuk
menjadi lebih fleksibel dan kompetitif. Banyak yang menjadi semakin tergantung
pada tenaga kerja yang fleksibel dan murah, sering kali dipekerjakan secara
tidak teratur. Pengalihdayaan tugas pemrograman yang canggih dan pekerjaan
semi-terampil di pusat panggilan ke negara-negara berupah rendah mungkin
merupakan contoh paling terkenal dari pergeseran global kesempatan kerja bagi
kaum muda.
Globalisasi secara kasar didefinisikan sebagai sebuah
integrasi global ekonomi dan masyarakat yang banyak mempengaruhi aspek
kehidupan terutama generasi-generasi muda. Generasi ini memiliki hubungan dan
ketergantungan yang luas dengan dunia global baik dalam hal budaya maupun
ekonomi. Di satu sisi, mereka
paling fleksibel dan mungkin paling mampu beradaptasi dan memanfaatkan peluang
baru yang ditawarkan dunia yang
telah modern. Generasi ini secara postif merupakan generasi terdidik terbaik tentang teknologi informasi
baru; yang mendapat manfaat dari pertumbuhan ekonomi; banyak
bepergian ke seluruh dunia untuk bekerja, belajar, bertukar proyek dan liburan;
dan telepon dan Internet memungkinkan mereka untuk tetap berhubungan dengan
teman dan kerabat di luar negeri. Empat efek globalisasi pada kehidupan kaum
muda dibahas lebih rinci di bawah ini; distribusi kesempatan kerja, migrasi,
budaya dan konsumerisme kaum muda, serta kewarganegaraan dan aktivisme global.
Globalisasi dan modernisasi
menjadikan banyak perubahan dalam aktivitas bahkan tindakan dan perilaku
individu. Teori modernisasi berpikir industrialisasi dapat mendorong
pembangunan di negara-negara miskin. Ada sistem produksi alternatif untuk
Kapitalisme dengan sistem subsisten adalah di mana komunitas lokal menghasilkan
apa yang mereka butuhkan dan barang yang diproduksi untuk dijual dijaga agar
tetap minimum; dan Komunisme, di mana otoritas pusat memutuskan apa yang harus
diproduksi daripada permintaan dan keinginan konsumen untuk mendapatkan
keuntungan. (Kebutuhan mendorong produksi dalam Komunisme, keinginan atau
keinginan individu ('permintaan') dalam Kapitalisme). Teori modernisasi adalah
salah satu teori yang paling penting dalam konsep pembangunan. Teori
modernisasi percaya bahwa faktor internal adalah alasan untuk keterbelakangan
kondisi sehingga intervensi eksternal akan berguna untuk mendorong
pengembangan. Inilah sebabnya mengapa intervensi asing dari "modern"
negara-negara yang penting untuk membantu negara-negara “tradisional” untuk
menghasilkan perkembangan mereka.
Globalisasi dan modernisasi
mengajarkan bahwa proses pembangunan harus mempertimbangkan lokal pertimbangan
dalam konseptualisasinya dan hal ini merupakan dampak positif bagi suatu negara
untuk mengembangkan negaranya dan mengalami kemajuan dalam teknologi informasi
dan komunikasi. Namun sekarang ini dengan banyaknya pengaruh teknologi ini
mampu memberikan dampak negatif bagi suatu negara. Hal ini dapat kiita lihat
pada keadaan generasi muda Indonesia sekarang ini yang semakin terbuka dengan
dunia luar tanpa menghiraukan dampak yang akan ditimbulkan, sehingga melupakan
budaya-budaya lokal bahwan kepribadian, akhlak dan moral yang seharusnya
dilakukan.
Tentunya generasi muda sebagai
pemeran utama dalam pengunaan dan penguasaan teknologi serta generasi penerus
bangsa, harus mampu menyaring setiap informasi yang datang dari luar. Dalam hal
ini perlu ditegaskan bahwa rasa dan kesadaran nasionalisme perlu diperkuat bagi
generasi muda. Nasionalisme merupakan sebuah paham yang mana muncul tatkala
kita diharuskan untuk memilih pada diri kita akan status kebangsaan. Secara
umum nasionalisme muncul tatkala seseorang dihadapkan pada dua atau lebih
pilihan yang mengharuskannya memilih hal yang berkenaan dengan kewarganegaraan,
suatu kelompok, yang secara khayal ada keterikatan.
