PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN
Muhammad Agi Bahrul Faiz
(agibahruull69@gmail.com)
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
Globalisasi adalah
suatu proses tatanan
masyarakat yang mendunia
dan tidak
mengenal batas wilayah.
Globalisasi pada hakikatnya adalah
suatu proses dari
gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan
untuk diikuti oleh bangsa lain
yang
akhirnya sampai pada suatu
titik kesepakatan bersama
dan menjadi pedoman bersama
bagi bangsa-bangsa
di seluruh dunia
(Edison A. Jamli,
2005). Proses globalisasi
berlangsung melalui
dua dimensi, yaitu
dimensi ruang dan
waktu. Globalisasi
berlangsung di semua
bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan
terutama pada bidang pendidikan. Teknologi
informasi dan komunikasi adalah faktor
pendukung utama dalam
globalisasi. Dewasa ini, teknologi
informasi dan komunikasi
berkembang pesat dengan
berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh
dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat
dihindari kehadirannya, terutama dalam
bidang pendidikan
Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang
disertai dengan semakin
kencangnya arus
globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan.
Banyak sekolah
di indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai
melakukan
globalisasi dalam sistem
pendidikan internal sekolah.
Hal ini terlihat pada sekolah
–
sekolah yang
dikenal dengan billingual
school, dengan diterapkannya bahasa
asing
seperti bahasa Inggris
dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah. Selain itu
bebagai jenjang
pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas internasional. Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab
kebutuhan pasar akan tenaga
kerja berkualitas yang
semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan
diterapkannya perdagangan bebas, misalnya
dalam lingkup negara-negara
ASEAN, mau tidak mau
dunia pendidikan di negeri sendiri.
Persaingan untuk menciptakan
negara yang kuat terutama
di bidang ekonomi, sehingga dapat
masuk dalam jajaran
raksasa ekonomi dunia
tentu saja sangat membutuhkan kombinasi
antara kemampuan otak
yang mumpuni disertai
dengan keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah
globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain
itu hendaknya peningkatan
kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia
saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat Indonesia
yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk
dapat menikmati pendidikan
dengan kualitas yang
baik tadi tentu
saja memerlukan biaya yang cukup
besar. Tentu saja hal ini menjadi salah satu penyebab globalisasi pendidikan belum
dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Sebagai contoh untuk dapat menikmati program kelas
Internasional di perguruan tinggi terkemuka di tanah air diperlukan dana
lebih dari 50 juta.
B. Rumusan Masalah
Secara umum, rumusan masalah pada makalah
“Dampak Globalisasi Terhadap
Pendidikan” ini dapat
dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut.
1. Apa dampak dari globalisasi untuk dunia pendidikan?
2. Penyebab buruknya pendidikan di era
globalisasi?
3. Cara penyesuain pendidikan di Indonesia
pada era globalisasi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari
pembuatan karya ilmih adalah sebagai berikut:
1.
Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam
mata
kuliah. Selain itu, bagi diri kami pribadi ini juga diharapkan bisa
digunakan untuk
menambah pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa.
2.
Untuk membahas dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan dan menambah
ilmu pengetahuan mengenai globalisasi.
3.
Diharapkan masyarakat bisa
lebih memahami tentang
arti penting globalisasi sehingga dampak negatif yang
berimbas bisa leih diperkecil. Dan juga diharapkan
agar realisasi kegiatan positif terhadap adanya pendidikan semakin lebih
baik.
PEMBAHASAN
A.
Pengaruh
Globalisasi terhadap dunia Pendidikan
Perkembangan dunia
pendidikan di Indonesia
tidak dapat dilepaskan
dari pengaruh perkembangan
globalisasi, di mana
ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang pesat.
Era pasar bebas juga
merupakan tantangan bagi dunia pendidikan
Indonesia, karena
terbuka peluang lembaga
pendidikan dan tenaga pendidik
dari mancanegara masuk
ke Indonesia. Untuk
menghadapi pasar global maka
kebijakan pendidikan nasional
harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan
memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta
memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat Untuk mendapatkan pendidikan.
Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang
dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan Dampak positif
dan negatif dari dari pengaruh globalisasi dalam pendidikan dijelaskan dalam poin-poin
berikut:
1.
Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia
pendidikan Indonesia (Pengajaran Interaktif Multimedia)
Kemajuan teknologi akibat
pesatnya arus globalisasi,
merubah pola pengajaran pada
dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran
yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Apabila dulu, guru menulis dengan
sebatang kapur, sesekali
membuat gambar sederhana
atau menggunakan suara-suara dan
sarana sederhana lainnya untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada computer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar
hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi. Dalam fenomena
balon atau pegas,
dapat terlihat bahwa
daya itu dapat mengubah bentuk
sebuah objek. Dulu, ketika seorang
guru berbicara tentang bagaimana daya dapat
mengubah bentuk sebuah objek
tanpa bantuan multimedia, para siswa
mungkin tidak langsung
menangkapnya. Sang guru
tentu akan menjelaskan dengan
contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975)
dalam Arsyad (2005)
yang membaca kembali
hasil-hasil penelitian
tentang belajar melalui
stimulus kata, visual
dan verbal menyimpulkan
bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk
tugas-tugas seperti mengingat,
mengenali, mengingat kembali,
dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.
2.
Dampak Negatif Globalisasi terhadap Dunia
Pendidikan Indonesia
a.
Komersial Pendidikan
Era globalisasi
mengancam kemurnian dalam
pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan
tujuan utama sebagai
media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah
tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah
dunia pendidikan dalam
bukunya “Masa Depan
Sempurna” bahwa tibanya perusahaan
pendidikan menandai pendekatan
kembali ke masa depan. Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala
Victoria yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens.
Perusahaan-perusahaan ini harus
membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga
pemegang saham.(John Micklethwait, 2007:166).
b.
Bahaya Dunia Maya
Dunia maya selain
sebagai sarana untuk
mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak
negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam
materi yang berpengaruh
negative bertebaran di
internet. Misalnya: pornografi,
kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat
pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah
diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang
seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet.
Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang
siswi SMA di
Jawa Timur pergi
meninggalkan sekolah demi menemui
seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini
sangat berbahaya pada proses belajar mengajar.
c.
Ketergantungan
Mesin-mesin
penggerak globalisasi seperti
computerdan internet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan
tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.
B. Keadaaan Buruk
Pendidikan di Indonesia
1.
Paradigma Pendidikan Nasional yang Sekular-Materialistik
Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di
Indonesia saat ini adalah sistem pendidikan
yang sekular-materialstik. Hal ini dapat
terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI tentang
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan bagian
kesatu (umum) pasal
15 yang berbunyi
: Jenis pendidikan
mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi,
kagamaan, dan khusus dari pasal ini tampak
jelas adanya dikotomi
pendidikan, yaitu pendidikan
agama dan pendidikan umum. Sistem
pendidikan dikotomis semacam ini
terbukti telah gagal melahirkan
manusia yang sholeh yang berkepribadian sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan
melalui penguasaan sains
dan teknologi secara kelembagaan,
sekularisasi pendidikan tampak
pada pendidikan agama
melalui madrasah, institusi agama, dan
pesantren yang dikelola oleh
Departemen Agama; sementara pendidikan
umum melalui sekolah
dasar, sekolah menengah,
kejurusan serta perguruan tinggi
umum dikelola oleh Departemen
Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa
pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (iptek) dilakukan oleh Depdiknas
dan dipandang sebagai
tidak berhubungan dengan
agama. Pembentukan karakter siswa
yang merupakan bagian
terpenting dari proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar salah satu aspek
yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan seluruh aspek.
Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang yang
menguasai sains-teknologi melalui
pendidikan umum yang diikutinya.
Akan tetapi, pendidikan semacam itu
terbukti gagal membentuk
kepribadian peserta didik
dan penguasaan ilmu agama.
Banyak lulusan pendidikan
umum yang ‘buta
agama’ dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya,
mereka yang belajar di lingkungan
pendidikan agama memang menguasai
ilmu agama dan kepribadiannya pun bagus, tetapi buta dari segi
sains dan teknologi.
Sehingga, sektor-sektor modern
diisi orang-orang awam. Sedang
yang mengerti agama membuat dunianya sendiri, karena tidak mampu terjun ke
sektor modern.
2.
Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan
bermutu itu mahal,
itulah kalimat yang
sering terlontar di kalangan masyarakat. Mereka menganggap
begitu mahalnya biaya untuk mengenyam pendidikan yang
bermutu. Mahalnya biaya
pendidikan dari Taman
Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan
Tinggi membuat masyarakat
miskin memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Makin mahalnya
biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), dimana di
Indonesia dimaknai sebagai
upaya untuk melakukan
mobilisasi dana. Karena itu,
komite sekolah yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur
pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas.