Warga
suatu bangsa harus memiliki identitas politik yang identitasnya ditanamkan
sejak kita lahir. Di Indonesia sendiri penggarapan konsep identitas politik
(political identity) diwujudkan dalam dia mengadakan peringatan terkait dengan
identitas nasional, misalnya, peringatan sumpah pemuda, 17 Agustus, upacara setiap
hari Senin, dan sebagainya. Hal tersebut menjadi upaya untuk menumbuhkan
kesadaran akan kemauan identitas politik dan upaya untuk menanamkan rasa
nasionalisme anak muda.
Nasionalisme
berakar dari sistem budaya suatu kelompok masyarakat yang saling tidak mengenal
satu sama lain. Kebersamaan mereka dalam gagasan mengenai suatu bangsa
dikonstruksikan melalui khayalan yang menjadi materi dasar nasionalisme.
Nasionalisme adalah paham yang mewadahi dan menjaga kedaulatan suatu bangsa
dengan menciptakan konsep identitas bersama bagi sekelompok orang. Nasionalisme
dalam negeri menunjukkan bahwa suatu bangsa memiliki identitas dan identitas
yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Nasionalisme melahirkan kesadaran melalui
anak bangsa untuk menjadi bangsa yang benar-benar merdeka. Harapan inilah yang
membentuk kesadaran masyarakat terhadap segala bentuk penjajahan, penindasan,
eksploitasi dan dominasi. Munculnya tuntutan seperti membangun bangsa yang
demokratis, sejahtera, adil, dan makmur meningkat kalangan masyarakat umum.
Nasionalisme
merupakan kunci utama dalam mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia untuk
menjadi bangsa yang berdaulat dan dihormati sepenuhnya. Dalam upaya menumbuhkan
semangat nasionalisme bagi generasi muda, pemerintah memiliki peran penting
dalam memberikan pemahaman dan motivasi kepada seluruh anak bangsa agar
semangat nasionalisme dan cinta tanah airnya (patriotisme) semakin kuat dan
tertanam dalam diri mereka. hati mereka yang terdalam. Salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah adalah melalui pendidikan. Semangat nasionalisme sangat
dibutuhkan dalam pembangunan pendidikan berbasis karakter dan mentalitas warga
negara, agar nilai-nilai yang menjadi landasan pembangunan nasional tetap
lestari dan menjadi modal sosial yang dapat memperkuat fondasi peradaban bangsa
di tengah proses globalisasi yang sedang berkecamuk. Kaitan yang mendukung
perubahan ras adalah perubahan watak dan mentalitas masyarakat, hal ini menjadi
landasan kokoh nilai-nilai kebangsaan.
Runtuhnya Rasa Nasionalisme Akibat Pengaruh Globalisasi Dan
Modernisasi
Keruntuhan
suatu bangsa ditandai dengan semakin runtuhnya tata nilai dan karakter suatu
bangsa, karakter dan mentalitas rakyat yang kokoh dari suatu bangsa tidak
terbentuk secara alami, melainkan melalui interaksi sosial yag dinamis dan
serangkaian program yang diarahkan oleh pemimpin bangsa. Faktor perkembangan
teknologi dan informasi komunikasi ini menjadi salah satu faktor yang kuat
hilangnya kesadaran generasi muda akan kekayaan dan kebudayaan negaranya
sendiri. Hilangnya sifat manusia dalam masyarakat seperti itu korupsi,
kekerasan, amoralitas, vandalisme, perkelahian kehidupan ekonomi yang masif,
konsumtif bahkan kehilangan nafsu makan nasionalisme bangsa. Masalah-masalah
ini menunjukkan bahwa Pendidikan tidak cukup dengan aspek pengetahuan saja.
Pengaruh
arus globalisasi yang semakin pesat telah meresap begitu cepat ke dalam
masyarakat, khas di kalangan orang muda. Pengaruh globalisasi telah membuat
banyak anak muda kita kehilangan kepribadian mereka sebagai orang Indonesia.
Ini dilakukan oleh khas yang muncul dalam kehidupan seharian anak muda hari
ini. Mulai dari cara banyak remaja kita yang berpakaian seperti selebriti yang
digunakan untuk budaya barat. Kaedah cara berpakaian jelas tidak sesuai dengan
budaya kita. Bahkan gaya rambut juga dicat dengan pelbagai warna. Tidak ramai
remaja sekarang ini yang dengan motivasi dalam dirinya untuk melestarikan
budaya negara dengan menggunakan pakaian yang sopan sesuai dengan keperibadian
bangsa.
Perkembangan
teknologi seperti internet banyak memberikan akses bagi siapa saja untuk
bergabung dan melakukan perbincangan secara online. Terutama bagi generasi muda
yang menjadikan teknologi dijadikan sebagai makanan sehri-hari. Hal ini akan
menjadi dampak positif karena mempermudah dan meningkatkan pengetahuan
masyarakat. Namun akhir-akhir ini banyak
kasus yang menggambarkan hilangnya kepedulian generasi muda akan
kewarganegaraannya dan berpotensi dalam runtuhnya kesadaran nasionalisme dengan
sikap-sikap yang tidak wajar. Misalnya dengan membuka situs porno, bahkan
sampai rawan penipuan, tidak hanya internet, ada lagi yang wajib dipegang lagi
yaitu handphone, apalagi sekarang handphone sudah mulai bermunculan High
Technology. Mereka sebenarnya bersaing untuk memilikinya, namun apabila
berbicara mengenai alat musik budaya, pakaian adat, dan lainnya generasi muda
sekarang ini belum tentu dapat mengetahuinya. Ini kalau dilihat dari sisi
sosial, tidak ada kepedulian terhadap masyarakat karena mereka lebih suka sibuk
menggunakan ponsel dan menikmati konten yang berasal dari luar negeri akibat
globalisasi dan modernisasi.
Runtuhnya
rasa nasionalisme juga terlihat dari banyaknya anak muda yang mengalami
penurunan dalam kualitas sikap dan perilakunya yang tidak mencerminkan karakter
generasi bangsa Indonesia dengan tidak tahu sopan santun dan cenderung tidak
peduli dengan lingkungan sekitarnya. Baik dalam pergaulanya, isu-isu mengenai
negaranya, mengeluarkan konten media sosial yang tidak bemutu dengan bahasa
gaul yang cenderung lebih kasar. Karena globalisasi meliputi kebebasan dan
keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati. Jika pengaruh di atas
dibiarkan, moral generasi bangsa menjadi rusak, tindakan anarkis muncul di
kalangan kelompok muda. Hubungan dengan nilai identitas akan berkurang karena
tidak ada cinta terhadap budaya nasional mereka sendiri dan kepedulian terhadap
masyarakat. padahal Generasi muda adalah penerus masa depan negara. Apa
akibatnya jika penggantinya bangsa ini tidak memiliki identitas.
Globalisasi
memiliki banyak konsekuensi bagi budaya anak muda. Peningkatan aliran media
telah mengakibatkan konsumerisme global. Melalui televisi, video musik dan
film, konten produksi Amerika dan Eropa semakin mendominasi hiburan di seluruh
dunia. Kaum muda cenderung mengadopsi dan menafsirkan produk global dalam
konteks budaya dan pengalaman lokal mereka sendiri, sehingga menciptakan bentuk
budaya hibrida baru yang maknanya berbeda dengan keadaan lokal dan nasional.
Banyak pemuda di negara berkembang, serta pemuda yang terpinggirkan di dunia
industri, tidak dapat memenuhi harapan mereka akan kesejahteraan materi. Hal
ini dapat mengakibatkan keterasingan dan frustrasi dan, berpotensi, dalam
kejahatan dan perselisihan sosial.