Hasilnya, setelah komite sekolah terbentuk, segala pungutan disodorkan kepada
wali murid sesuai keputusan
komite sekolah. Namun
dalam penggunaan dana,
tidak transparan. Karena komite sekolah adalah orang-orang dekat kepada
sekolah.
Kondisi
ini akan lebih buruk
dengan adanya RUU tentang
Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari
milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan
politis amat besar. Dengan perubahan status
itu pemerintah secara mudah dapat melempar tanggung jawabnya atas
pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas
Mencermati konteks pendidikan dalam praktik
seperti itu, tujuan pendidikan menjadi bergeser. Awalnya, pendidikan adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan tidak
membeda-bedakan kelas sosial.
Pendidikan adalah untuk
semua. Namun, pendidikan kemudian
menjadi perdagangan bebas (free trade).
Tesis akhirnya, bila sekolah selalu mengadakan
drama tahun ajaran masuk sekolah dengan
bentuk pendidikan diskriminatif
sedemikian itu, pendidikan justru tidak bisa mencerdaskan bangsa. Ia
diperalat untuk mengeruk habis uang rakyat demi kepentingan pribadi maupun
golongan.
C. Penyesuaian Pendidikan
Indonesia di Era Globalisasi
Dari beberapa takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap
menghadapi globalisasi. Belum siap tidak
berarti bangsa kita akan
hanyut begitu saja dalam arus global tersebut. Kita harus menyadari bahwa Indonesia masih dalam masa transisi dan memiliki potensi yang sangat besar untuk
memainkan peran dalam globalisasi khususnya pada konteks
regional. Inilah salah
satu tantangan dunia
pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM
yang kompetitif dan
tangguh. Kedua, dunia
pendidikan kita menghadapi banyak
kendala dan tantangan.
Namun dari uraian
di atas, kita
optimis bahwa masih ada peluang.
Ketiga, alternatif yang
ditawarkan di sini adalah penguatan fungsi keluarga
dalam pendidikan anak
dengan penekanan pada
pendidikan informal sebagai
bagian dari pendidikan formal
anak di sekolah. Kesadaran yang tumbuh bahwa keluarga memainkan peranan yang
sangat penting dalam pendidikan anak akan membuat kita lebih hati-hati untuk
tidak mudah melemparkan kesalahan dunia pendidikan nasional kepada otoritas dan sektor-sektor
lain dalam masyarakat, karena mendidik itu ternyata tidak mudah dan harus lintas sektoral. Semakin besar
kuantitas individu dan keluarga
yang menyadari urgensi peranan keluarga ini,
kemudian mereka membentuk
jaringan yang lebih
luas untuk membangun sinergi,
maka semakin cepat
tumbuhnya kesadaran kompetitif
di tengah-tengah bangsa kita sehingga mampu bersaing di atas gelombang
globalisasi ini.
Yang dibutuhkan
Indonesia sekarang ini
adalah visioning (pandangan), repositioning strategy
(strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan
pernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas,
tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan
yang kuat untuk mencapai itu, tahun 2020 bukan tidak mungkin Indonesia juga
bisa bangkit kembali menjadi bangsa
yang lebih bermartabat dan
jaya sebagai pemenang
dalam globalisasi.
PENUTUP
KESIMPULAN
Globalisasi adalah
suatu proses tatanan
masyarakat yang mendunia
dan tidak mengenal batas wilayah.
Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses
dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh
bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan
menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia
DAFTAR PUSTAKA
Asri B. 2008.
Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Faizah, F. 2009.
Dampak Globalisasi Terhadap
Dunia Pendidikan, (Online),
(http://www.blogger.com/profile/14458280955885383127),
Munir. 2010. Pendidikan
Karakter. Yogyakarta: PT
Pustaka Insan Maqdani,
Anggota IKPI
Surya, M. 2002. Dasar-dasar Kependidikan di SD. Pusat
penerbitan Universitas
Terbuka.
Suryabrata, S. 2010. Psikologi Kepribadian.
Jakarta: Rajawali Pers.
Januar, I. 2006.
Globalisasi pendidikan dI
indonesia, (Online),
(www.friendster.com/group/tabmain.php?statpos=mygroup&gid=340151),
34_Tasya
ReplyDeleteArtikel ini sudah bagus isinya, tetapi penulisan pada latar belakang masih berantakan sehingga pembaca bingung dalam membaca artikel ini.
02_sheva
ReplyDeleteisi dari artikel ii sudah baik dan lengkap