Mengenai
pengaruh yang ada pada tata bahasa anak muda hari ini, Bahasa Indonesia, yang
dulunya dipandang tinggi, kini tampaknya tidak penting untuk generasi muda
sekarang, karena selain itu mereka selalu mengikuti prosedur bercakap di tempat
mereka tinggal, mereka juga terlalu jauh mengikuti era pemodenan yang kini berlaku
begitu pantas dan dicampuradukkan oleh budaya barat sehingga mereka tidak boleh
dijadikan contoh dan berlaku dalam kehidupan seharian, kerana semua itu jelas
remaja sekarang mudah diprovokasi dan dipengaruhi oleh arus pemodenan yang
begitu pesat berkembang dalam masyarakat remaja masa kini. Sebagai seorang
remaja yang mengetahui dan memahami pesatnya arus pemodenan yang berkembang,
seharusnya lebih mampu memahami dan dapat mengawal diri mereka agar mereka
tidak terlalu jauh ke arah pemodenan yang berlaku sekarang. Perkataan yang
berasal dari negara asing adalah seperti perkataan Inggris lebih kerap
digunakan dalam interaksi harian mereka memang perlu dan layak untuk dikaji,
namun belum boleh dipelajari dan diterapkan berinteraksi setiap hari, jika itu
berlaku maka untuk apa bangsa Indonesia mempunyai bahasa perpaduan dan kesatuan
yang mesti ditegakkan oleh semua.
Warga
negara Indonesia pada umumnya dan remaja khususnya jika remaja sekarang lebih
gemar bahasa yang mengikuti trend pemodenan. Dari masalah ini semua yang
mendasari adalah arus globalisasi yang tidak dapat dibendung lagi. Arus
globalisasi begitu cepat menembusi masyarakat terutama di kalangan golongan
muda. Kesan globalisasi terhadap orang muda sama kuatnya. Kesan globalisasi
menjadikan banyak anak muda kita kehilangan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia. Ini ditunjukkan oleh gejala yang muncul dalam kehidupan seharian.
Dari cara anda berpakaian kebanyakan remaja kita yang berpakaian seperti
selebriti cenderung mengarah pada budaya Barat. Mereka menggunakan bahan
pakaian yang minimum menunjukkan bahagian badan yang tidak boleh dilihat.
Walaupun cara pakaian seperti itu jelas tidak sesuai dengan budaya kita.
Selain
dari pada itu tidak ketinggalan gaya rambut mereka yang dicat dengan pelbagai
warna. Pendek kata lebih ramai orang seperti jika ia berlaku kepada orang lain
dengan menutup identitas mereka. Tidak banyak remaja yang ingin memelihara
budaya bangsa dengan memakai pakaian yang sopan sesuai dengan keperibadian
bangsa. Dilihat dari sikap itu, banyak juga generasi sekarang yang tingkah
lakunya tidak sopan dan cenderung tidak peduli dengan tidak peduli terhadap
lingkungan.
Hal
ini kemungkinan disebabkan oleh globalisasi yang merangkumi kebebasan dan
keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati. Contoh nyata wujudnya geng
motor anak muda yang melakukan keganasan yang mengganggu kedamaian dan
pandangan masyarakat. Sehingga pengaruh globalisasi di satu sisi ternyata
membawa dampak negatif yang negatif untuk budaya Indonesia. Norma ditemukan di
Budaya Indonesia perlahan mulai memudar. serangan konstan teknologi dengan
nilai instrinsik yang diterapkan di dalamnya, telah menimbulkan masalah tentang
globalisasi dan pada akhirnya menciptakan nilai-nilai baru tentang kesatuan
dunia.
Mengatasi Dampak Negatif Globalisasi Dan Modernisasi Untuk Tetap Mempertahankan Jiwa Nasionalisme Generasi Muda Indonesia.
Generasi
muda di seluruh dunia menunjukkan keprihatinan tentang konsekuensi negatif dari
globalisasi, seperti distribusi kekayaan yang tidak merata dan degradasi
lingkungan. Gerakan anti-globalisasi telah berkembang di seluruh dunia dan
terdiri dari kelompok heterogen organisasi non-pemerintah, kelompok mahasiswa,
organisasi politik dan aktivis hak-hak sipil. Gerakan ini memperjuangkan
berbagai isu seperti keadilan global, perdagangan yang adil, penghapusan utang,
dan pembangunan berkelanjutan. Hasil yang luar biasa telah dicapai dalam dua
dekade terakhir, termasuk dalam pengakuan hak-hak universal dasar dan dalam
pencegahan ancaman global. Terlepas dari kehadiran banyak pemuda yang aktif di
arena internasional, dapat dikatakan bahwa lanskap beragam isu, pendapat,
minat, dan kepercayaan di antara kaum muda menghambat munculnya suara persatuan
yang kuat dari kaum muda dan gerakan pemuda dan mahasiswa global.
Untuk mengatasi beberapa kekhawatiran terkait
migrasi pemuda, generasi muda sekarang perlu memiliki alternatif yang layak
untuk tetap tinggal di negara mereka. Ini berarti mengatasi akar penyebab
seperti kemiskinan, dan dengan melakukan itu, berusaha untuk memperbaiki
ketidaksetaraan antara negara kaya dan miskin. Hal ini juga mensyaratkan bahwa
kaum muda diberikan, melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan, dengan
pengetahuan dan kepercayaan diri untuk menjadikannya pribadi yang bertanggung
jawab dan sadar akan bela negara untuk kepentingan bersama.
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan
seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan
dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung
utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat
sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat
tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat
kita hindari kehadirannya.
Terdapat Pengaruh Positif
Globalisasi terhadap Nilai-
nilai Nasionalisme
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan
dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian
dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis
tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif
tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar
internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara.
Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang
menunjang kehidupan nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola
berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari
bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada
akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap
bangsa.
Oleh karena
itu, diperlukan tindakan untuk mengharapkan dampak negatif globalisasi terhadap
nilai-nilai nasionalisme. Langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif
globalisasi terhadap nilai nasionalisme, antara lain:
·
Menumbuhkan
semangat nasionalisme yang kuat, seperti semangat cinta kasih produk lokal.
·
Menanamkan
dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya
·
Membudayakan
dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya.
·
Mewujudkan
supremasi hukum, melaksanakan dan menegakkan hukum dalam arti jujur dan adil.
·
Selektif
terhadap pengaruh globalisasi dalam bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya.
Dengan langkah penantian ini, semoga menangkis pengaruh globalisasi yang dapat
mengubah nilai nasionalisme menuju bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan
kepribadian bangsa dan negara.
Upaya Menumbuhkan Semangat Kebangsaan Generasi Muda
Bangsa
Rasa bangga yang semakin berkurang bagi negara dalam
beberapa tahun terakhir, sebenarnya dapat dipicu oleh maraknya pengunaan teknologi
komunikasi di era globalisasi ini tanpaadanya rasa tanggung jawab dan
pengendalian. Namun selain itu, dipicu juga oleh konsolidasi sentimen daerah
dan semangat primordialisme pasca-krisis. Sikap tersebut sedikit banyak
disebabkan oleh rasa frustasi anggota dan kelompok masyarakat yang saling
menyetujui (kontrak sosial) mengandung nilai-nilai seperti keadilan dan
kemanusiaan dan musyawarah seringkali adil menjadi wacana belaka. Bukan hal
yang aneh untuk semangat persatuan dan kebersamaan telah menurun selama
beberapa dekade terakhir. Upaya menumbuhkan semangat nasionalisme pada generasi
muda negeri ini bukanlah bukan hanya tanggung jawab pemerintah sebagai
penyelenggara negara tetapi juga kebutuhan peran aktif masyarakat.
· Peran Keluarga:
a. Berikan contoh cinta dan hormat yang dapat
diteladani misalnya dengan menunjukkan para pahlawan pendahulu yang merebut
kemerdekaan.
b. Memberikan pengawasan yang komprehensif kepada
anak-anak di lingkungannya dan memastikan anak-anak tumbuh di lingkungan yang
baik.
c. Selalu gunakan produk dalam negeri dan merasa
bangga dalam menggunakannya.
· Peran Pendidikan:
a.
Memberikan
pelajaran tentang Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan juga membela negara.
b. Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati
jasa para pahlawan dengan mengadakan upacara setiap hari senin dengan penuh
khitmad.
c. Memberikan pendidikan moral, agar generasi muda
tidak mudah menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional.
Dengan cara ini diharapkan anak muda tidak mudah terombang-ambing dengan
berbagai hal yang bisa terjadi menghancurkan negara.
· Peran pemerintah:
a.
Mendorong
berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme seperti
seminar dan pameran budaya.
b.
Menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan dengan semangat akan warisan Indonesia seperti penggunaan
batik yang akan meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.
c.
Siap
mendengarkan dan memperhatikan aspirasi suara generasi Indonesia dan
memfasilitasi dengan sarana dan prasarana yang mendukung untuk menciptakan generasi
penerus bangsa yang kreatif dan bermartabat.
PENUTUP
Kesimpulan
Era
globalisasi dan modernisasi yang berdampak besar terhadap berbagai aspek
kehidupan dan moral serta kepribadian individu, tentunya akan membawa perubahan
juga terhadap pola kehidupan remaja atau generasi muda Indonesia sekarang ini.
Krisis moral yang terjadi belakangan ini bahkan sangat memprihatikan bila
melihat kecanduan generasi muda terhadap penggunaan media yang semakin
merajalela tanpa memperdulikan manfaat atau nilai yang akan ditimbulkan dari
konten berbagai teknologi komunikasi massa tersebut. Moral atau perilaku
generasi muda di Indonesia mengalami perubahan akibat pengaruh negara asing
yang dibawa ke Indonesia.
Oleh sebab itu,
hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian negara untuk tetap menjaga generasi
muda Indonesia dapat menjaga dan melestarikan kekayaan budaya sendiri dengan
adanya kesadaran akan rasa nasionalisme yang tinggi dan dibarengi sikap moral
sesuai dengan Pancasila dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Sebenarnya dampak dari perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang semakin pesat ini dapat memberi nilai positif bagi kemajuan
generasi muda apabila dilakukan pendampingan dan pendidikan yang baik dan
mendukung kreatvitas yang miliki generasi muda sekarang ini.
Isjoni.
2006. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan. Jakarta: Buku Obor
Hendrastomo, G. (2007). Nasionalisme
vs Globalisasi ‘Hilangnya’ Semangat Kebangsaan dalam Peradaban Modern. Dimensia,
Hal. 5-7.
Muthmainah, L. (2007). Globalisasi
Dari Perspektif Kritis. Jurnal Filsafat, Hal. 63-66.
Dyah Satya Yoga Agustin. (2011). Penurunan Rasa Cinta Budaya dan Nasionalisme
Generasi Muda Akibat Globalisasi. Jurnal Sosial Humaniora, Hal. 179-184.
Setyaningsih.
(2016). Dampak Globalisasi Terhadap Moral Generasi Muda.
Jurnal penelitian, Hal. 3-6.
Supardan, D. D. (2007). Tantangan
Nasionalisme Indonesia Dalam Era Globalisasi. Universitas Pendidikan
Indonesia. Hal. 46-59.
14_ indah
ReplyDeleteartikel ini menjelaskan tentang Pengaruh Globalisasi Terhadap Kesadaran Nasionalisme Generasi Muda Indonesia. saya sebagai generasi muda sangat sadar akan pengaruh globalisasi namun saya tidak terpengaruh akan hal itu. artikel ini menambah pengetahuan saya tentang Pengaruh Globalisasi Terhadap Kesadaran Nasionalisme Generasi Muda Indonesia dan juga bisa mungkin menyadarkan ke semua generasi muda yang terpengaruh oleh hal itu.
02_sheva
ReplyDeleteartikel ini sudah baik dan bagus, isi dari artikel sudah lengkap dan detail